I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Isolasi
bakteri
merupakan
suatu
cara
untuk
memisahkan
atau
teknikteknik
pembuatan
biakan
murni,
sehingga
mampu
BAB II
II. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap mikroorganisme tidak terbatas jumlahnya, ada yang ratusan bahkan
ribuan yang bisa dihitung dengan metodeisolasi. Persyaratan untuk isolasi dan
kulturasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan
organisme inangnya. Contoh fage coli yang diumpai p dalam pencernaan pada
saat isolasi dari limbah atau pupuk kendang. Hal ini dilakukan dengan sentrifuge
atau filtrasi bahan sumbernya dan penambhaan kloroform untuk membunuh selsel bakteri (Adams,2000).
Biakan agar miring dan agar tegak dapat dilakukan dengan cara
menggoreskan secara zig-zag. Untuk mendapati permukaan agar miring
digunakan jarum ose yang pada bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini dilakukan
pada agar tegak untuk memanilisir pertumbuhan mikroba dalam keadan
kekurangan oksigen. Usaha mencegah masuknya mikroba yang tidak diinginkan
menggunakan proses penanaman lapangan biakan pada agar tabung (Rusimin,
2003).
Indonesia yang terletak di daerah tropis yang merupakan sumber
biodervisitas
yang
luas,
termasuk
mikroba
yang
merugikan
maupun
BAB III
III. METODOLOGI PERCOBAAN
I.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada hari selasa, pada jam (10.00-11.45) di
laboratorium Mikrobiologi Industri Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala.
I.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ose, bunsen,
specimen. Sedangkan bahannya adalah petridish yang telah berisi media.
I.3 Cara Kerja
1. Teknik goresan T pada lempengan agar
Sebelum mengambil biakan ose dipijarkan pada bunsen, ambil
biakan/specimen lalu buat goresan pada daerah goresan pertama. Goreskan
sepadat mungkin. Setelah menggores pada daerah I, ose dipijarkan lagi, lalu gores
pada daerah II dengan goresan yang lebih renggang dan posisinya kira-kira 45C
dari goresan sebelumnya. 2-3 goresan pertama harus dikenakan pada daerah
goresan I, buat goresan yang masuk jauh ke daerah goresan I. Posisi mata ose
harus datar menempel pada agar, mata ose jangan tegak lurus dengan agar. Ose
dipijarkan kembali, lalu gores daerah III, dengan goresan yang renggang, 2-3
goresan pertama harus dikenakan pada daerah goresan II, buat goresan yang
masuk jauh ke daerah goresan II.
2. Agar Miring
Pertumbuhan mikroba dapat juga dilakukan dengan pada media agar
miring. Seperti pada media lainnya, sebelum pengambilan koloni ose harus
dipijarkan terlebih dahulu, lalu disentuhkan ose steril pada koloni tunggal atau
koloni yang terpisah dari lempengan agar. Inokulasi agar miring dengan membuat
goresan seperti yang terlihat pada gambar. Untuk mengamati pertumbuhan bakteri
agar miring inokulasi dibuat dengan menggores permukaan agar dengan satu garis
lurus yang tidak terputus.
3. Media Cair
Dipijarkan ose lalu ambil satu koloni dari biakan bakteri yang ada. Buat
goresan sedikit demi sedikit pada dinding tabung medium dengan cair (nutrient
broth). Dihomogenkan tabung biakan dengan hati-hati agar suspensi bakteri dapat
bercampur dengan seluruh medium cair tersebut.
A. Quadrant steak methode
Digoreskan suspensi bakteri pada sebahagian kecil dari tepi lempeng agar
dengan ose. Disterilkan ose yang telah dipijarkan dan dinginkan sebentar.
Dibuatlah lima atau enam goresan dari bagian 1 ke bagian 2, ditepi lempeng agar.
Ose dipanaskan kembali kemudian dinginkan kembali. Buatlah enam atau tujuh
goresan dari bagian 2 ke bagian 3. Ose dipanaskan kembali dan dinginkan
kembali. Buatlah goresan dari bagian 3 ke bagian 4 sampai memenuhi medium
yang ada.
Ose dipanaskan dan disimpan.
B. Radiant steak methode
Dibuat goresan pada sebagian kecil tepi lempeng agar dengan ose steril.
Ose dipanaskan dan dinginkan. Dibuatlah 7 atau 8 goresan pada bagian I sampai
memenuhi medium. Ose dipanaskan dan dinginkan. Dibuatlah goresan melintang.
Ose dipanaskan kembali dan disimpan.
4. Pembuatan larutan pengencer
Larutan stok dibuat dengan cara : 34 g KH2PO4 dilarutkan dalam 500 ml
air. pHnya diatur sampai pH 7,2. Lalu ditambahkan air sampai 1 liter. Larutan
pengencer dibuat dengan cara : ,125 ml larutan stok ditambahkan air sampai 1
liter. Selanjutnya, larutan pengencer tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi
dengan jumlah 9 ml. Larutan pengenceran tersebut disterilisasikan seperti pada
pembuatan medium.
Teknik pengenceran
Pengenceran 1/10 atau 10-1 diperoleh dari 1 g atau 1 ml sampel yang
dilarutkan dalam 9 ml larutan pengencer. 1 ml larutan dengan pengenceran 10 -1
dilarutkan dalam tabung berikutnya yang berisi 9 ml larutan pengencer akan
diperoleh larutan pengenceran 10. Teknik ini terus dilakukan hingga
memperoleh larutan dengan pengenceran yang diinginkan.
BAB IV
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Kel
Bahan
Media
Tomat busuk
Yoghurt
Ragi roti
Yoghurt cair
Yoghurt
Yoghurt cair
Ragi roti
Ragi roti
Ragi roti
Ragi roti
Yoghurt
Yoghurt
Tomat busuk
Yoghurt
Ikan sarden
NA
MRSA
PDA
MRSB
MRSA
MRSB
PDA
PDA
PDA
PDA
MRSA
MRSA
NA
MRSB
PCA
Hasil
Penampakan bentuk
Ada
Bulat
Ada
Bulat
Ada
Bulat
Ada
Acak
Keruh
Ada
Bulat
Ada
Bulat
Ada
Bulat
Ada
Bulat
Tidak ada
Ada
Ada
Bulat
Teknik
Keterangan
biakan
Sinambung
terkontaminasi
T
terkontaminasi
Sinambung
Tdk terkontaminasi
Agar miring
Terkontaminanasi
Media cair
Sinambung
Goresan T
Agar miring
Sinambung
Media cair
Goresan T
Terkontaminasi
Sinambung Tidak terkontaminasi
Tdk terkontaminan
T
Tdk terkontaminan
dalam kondisi yang tidak terkontaminasi. Dan tidak ada penampakan apa apa pada
media MRSB dengan bahan yoghurt cair disebabkan pada tahap isolasi yang tidak
sempurna dalam menumbuhkan mikroba.
Mikroorganisme bisa dibiakkan dengan menanamkan mikroba pada
media.
Ada
beberapa
tekhnik
untuk
menanamkan
dan
membiakkan
mengeraskan
materi-materi
yang
lembek
sehingga akan
terjadi
BAB V
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang ada pada praktikum tentang Tekhnik Biakan
Mikroorganisme yaitu :
1. Prinsip dari isolasi mikroba ialah memisahkan satu jenis mkiroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba.
2. Tujuan fiksasi adalah menghentikan proses metabolisme secara cepat,
mencegah kerusakan jaringan dan mengawetkan komponen-komponen.
3. Goresan pada media digorez zig-zag untuk mendapatkan tempat biakan
pada mikroba.
4. Bahan yang terkontaminasi terjadi pada saat penggoresan.
5. Setiap memulai suatu metode, alat-alatnya harus disterilkan terlebih
dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, M. 2000. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Kholidah,Y. 2004. Isolasi, Enumerasi, Dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium.
Jurnal Biodervisitas. No. 2, Vol. 6, Hal : 82-84.