Anda di halaman 1dari 12

BAYI DENGAN BBLR

Bayi dengan BBLR termasuk dalam bayi baru lahir risiko tinggi yaitu keadaan di m
ana neonatus tanpa memperhatikan usia gestasi atau BB mempunyai kemungkinan morb
iditas atau mortalitas yang lebih besar dari rata-rata karena kondisi yang tumpa
ng tindih pada keadaan normal suatu kejadian yang dikaitkan dengan kelahiran dan
penyesuaian pada keadaan ekstrauterine.
Definisi
Bayi yang lahir dengan BB di bawah 10% pada kurva pertumbuhan intrauterine, bayi
tersebut dapat lahir pada kondisi preterm, term, atau postterm.
Klasifikasi
1. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB kurang d
ari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
2. Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstr
em rendah: bayi yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram.
Berat badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
1500 gram.
3. Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara 1501 –
2500 gram
4. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahi
r dengan BB berada di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intrauterin.
5. Retardasi pertumbuhan intrauterine (Intrauterine Growth Retardation/IUGR
): ditemukan pada bayi yang pertumbuhan intrauterinenya mengalami retardasi (ter
kadang digunakan sebagai istilah yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk ma
sa gestasi).
6. Bayi besar untuk usia gestasi: bayi yang BB-nya berada di atas presentil
ke-90 pada kurva perumbuhan intrauterine.
Etiologi
1. Kelainan pada janin.
2. Gangguan fungsi plasenta.
3. Faktor ibu (penyakit vaskuler, keadaan uterus yang buruk, dll).
4. Infeksi ( ibu dan anak).
5. Obat dan merokok, dll.
Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya
. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. H
ampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan
seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan
BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antar
a reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi p
neoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan
pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi prete
rm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyia lebih se
dikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lem
ak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu e
nzim yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu p
ula kadar laktose (enzim yang diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekita
r kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang
meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensia
l untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitny
a jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuha
n akan kalori.
Masalah yang mungkin muncul
Masalah yang sering dihadapi bayi BBLR adalah imaturitas organ-organ tubuh karen
a lahir kurang bulan. Beberapa gangguan akibat belum matangnya organ-organ terse
but:
1. Sistem pengaturan tubuh yang belum matur, menyebabkan BBLR membutuhkan p
erawatan khusus dalam inkubator.
2. Sistem imunologi yang belum berkembang dengan baik menyebabkan bayi sang
at rentan terhadap infeksi.
3. Imaturitas sistem syataf pusat menyebabkan mudahnya terjadinya perdaraha
n peribentruker.
4. Imaturitas paru memudahkan terjadinya penyakit membran hialin.
5. Imaturitas metabolisme bilirubin mempermudah terjadinya hiperbiliribinem
ia.
6. Imaturitas saluran pencernaan mempermudah terjadinya sindrom malabsorbsi
.
Faktor risiko BBLR
1. Ibu berusia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anemia.
3. Malnutrisi.
4. Anak kembar.
Pedoman pengkajian fisik
1. Pnegkajian umum
a. Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang setiap hari, atau lebih
sering apabila diinstruksikan.
b. Ukur panjang dan lingkar kepala secara periodik.
c. Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat, kemudahan
bernafas, adanya edema, dan lokasinya.
d. Gambarkan adanya deformitas yang nyata.
e. Gambarkan adanya tanda disstres: warna buruk, mulut terbuka, kepala tera
ngguk-angguk, meringis, alis berkerut.
2. Pengkajian pernafasan
a. Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi, se
lang dada, atau penyimpangan lain.
b. Gambarkan otot aksesori: pernafasan cuping hidung atau substansial, inte
rkostal, atau retraksi subklavikular.
c. Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan.
d. Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi, ronk
i basah, area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara masuk, keseimba
ngan bunyi nafas.
e. Tentukan apakah penghisapan diperlukan.
f. Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.
g. Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian, bila diintubasi gambarkan
ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapannya, serta metode pengamanan selan
g.
h. Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial oksi
gen dan karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan karbondioksida transkutan.
