KONJUNGTIVITIS OD
Oleh:
Fajar Maulidan Alamin, S.Ked
NIM : 70 2009 017
Pembimbing:
dr. H. Ibrahim, Sp.M
Keluhan Utama :
Benjolan pada kelopak mata kiri bagian bawah sejak 1 bulan yang lalu
Keluhan Tambahan :
Benjolan pada kelopak mata kiri bagian kiri terasa menganjal, nyeri, merah, dan saat
berkedip terasa mengganggu. Keluhan pandangan kabur, gatal, berair, belekan
disangkal.
Hasil autoanamnesis, pasien mengeluh ada benjolan pada mata kiri bagian
bawah sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya penderita mengeluh benjolan berukuran
kecil, terasa gatal dan nyeri. Benjolan dirasakan semakin lama semakin besar. 2
minggu yang lalu, penderita datang berobat ke puskesmas dan dikatakan
mengalami bintitan, penderita diberikan salep mata (lupa nama obatnya) dan
keluhan tidak berkurang. Penderita kemudian berobat ke dokter praktik umum 1
minggu yang lalu dan diberikan salep mata (penderita lupa) namun benjolan
dirasakan semakin besar dan nyeri.
Keluhan yang dirasakan pasien ini menggangu aktifitas hariannya dan
memutuskan untuk berobat ke poli mata Rumah Sakit Bari Palembang.
2
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Laju Napas : 19 x/menit
- Suhu : 37 C
Status Oftalmologis
OD OS
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus 6/6 6/6
2. Tekanan Intra Okuler Tidak diperiksa Tidak diperiksa
3. Kedudukan Bola Mata
Posisi Ortoforia Ortoforia
Eksoftalmus (-) (-)
Enoftalmus (-) (-)
4. Pergerakan Bola Mata
Atas (+) Baik (+) Baik
Bawah (+) Baik (+) Baik
Temporal (+) Baik (+) Baik
Temporal atas (+) Baik (+) Baik
Temporal bawah (+) Baik (+) Baik
Nasal (+) Baik (+) Baik
Nasal atas (+) Baik (+) Baik
Nasal bawah (+) Baik (+) Baik
Nistagmus
(-) (-)
4
5. Palpebrae
Hematom (-) (-)
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (+)
Benjolan (-) (+)
Ulkus (-) (-)
Fistel (-) (-)
Hordeolum (-) (-)
Kalazion (-) (+)
Ptosis (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Entropion (-) (-)
Sekret (-) (-)
Trikiasis (-) (-)
Madarosis (-) (-)
6. Punctum Lakrimalis
Edema (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Benjolan (-) (-)
Fistel (-) (-)
7. Konjungtiva Tarsal Superior
Edema (-) (-)
Hiperemis (+) (-)
Sekret (+) (-)
Epikantus (-) (-)
8. Konjungtiva Tarsalis Inferior
Kemosis (-) (-)
Hiperemis (+) (+)
Anemis (-) (-)
Folikel (-) (-)
Papil (-) (-)
Lithiasis (+) (-)
Simblefaron (-) (-)
9. Konjungtiva Bulbi
Kemosis (-) (-)
Pterigium (-) (-)
Pinguekula (-) (-)
Flikten (-) (-)
Simblefaron (-) (-)
Injeksi konjungtiva (+) (-)
Injeksi siliar (-) (-)
Injeksi episklera (-) (-)
Perdarahan subkonjungtiva (-) (-)
10. Kornea
5
Besar 3 mm 3 mm
Regularitas Reguler Reguler
Isokoria (+) (+)
Letak Sentral Sentral
Refleks cahaya langsung (+) (+)
Seklusio pupil (-) (-)
Oklusi pupil (-) (-)
Leukokoria (-) (-)
16. Lensa
Kejernihan Jernih Jernih
Shadow test (-) (-)
Refleks kaca (-) (-)
Luksasi (-) (-)
Subluksasi (-) (-)
Pseudofakia (-) (-)
Afakia (-) (-)
17. Funduskopi
Refleks fundus Tidak dinilai Tidak dinilai
Papil Tidak dinilai Tidak dinilai
- warna papil
- bentuk
- batas
Retina Tidak dinilai Tidak dinilai
- warna
- perdarahan
- eksudat
Makula lutea Tidak dinilai Tidak dinilai
Pemeriksaan Anjuran:
-
7
Benjolan pada kelopak mata kiri bagian bawah dirasakan sejak 1 bulan yang
lalu. Benjolan dirasakan semakin membesar disertai nyeri dan kemerahan. Gatal,
mata berair disangkal. Penderita mengaku sudah berobat 2x sebelum datang ke poli
mata RSUD Palembang Bari dan diberikan salep mata namun keluhan tidak
berkurang.
