Anda di halaman 1dari 8

SNI 03-6812-2002

SPESIFIKASI ANYAMAN KAWAT BAJA POLOS YANG DILAS UNTUK


TULANGAN BETON
1. DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup
Spesifikasi ini meliputi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk digunakan
sebagai tulangan beton.
1.2 Pengertian
Anyaman kawat baja yang digunakan dalam lingkup spesifikasi ini mempunyai
bahan yang dirakit dari kawat baja yang ditarik dingin.
Selama proses penarikan atau galvanisasi, disusun menjadi bentuk lembaran
atau gulungan dengan proses tarikan las listrik. Bahan anyaman yang dihasilkan
tersusun arah memanjang dan melintang, membentuk sudut antara satu dan
lainnya diikat setiap titik pertemuan dengan dilas.
2. PERSYARATAN TEKNIK
2.1 Bahan
a. Kawat baja polos yang digunakan dalam pembuatan anyaman harus
memenuhi persyaratan sesuai ASSHTO M 32-90 Standard Specification for
Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement.
b. Anyaman harus dipersiapkan dalam bentuk lembaran atau gulungan.
2.2 Pembuatan
a. Kawat baja polos harus dirakit menggunakan mesin otomatis atau cara
mekanis lain yang menjamin ketepatan jarak dan alinyemen dari semua
komponen anyaman.
b. Komponen memanjang dan melintang, harus diletakan kuat pada setiap titik
pertemuan dengan pengelasan tahanan listrik, yang menggunakan prinsip
lelehan dengan tekanan.
c. Apabila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ini, maka akan menghasilkan
produk anyaman yang kuat dengan bukan berbentuk bujur sangkar atau
persegi panjang. Hasil pabrikasi harus bebas dari cacat dan memenuhi
spesifikasi ini.
2.3 Persyaratan Mekanis
a. Kuat tarik
Kuat baja polos yang digunakan untuk produksi anyaman harus memenuhi
ketentuan dalam ASSHTO A 32-90 Standard Specification for Cold Drawn
Steel Wire for Concrete Reinforcement. Kuat tarik dapat dibuat pada
potongan baja polos dari anyaman baja polos yang dilas dan diuji melintang
antara las-las atau yang ada lasnya. Jumlah pengujian tidak boleh kurang
dari 50% jumlah benda uji. Pengujian kuat tarik pada sambungan las harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

SNI 03-6812-2002
1) Sambungan harus terletak di tengah-tengah benda uji.
2) Lengan tarik pada tiap sisi tidak boleh kurang dari 25 mm.
b. Dalam pemesan anyaman baja polos, kekuatan geser las secara memanjang
dan melintang cukup dilakukan dengan pengamatan, sebab pada
pembuatannya anyaman memanjang dan melintang baja polos berhubungan
satu sama lain; saling mengunci di setiap bagian yang ditahan oleh proses
pengelasan listrik, dimana prinsip kerjanya kombinasi lelehan dengan
tekanan. Namun nilai rata-rata geser minimum dalam pounds gaya tidak
boleh kurang dari 35.000 x luas penampang nominal baja polos terbesar
dalam satu inci kuadrat. Dilain pihak baja polos yang lebih kecil tidak boleh
kurang dari ukuran baja No. W.1.2 dengan luas penampang 40% dari luas
penampang baja polos terbesar atau lebih. Contoh tipe baja polos dengan
luas penampang 40% atau lebih dibedakan sebagai berikut :
Terbesar
Terkecil
Ukuran No. W 20
Ukuran No. W 8
Ukuran No. W 15
Ukuran No. W 6
Ukuran No. W 10
Ukuran No. W 4
c. Empat belas yang dipilih secara acak dari benda uji sesuai dengan butir 2.7
b, harus diuji terhadap kuat geser las. Baja polos melintang dari tiap benda uji
harus diperpanjang kurang lebih 25 mm pada tiap sisi baja polos memanjang.
Baja polos memanjang dari setiap benda uji harus mempunyai panjang
sedemikian rupa di bawah baja polos melintang, sehingga dapat dipegang
oleh alat penguji. Benda uji ini harus mempunyai panjang sedemikian rupa di
atas baja polos melintang, sehingga ujungnua berada di atas sumbu pusat
dari landasan atas alat uji.
d. Bahan memenuhi persyaratan kuat geser las bila rata-rata dari 4 benda uji
memenuhi nilai dalam butir 2.3 b. Bila nilai rata-rata tidak memenuhi nilai
persyaratan, semua, las melintang benda uji harus di uji. Anyaman akan
diterima bila rata-rata dari semua nilai geser las melintang benda uji
memenuhi nilai persyaratan minimum.
2.4 Alat dan Metode Pengujian Geser Las
a. Mengingat pengelasan dari anyaman baja polos yang dilas mendukung nilai
ikat dan jangkar paja polos di dalam beton, maka penting sekali bahwa
pengujian las dibuat dalam alat yang akan menekan las sedemikian rupa,
seperti penekanan di dalam beton. Untuk mencapai ini maka baja polos
memanjang di dalam alat harus ditekan pada sumbu berdekatan dengan
sumbu pusatnya. Demikian juga baja polos melintang harus dipegang
berdekatan pada baja polos memanjang dan pada posisi relative sama,
sehingga mencegah perputaran dari baja polos melintang.
b. Pada Gambar 1 ditunjukkan ditai dari alat uji tipikal bersama dengan dua
landasan yang memungkinkan pengujian las untuk baja polos sampai dengan
diameter 15,88 mm. Alat uji ini dapat digunakan pada hamper semua mesin
uji tarik dan harus digantung pada susunan bola dan soket di pusat mesin.
Cara ini atau suatu desain efektif serupa dapat diterima.

SNI 03-6812-2002
c. Benda uji harus dimasukkan melalui taktik pada landasan, dengan
penggunaan taktik landasan paling kecil dalam mana baja polos memanjang
akan terpegang bebas. Baja polos memanjang harus bersentuhan dengan
permukaan rol yang berputar bebas, sedangkan baja polos melintang harus
didukung oleh landasan pada tiap sisi dari celah. Gigi bawah dari alat penguji
harus memegang ujung bawah dari baja polos memanjang dan beban harus
diberikan pada laju tegang yang tidak lebih dari 689 MPa/menit.
2.5 Dimensi dan Variasi yang Diijinkan
a. Lebar
Lebar dan anyaman harus ditetapkan sebagai jarak sumbu ke sumbu antara
baja polos memanjang terluar. Variasi yang diijinkan tidak lebih dari 13 mm
lebih besar atau kurang terhadap lebar yang ditetapkan. Dalam hal lebar
lembaran pelat atau gulungan ditetapkan sebagai lebar keseluruhan dari
ujung ke ujung baja polos melintang, toleransi lebar yang diijinkan adalh + 25
mm, terhadap lebar yang ditetapkan.
b. Panjang
Panjang keseluruhan dari lembaran, diukur pada setiap baja polos dapat
bervariasi + 25 mm atau 1% dipilih mana lebih besar.
c. Baja polos melintang
Tidak boleh terproyeksi melewati sumbu pusat dari setiap ujung baja polos
memanjang melebihi jarak 25 mm, kecuali ditentukan lain. Bila baja polos
melintang ditetapkan untuk suatu panjang, spesifik melewati sumbu pusat
baja polos memanjang tepi, variasi yang diijinkan tidak boleh lebih dari 13
mm lebih besar atau kurang dari panjang yang ditetapkan.
d. Variasi yang diijinkan pada diameter setiap baja polos dalam anyaman hasil
produksi harus memenuhi toleransi yang ditetapkan untuk variasi tidak lebih
dari 6,35 mm terhadap jarak ditetapkan. Dapat dimengerti bahwa lembaran
anyaman dari panjang tertentu tidak selalu mempunyai jumlah baja polos
melintang identik dan karena itu boleh mempunyai variasi panjang dari baja
polos memanjang dan bebas menggantung. Baja polos sebelum dianyam
sesuai dengan AASHTO M-32-90 Standard Specification for Cold Drawn
Steel Wire for Concrete Reinforcement.
Merupakan pengecualian sebagai berikut:
1) Sehubungan dengan sifat mekanis dari anyaman yang dilas, persyaratan di
luar ketentuan ini tidak dapat digunakan.
2) Kecuali ditentukan lain oleh pembeli, produsen akan diijinkan untuk memakai
baja polos berukuran lebih. Perbedaan ukuran tidak boleh melebihi satu W
ukuran tambahan pada ukuran W 8 alat lebih kecil, dan dua W ukuran
tambahan pada ukuran lebih besar dari W8.
Dalam segala hal, dimana ukuran baja lebih besar digunakan, produsen
harus memberi tanda pada anyaman sesuai dengan pesanan aslinya.
3) Jarak rata-rata dari baja polos harus sedemikian rupa, sehingga jumlah baja
polos pada lembaran atau gulungan adalah sama atau lebih besar dari
jumlah yang ditentukan.

