7.
pemeriksaan laboratorium darah. Untuk menyediakan sampel darah tersebut perlu dilakukan
pengambilan darah vena. Vena yang paling mudah ditemukan untuk diambil darahnya adalah
vena mediana cubiti yang terletak di regio cubiti anterior. Agar lebih maksimal, dapat
digunakan tourniquet atau karet pembendung di proksimal vena agar aliran balik darah dari
perifer menuju jantung sedikit terhambat dan vena mediana cubiti pun akan terlihat semakin
besar dibanding bila tidak dibendung.
Pengambilan darah dilakukan secukupnya dan seperlunya mengingat tindakan ini invasif
dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Terkadang, pengambilan darah dilakukan
bersamaan dengan saat pemasangan infus sehingga pasien tidak menderita dua kali. Darah
yang sudah diambil dengan spuit segera dimasukkan ke tabung penyimpanan yang telah
diberi zat antikoagulan agar darah tidak membeku pada saat tiba di laboratorium.
2.2 Media Pembelajaran
1. Penuntun LKK 1 Blok VII FK UMP
2. Ruang periksa dokter
3. Baki alat pengambilan darah
4. Sarung tangan
5. Manikin venapuncture
6. Torniquet
7. Spuit 3 cc atau 5 cc
8. Kapas alkohol
9. Bengkok
10. Plester
11. Kapas kering steril
2.3 Langkah Kerja
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.
2. Menanyakan identitas pasien.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pengambilan darah vena.
4. Meminta izin pasien untuk diambil darahnya.
5. Daerah tempat vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan
cara melingkar dari dalam keluar. Pada latihan kali ini yang akan diambil adalah darah
dari vena mediana cubiti.
6. Karet pembendung vena (torniquet) diikatkan pada lengan atas 5 cm di atas fossa
cubiti. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan tersebut.
7. Jarum ditusukkan paravena, setelah permukaan jarum tidak terlihat arahkan ke vena
dengan posisi jarum 450 dan lobang jarum menghadap ke atas. Tarik piston hingga
sedikit darah terhisap masuk ke dalam spuit.
8. Lepaskan torniquet, lalu tarik kembali piston hingga darah memasuki spuit sejumlah
yang dibutuhkan.
9. Lalu jarum dicabut, spuit ditutup dengan metode satu tangan (One Hand Method).
Tempat tusukan ditekan lebih kurang 5 menit dengan kapas kering steril (bisa juga
menggunakan plester), lengan jangan ditekuk.
10. Jarum dilepaskan dari spuit dan darah dimasukkan ke dalam botol atau tabung yang
berisi antikoagulan (EDTA/Heparin) atau tanpa antikoagulan melalui pinggir tabung,
tergantung jenis pemeriksaan.