3. Pengkajian kardiovaskular
a. Tentukan frekuensi dan irama jantung.
b. Gambarkan bunyi jantung, termasuk adanya murmur.
c. Tentukan titik intensitas maksimum, titik di mana bunyi dan palpasi deny
ut jantung yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum dapat menunju
kkan pergeseran mediastinal).
d. Gambarkan warna bayi: sianosis, pucat, pletora, ikterik, mottling.
e. Kaji warna kuku, membran mukosa, bibir.
f. Tentukan tekanan darah. Tunjukkan ekstremitas yang digunakan dan ukutan
manset, periksa setiap ekstremitas setidaknya sekali.
g. Gambarkan nadi perifer, pengisian kapiler (< 2 – 3 detik), perfusi perif
er mottling.
h. Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada posisi “on
”.
4. Pengkajian gastrointestinal
a. Tentukan distensi abdomen: lingkar perut bertambah, kulit mengkilat, tan
da-tanda eritema dinding abdomen, peristaltik yang dapat dilihat, lengkung susu
yang dapat dilihat, status umbilikus.
b. Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi dan waktu yang berhubungan denga
n pemberian makan.
c. Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah.
d. Gambarkan jumlah, warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah sam
ar dan atau penurunan substansibila diinstruksikan atau diindikasikan dengan tam
pilan feses.
e. Gambarkan bisisng usus, ada atau tidak ada.
5. Pengkajian genitourinaria
a. Gambarkan adanya abnormalitas genetalia.
b. Gambarkan jumlah urin (warna, pH, dll).
c. Periksa BB (pengkajian paling akurat untuk hidrasi).
6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
a. Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan, meno
njol, tingkat aktivitas dengan stimulasi, evaliasi berdasarkan usia gestasi.
b. Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.
c. Gambarkan reflek yang diamati: moro, menghisap, Babinski, reflek plantar
, dan reflek yang diharapkan.
d. Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan).
7. Pengkajian suhu
a. Tentuka suhu kulit dan aksila.
b. Tentukan dengan suhu lingkungan.
8. Pengkajian kulit
a. Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi, lepuh,
abrasi atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus, atau alat lain
lontak dengan kulit, periksa juga dan perhatikan adanya preparat kulit yang digu
nakan (misal plester,, providin-iodin).
b. Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah, terkelupa
s, dll.
c. Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
d. Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada tempatnya
dan amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
e. Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena,
perifer, umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin, de
kstrosa, elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus dan fre
kuensi aliran, jenis jarum (kupu=kupu, kateter), tampilan area insersi.
Tanda stres atau keletihan pada neonatus
1. Stres otonomik
a. Akrosianosis.
b. Pernafasan dalam dan cepat.
c. Frekuensi jantung reguler dan cepat.
2. Perubahan pada status
a. Status tidur atau dangkal.
b. Menangis atau rewel.
c. Mata berkaca-kaca atau kewaspadaan tegang.
3. Perubahan perilaku
a. Mata tidak berfokus atau tidak terkoordinasi.
b. Lengan dan kaki lemas.
c. Bahu flaksid turun ke belakang.
d. Cegukan.
e. Bersin.
f. Menguap.
g. Mengejan, buang air besar.
Diagnosa yang mungkin muncul
1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neorumuskular, penuruna
n energi, dan keletihan.
2. Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan l
emak tubuh subkutan.
3. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis yang kurang.
4. Risiko gangguan integritas kulit b.d struktur kulit imatur, imobilitas,
penurunan status nutrisi, prosedur invasif.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mence
rna nutrisi.
6. Nyeri b.d prosedur, diagnosa, tindakan.
7. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d lingkungan NICU, perpisah
an dari orangtua.
8. Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi, gangguan proses kedekatan
orangtua.

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK….
DENGAN BBLR DI RUANG NICU
RSDS YOGYAKARTA

Disusun Oleh
Effata Soetriatmo
03/172144/EIK/00333

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2006
Rencana keperawatan
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Klien menunjukkan oksigenasi yang adekuat.
Kriteria hasil: jalan nafas tetap paten • Posisi untuk pertukaran udara ya
ng optimal, seperti posisi telungkup dan posisi telentang dengan leher sedikit e
kstensi dan hidung menghadap ke atap dalam posisi “mengendus”
• Hindari hiperekstensi leher.