SNI 03-6812-2002
2.6 Pengerjaan, Penyelesaian dan Penampilan
Baja polos dengan kelas dan mutu bila dibuat sesuai dengan ketentuan ini, akan
menghasilkan produk anyaman baja polos yang mempunyai bukaan bujur
sangkar atau persegi panjang yang kuat serta berdaya guan.
Produk ini harus dibuat dan diselesaikan oleh tenaga terampil, diperiksa secara
visual dan harus sesuai spesifikasi ini.
2.7 Contoh Uji
a. Benda uji untuk pengujian sifat mekanis, dapat diperoleh dengan
pemotongan dari anyaman baja polos yang sudah selesai dengan lebar
penuh, dengan panjang yang cukup, untuk memenuhi ketentuan pengujian
sesuai dengan butir 2.3 a dan 2.3 b.
b. Benda uji untuk menentukan sifat geser las harus diperoleh dengan
pemotongan dan anyaman baja polos yang sudah selesai dengan bagian
lebar penuh panjang yang cukup, untuk memenuhi ketentuan pengujian
sesuai dengan butir 2.4 a dan 2.4 b.
c. Pengukuran untuk konfirmasi karakteristik dimensi harus dibuat pada
lembaran atau gulungan penuh.
d. Bila beberapa benda uji menunjukkan ketidaksempurnaan yang nyata, benda
uji mungkin dibuang atau benda uji lain digunakan sebagai gantinya.
2.8 Jumlah Pengujian
a. Satu pengujian untuk mengkonfirmasi kuat tarik dan persyaratan lentur harus
dibuat untuk setiap 6.969 m2 anyaman baja polos atau bagian anyaman baja
polos yang tersisa.
b. Satu pengujian untuk mengkonfirmasi persyaratan kuat geser las dapat
dibuat untuk setiap 27,87 m2 anyaman baja polos atau bagian anyaman baja
polos yang tersisa.
2.9 Pemeriksaan
a. pemeriksa yang mewakili pembeli harus bebas masuk pada setiap waktu,
selama pekerjaan sesuai dengan kontrak pembelian yang dilakukan pada
semua bagian pekerjaan, yang menitikberatkan pada pembuatan bahan yang
dipesan. Produsen harus memberikan fasilitas yang layak pada pemeriksa
untuk menjamin bahwa bahan dibuat sesuai dengan spesifikasi ini.
b. Kecuali untuk kuat leleh, semua pengujian dan pemeriksaan harus dibuat di
pabrik sebelum pengiriman, kecuali ditentukan lain. Pengujian seperti ini
harus dilakukan tanpa mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
c. Bila pembeli mempertimbangkan keinginannya untuk menentukan kuat leleh
dengan ASSHTO M 32-90, pengujian kuat leleh dapat dibuat di leboratorium
yang telah diakreditasi atau waktunya dapat membuat pengujian di pabrik,
bila pengujian ini tidak mengganggu operasional pabrik. Pembeli harus
mempunyai hak untuk melakukan pemeriksaan atau pengujian pada
frekuensi sama seperti ditekankan dalam spesifikasi bila pemeriksaan serupa
dianggap perlu untuk meyakinkan bahwa bahan memenuhi persyaratan yang
diberikan.
4

