Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PEDOMAN PROSES PENULISAN KARYA ILMIAH


A. Pendahuluan
Dengan dicanangkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) untuk tahun
2007, Poltekkes Palangka Raya mulai melakukan pembenahan diri yang
menyangkut berbagai aspek guna mencapai peningkatan kompetensi, salah
satunya adalah kompetensi dalam berpikir kritis yang tertuang dalam pembuatan
penelitian sederhana.
Sebagai lembaga pendidikan Poltekkes Palangk Raya mempunyai tugas utama
untuk mendidik anak didiknya menjadi manusia yang mandiri, kritis, kreatif, dan
berguna bagi masyarakat serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan melalui
penelitian atau karya nyata yang dapat diandalkan, yang tersusun secara logis,
dan sistematis serta teruji kebenarannya.
Berkenaan dengan adanya panduan ini diharapkan terbentuk satu
pembelajaran penerapan sikap ilmiah dan tatacara penulisan yang baku dengan
tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku terutama dalam penulisan karya
ilmiah dalam rangka penyelesaian studi di Poltekkes Palangka Raya. Dan secara
khusus panduan ini merupakan pedoman baku pelaksanaan proses akademik yang
harus dijalani dan acuan dalam melakukan penulisan karya ilmiah di Poltekkes
Palangka Raya yang harus diikuti oleh seluruh sivitas akademika.
B. Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
Dalam membuat karya ilmiah diperlukan dasar pemikiran yang kuat sehingga
karya
ilmiah
yang
dihasilkan
menjadi
karya
ilmiah
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik diperlukan
tahap/langkah pemikiran sebagai berikut:
a. Pada tahap awal harus dikemukakan ide pembuatan suatu karya ilmiah
dimana penulis harus mampu menjelaskan dari ide tersebut, besarnya
masalah, severity (seberapa gawat masalah itu), kesegeraan, cara-cara
mengatasi, dan komitmen pada perubahan.
b. Dari ide tersebut dibuat suatu tinjauan yang menceritakan tentang
perfmasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis diminta untuk dapat
mendeskripsikan batasan teori/apa uang dilakukan sekitar masalah tersebut.
c. Dari batasan yang dikemukakan di atas, dicari minat penulis. Penulis diminta
untuk melakukan pengkerucutan hasil dari proses di atas hingga sampai pada
suatu topik penelitian.
d. Landasan teori dari topik penelitian dengan cara mensintesa berbagai
kepustakaan sebagai wacana dalam mengembangkan kerangka teori. Dalam
proses ini harus pula dilakukan interview dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang berkisar pada variabel tersebut sehingga terbentuk kerangka konsep.
e. Variabel-variabel dalam kerangka konsep akan diteliti, dikumpulkan datanya,
dianalisis, dan dijadikan bahan tulisan.
f. Setelah itu dibuat definisi operasional yang mencakup definisi semua variabel
yang meliputi metoda/cara pengukuran, alat ukur, dan hasil ukur yang
dilakukan. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah secara kualitatif
(EMIC) atau secara kuantitatif (ETIC) ataupun gabungan keduanya.
g. Pengembangan metodologi penelitian mengacu pada metoda yang akan
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis datanya.
h. Proses verifikasi terhadap hasil dan analisis data penelitian dilakukan dengan
merujuk pada teori dan keilmuan yang relevan.

i.

Seluruh proses dan hasil yang terjadi dalam penelitian perlu disimpulkan dan
dibuat saran yang konstruktif terhadap topik penelitian.

C.

Metoda Penelitian yang Dapat Digunakan


Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa metoda penelitian yang dapat
digunakan dalam membuat suatu karya ilmiah adalah metoda penelitian kualitatif
atau metoda penelitian kuantitatif atau merupakan penggabungan antara
keduanya.
D.

Aplikasi Penulisan KTI

BAGIAN AWAL KARYA TULIS ILMIAH


Bagian muka merupakan bagian pertama dari karya tulis ilmiah yang terdiri dari:
1. HALAMAN SAMPUL DEPAN
2. HALAMAN JUDUL
3. ABSTRAK
4. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
5. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
6. HALAMAN PENGESAHAN
7. RIWAYAT HIDUP
8. LEMBARAN KHUSUS (JIKA ADA)
9. KATA PENGANTAR
10. DAFTAR ISI
11. DAFTAR TABEL
12. DAFTAR GAMBAR
13. DAFTAR LAMPIRAN
1.

Halaman Sampul
Merupakan bagian pertama dari bagian muka karya tulis ilmiah. Halaman
sampul (Hard Cover) berwarna hijau tua dengan tinta hitam (D III) atau biru
dongker (DIV) diketik dengan tinta emas:
a)
Judul karya tulis ilmiah, terletak secara proporsional di tengah
halaman. Semua huruf dicetak dengan huruf besar.
b)
Kata oleh serta nama penyusun dilengkapi dengan nomor pokok
mahasiswa.
c)
Bagian bawah dicetak nama jurusan/program studi, diikuti nama
Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia, Politeknik Kesehatan Palangka Raya, program study, dan tahun
pembuatan.
2.