• Lakukan pengisapan.
• Gunakan teknik penghisapan yang tepat.
• Gunakan teknik pengisapan dua-orang.
• Lakukan perkusi, vibrasi, dan drainage postural yang sesuia.
• Hindari penggunaan posisi Trendelenburg.
• Gunakan posisi semi-telungkup atau miring.
• Pertahankan suhu lingkungan yang netral. • telungkup: posis
i ini menghasilkan perbaikan oksigenasi, pembrian makan ditoleransi dengan lebih
baik, dan lebih mengatur pola tidur. Telentang: untuk mencegah adanya penyempit
an jalan nafas.
• Karena akan mengurangi diameter trakhea.
• Untuk menghilangkan mukus yang terkumulasi dari nasofaring, trahkea, dan
selang endotrakheal.
• Karena penghisapan yang tidak tepat dapat menyebabkan infeksi, kerusakan
jalan nafas, penumothoraks, dan hemoragi intraventrikuler.
• Karena asisten dapat memberikan hiperoksigenasi dengan cepat sebelum dan
setelah insersi kateter.
• Drainage pustural mempermudah drainage sekret.
• Karena ini akan menyebabkan peningkatan TIK dan menurunkan kapasitas par
u akibat dari gravitasi yang mendorong organ ke arah diafragma.
• Untuk mencegah aspirasi pada bayi dengan mukus berlebihan atau yang seda
ng diberi makan.
• Untuk menghemat penggunaan oksigen.
2 Klien mempertahankan suhu tubuh stabil.
Kriteria hasil: Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pascakons
epsi. • Tempatkan bayi pada inkubator, penghangat rsian, atau pakaian ha
ngat dalam keranjang terbuka.
• Atur unit servokontrol atau kontrol suhu udara sesuai kebutuhan.
• Gunakan pelindung panas plastik bila tepat.
• Periksa suhu bayi dalam hubungannya dengan suhu ambien dan suhu unit pem
anas.
• Pantau nilai glukosa darah. • Untuk mempertahankan suu tubuh s
tabil.
• Untuk mempertahankan suhu kulit dalam rentang termal yang dapat diterima
.
• Untuk menurunkan kehilangan panas.
• Untuk kehilangan panas radian langsung.
• Untuk menentukan euglikemia.
3 Klien tidak menunjukkan infeksi nosokomial.
Kriteria hasil: bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi nosokomial. •
Pastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci tangan sebelum dan setelah mengur
us bayi .
• Padstikan bahwa semua alat kontak dengan bayi sudah bersih atau steril.
• Cegah personel dengan infeksi saluran pernafasan atas atau infeksi menul
ar agar tidak mengadakan kontak langsung dengan bayi.
• Isolasi bayi lain yang mengalami infeksi sesuai kebijakan institusional.
• Instruksikan pekerja perawatan kesehatan da orangtua dalam prosedur kont
rol infeksi.
• Beri terapi antibiotik sesuai instruksi.
• Pastikan aseptik ketat atau sterilisasi seperti terapi IV perifer, pungs
i limbal, dan pemasangan kateter arteri atau vena. • Untuk meminimalk
an pemajanan pada organisme infektif.
• Untuk meminimalkan pemajanan pada organisme infektif.
• Untuk mencegah penularan penyakit dari petugas ke bayi.
• Untuk mencegah penularan penyakit kepada bayi lain.
• Untuk mencegah infeksi nosokomial.
• Untuk mematikan agen infeksius.
• Untuk mencegah infeksi nosokomial.
4 Klien mempertahankan intergritas kulit.
Kriteria hasil: kulit tetap bersih dan utuh tanpa tanda-tanda iritasi atau ceder
a. • Bersihkan kulit dengan sabun lembutatau pembersih . Bilas dengan
baik dengan air hangat.
• Bersihkan mata setiap hari, dan juga area oral dan popok atau perianal,
dan area di mana terjadi kerusakan kulit.