SNI 03-6812-2002
2.10 Penolakan dan Pemeriksaan Ulang
a. Bahan yang tidak memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini dapat ditolak,
kecuali ditentukan lain. Setiap penolakan harus dilaporkan kepada pabrik
dalam waktu lima hari semenjak pemilihan benda uji.
b. Dalam hal benda uji tidak memenuhi uji tarik dan uji lentur, bahan tidak dapat
ditolak sampai dua benda uji tambahan dari baja polos lain pada anyaman
atau gulungan yang sama telah diuji. Bahan dapat dianggap memenuhi
spesifikasi bila sesuai dengan persyaratan tarik yang diperoleh dari pengujian
rata-rata untuk tiga benda uji, termasuk benda uji yang diuji semula, sama
atau melebihi persyaratan dan tidak satupun dari tiga benda uji tersebut
memberikan kurang dari 80% persyaratan minimum untuk sifat kuat tarik
yang dipertanyakan. Bahan harus dianggap memenuhi spesifikasi uji lentur,
bila kedua benda uji tambahan memenuhi uji lentur dengan memuaskan.
c. Tiap bahan yang memperhatikan ketidaksempurnaan setelah diterima di
tempat pekerjaan pembuatan, dapat ditolak dan produsen harus diberikan
teguran.
d. Sambungan las harus tahan terhadap pengiriman dan pengangkatan biasa
tanpa mengalami kerusakan, tetapi kerusakan las yang terjadi tanpa
memperhatikan penyebabnya tidak harus ditolak, kecuali jumlah kerusakan
las perlembar melebihi 1% dari jumlah sambungan las total pada satu lembar,
atau bila bahan dalam bentuk gulungan, 1% dari jumlah sambungan dalam
14 m2 dari anyaman dan selanjutnya, tidak lebih dari satu setengah jumlah
kerusakan sambungan las maksimum yang diijinkan, terdapat dalam satu
baja polos.
e. Dalam hal penolakan karena kegagalan memenuhi persyaratan geser las,
empat benda uji tambahan harus diambil dari 4 lembar atau gulungan
berbeda dan diuji sesuai dengan ketentuan butir 2.4. Bila rata-rata dari hasil
pengujian geser las tidak memenuhi persyaratan, bahan dapat ditolak.
f. Dalam hal penolakan karena kegagalan memenuhi persyaratan ukuran,
jumlah bahan yang ditolak harus dibatasi pada lembaran atau gulungan tidak
memenuhi spesifikasi ini.
g. Karat, sambungan permukaan atau ketidakrataan permukaan bukan
merupakan alas an penolakan, bila ukuran minimum luas penampang
melintang dan sifat tarik dari benda uji yang dibersihkan dengan sikat tangan
tidak kurang dari persyaratan dalam spesifikasi ini.
h. Pemeriksaan ulang, bahan yang ditolak harus disimpan paling sedikit dua
minggu sejak tanggal pemeriksaan, dalam waktu mana produsen dapat
mengajukan permintaan untuk pertimbangan dan pengujian kebali.
2.11 Sertifikat
a. Bila diinginkan pemeriksaan, dapat dilakukan di luar, asalkan bahan yang
telah diuji sesuai dengan srtifikat pembuatannya, dan memenuhi persyaratan
dalam spesifikasi ini, yang dapat dijadikan dasar untuk penerimaan bahan.
b. Persetujuan ini diperkirakan atas dasar pengujian dan penerimaan baja polos
sebelum pembuatan, bersamaan dengan sejumlah pengujian geser acak
selama produksi. Karena masalah penyimpanan dan penyediaan, tidak ada

SNI 03-6812-2002
tindakan yang biasa dilakukan untuk memberikan data pengujian actual dari
bahan yang dikirim. Bila hal ini dianggap penting, pengawasan luar harus
dilengkapi.
2.12 Pengepakan dan Penandaan
a. Bila tidak ada ketentuan lain, pengepakan, penandaan dan pemuatan dam
pengiriman, harus sesuai tata cara dalam ASTM A-700.
b. Bila anyaman dibuat dalam lembaran datar, harus dikemas dalam ukuran
yang sesuai, yang tidak lebih dari 150 lembaran dan terikat bersama dengan
baik.
c. Bila anyaman dibuat dalam gulungan, tiap gulungan harus aman, untuk
mencegah terbukanya gulungan selama pengiriman dan pengangkatan.
d. Tiap ikatan dari lembaran rata, dan tiap gulungan harus diberikan yang
menunjukkan tanda nama produsen dan keterangan bahan, keterangan lain
atau SNI 03-6812-2002, dapat disebutkan oleh pembeli.

SNI 03-6812-2002
LAMPIRAN A
Daftar Istilah
Kawat baja polos

: Wire Plain

Anyaman baj polos yang dilas

: Welded wire fabric plain

Anyaman lembaran

: Fabric in sheets

Anyaman gulunagn

: Fabric in rolls

Ukuran no. baja polos

: size No. W

SNI 03-6812-2002
LAMPIRAN B

GAMBAR 1
ALAT UJI KAWAT ANYAMAN

Anda mungkin juga menyukai