Halaman Judul
Halaman judul berisikan hal-hal yang sama dengan halaman sampul dengan
kertas sama dengan halaman isi naskah.
3.

Abstrak
Abstrak: merupakan ringkasan atau ulasan singkat isi karya ilmiah, tanpa
tambahan penafsiran, kritik, maupun tanggapan penulis. Setiap karya ilmiah harus
mencantumkan abstrak yang mencakup:

Terdapat pengantar sebuah karya tulis ilmiah dengan alasan mengapa sebuah
karya tulis ilmiah dilakukan.

Adanya cara bagaimana karya tulis ilmiah tersebut dilakukan yang meliputi
cara pengumpulan data serta bagaimana analisanya.

Terdapat hasil utama yang diperoleh dari karya tulis ilmiah.


Adanya kesimpulan utama serta saran yang diajukan.
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Masing-masing abstrak ditulis tidak
lebih dari 200 kata/2 halaman (tanpa menghitung kata sambung), ditempatkan
setelah halaman judul. Cara pengetikan abstrak adalah sebagai berikut:
a. Kata Abstrak diketik di tengah sebelum ringkasan dimulai
b. Naskah dalam abstrak diketik dengan jarak 1 spasi
c. Pada akhir naskah dicantumkan jumlah halaman, tahun pembuatan, jumlah
tabel, jumlah gambar, data acuan atau jumlah daftar pustaka yang digunakan
dalam menulis karya ilmiah serta kisaran tahun acuan tersebut, dan kata kunci.

4.

Halaman Persetujuan Pembimbing


Halaman persetujuan pembimbing merupakan halaman yang memberikan
persetujuan terhadap laporan karya tulis ilmiah tersebut telah disetujui oleh
pembimbing. Pada halaman persetujuan pembimbing cara menuliskan terlampir.
5.

Halaman Persetujuan Penguji


Pada halaman persetujuan penguji cara menuliskan terlampir.

6.

Lembar Pengesahan
Pada halaman pengesahan KTI cara menuliskan terlampir.

7.

Halaman Khusus (bila ada)


Ditujukan bagi yang ingin memperuntukkan karyanya kepada orang tertentu
atau dapat berisi semboyan, kata-kata mutiara, cuplikan doa, atau motto yang
ingin disampaikan.
8.

Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan ungkapan penulis dalam memberikan sebuah
pengantar dari karya tulis ilmiah atau penelitian yang dilakukan. Dalam menulskan
kata pengantar (preface) penulis menjelaskan tentang motivasi penelitian. Latar
belakang penelitian, ruang lingkup, menjelaskan motivasi penelitian, latar
belakang penelitian, dan juga mencakup kata penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak (perorangan atau lembaga) yang telah banyak
membantu penelitian sejak persiapan sampai selesainya karya tulis ilmiah ini
secara rinci sebagai kematangan intelektual penulis dan sedapat mungkin
dihindarkan hal0hal yang bersifat ilmiah.
9.

Daftar Isi
Semua judul bab, sub bab disusun dalam suatu daftar. Judul bab diketik
dengan huruf besar, sedangkan sub bab, sub sub bab dan rinciannya hanya huruf
awal yang diketik dengan huruf besar.
Dalam daftar isi dimasukkan nomor halaman Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
Tabel, Daftar Gambar dengan angka romawi kecil, diikuti dengan susunan bab
bagian utama dengan angka arab. Susunan daftar isi diakhiri dengan Daftar
Pustaka dan Lampiran yang diketik tanpa nomor halaman. Abstrak dicantumkan
dalam daftar isi sebelum kata pengantar juga tanpa nomor halaman.
10.

Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran


Halaman daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran memberikan
petunjuk kepada pembaca untuk dapat dengan cepat mencari tabel, gambar, dan
lampiran yang terdapat dalam karya tulis ilmiah tersebut berikut dengan letak
halamannya.

Penomoran tabel dan gambar, maupun grafik disesuaikan dengan letaknya


dalam bab. Misalkan tabel ke-2 dari bab 3 dituliskan tabel 3.2. dilanjutkan dengan
judul tabel atau gambar. Bila dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumber
asli secara lengkap di bawah tabel atau gambar yang bersangkutan.
BAGIAN INTI KARYA TULIS ILMIAH
Bagian inti dari karya tulis ilmiah yang terdiri dari:
1.
PENDAHULUAN
2.
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.
METODE PENELITIAN
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.
KESIMPULAN DAN SARAN

1.

Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan dikemukakan antara lain:
a. Latar belakang masalah, mengungkapkan data dan alasan mengapa penelitian
dilakukan dan rumusan masalah. Ruang lingkup yang dipergunakan di
Poltekkes adalah dasar, klinik, komunitas, dan laboratorium.
b. Masalah atau pertanyaan penelitian.
c. Tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan khusus yang bersifat
dapat diukur.
2.

Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka diulas berbagai publikasi yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, mencakup antara lain aspek masalah yang diteliti,
pendekatan pemecahan masalah yang digunakan. Tinjauan pustaka harus dapat
disampaikan tentang permasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis harus
dapat mendeskripsikan batasan teori/apa yang dilakukan sekitarmasalah tersebut.
Untuk tinjauan pustaka yang terbaik adalah memilih bahan pustaka mutakhir
dan asli, sedapat mungkin sumber informasi berupa abstrak dihindari. Minimal 5
buku teks (bahan pustaka primer) dan 3 artikel dari jurnal ilmiah terkemuka yang
relevan dengan topik karya ilmiah dapat digunakan untuk mengulas yang dapat
memberikan arahan. Penulis tidak hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari
rujukan yang dibacanya tetapi juga mengulasnya. Pada umumnya kurun waktu
publikasi buku teks yang digunakan tidak lebih dari 10 tahun terakhir dan jurnal
tidak lebih dari 5 tahun.
3.

Kerangka Konsep dan Definisi Operasional


Bagian ini masih menjadi satu bagian dengan Tinjauan Pustaka. Dalam
kerangka konsep dijelaskan secara rinci pendekatan pemecahan masalah dan atau
model yang digunakan dalam karya ilmiah ini. Dari analisis yang diperoleh dari
tinjauan pustaka maka minat penulis kemudian terbentuk. Penulis diminta untuk
melakukan pengkerucutan dari induksi hingga pada topik penelitian yang sesuai
dengan minat dan kelayakan untuk dilakukan.
Bab ini terdiri dari:
a. Visualisasi hubungan berbagai konsep dan atau model sistematis dengan
penjelasannya.
b. Penjelasan secara rinci konsep dan atau variabel serta definisi operasional
setiap konsep/variabel.
Dari kerangka konsep dapat dijelaskan hubungan antar variabel yang
menyebabkan terjadinya fenomena topik penelitian sehingga dapat diperoleh

independent variabel yang dapat berupa interventing variabel, moderating


variabel dan lain-lain.
4.

Metode Penelitian
Yang dimaksud metoda penelitian yaitu metoda
penelitian kualitatif, atau gabungan keduanya.
Tabel I.1. Metode Penelitian
Kuantitatif
A. Desain Penelitian
B. Lokasi
dan
Waktu
Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Sampling
E. Jenis Data
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Analisa Data

Kualitatif
A. Pendekatan
dan
Rancangan
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi
dan
Waktu
Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur
Pengumpulan
Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan
Keabsahan
Data
H. Tahap-tahap Penelitian

penelitian

A.
B.
C.
D.
E.
F.

kuantitatif,

ITP
Ruang Lingkup
Rancangan Penelitian
Alat dan Bahan
Prosedur Penelitian
Layout Penelitian
Cara Pengolahan dan
Analisa Data

5.

Hasil dan Pembahasan


Dalam urutan karya tulis ilmiah bagian ini merupakan bab 4, yang menyajikan
hasil dan pembahasan penelitian secara objektif. Bab ini dapat diawali dengan
menjelaskan gambaran umum mengenai tempat penelitian yang diuraikan secara
ringkas namun lengkap. Disini penulis menjelaskan esensi kegiatan yang relevan
dengan karya tulis ilmiahnya. Kemudian peneliti melakukan analisis. Pada tahap
ini, analisis dilakukan dengan membaca dan menterjemahkan hasil penelitian
secara objektif dan menampilkan pendapat penulis.
Pada pembahasan dilakukan perbandingan hasil penelitian dengan teori dan
hasil penelitian terdahulu seperti yang dituliskan dalam tinjauan pustaka,
kemudian membuat pertimbangan teoritisnya. Juga dikemukakan tentang
kelemahan dan keterbatasan penelitian yang dilakukan. Pada saat penulis
mengumpulkan data, mengolah serta menyusun tabel, penulis telah mempunyai
sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan dalam bagian ini. Pengembangan
gagasan yang disebut argumen yang harus dipertahankan kesahihannya menurut
pengetahuan yang diperoleh dari bidang yang diteliti. Pembahasan adalah tempat
penulis menyampaikan pendapat dan ragumen secara bebas, singkat, dan logis.
6.

Kesimpulan dan Saran


Bagian ini merupakan bagian akhir dari suatu karya tulis ilmiah yang berisi
kesimpulan karya tulis ilmiah atau hasil penelitian yang disampaikan secara
sistematis dan cermat terkait dengan upaya menjawab hipotesis atau tujuan
penelitian. Dalam menarik kesimpulan, penulis harus kritis dengan menjaga agar
tidak ditafsirkan secara lain oleh pembaca. Kemukakan pula hasil kesimpulan yang
merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian, penemuan-penemuan penting,
implikasi dari penemuan tersebut, dan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.
Saran yang dikemukakan harus berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian maupun model yang dihasilkan. Saran-saran tersebut
dapat berupa bentuk kebijakan serta upaya praktis pemecahan masalah yang
dihadapi, dan bahan atau sapek yang dapat diteliti lebih lanjut. Saran harus dibuat
seoperasional mungkin untuk dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh pihak
penerima saran tersebut. Saran harus pula menjawab menfaat yang diungkapkan
dalam bab suatu karya tulis ilmiah.