• Berikan zat pelembab setelah dibersihkan untuk menpertahankan kelembaban
dan rehidrasi kulit, bersihkan kulit dari krim yang lama sebelum menambahkan la
pisan baru.
• Gunakan plester atau perekat minimal pada kulit yang sangat sensitif, gu
nakan pelindung, barier kulit dengan hidrokoloid dan yang berbahan dasar pektin
di antara kulit dan plester atau perekat.
• Pastikan bahwa jari-jari tangan atau jari kaki dapat terlihat kapan pun,
ekstremitas digunakan untuk jalur IV atau arterial.
• Kurangi pergesekan dengan menjaga agar kulit tetap keringa (berikan bubu
k penyerap (absoben), seperti tepung pati) dan gunakan linen serta pakaian yang
halus dan lembut.
• Jangan memasase daerah tonjolan tulang yang memerah karena dapat menyeba
bkan kerusakan jaringan dalam, berikan penghilang tekanan pada area ini sebagai
gantinya.
• Secara rutin kaji status nutrisi anak. • Untuk menjaga kebersihan
kulit.
• Untuk mencegah tetjadinya rash pada kulit.
• Untuk menjag integritas kulit.
• Untuk menghindari alergi kulit.
• Untuk mencegah adanya luka pada daerah lipatan dan untuk mencegah plebit
is pada daerah insersi.
• Untuk mencegah luka gesekan pada bayi.
• Untuk mencegah luka dekubitus pada bayi.
• Karena mempengaruhi kemampuan kulit untuk mempertahankan integritasnya.
5 Klien mndapatkan nutrisi yang adekuat, dengan masukan kalori untuk mempe
rtahankan keseimbangan nitrogen positif, dan menunjukkan penambahan BB yang tepa
t.
Kriteria hasil: Bayi mendapatkan kalori dan nutrien esensial yang adekuat.
• Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total sesuai intru
ksi.
• Tantau adanya tanda-tanda intileransi terhadap terapi patenteral total,
terutama protein dan glukosa.
• Kaji kesiapan bayi umtuk menyusu pada payudara ibu, khususnya kemampuan
untuk mengkoordinasikan menelan dan pernafasan.
• Susukan bayi pada payudara ibu bila penghisapan kuat, serta menelan dan
refleks muntah ada (biasanya pada usia gestasi 35 sampai 37 minggu).
• Ikuti protokol unit untuk meningkatkan volume dan konsentrasi formula.
• Gunakan pemberian makan orogastrik bila bayi mudah lelah atau mengalami
penghisapan, refleks muntah atau menelan yang lemah.
• Bantu ibu mengeluarkan ASI • Untuk mempertahankan balance cai
ran.
• Untuk menncegah terjadi diare karena intileransi laktosa.
• Untuk mencegah tersedak.
• Unutk meminimalkan risiko aspirasi.
• Untuk menghindari intoleransi pembrian makan.
• Karena makan dengan ASI dapat mengakibatkan penurunan BB.
• Untuk menciptakan dan mempertahankan laktasi sampai bayi dapat menyusu A
SI.
6 Klien mencapai pertumbuhan dan perkembangan potensial yang normal.
Kriteria hasil: Bayi menunjukkan penambahan BB mentap saat melewati fase akut pe
nyakit. Bayi hanya terpapar stimulasi yang tepat. • Gunakan berbagai
stategi pengkajian nyeri.
• Gunakan skala pengkajian nyeri hanya untuk nyeri.
• Kaji efektifitas tindakan nyeri nonfarmakologis.
• Evaluasi perubahan perilaku dan fisiologis.
• Observasi adanya perbaikan perilaku, misalnya kepekaan berkurang, berhen
ti menangis, tidur, atau bermain setelah pemberian analgesik.
• Anjurkan orangtua untuk memberi tindakan kenyamanan bila memungkinkan.
• Karena strategi yang berbeda meberikan informasi kualitaitf dan kuantita
tif tentang nyeri.
• Pneggunaan skala ganda, misalnya sebagai ukuran umum terhadap perasaan a
nak, dapat menyebabkan anak kehilangan minat pada skala.