Pasien belum pernah menderita penyakit ini sebelumnya. riwayat alergi
makanan dan obat tidak ada, riwayat mata kemasukan serangga tidak ada, riwayat
trauma pada mata tidak ada. Ketajaman pengelihatan tidak terganggu
Pada pemeriksaan :
Visus OD : 6/6
Visus OS : 6/6
Pada palpebra inferior sinistra didapatkan benjolan ukuran 6x4 mm, hiperemis,
konsistensi kenyal, berbatas tegas, permukaan rata, nyeri tekan (+)
Konjungtiva Tarsalis Inferior Sinistra : Hiperemis (+)
Daftar Masalah:
1. Benjolan pada kelopak mata kiri sejak 1 bulan yang lalu
2. Benjolan dirasakan nyeri
3. Konjungtiva Tarsalis Inferior
OS = Hiperemis (+)
Diagnosis Banding :
Kalazion
Hordeolum
Diagnosis :
Kalazion OS
8
1. Pengobatan
a. Pemberian salep mata ( Gentamycin 2-4x/ hari)
b. Pemberian analgetika (Paracetamol 3x500 mg k/p)
c. Pemberian steroid topikal / injeksi
d. Pembedahan jika kalazion semakin berat dan terapi medikamentosa
tidak mengalami perbaikan
2. Edukasi
a. Sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita
harus mencuci tanganya dengan bersih
b. Kompres hangat dengan cara menempelkan handuk basah oleh air
hangat selama 15 menit 4x sehari untuk mengurangi pembengkakan
dan drainase kelenjar
c. Jangan menekan/nekan atau menusuk benjolan
Tanda tangan
( )
9
KALAZION
ANATOMI
Kelopak atau palpebra merupakan alat meutup mata yang mempunyai fungsi
melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata,
serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea.
Gangguan penutupan bola mata akan mengakibatkan keringnya permukaan mata
sehingga terjadinya keratitis et lagoftalmus. Kelopak mata mempunyai lapis kulit
yang tipis pada bagian depan sedangkan di bagian belakang ditutupi selaput lendir
tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Kelenjar seperti:
Otot seperti :
M. Orbikularis Okuli
M. Levator Palpebra
Bererigo pada Anulus Foramen Orbita dan berinsersi pada Tarsus Atas
dengan sebagian menembus M. Orbikularis Okuli menuju kulit kelopak
bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Panjang tepian palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2mm. ia dipisahkan oleh
garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior, pada tepian
anterior, terdapat:
Bulu mata. Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur.
Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang dibawah dan
melengkung ke atas. Bulu mata bawah melengkung ke bawah.
Glandula Zeis. Adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara ke
dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
11
DEFINISI
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang
tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi
ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini
dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.
Kalazion adalah radang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada kelenjar
meibom, umumnya ditandai pembengkakan terbatas yang tidak terasa sakit dan
berkembang dalam beberapa minggu.
12
Kalazion terjadi pada semua umur, sementara pada umur yang ekstrim sangat
jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi
sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa
pubertas dan selama kehamilan.
13
ETIOLOGI
Kalazion disebabkan oleh minyak dalam kelenjar meibom terlalu pekat untuk
mengalir keluar kelenjar atau saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh karena
tidak dapat mengalir keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan
membentuk tembel di palpebra. Kelenjar dapat pecah, mengeluarkan minyak ke
jaringan palpebra sehingga menyebabkan inflamasi dan kadang-kadang jaringan
parut. Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar
Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior.
