i.
Seluruh proses dan hasil yang terjadi dalam penelitian perlu disimpulkan dan
dibuat saran yang konstruktif terhadap topik penelitian.
C.
Halaman Sampul
Merupakan bagian pertama dari bagian muka karya tulis ilmiah. Halaman
sampul (Hard Cover) berwarna hijau tua dengan tinta hitam (D III) atau biru
dongker (DIV) diketik dengan tinta emas:
a)
Judul karya tulis ilmiah, terletak secara proporsional di tengah
halaman. Semua huruf dicetak dengan huruf besar.
b)
Kata oleh serta nama penyusun dilengkapi dengan nomor pokok
mahasiswa.
c)
Bagian bawah dicetak nama jurusan/program studi, diikuti nama
Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia, Politeknik Kesehatan Palangka Raya, program study, dan tahun
pembuatan.
2.
Halaman Judul
Halaman judul berisikan hal-hal yang sama dengan halaman sampul dengan
kertas sama dengan halaman isi naskah.
3.
Abstrak
Abstrak: merupakan ringkasan atau ulasan singkat isi karya ilmiah, tanpa
tambahan penafsiran, kritik, maupun tanggapan penulis. Setiap karya ilmiah harus
mencantumkan abstrak yang mencakup:
Terdapat pengantar sebuah karya tulis ilmiah dengan alasan mengapa sebuah
karya tulis ilmiah dilakukan.
Adanya cara bagaimana karya tulis ilmiah tersebut dilakukan yang meliputi
cara pengumpulan data serta bagaimana analisanya.
4.
6.
Lembar Pengesahan
Pada halaman pengesahan KTI cara menuliskan terlampir.
7.
Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan ungkapan penulis dalam memberikan sebuah
pengantar dari karya tulis ilmiah atau penelitian yang dilakukan. Dalam menulskan
kata pengantar (preface) penulis menjelaskan tentang motivasi penelitian. Latar
belakang penelitian, ruang lingkup, menjelaskan motivasi penelitian, latar
belakang penelitian, dan juga mencakup kata penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak (perorangan atau lembaga) yang telah banyak
membantu penelitian sejak persiapan sampai selesainya karya tulis ilmiah ini
secara rinci sebagai kematangan intelektual penulis dan sedapat mungkin
dihindarkan hal0hal yang bersifat ilmiah.
9.
Daftar Isi
Semua judul bab, sub bab disusun dalam suatu daftar. Judul bab diketik
dengan huruf besar, sedangkan sub bab, sub sub bab dan rinciannya hanya huruf
awal yang diketik dengan huruf besar.
Dalam daftar isi dimasukkan nomor halaman Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
Tabel, Daftar Gambar dengan angka romawi kecil, diikuti dengan susunan bab
bagian utama dengan angka arab. Susunan daftar isi diakhiri dengan Daftar
Pustaka dan Lampiran yang diketik tanpa nomor halaman. Abstrak dicantumkan
dalam daftar isi sebelum kata pengantar juga tanpa nomor halaman.
10.
1.
Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan dikemukakan antara lain:
a. Latar belakang masalah, mengungkapkan data dan alasan mengapa penelitian
dilakukan dan rumusan masalah. Ruang lingkup yang dipergunakan di
Poltekkes adalah dasar, klinik, komunitas, dan laboratorium.
b. Masalah atau pertanyaan penelitian.
c. Tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan khusus yang bersifat
dapat diukur.
2.
Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka diulas berbagai publikasi yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, mencakup antara lain aspek masalah yang diteliti,
pendekatan pemecahan masalah yang digunakan. Tinjauan pustaka harus dapat
disampaikan tentang permasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis harus
dapat mendeskripsikan batasan teori/apa yang dilakukan sekitarmasalah tersebut.
Untuk tinjauan pustaka yang terbaik adalah memilih bahan pustaka mutakhir
dan asli, sedapat mungkin sumber informasi berupa abstrak dihindari. Minimal 5
buku teks (bahan pustaka primer) dan 3 artikel dari jurnal ilmiah terkemuka yang
relevan dengan topik karya ilmiah dapat digunakan untuk mengulas yang dapat
memberikan arahan. Penulis tidak hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari
rujukan yang dibacanya tetapi juga mengulasnya. Pada umumnya kurun waktu
publikasi buku teks yang digunakan tidak lebih dari 10 tahun terakhir dan jurnal
tidak lebih dari 5 tahun.
3.