• Karena beberapa tindakan (misalnya mengayun) dapat meningkatkan disstre
s bayi prematur.
• Karena perubahan-perubahan ini adalah indikator umum dari nyeri pada ana
k dan nilai khusus dalam mengkaji pada pasien nonverbal.
• Karena perilaku-perilaku seperti ini merupakan petunjuk terbaik untuk ny
eri yang ada sebelum pemberian analgesik.
• Karena orangtua adalah yang paling mengetahui tentang anak mereka.
7 Klien mencapai pertumbuhan dan perkembangan potensial yang normal. Krite
ria hasil: bayi hanya terpapar stimulus yang tepat. • Berikan nutrisi
optimal.
• Berikan periode istirahat yang teratur tanpa gangguan.
• Berikan intervensi perkembangan sesuai usia.
• Kenali adanya tanda-tanda stimulasi berlebihan (flaksiditas, menguap, me
mbelalak, memalingkan wajah dengan aktif, peka rangsang, menangis).
• Tingkatkan interaksi orangtua-bayi. • Untuk menjamin penambaha
n BB yang mantap dan pertumbuhan otak.
• Untuk menurunkan penggunaan kalori dan oksigen yang tidak perlu.
• Untuk mendapatkan tingkat perkembangan sesuai dengan usia.
• Sehingga bayi dibiarkan untuk istirahat.
• Karena merupakan hal yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan no
rnal.
8 Klien (keluarga) mendapatkan informasi tentang kemajuan bayi.
Kriteria hasil: orangtua mengekspresikan perasaan dan kekuatiran mengenai bayi d
an prognosis, serta menunjukkan pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan.
• Prioritaskan informasi.
• Bersikap jujur, berespon p[ada pertanyaan dengan jawaban yang benar.
• Dorong ibu dan ayah untuk berkunjung dan atau menghubungi unit dengan se
ring.
• Tekankan aspek positif dari status bayi. • Untuk membantu o
rangtua memahami aspek paling penting dari perawatan, tanda perbaikan, atau peny
impangan pada kondisi bayi.
• Untuk menciptakan rasa percaya.
• Sehingga mereka mendapat informasi tentang kemajuan bayi.
• Untuk mendorong rasa pengharapan.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN – FK UGM


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
Nama mahasiswa/NPM : Effata S
Tempat praktek : NICU RS Sardjito
Tanggal : 13 – 18 February 2006

I. IDENTITAS DATA
Nama : By. Ny. TS
Tempat/tanggal lahir : Yogyakarta, 11 februari 2006
Nama ayah/ibu : Tn. S / Ny.T S
Pekerjaan ayah : Petani
Pendidikan ayah : SMP
Pekerjaan ibu : IRT
Pendidikan ibu : SMA
Alamat/no. telepon : Cerme Ds 6 Panjatan , KulonProgo
Kultur : Jawa
Agama : Islam
II. KELUHAN UTAMA
Bayi perempuan lahir dari ibu usia tahun P1A0, spontan, cukup bulan, ditolong
dokter di RS Sardjito, langsung menangis, Gemelli I, A/S 6/8, ketuban hijau jer
nih, KPD (-), BBL 1950 gram
III. RIWAYAT KELAHIRAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal
Jumlah kunjungan : 9 kali
Bidan/dokter : Bidan
Penkes yang didapat : Dianjurkan untuk banyak makan buah dan
sayur
HPHT : 11 Mei 2005
Kenaikan BB selama hamil : 13 kg
Komplikasi kehamilan : tidak ada
Komplikasi obat : tidak ada
Obat-obatan yang didapat : vitamin
Riwayat hospitalisasi : -
Golongan darah ibu : B
Pemeriksaan kehamilan/maternal sceening
(-) Rubella (-) Hepatitis (-) CMV
(-) GO (-) herpes (-) HIV
(-) lain-lain sebutkan: -
2. Natal
Awal Persalinan : Tgl 10 Feb 2006, ibu lupa jam berapa
Lama persalinan : 13 jam 20 menit
Komplikasi persalinan : -
Terapi yang diberikan : -
Cara melahirkan : ( √ ) pervaginan ( ) Caesar
( ) lain-lain sebutkan
Tempat melahirkan
( ) Rumah bersalin ( ) Rumah ( √ ) rumah saki
t
3. Postnatal
Usaha napas ( ) dengan bantuan (√ ) tanpa bant
uan
Kebutuhan Resusitasi
• Jenis dan lamanya dari 1 menit dan 5 menit: -
• Skor Apgar : 6/8
Obat-obatan yang diberikan pada neonatus: Vit.K
Interaksi orang tua dan bayi ( √ ) ada
( ) tidak ada
Ibu menjenguk pada siang hari selama 4 jam, ayah hanya melihat lewat kac
a
Trauma lahir ( ) ada
( √) tidak ada
Keluarnya urin/BAB ( √ ) ada
( ) tidak ada
Respon fisiologis atau perilaku yang bermakna: Gerak tidak aktif
IV. RIWAYAT KELUARGA
Bayi (pasien) merupakan anak ke-1 dalam keluarga. Garis ayah dari keluarga ibu
mempunyai anak kembar yaitu adik kakek, demikian juga garis dari ibu mempunyai a
nak kembar yaitu pakdenya.