BAGIAN AKHIR KARYA TULIS ILMIAH


Bagian ini merupakan bagian akhir karya tulis ilmiah yang tidak termasuk
dalam penomoran bab. Penomoran halaman dengan angka Arab berakhir sampai
dengan Daftar Pustaka. Bagian ini terdiri dari:
1. Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka dapat dilihat pada bab khusus mengenai hal
tersebut dalam pedoman ini.
2. Lampiran
Bagian ini dimulai dengan halaman dengan tulisan LAMPIRAN di tengah bidang
pengetikan. Penomoran halaman ini terpisah dari naskah, tergantung urutan
lampiran yang akan disajikan. Dalam LAMPIRAN disajikan informasi yang
dianggap penting, tetapi akan menganggu alur naskah bila dicantumkan dalam
naskah utama (bagian materi). Lampiran dapat berisi izin penelitian, kuesioner,
transkrip, wawancara mendalam dan lain-lain.

BAB II
TATA CARA PENULISAN
1.

Naskah
Dalam penulisan karya ilmiah sebagaimana umumnya diketik dalam kertas
ukuran A4 warna putih dengan berat kertas 80 gram dan tidak bolak-balik.
2.

Jenis Huruf Dan Ukuran


Huruf yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12. Judul Karya Tulis
Ilmiah (KTI) ditulis dengan ukuran 16 dan judul bab ditulis dengan ukuran 14.
Judul karya tulis ilmiah (KTI) dan bab diketik dengan huruf besar dan tebal
(bold). Judul subbab dan sub-subbab tetap diketik dengan font 12. Semua judul
diketik dengan huruf tebal dituliskan dengan Title Case (huruf besar diawal kata)
tanpa diakhiri titik.
3.

Jarak Baris/Spasi
Pengetikan naskah dilakukan pada satu sisi halaman saja. Jarak pengetikan
adalah 2 spasi, kecuali abstrak jarak pengetikan 1 spasi.
Setiap bab diketik pada halaman baru, nomor bab menggunakan angka
Romawi. Judul bab diketik pada batas bidang pengetikan, disusun simetris
menggunakan huruf besar, tanpa garis bawah dan tanda baca titik di akhir kalimat.
Kalimat pertama bab dimulai 4 spasi dari judul bab. Jarak antara sub judul dan
sub-sub judul adalah 2 spasi. Antar alinea tetap berjarak 2 spasi.
Judul tabel diletakan di tengah atas, Judul gambar diletakan di tengah bawah.
Judul tabel dan gambar diketik dengan jarak 1 spasi dan berhuruf tebal.
4.

Alenia Baru
Awal alinea diketik 1 tab dari batas kiri bidang pengetikan. Pada sub bab
atau sub-sub bab, awal alinea tetap diketik sejajar dengan huruf sub bab. Indentasi
kalimat baris kedua sejajar dengan penomoran sub bab.
5.

Penomoran Halaman
Bagian persiapan atau disebut juga bagian pendahuluan (prelimenary pages)
yang terdiri dari: kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran, dan riwayat hidup penulis menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iv,
dst.). Khusus lembar sampul tidak menggunakan nomor halaman. Nomor halaman
untuk bagian isi menggunakan angka Arab dan diletakkan di bagian atas, kecuali
halaman dengan judul bab (bab baru) diletakkan di bagian tengah bawah naskah.
Nomor halaman isi berakhir sampai dengan Kesimpulan dan Saran. Lampiran
menggunakan nomor sendiri sesuai dengan urutan lampiran yang tertulis dalam
daftar lampiran.
6.

Pemberian Tanda Bagian Karya Tulis Ilmiah


Pemberian tanda bagian karya ilmiah pada judul sub bab atau sub sub bab
harus tetap konsisten. Bila bab dan sub sub bab menggunakan angka Arab harus

tetap digunakan sampai akhir naskah. Untuk kalimat yang menggunakan


pembagian dapat digunakan gabungan angka Arab, angka Romawi serta abjad.
Pembagian yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
A.
1
2
a
b
1)
a)
(1)
(a)
7.
Pengertian: Kutipan, Daftar Pustaka, Dan Rujukan
a. Kutipan:
Menyatakan secara resmi dalam teks, asal/sumber informasi/darimana
informasi yang kita kutip atau gunakan.
b. Daftar Pustaka/Bibliography
Daftar informasi atau pustaka yang telah digunakan dalam menulis suatu
karya. Diletakkan pada akhir karya tersebut.
c. Rujukan/Reference
Deskripsi/penulisan rinci mengenai pustaka yang digunakan dalam suatu
karya.
i). Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi,
rumusan atau hasil penelitian lain atau miliknya sendiri yang telah
terdokumentasi untuk dibahas dan ditelaah sehubungan dengan materi
penulisannya.
ii). Kutipan diletakkan dalam teks atau lampiran.
iii). Pencantuman sumber kutipan dapat ditiadakan apabila:
1. Pengetahuan yang bersifat umum
2. Fakta yang dapat dengan mudah diperiksa atau diteliti kebenarannya
iv). Tujuan:
1. Memperlihatkan materi yang digunakan penulis
2. Menguji interpretasi penulis terhadap bahan yang digunakan
3. Menunjukkan bagian/aspek topik tertentu yang dibahas.
4. Mencegah pengakuan tulisan orang lain sebagai kepunyaan sendiri.
8.

