PENDAHULUAN
Mikroorganisme adalah makhluk
yang mempunyai ukuran sel sangat kecil,
setiap selnya hanya dapat dilihat dengan
pertolongan
mikroskop
(Sukarminah,
2010).
Mikroorganisme
dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu
substrat yang disebut medium.Medium
perbenihan adalah media nutrisi yang
disiapkan untuk menumbuhkan bakteri di
dalam
skala
laboratorium.
Media
perbenihan yang baik harus dapat
menyediakan dan menjadi sumber energi
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
dengan mengandung berbagai senyawa
seperti karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, dan
dapat
tumbuh
menjadi
koloni.
Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, yakni :
Goresan seperti huruf
T
Goresan kuadran
Goresan Radian
Goresan Sinambung
b. Metode Tuang (Pour plate)
Isolasi menggunakan
media cair dengan cara
pengenceran
untuk
penurunan
jumlah
mikroorganisme
sehingga
pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam
tabung.
c. Metode Tusuk
Metode
Tusuk
ini
yaitu
dengan
cara
meneteskan
atau
menusukan ujung jarum ose
yang didalamnya terdapat
inokolum,
kemudian
dimasukkan
ke
dalam
media. Metode Tusuk ini
termasuk kedalam media
agar tegak dan media cair.
d. Metode
Sebar
(Spread
plate)
Pemipetan
(pipetting method) dan cara
hapus
(swab
method).
Sebelum diinokulasi, sumber
mikroba diencerkan terlebih
dahulu agar populasinya
tidak terlalu padat sehingga
akan
mudah
untuk
mengidentifikasinya.
Setelah diinokulasi, mikroba
yang diinokulasi dengan
benar akan tumbuh baik
(Suriawiria, 2005).
Bakteri dalam susu dapat berasal
dari sapi itu sendiri atau dari luar. Adanya
aktivitas bakteri dalam susu maka akan
menyebabkan perubahan rasa, warna
termasuk aroma atau off flavor (Rahayu
dkk, 2012).
METODOLOGI
Bahan dan Alat
Pemeliharaan
kultur
pada
praktikum ini menggunakan metode tuang,
gores, tusuk dan metode sebar. Peralatan
yang digunakan yaitu, bulb pipet, bunsen,
cawan petri, inkubator, jarum ose, pipet
ukur, rak tabung reaksi, sumbat kapas dan
tabung reaksi.
Bahan yang digunakan adalah
Alkohol 95%, susu segar, media EMB
(Eosine Methylene Broth), NA (Nutrient
Agar), NB (Nutrient Broth), dan NaC Fis
0,85%.
Pemeliharan Kultur Mikroorganisme
a. Pengenceran
Penyiapan
sampel,
pemasukan 9 mL NaCl fis 0,85%
ke dalam empat tabung reaksi.
Pengambilan 1 mL sampel ke
dalam tabung reaksi pertama
sebagai
pengenceran
10-1.
Pemimpetan 1 mL sampel dari
pengenceran 10-1 ke dalam tabung
reaksi sebagai pengenceran 10-2,
sampai pada pengenceran 10-4.
Penuangan
1
mL
sampel
pengenceran 10-3 dan 10-4 ke dalam
cawan
petri
yang
berbeda.
Penuangan media NA secukupnya.
b. Metode Gores
Pemanasan ose di atas
bunsen, kemudian dicelupkan ke
dalam sampel dengan pengenceran
10-1. Penggoresan ose diatas media
EMB yang sudah beku dalam
cawan petri.
c. Pemeliharaan Kultur Cair
Pemanasan ose di atas
bunsen. Penuangan media NB ke
dalam tabung reaksi. Pencelupkan
ose ke dalam sampel dengan
pengenceran 10-1. Pencelupan ose
ke dalam tabung reaksi.
d. Pemeliharaan Kultur Padat
Pemanasan ose di atas
bunsen. Penuangan media NA pada
tabung reaksi secara tegak.
Pencelupan ose ke dalam agar
tegak. Pemanasan ose di atas
Agar
Miring
+
+
Tidak
tersedia
10
plat agar
NA dengan bentuk
tumbuhnya zig-zag sesuai dengan
awal
mula
dibiakan
dengan
metode
gores
zig-zag,
dan
medianya berwarna lebih tua dari
sebelum diinkubator. Sedangkan di
tabung reaksi pada media agar
tegak,
S.aureus
dengan
menggunakan
metode
tusuk
terlihat bakteri tumbuh sesuai
dengan posisi awal pada saat
ditusuk, warna media pun menjadi
kuning keruh.
Metode
gores
dilakukan
pada media EMB yang sudah beku.
Terdapat tiga cara metode gores
yaitu langsung, kuadran dan
radian. Perbedaan cara menggores