Metode Penelitian
Yang dimaksud metoda penelitian yaitu metoda
penelitian kualitatif, atau gabungan keduanya.
Tabel I.1. Metode Penelitian
Kuantitatif
A. Desain Penelitian
B. Lokasi
dan
Waktu
Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Sampling
E. Jenis Data
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Analisa Data
Kualitatif
A. Pendekatan
dan
Rancangan
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi
dan
Waktu
Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur
Pengumpulan
Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan
Keabsahan
Data
H. Tahap-tahap Penelitian
penelitian
A.
B.
C.
D.
E.
F.
kuantitatif,
ITP
Ruang Lingkup
Rancangan Penelitian
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian
Layout Penelitian
Cara Pengolahan dan
Analisa Data
5.
BAB II
TATA CARA PENULISAN
1.
Naskah
Dalam penulisan karya ilmiah sebagaimana umumnya diketik dalam kertas
ukuran A4 warna putih dengan berat kertas 80 gram dan tidak bolak-balik.
2.
Jarak Baris/Spasi
Pengetikan naskah dilakukan pada satu sisi halaman saja. Jarak pengetikan
adalah 2 spasi, kecuali abstrak jarak pengetikan 1 spasi.
Setiap bab diketik pada halaman baru, nomor bab menggunakan angka
Romawi. Judul bab diketik pada batas bidang pengetikan, disusun simetris
menggunakan huruf besar, tanpa garis bawah dan tanda baca titik di akhir kalimat.
Kalimat pertama bab dimulai 4 spasi dari judul bab. Jarak antara sub judul dan
sub-sub judul adalah 2 spasi. Antar alinea tetap berjarak 2 spasi.
Judul tabel diletakan di tengah atas, Judul gambar diletakan di tengah bawah.
Judul tabel dan gambar diketik dengan jarak 1 spasi dan berhuruf tebal.
4.
Alenia Baru
Awal alinea diketik 1 tab dari batas kiri bidang pengetikan. Pada sub bab
atau sub-sub bab, awal alinea tetap diketik sejajar dengan huruf sub bab. Indentasi
kalimat baris kedua sejajar dengan penomoran sub bab.
5.
Penomoran Halaman
Bagian persiapan atau disebut juga bagian pendahuluan (prelimenary pages)
yang terdiri dari: kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran, dan riwayat hidup penulis menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iv,
dst.). Khusus lembar sampul tidak menggunakan nomor halaman. Nomor halaman
untuk bagian isi menggunakan angka Arab dan diletakkan di bagian atas, kecuali
halaman dengan judul bab (bab baru) diletakkan di bagian tengah bawah naskah.
Nomor halaman isi berakhir sampai dengan Kesimpulan dan Saran. Lampiran
menggunakan nomor sendiri sesuai dengan urutan lampiran yang tertulis dalam
daftar lampiran.
6.
10
iii).
Satu pengarang, banyak sumber pada tahun yang sama
menarik perhatian bahwa penurunan angka kelahiran abab yang lalu terjadi
di Eropa dan Inggris tanpa program keluarga berencana yang dilancarkan oleh
pemerintah (Singarimbun, 1969a: 49)
Catatan: a,b, dituliskan setelah tahun.
iv).
Editors
(ed. Kaufmann 1974)
diedit oleh Kufmann (1974)
v). Artikel yang tidak diterbitkan
(Crowley, unpub.)
Crowley (unpub.) menyatakan bahwa
vi).
Tidak ada nama pengarang
Dalam Komunikasi Therapeutik yang Efektif (1996) menyatakan bahwa
dengan komunikasi therapeutik masalah-masalah psikologis anak dapat
dikurangi.
Dengan komunikasi therapeutik masalah-masalah psikologis anak dapat
dikurangi (dalam Komunikasi Therapeutik yang Efektif 1996).
vii).
Kutipan pendapat/ teori ahli yang terdapat dari buku lain
11
ii).
Lebih dari satu penulis dipisahkan dengan koma atau & sebelum nama
penulis terakhir
Penulis lebih dari 3, setelah nama 1 diberi keterangan et al
Tahun terbit
Keterangan penerbit dan kota terbit
Artikel Jurnal:
Judul artikel diberi tanda petik
Judul jurnal digaris bawahi atau dicetak miring
Judul jurnal ditulis lengkap
Volume, nomor, dan halaman artikel berada
Antara tahun dan judul artikel dan jurnal diberi koma
Antara judul jurnal dan volume, nomor dan halaman juga diberi koma
Khusus untuk artikel surat kabar dicantumkan tanggal dan bulan
penerbitan
iii).