GENOGRAM

Keterangan:
: Perempuan : meniggal
: Laki-laki : Klien
:Tinggal1rumah
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Sistem pendukung yang dapat dihubungi: Ayah dan ibu
2. Hubungan orang tua dengan bayi
Ibu Ayah
√ Menyentuh -
√ Memeluk -
√ Berbicara -
√ Berkunjung √
√ Kontak mata -
3. Anak yang lain
Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
Perempuan - -
Perempuan - -
Kelahiran ini - -
4. Lingkungan Rumah
Rumah yang dihuni adalah rumah semi permanen, lantai tanah , cukup bersih, udara
bersih, cukup sinar matahari, lingkungan rumah cukup bersih, keluarga tidak mem
punyai masalah dengan lingkungan atau tetangga.
5. Problema social yang penting
(-) Kurangnya system pendukung social
(-) Perbedaan bahasa
(-) Riwayat penyalahgunaan zat adiktif (obat-obatan)
(-) Lingkungan rumah yang kurang memadai
(√) keuangan
(-) Lain, lain, sebutkan
VI. KEADAAN KESEHTAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : BBLR, cukup bulan, spontan, KMK Gemmel
i I
2. Tindakan Operasi : -
3. Status nutrisi : BB bayi saat ini 1880 mg. Bayi minum A
SI/PASI 8 x 25 cc
sudah dapat netek.
Kalori 106 kkal
4. Status cairan : Kebutuhan cairan 100 cc/kgBB/hari : 19
0 cc/hari
5. Obat-obatan : Thermoregulasi
6. Aktivitas : Bayi aktif bergerak
7. Tindakan Keperawatan yang telah dilakukan
Perawatan kebersihan diri
Pemberian nutrisi (ASI/PASI) secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi, Menim
bang BB, mengobservasi vital sign, memberikan terapi, mengatur posisi bayi secar
a bergantian, menjaga keseimbangan suhu tubuh bayi, mengobservasi intake nutrisi
dan eliminasi (feses/urin)
8. Hasil Laboratorium
11- feb- 2006
AL 13.600 gr/dL
Ca 2,25 mmol/L
Glu 0 mg/Dl
Na 137 mmol/L
K 5,47 mmol/L
Cl 108 mmol/L
Hb 14,0 gr/dl
AT 168.000
GD B
9. Lain-lain: -
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CM
Tanda vital : Nadi : 139x/mnt Suhu : 36,70C
RR : 56x/mnt TD : -
Saat lahir Saat ini
1. berat badan (gram) 1950 1880
2. Panjang badan 42 42
3. Lingkar Kepala 31 31
Beri tanda (cek) pada istilah yang tepat dari data-data di bawah ini. Gambarkan
semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom komentar bila perlu.
1. Reflek
(√) Moro (√) Menggenggam (√) Menghisap
2. tonus / aktivitas
a. (-) Aktif (√) Tenang (-) letargi (-) Keja
ng
b. (√) Menangis keras (-) Lemah (-) