Dalam sistem ini, seluruh saluran udara mulai dari ruang bakar boiler hingga ke
saluran gas bekas bertekanan positif (lebih tinggi dari tekanan atmosfir). Tekanan yang paling
tinggi berada pada sisi tekan (discharge) FDF dan semakin mendekati cerobong tekanan
semakin rendah sehingga FDF akan menghisap udara atmosfir dan mengalirkannya melalui
saluran udara (air duct) melintasi pemanas awal udara (air preheater) yang menggunakan uap
untuk memanaskan udara. Dari sini udara terus mengalir ke pemanas udara (air heater) yang
memanfaatkan gas bekas sebagai media pemanas. Setelah melintasi air heater, udara
kemudian masuk kedalam windbox untuk kemudian didistribusikan ke damper - damper atau
air register disekitar burner untuk keperluan proses pembakaran di dalam ruang bakar.
Secara umum sistem udara yang terlibat pada ketel-ketel batubara terdiri dari 2
macam udara yaitu udara primer (primary air) dan udara sekunder (secondary air).
Sistem udara primer berfungsi untuk mengalirkan udara sebagai media transportasi serbuk
batu bara dari pulverizer ke burner serta untuk mengeringkan batubara didalam Pulverizer.
Udara primer ini dihembuskan oleh Primary Air Fan (PAF) dengan pasokan udara
yang diperoleh dari discharge FDF. Dari PAF udara primer dihembuskan ke Pulverizer dan
setelah bercampur dengan bubuk batubara kemudian mengalir bersama bubuk batubara ke
burner burner batubara. PA Fan memiliki pemanas udara tersendiri yang dipasang disisi
hisap PA Fan yang lebih dikenal dengan istilah Primary Air heater.
dipanaskan guna untuk memenuhi fungsi udara primer sebagai pengering batu bara di dalam
pulverizer.
Fungsi udara sekunder adalah memasok kebutuhan udara untuk proses pembakaran
yang sempurna di dalam ruang bakar.