Format Harvard:
Format ini ditentukan sebagai format baku yang digunakan dalam
menuliskan rujukan untuk penulisan karya ilmiah di Jurusan Keperawatan
Poltekkes Depkes Palangka Raya.
Berikut contoh masing-masing bahan pustaka yang digunakan dalam
menuliskan karya tulis ilmiah.
12
Contoh
Hamid, Yani 2009, Buku Ajar Riset Keperawatan 1, Widya Medika,
Jakarta.
Dipublikasikan oleh
Pemerintah
Artikel dalam
Jurnal/Majalah
2 buku dalam 1
tahun
oleh pengarang
yang sama
Bab dalam
sebuah buku
dengan editor
13
262.
Makalah seminar
Database
CD Room
VIA INTERNET
VIA INTERNET
Individual work
contoh:
E-Book
Journal article
contoh:
Personal email
BAB III
PROSES AKADEMIK DALAM PENYUSUNAN
KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
1. Pembimbing
Dalam proses penyusunan KTI mahasiswa dibimbing oleh pembimbing KTI. Program
D III dibimbing oleh satu orang dosen pembimbing sedangkan Program DIV dibimbing
oleh dua orang pembimbing.
a. Pembimbing Utama
1) Definisi
14
Pembimbing utama adalah staf pengajar tetap Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Syarat pembimbing utama minimal jenjang S2.
Tugas pembimbing utama adalah memberi bimbingan, arahan, dan evaluasi
terutama substansi keilmuan sesuai disiplin ilmunya.
2) Ketentuan
Sebagai pembimbing utama saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat
membimbing 8 orang mahasiswa.
b. Pembimbing Pendamping (khusus Program D IV)
1) Definisi
Pembimbing pada Definisi dosen pembimbing pendamping adalah staf pengajar
tetap dan tidak tetap Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Syarat pembimbing
pendamping minimal jenjang S2.
Tugas pembimbing pendamping adalah mengarahkan, memberi informasi ilmiah,
bimbingan dan evaluasi terutama metode penelitian.
2) Ketentuan
Sebagai pembimbing utama saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat
membimbing 8 orang mahasiswa.
2. Penguji
Penguji KTI pada ujian Proposal dan Sidang KTI (D III) terdiri dari 3 orang penguji
yaitu 1 orang Ketua Penguji dan 2 orang Anggota Penguji.
a. Ketua Penguji
1) Definisi
Ketua penguji adalah Dosen penguji yang tidak menjadi pembimbing mahasiswa
yang diuji dan merupakan Dosen Tetap atau Tidak Tetap Poltekkes Palangka Raya.
Syarat ketua penguji adalah minimal gelar S2 sesuai bidangnya.
2) Ketetentuan
Sebagai ketua penguji saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat menguji 8
orang mahasiswa.
b. Anggota Penguji
1) Definisi
Anggota penguji adalah Dosen pembimbing dan Dosen Tetap/Tidak Tetap yang
bergelar S2 sesuai dengan bidangnya yang ditunjuk oleh Dosen Koordinator KTI
Program Studi.
2) Ketentuan
Sebagai anggota penguji saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat menguji 8
orang mahasiswa.
3. Mekanisme Bimbingan
Mahasiswa dalam melakukan proses KTI akan dibimbing secara terencana oleh
pembimbing yang ditunjuk. Buku bimbingan KTI menjadi alat monitoring baik bagi
mahasiswa, pembimbing, Ketua Jurusan, dan pejabat akademik yang berwewenang.
Setiap mahasiswa telah bertemu dan melaksanakan bimbingan minimal 3 (tiga) kali
sebelum seminar proposal dan sidang KTI.
4. Permohonan ujian
Dengan sepengetahuan pembimbing, secara tertulis peserta mengajukan usulan
tanggal ujian KTI dengan mengisi formulir usulan ujian KTI. Usulan ini harus diajukan
15
5. Pelaksanaan Ujian
Sebelum ujian berlangsung para penguji berkumpul (tanpa dihadiri oleh peserta)
untuk mendapatkan penjelasan dari moderator sidang ujian dalam hal ini pembimbing
utama - tentang pokok-pokok yang perlu dinilai, kekuatan, kelemahan KTI serta
hambatan-hambatan yang dialami peserta program dalam proses pembuatan KTI dan
pendidikan peserta secara umum.
