Uji Mikrobiologi Susu - Dian Rosyid
Uji Mikrobiologi Susu - Dian Rosyid
DISUSUN OLEH
DIAN ROSYID
1321725006
KELOMPOK 1
2019
I. Tujuan
sehingga mudah ditumbuhi mikroba. Susu yang berasal dari sapi yang tidak sehat
terhadap susu terutama ditujukan untuk membunuh bakteri patogen yang tidak
mutu susu sebelum diolah lebih lanjut, misalnya disterilisasi atau dibuat produk
(1982), susu segar adalah susu murni, tidak mengalami pemanasan, dan tidak ada
penambahan bahan pengawet. Susu sapi segar mengandung air (87,25%), laktosa
(0,65%). Selain itu perlu kita tahu bahwa susu juga mengandung vitamin, sitrat,
dan enzim. Sindurejo (1975) menyebutkan bahwa susu sapi yang baik memiliki
warna putih kekuningan dan tidak tembus cahaya. Menurut Hadiwiyoto (1982),
warna susu dipengaruhi oleh jenis sapi, jenis pakan, jumlah lemak susu, dan
persentase zat padat di dalamnya. Pemeriksaan fisik ditekan kan pada BJ dan
angka refraksi pada susu. Pengujian secara kimia ditekankan untuk pengujian
lemak dan bahan padat bukan lemak. Sedangkan pengujian secara biologi harus
biokimianya.
Salle (1961) menyebutkan bahwa susu dari sapi sehat steril pada saat
dibentuk, tetapi terkontaminasi oleh bakteri yang masuk melalui saluran putting
karena tertarik oleh sisa susu yang masih ada. Efeknya susu yang baru diperah
tidak pernah steril, selain itu susu juga mengalami kontaminasi dari partikel
debu, alat yang tidak steril, dan dari orang yang melakukan pemerahan. Jumlah
Menurut Buckle (1987), bakteri pada susu dapat menurunkan kualitas dan
Bakteri yang dapat mencemari susu terbagi menjadi dua golongan, yaitu
oleh susu (milkborne diseases) seperti tuberkulosis, bruselosis, dan demam tipoid
coli sering dijumpai tetapi organism ini tidak dikehendaki dan berapa jauh
(2000) mensyaratkan tidak adanya bakteri E. Coli dalam susu segar maupun susu
olahan.
Bakteri yang terlibat dalam proses pembusukan pada susu adalah bakteri-
bakteri psikotropik. Bakteri yang dapat membuat enzim proteolitik dan lipolitik
mencerna lapisan tipis fosfolipid di sekitar butir-butirl emak melalui enzim yang
dihasilkannya.
pemanasan yang bertujuan untuk membunuh bakteri tertentu dalam air susu,
Temperatur yang di gunakan 63o C selama 30 menit dan 72o C selama 15 menit.
penurunan kualitas dari warna, tekstur, aroma, dan rasa makanan hingga pada
titik di mana makanan tersebut tidak cocok dan tidak menimbulkan selera
manusia.
Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 63-
72°C selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu
pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6° C) dan memiliki umur
simpan hanya sekitar 14 hari. Susu UHT (ultra high temperature) merupakan
susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu
warna, aroma dan rasa yang relative tidak berubah seperti, susu segarnya.
yaitu:
1. Hitungan mikroskopik
3. Hitungan cawan
A. Hitungan mikroskopik
mengandung bakteri dalam jumlah tinggi, misalnya susu yang diperoleh dari sapi
yang terkena mastitis, yaitu suatu penyakit infeksi yang menyerang kelenjar susu
sapi. Cara ini merupakan suatu cara yang cepat, yaitu menghitung bakteri secara
tidak dapat dilakukan terhaap susu yang telah dipasteurisasi karena secara
mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel bakteri yang masih hidup
Dalam metode hitungan mikroskopik, yang disebut juga netode Breed atau
metode DMC (Direct Microscopic Count), luas areal pandang mikroskop yang
akan digunakan harus dihitung terlebih dari. Hal ini dapat dilakukan dengan
minyak imersi.
Untuk menghitung jumlah bakteri di dalam susu, sebanyak 0,01 mL susu
dipipet dengan pipet Breed yang disebarkan di atas gelas obyek sehingga
mencapai luas 1 cm2, didiamkan sampai kering difiksasi, dan diwarnai dengan
metilen blue selama 2 menit. Kelebihan zat warna kemudian dibuang dengan
menggunakan lensa minyak immers. Rata-rata jumlah bakteri per areal pandag
tergantung dari jumlah bakteri per areal pandang. Jumlah areal pandang yang
kelompok, atau dihitung jumlah sel yang terdapat di dalam kelompok tersebut.
mendekati hasil perhitungan jumlah bakteri menggunakan agar cawan. Pada sapi
yang terserang mastitis, susunya biasanya mengandung sel-sel darah putih dalam
jumlah tinggi. Setelah pewarnaan dengan metilen blue, sel-sel tersebut terlihat
sebagai sel yangbualat atau berbentuk tidak teratur, berwarna biru dengan ukuran
Uji metilen biru dapat memberikan gambaran perkiraan jumlah bakteri yang
terdapat dalam susu. Dalam uji ini ditambahkan sejumlah zat warna biru metilen
ke dalam susu, kemudian diamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan perubahan zat warna tersebut.
Semakin tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya perubahan
warna.
Uji biru metilen selain lebih cepat dibandingkan dengan metode hitungan
cawan juga lebih teliti, karena bakteri yang terdapat di dalam keadaan
koloni, dalam metode ini hal tersebut tidak berpengaruh hitungan jumlah bakteri.
Kelemahan uji biru metilen adalah karena cara ini tidak praktis dilakukan
untuk menguji susu yang mengandung bakteri dalam jumlah sedikit, misalnya
susu yang telah mengalami pasteurisasi. Selain itu dalam uji ini diperlukan waktu
pengamatan yang terus menerus, yaitu paling sedikit selama enam jam. Dengan
metode ini juga tidak dapat dibedakan jenis bakteri yang terdapat di dalam susu,
dan sebagainya.
Uji biru metilen didasarkan pada kemampuan bakteri di dalam susu untuk
metilen yang ditambahkan akan terreduksi menjadi putih metilen. Dari contoh
susu yang terdapat didalam tabung, yaitu sebanyak 10ml, telah berwarna putih.
4 40
4,5 25
5 15
3,3 10
6 6
6,5 – 8 2,5
8 1
C. Uji MPN
sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan
tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedang tabung lainnya tidak
pengenceran yang dilakukan dalam metode MPN harus lebih tinggi dibandingkan
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan terlebih dahulu membentuk suspensi 1:10 dari contoh
tersebut. Grup mikroba yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi
durham. Untuk setiap pengenceran digunakan tiga seri tabung. Setelah inkubasi
pada suhu dan waktu tertentu, dilihat tabung yang positif, yaitu tabung yang
ditumbuhi mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknys gas di dalam tabung
durham. Lalu nilai MPN dilihat pada tabel sesuai seri pengenceran yang
digunakan.
III. Alat & Bahan
Alat:
Bahan:
Dikeringkan
Diwarnai dengan
methylene blue
Dikeringkan diudara
dan dicuci
9 mL aquadest 9 mL aquadest
1 mL 1 mL
10-1 10-2
1 mL 1 mL 1 mL
1 2 3 10-1 10-2
Inkubasi
PENGUKURAN PH
10 mL sampel di cek pH
UJI METILEN BLUE
Panaskan sampai 36 ºC
selama 5 menit
Panaskan sampai 36 ºC
selama 5 menit dengan
penangas air
Balikan 1X
1 2
2 0
3 16
4 6
5 17
Total 41
Rata-rata 8.2
b. Data Uji MPN
Pengenceran
No.
1ml 10-1 10-2
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
Total 0 0 0
c. Data Uji Methylene Blue (Biru Metilen)
Jadi,
10000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜/𝑚𝐿 = × ∑ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔
𝜋𝑟 2
10000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜/𝑚𝐿 = × 29.6
3,14 × 12
10000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜/𝑚𝐿 = × 29.6
3.14
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜/𝑚𝐿 = 94.267
2. Uji MPN
Kombinasi 0-0-0
Nilai MPN dari Tabel MPN 3 seri = < 0.03
1
𝑀𝑃𝑁 𝑀𝑖𝑘𝑟𝑜𝑏𝑎 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑃𝑁 ×
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ
1
𝑀𝑃𝑁 𝑀𝑖𝑘𝑟𝑜𝑏𝑎 = 0.03 ×
10−1
𝑀𝑃𝑁 𝑀𝑖𝑘𝑟𝑜𝑏𝑎 = < 0.3
VII.Pembahasan
menguji kandungan mikroba pada susu dengan menggunakan metode uji metilen
blue. Semakin cepat warna biru direduksi, maka akan semakin jelek kualitas susu
tersebut. Menurut Anonim (2013), bahwa uji methylen blue termasuk suatu
metode yang digunakan untuk menilai kualitas bakteriologis susu segar atau
bakteri.
Pengujian susu yang dilakukan dengan uji metilen blue memiliki kelemahan
yang lebih sehingga dapat dihasilkan pengukuran yang lebih baik. Hal ini
diperkuat oleh Dwijoseputro (1994), bahwa metode uji metilen blue ini tidak
praktis dilakukan terhadap susu yang mengandung jumlah bakteri yang sedikit
bakteri dalam mengambil oksigen yang dihasilkan oleh methylen blue. Hal ini
senada dengan Anonim (2013), bahwa bakteri menyerap oksigen dari methylen
blue, maka dari itu warna biru akan menunjukan semakin tinggi kualitas susu.
Pada praktikum yang telah di lakukan dapat diketahui bahwa waktu reduksi yang
diperlukan pada susu segar lebih lama, karena setelah diamati perubahan warna
terjadi setelah 6 jam, ini menandakan bahwa mikroba yang ada pada susu sedikit.
Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan
fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah uji penduga
(Presumtive Test), uji penegas (Confirmed Test), dan uji pelengkap (Completed
Test) Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni dalam sampel
(Dwidjoseputro, 1994).
pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram
asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C
(Dwidjoseputro, 1994).
E.coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli
sering disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah golongan bakteri
intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia dan merupakan bakteri
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi
kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef
coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5%
Uji Penduga (Presumptive Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung yang
berisi Lactose Broth dan tabung durham diinokulasikan dengan sampel air untuk
laktosa yang memproduksi gas. Jika setelah inkubasi gas timbul pada Lactose
Broth, diduga ada bakteri coliform di sampel air tersebut. Uji penduga
laktosa oleh bakteri golongan E.coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan
pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham
terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. dan jika tidak
terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah
tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN penduga dapat
Uji penguat atau pelengkap. Merupakan uji dari tabung yang positif
terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi
diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara aseptik
Uji penegas untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang
berwarna pada uji penguat atau pelengkap. Uji penegas merupakan suatu uji
Green Lactose Bile Broth. Dimana pada media ini di lihat fermentasi laktosapada
bakteri E.coli dengan terbentuknya asam dan gelembung. Pada uji penegas
terdapat gelembung di dalam tabung durham dan dihitung MON count dengan
melihat hasil dari MPN tabel dikali sepuluh per pengenceran tengah dan dari
hasil uji penegas akan disimpulkan dengan uji penguat atau pelengkap
(Dwidjoseputro, 1994).
metode MPN diketahui, pada uji penduga digunkannya media lactose borth
tabung. Pada MPN tabel diketahui dan dapat dihitung di dapat hasil < 0.3.
Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat
asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu
lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.
Semakin besar derajad keasaman susu, semakin buruk kualitas susu segar.
Bahan yang digunakan untuk uji keasaman adalah larutan NaOH 0,25 N dan
buret dengan skala 0,1 ml, erlenmeyer 100 ml. Secara ringkas prosedur uji
(sekitar 0,5 ml). Susu ini dititrasi dengan NaOH 0,25 N yang telah ditempatkan
didalam buret hingga wama merah muda tidak hila ng bila dikocok.
Penetapan kadar total asam dihitung dalam persen setara asam laktat
VIII. Kesimpulan
Thayyib, Soeminarti. Abu Amar. Darti Nurani. Setiarti Sukotjo. 1998. Petunjuk
http://kimiaitumenyenangkan.blogspot.co.id/2012/03/analisis-mikrobiologi-
susu.html
http://be-ef.blogspot.co.id/2011/10/uji-dan-kualitas-susu.html