Belum diketahui dengan pasti faktor resiko apa yang menyebabkan terjadinya
kalazion
Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan kalazion
meskipun perannya masih perlu dibuktikan.
Stress juga sering dihubungkan dengan kalazion namun stress belum
dibuktikan sebagai penyebab dan mekanisme stress dalam menyebabkan
kalazion belum diketahui.
EPIDEMIOLOGI
Kalazion terjadi pada semua umur.1 Laki-laki dan wanita mempunyai potensi yang
sama dengan kecenderungan lebih sering didapati pada usia dewasa akibat pengaruh
hormon androgen yang berperan dalam produksi sebum. Pengaruh hormonal pada
sekresi dan viskositas sebaseus dapat menjelaskan terjadinya kalazion pada pubertas
dan kehamilan. Namun, sejumlah pasien tanpa bukti perubahan hormonal
menunjukkan bahwa terdapat mekanisme lain yang ikut berperan.
PATOFISIOLOGI
Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat
atas sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti
histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.
14
MANIFESTASI KLINIK
Benjolan pada kelopak mata yang terjadi > 2 minggu dan biasanya tidak ada
nyeri tekan.
Pseudoptosis (ptosis palsu/kulit kelopak atas mata agak berlebih sehingga
menggantung menutupi tepinya bila mata dibuka),
tidak kemerahan, Kelenjar preurikel tidak membesar.
Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat
tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.1
15
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
1. Hordeoulum.
Hordeolum adalah benjolan berwarna merah di dekat tepi kelopak mata yang
disebabkan oleh infeksi kelenjar bulu mata. Infeksi disebabkan oleh
Staphylococcus aureus.
Gejala
Pembengkakan
Rasa nyeri pada kelopak mata
Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
Riwayat penyakit yang sama
Tanda
Eritema
Edema
Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
Seperti gambaran absces kecil
Kalazion cenderung membesar lebih jauh dari tepi kelopak mata daripada
hordeolum. Selain itu, kalazion berbeda dengan hordeolum dimana biasanya
tidak menimbulkan rasa sakit meskipun terasa kekakuan akibat pembengkakan,
serta berbeda dari segi ukurannya. Kalazion cenderung lebih besar dari
hordeolum. Pada hordeolum, peradangan bersifat akut. Sedangkan pada kalazion,
17
Gambar 4. Hordeolum
3. Molluscum Contagiosum
Lesi berumbilikus ini ditemukan pada tepi kelopak mata dan disebabkan oleh
virus pox. Molluscum Contagiosum adalah Infeksi kulit yang berupa papul
(benjolan licin dan sewarna kulit), tidak nyeri dan dapat hilang dengan
sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu setahun. Penyakit ini mudah menular,
namun hanya menyerang kulit, tidak menyerang organ-organ dalam. Cara
penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak langsung maupun kontak dengan
benda lain yang terkontaminasi.
Lebih sering ditemukan pada anak-anak, anak laki-laki lebih banyak
frekuensinya dibanding anak perempuan.
18
Gejala:
Terbentuknya papul yang cukup banyak.
Papul merupakan benjolan yang berbatas tegas, licin, berbentuk kubah dan
sewarna dengan kulit. Ukuran dari papul ini bervariasi, biasanya antara 2-6
milimeter.
Di bagian tengah benjolan seringkali terdapat lekukan (delle) kecil yang berisi
bahan sepertinasi dan berwarna putih, yang merupakan ciri khas untuk
moluskum kontagiosum.
Benjolan biasanya tidak terasa gatal ataupun nyeri dan bisa ditemukan secara
tidak sengaja ketika penderita sedang menjalani pemeriksaan fisik.
Papul ini dapat meradang secara spontan ataupun karena trauma akibat
garukan.
Papul yang meradang memberikan gambaran benjolan yang merah, dan
hangat.
4. Dermoid Cyst.
PENATALAKSANAAN
Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan. Pengobatan
secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra, kompres hangat, dan steroid
topikal ringan biasanya dapat berhasil dengan baik. Pada sebagian besar kasus,
pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan selama berminggu-minggu tidak
membuahkan hasil.
20
Gambar 7. Eksisi
KOMPLIKASI
PROGNOSIS