Ujian berlangsung paling sedikit 90 menit dan paling lama 120 menit dan dipimpin
oleh pembimbing Utama KTI. Pembagian waktu tersebut adalah sbb:
a. Pembukaan oleh pemimpin sidang ujian: 5 menit
b. Penyajian oleh peserta: 10 menit (proposal)
15 menit (laporan)
c. Tanya jawab
: 35 menit (proposal)
60 menit (laporan)
d. Kesimpulan
: 5 menit
e. Penutup
: 5 menit
Segera setelah selesai ujian KTI, para penguji dan pembimbing mengambil suara
tertutup (tanpa dihadiri oleh peserta). Hasil keputusan setiap penguji dibacakan oleh
pemimpin ujian dalam hal lulus atau tidak lulus. Bila satu atau lebih penguji
menyatakan tidak lulus, ia perlu menjelaskan mengapa peserta tidak lulus dan para
penguji dapat merundingkan kembali penilaiannya hingga mencapai kesepakatan yang
bulat. Bila ada satu penguji yang tetap menyatakan tidak lulus, maka keputusan
kelulusan ditentukan oleh Pembimbing Utama. Peserta diberi kesempatan satu kali
untuk mengulang ujian KTI selambat-lambatnya 2 minggu setelah ujian pertama. Bila
peserta dinyatakan lulus, peserta diberitahu akan hasil akhir ujian KTI, dan anggota
penguji serta pembimbing kemudian membari nilai sekurangnya 2,75 sebagai batas
kelulusan.
Pada akhir ujian pemimpin mengisi dan menandatangani berita acara ujian, daftar
hadir, format penilaian, nilai gabungan, dan surat pernyataan kesanggupan
menyelesaikan perbaikan KTI untuk diserahkan kepada panitia.
6.
Penilaian
Penilaian KTI diperoleh dari ujian KTI. Penilaian ujian sidang KTI merupakan penilaian
yang diberikan oleh seluruh penguji pada saat berlangsungnya sidang KTI peserta
program. Adapun komponen penilaian ujian KTI beserta bobotnya terdiri atas:
a. Konsep pemikiran (20%)
b. Penggunaan kepustakaan (10%)
c. Metodologi penelitian (20%)
d. Hasil penelitian, pembahasan, dan saran (25%)
e. Penulisan KTI (10%)
f. Penyajian dan tanya jawab (15%)
Nilai dikonversikan sesuai dengan kriteria pada tabel 3.1.
16
ANGKA MUTU
HURUF
MUTU
79 -100
3,51
68 - 78
2,75 3,50
56 - 67
2,00 2,74
41 - 55
1,00 1,99
41
< 1,00
Skor
Bobot
(%)
20%
10%
20%
25%
Nilai
(skor x bobot)
17
Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Penulisan KTI
Cara Penulisan
Sistematika Penulisan
Ketepatan Penggunaan Bahasa
Susunan Bahasa
Penyajian dan Tanya Jawab
Kejelasan Mengemukakan Isi KTI
Kemampuan Penyajian
Penguasaan Materi
Ketepatan Menjawab Pertanyaan
Kemampuan Berargumentasi
Jumlah Nilai
10%
15%
100
7.
Hasil Ujian
Segera setelah pimpinan sidang menyatakan ujian selesai, peserta ujian
dipersilahkan untuk keluar ruangan sidang sejenak. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
waktu kepada para penguji untuk menentukan apakah peserta lulus atau tidak.
Nilai lulus adalah gabungan dari nilai yang diberikan oleh para penguji dengan batas
untuk lulus adalah 2,75. Ketua sidang tidak akan membacakan nilai-nilai yang masuk.
Jika terdapat perbedaan nilai yang sangat besar kira-kira 10 atau lebih maka tim
penguji akan membahas nilai-nilai tersebut, sampai didapatkan nilai yang wajar dan
disepakati bersama.
Hasil ujian akan diberitahu kepada peserta setelah penguji selesai bersidang dengan
cara memanggil kembali peserta ke ruang sidang. Pemimpin sidang akan
memberitahukan hasil ujian sidang tersebut (bukan nilai) dan selanjutnya langsung
menutup ujian sidang. Sidang ujian KTI didokumentasikan dalam bentuk berita acara
yang ditandatangani oleh pemimpin sidang yang berisikan antara lain hal apa saja yang
harus diperbaiki pada KTI tersebut. Dan mahasiswa mennandatangani surat pernyataan
kesangguapan menyelesaikan perbaikan KTI.