Sistem Pencatatan Dokumen


Sistem pencatatan dokumen sumber kutipan yang dipergunakan adalah
sistem langsung (parenthetical-reference): mencantumkan sumber informasi
dalam kurung setelah teks tulisan yang dikutip.
Bentuk: Penulis Tahun Halaman
(Author-Date-Page)
(lebih praktis dan sederhana serta lebih mudah dipahami)
Penulis: nama keluarga/akhir (tanpa gelar)
a. Kutipan Langsung
i). Kutipan Langsung Pendek:
Kutipan langsung tidak melebihi tiga baris dan dihubungkan pada teks
penulis dengan memisahkannya dengan dua tanda kutip. Jarak antar baris
tetap sama dengan jarak teks penulis (2 spasi).
ii). Kutipan Langsung Panjang:

Kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga baris. Kutipan dipisahkan


dari teks penulis dan membentuk satu alenia baru. Jarak antar spasi kutipan satu
spasi. Kalimat yang mendahului kutipan diakhiri dengan tanda baca titik dua,
koma, atau tergantung susunan kalimatnya.

b. Kutipan tidak langsung


Kutipan yang dituliskan dengan menggunakan kalimat penulis, disesuaikan
dengan gaya bahasa dan cara penyampaian serta penyajian penulis sendiri.
Kutipan tersebut merupakan ringkasan dari persepsi penulis atas tulisan yang
akan dikutipnya, terdiri dari:
i). Kutipan Tidak Langsung Pendek
(a). Tidak melebihi satu alenia
(b). Dinyatakan dalam karya penulis pada alenia bersangkutan
ii). Kutipan Tidak Langsung Panjang
(a). Panjang kalimat melebihi satu alenia
(b). Kutipan dicantumkan dalam alenia tersendiri
(c). Jarak antar baris tetap 2 spasi
c. Catatan Informasi
i). Memberikan penjelasan lebih lanjut karena tidak dapat dicantumkan dalam
teks.
ii). Catatan diberikan agar tidak mengganggu teks.
iii). Materi dapat berupa hal teknis, definisi/keterangan tambahan.
iv). Memberikan arahan kepada pembaca untuk lebih mendalami masalah.
v). Tidak terkait langsung dengan materi bahasan.
vi). Menjelaskan sumber kutipan yang digunakan.
d. Cara Penulisan Kutipan
i). Satu pengarang, satu sumber
Dokumentasi bagi setiap langkah proses keperawatan membutuhkan rasional
yang tepat dalam memecahkan masalah, maka sangatlah berarti dokumentasi
dalam membuat proses keperawatan (Aziz. 2002: 57).
Menurut Aziz (1999), proses keperawatan merupakan modalitas dari
pemecahan masalah dengan pengembangan strategi untuk hasil yang
diinginkan.
ii). Satu pengarang, banyak sumber pada tahun yang berbeda
Berhman (1996:66, 1999:98) menyatakan dengan komunikasi therapeutik anak
akan mengetahui apa yang sedang dilakukan dan apa yang akan dilakukan
selama di rumah sakit sehingga perasaan dan pikiran yang menimbulkan
masalah psikologis dapat teratasi.
Dengan komunikasi therapeutik anak akan mengetahui apa yang sedang
dilakukan dan apa yang akan dilakukan selama di rumah sakit sehingga
perasaan dan pikiran yang menimbulkan masalah psikologis dapat teratasi
(Berhman 1996, 1999, 2000, 2002)

10

iii).
Satu pengarang, banyak sumber pada tahun yang sama
menarik perhatian bahwa penurunan angka kelahiran abab yang lalu terjadi
di Eropa dan Inggris tanpa program keluarga berencana yang dilancarkan oleh
pemerintah (Singarimbun, 1969a: 49)
Catatan: a,b, dituliskan setelah tahun.
iv).
Editors
(ed. Kaufmann 1974)
diedit oleh Kufmann (1974)
v). Artikel yang tidak diterbitkan
(Crowley, unpub.)
Crowley (unpub.) menyatakan bahwa
vi).
Tidak ada nama pengarang
Dalam Komunikasi Therapeutik yang Efektif (1996) menyatakan bahwa
dengan komunikasi therapeutik masalah-masalah psikologis anak dapat
dikurangi.
Dengan komunikasi therapeutik masalah-masalah psikologis anak dapat
dikurangi (dalam Komunikasi Therapeutik yang Efektif 1996).
vii).
Kutipan pendapat/ teori ahli yang terdapat dari buku lain

Menurut Brunner dalam Potter and Perry, 2002: 1002 nyeri


merupakan.............
9.
Daftar Pustaka
a. Daftar yang mencantumkan seluruh materi/bahan bacaan yang digunakan
dalam menulis suatu karya.
b. Materi yang tercantum dalam Daftar Pustaka digunakan oleh penulis sebagai
acuan/rujukan.
c. Fungsi Daftar Pustaka:
i). Membantu pembaca mengetahui ruang lingkung studi
ii). Membantu pembaca memperoleh sumber informasi yang lebih lengkap dan
mendalam
iii). Membantu membaca dalam memilih materi untuk studinya sendiri
a) Cantuman dalam daftar pustaka
Umum:
i). Nama penulis (nama belakang mendahului nama depan): Universal
ii). Judul:
Buku, artikel, dan karya tulis lainnya
Jurnal/surat kabar
iii). Keterangan edisi atau editor
iv). Data penerbit (kota, nama penerbit)
v). Tahun terbit/volume dan nomor (issue)
vi). Nomor halaman yang digunakan (artikel jurnal)
b) Ketentuan umum
i). Buku:
Nama belakang penulis diikuti koma nama depan & tengah (initial)

11

ii).

Lebih dari satu penulis dipisahkan dengan koma atau & sebelum nama
penulis terakhir
Penulis lebih dari 3, setelah nama 1 diberi keterangan et al
Tahun terbit
Keterangan penerbit dan kota terbit
Artikel Jurnal:
Judul artikel diberi tanda petik
Judul jurnal digaris bawahi atau dicetak miring
Judul jurnal ditulis lengkap
Volume, nomor, dan halaman artikel berada
Antara tahun dan judul artikel dan jurnal diberi koma
Antara judul jurnal dan volume, nomor dan halaman juga diberi koma
Khusus untuk artikel surat kabar dicantumkan tanggal dan bulan
penerbitan

iii).
Format Harvard:
Format ini ditentukan sebagai format baku yang digunakan dalam
menuliskan rujukan untuk penulisan karya ilmiah di Jurusan Keperawatan
Poltekkes Depkes Palangka Raya.
Berikut contoh masing-masing bahan pustaka yang digunakan dalam
menuliskan karya tulis ilmiah.

12

Tabel 2.1. Contoh Penulisan Daftar Pustaka


Jenis
Buku
1 pengarang

Contoh
Hamid, Yani 2009, Buku Ajar Riset Keperawatan 1, Widya Medika,
Jakarta.

Dipublikasikan oleh
Pemerintah

Depkes R.I. 2012, Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan


Keperawatan di Rumah Sakit, Dirjen Depkes, Jakarta.

tidak ada nama


pengarang
Buku
2 pengarang
Buku
3 pengarang
Buku
Lebih dari 3
pengarang
Buku
tidak ada nama
pengarang
Buku
Nama editor

Burns, K.L. & Grove, S. 2011, The Practice of Nursing Research;


Conduct, Critiques, and Utilisation, 2nd End, W.B. Sunders CO,
Philadelphia.
Price, S.A., Koch, M.W. & Basset, S. 2010, Health Care Resource
Management: Present and Future Challenges, Mosby, St. Louis.
Green, L.W. et al, 2012, Health Education Planning: a Diagnostic
Approach, Mayfield Publishing Co., Palo Alto.
Pedoman Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Manula 2010,
EGC, Jakarta.

Harrison, L. 2012, Enviromental, Health and Safety Auditing


Handbook, 2nd. ed., McGraw-Hill, New York

Artikel dalam
Jurnal/Majalah

Gibberd, R. 2011, Nuclear Power at What Price?, The Bulletin, vol.


113, June 4, pp. 51-5.
Hamid, A.Y. 2012, Peran profesi keperawatan dalam meningkatkan
tanggung jawab perawat, Majalah Bina Sehat, PPNI, edisi
005/BS/PPNI/2001.

2 buku dalam 1
tahun
oleh pengarang
yang sama
Bab dalam
sebuah buku
dengan editor

Singarimbun, Masri 2010 a, Gerakan Pembatasan Kelahiran,


Djakarta, Bhratara.
--------------------------- 2010b, Kontrasepsi Dalam Rangka Keluarga
Berencana, Djakarta, Bhratara.
Soentoro 2012, Penyerapan Tenaga Kerja Luar Sektor Pertanian di
Pedesaan, dalam Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan
Indonesia, Faisal Kasryno (ed.), Yayasan Obor, Jakarta, hlm 202-

13

262.

Makalah seminar

Trump, A. 2012, Power Play, Proceedings of the Third annual


Conference, International Society of Power Engineers, Houston,
Texas, pp. 40-51.

Database

Rekam Medis RSUD Dr. Doris Sylvanus (database), Dinas Kesehatan


Provinsi Kalimantan Tengah, annual updating.

CD Room

Women and HIV/AIDS: Reproductive and Sexual Health, 2011, [CD


ROM], Reproductive Health Matters, London

VIA INTERNET
VIA INTERNET
Individual work
contoh:
E-Book

Journal article
contoh:
Personal email

Pengarang/editor tahun, Judul [online], Edisi, Penerbit (jika


ada), Tempat Penerbitan, dari: http://nama situs.html.
[tanggal diakses].
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 2009, A survey of STM online
journals 2008 -95: The calm before the storm [online], dari:
http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html. [12 June 1996].
Greiner, A.C. & Knebel, E. 2010, Health Proffesions Education: A
Bridge to Quality, [on line], National Academics Press, dari:
http://www.nap.edu. [4 Juni 2006]
Pengarang/editor tahun, Judul Jurnal [online], volume (issue),
dari: http://nama situs.html. [tanggal diakses].
Griffith, A.I. 2013, Cordinating Family and School: Mothering for
Schooling, Education Policy Analysis Archives [Online], vol. 3,
dari: http;//olam.ed.asu.edu/epaa/ [12 February 2007].
Pengirim (alamat pengirim) tanggal bulan tahun, Subject of Massage,

BAB III
PROSES AKADEMIK DALAM PENYUSUNAN
KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
1. Pembimbing
Dalam proses penyusunan KTI mahasiswa dibimbing oleh pembimbing KTI. Program
D III dibimbing oleh satu orang dosen pembimbing sedangkan Program DIV dibimbing
oleh dua orang pembimbing.
a. Pembimbing Utama
1) Definisi

14

Pembimbing utama adalah staf pengajar tetap Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Syarat pembimbing utama minimal jenjang S2.
Tugas pembimbing utama adalah memberi bimbingan, arahan, dan evaluasi
terutama substansi keilmuan sesuai disiplin ilmunya.
2) Ketentuan
Sebagai pembimbing utama saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat
membimbing 8 orang mahasiswa.
b. Pembimbing Pendamping (khusus Program D IV)
1) Definisi
Pembimbing pada Definisi dosen pembimbing pendamping adalah staf pengajar
tetap dan tidak tetap Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Syarat pembimbing
pendamping minimal jenjang S2.
Tugas pembimbing pendamping adalah mengarahkan, memberi informasi ilmiah,
bimbingan dan evaluasi terutama metode penelitian.
2) Ketentuan
Sebagai pembimbing utama saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat
membimbing 8 orang mahasiswa.
2. Penguji
Penguji KTI pada ujian Proposal dan Sidang KTI (D III) terdiri dari 3 orang penguji
yaitu 1 orang Ketua Penguji dan 2 orang Anggota Penguji.

a. Ketua Penguji
1) Definisi
Ketua penguji adalah Dosen penguji yang tidak menjadi pembimbing mahasiswa
yang diuji dan merupakan Dosen Tetap atau Tidak Tetap Poltekkes Palangka Raya.
Syarat ketua penguji adalah minimal gelar S2 sesuai bidangnya.
2) Ketetentuan
Sebagai ketua penguji saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat menguji 8
orang mahasiswa.
b. Anggota Penguji
1) Definisi
Anggota penguji adalah Dosen pembimbing dan Dosen Tetap/Tidak Tetap yang
bergelar S2 sesuai dengan bidangnya yang ditunjuk oleh Dosen Koordinator KTI
Program Studi.
2) Ketentuan
Sebagai anggota penguji saja, seorang Dosen maksimum hanya dapat menguji 8
orang mahasiswa.
3. Mekanisme Bimbingan
Mahasiswa dalam melakukan proses KTI akan dibimbing secara terencana oleh
pembimbing yang ditunjuk. Buku bimbingan KTI menjadi alat monitoring baik bagi
mahasiswa, pembimbing, Ketua Jurusan, dan pejabat akademik yang berwewenang.
Setiap mahasiswa telah bertemu dan melaksanakan bimbingan minimal 3 (tiga) kali
sebelum seminar proposal dan sidang KTI.
4. Permohonan ujian
Dengan sepengetahuan pembimbing, secara tertulis peserta mengajukan usulan
tanggal ujian KTI dengan mengisi formulir usulan ujian KTI. Usulan ini harus diajukan

15

kepada dan telah diterima di sekretariat Jurusan selambat-lambatnya 3 hari sebelum


tanggal yang diusulkan.
Bersama usulan tersebut mahasiswa juga harus melampirkan nama-nama tim
penguji yang telah ditetapkan oleh Jurusan.
Ujian sidang dianggap sah bila dihadiri oleh pembimbing KTI dan penguji tamu (D
III). Untuk DIV ujian sidang dianggap sah bila semua Tim Penguji hadir. Ujian KTI tidak
dapat dilaksanakan bila tidak dihadiri oleh pembimbing KTI dan salah satu anggota
penguji.

5. Pelaksanaan Ujian
Sebelum ujian berlangsung para penguji berkumpul (tanpa dihadiri oleh peserta)
untuk mendapatkan penjelasan dari moderator sidang ujian dalam hal ini pembimbing
utama - tentang pokok-pokok yang perlu dinilai, kekuatan, kelemahan KTI serta
hambatan-hambatan yang dialami peserta program dalam proses pembuatan KTI dan
pendidikan peserta secara umum.
Ujian berlangsung paling sedikit 90 menit dan paling lama 120 menit dan dipimpin
oleh pembimbing Utama KTI. Pembagian waktu tersebut adalah sbb:
a. Pembukaan oleh pemimpin sidang ujian: 5 menit
b. Penyajian oleh peserta: 10 menit (proposal)
15 menit (laporan)
c. Tanya jawab
: 35 menit (proposal)
60 menit (laporan)
d. Kesimpulan
: 5 menit
e. Penutup
: 5 menit
Segera setelah selesai ujian KTI, para penguji dan pembimbing mengambil suara
tertutup (tanpa dihadiri oleh peserta). Hasil keputusan setiap penguji dibacakan oleh
pemimpin ujian dalam hal lulus atau tidak lulus. Bila satu atau lebih penguji
menyatakan tidak lulus, ia perlu menjelaskan mengapa peserta tidak lulus dan para
penguji dapat merundingkan kembali penilaiannya hingga mencapai kesepakatan yang
bulat. Bila ada satu penguji yang tetap menyatakan tidak lulus, maka keputusan
kelulusan ditentukan oleh Pembimbing Utama. Peserta diberi kesempatan satu kali
untuk mengulang ujian KTI selambat-lambatnya 2 minggu setelah ujian pertama. Bila
peserta dinyatakan lulus, peserta diberitahu akan hasil akhir ujian KTI, dan anggota
penguji serta pembimbing kemudian membari nilai sekurangnya 2,75 sebagai batas
kelulusan.
Pada akhir ujian pemimpin mengisi dan menandatangani berita acara ujian, daftar
hadir, format penilaian, nilai gabungan, dan surat pernyataan kesanggupan
menyelesaikan perbaikan KTI untuk diserahkan kepada panitia.
6.

Penilaian
Penilaian KTI diperoleh dari ujian KTI. Penilaian ujian sidang KTI merupakan penilaian
yang diberikan oleh seluruh penguji pada saat berlangsungnya sidang KTI peserta
program. Adapun komponen penilaian ujian KTI beserta bobotnya terdiri atas:
a. Konsep pemikiran (20%)
b. Penggunaan kepustakaan (10%)
c. Metodologi penelitian (20%)
d. Hasil penelitian, pembahasan, dan saran (25%)
e. Penulisan KTI (10%)
f. Penyajian dan tanya jawab (15%)
Nilai dikonversikan sesuai dengan kriteria pada tabel 3.1.

16

Tabel 3.1. Nilai Konversi


ANGKA
ABSOLUT

ANGKA MUTU

HURUF
MUTU

79 -100

3,51

68 - 78

2,75 3,50

56 - 67

2,00 2,74

41 - 55

1,00 1,99

41

< 1,00

Tabel 3.2. Format Penilaian KTI


Aspek Penilaian
Konsep Pemikiran
Kejelasan Masalah dan Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Kerangka Konsep
Definisi Operasional
Hipotesis (bila ada)
Penggunaan Kepustakaan
Relevansi
Komprehensivitas
Keterkinian
Metodologi Penelitian
Desain Penelitian
Metoda Statistik dan/atau metoda
analisis data
Alasan memilih metoda
Kelengkapan instrumen penelitian
Hasil Penelitian, Pembahasan, dan
Saran
Hasil Penelitian

Skor

Bobot
(%)
20%

10%

20%

25%

Nilai
(skor x bobot)

17

Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Penulisan KTI
Cara Penulisan
Sistematika Penulisan
Ketepatan Penggunaan Bahasa
Susunan Bahasa
Penyajian dan Tanya Jawab
Kejelasan Mengemukakan Isi KTI
Kemampuan Penyajian
Penguasaan Materi
Ketepatan Menjawab Pertanyaan
Kemampuan Berargumentasi
Jumlah Nilai

10%

15%

100

Skor memakai skala 100

7.

Hasil Ujian
Segera setelah pimpinan sidang menyatakan ujian selesai, peserta ujian
dipersilahkan untuk keluar ruangan sidang sejenak. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
waktu kepada para penguji untuk menentukan apakah peserta lulus atau tidak.
Nilai lulus adalah gabungan dari nilai yang diberikan oleh para penguji dengan batas
untuk lulus adalah 2,75. Ketua sidang tidak akan membacakan nilai-nilai yang masuk.
Jika terdapat perbedaan nilai yang sangat besar kira-kira 10 atau lebih maka tim
penguji akan membahas nilai-nilai tersebut, sampai didapatkan nilai yang wajar dan
disepakati bersama.
Hasil ujian akan diberitahu kepada peserta setelah penguji selesai bersidang dengan
cara memanggil kembali peserta ke ruang sidang. Pemimpin sidang akan
memberitahukan hasil ujian sidang tersebut (bukan nilai) dan selanjutnya langsung
menutup ujian sidang. Sidang ujian KTI didokumentasikan dalam bentuk berita acara
yang ditandatangani oleh pemimpin sidang yang berisikan antara lain hal apa saja yang
harus diperbaiki pada KTI tersebut. Dan mahasiswa mennandatangani surat pernyataan
kesangguapan menyelesaikan perbaikan KTI.

Anda mungkin juga menyukai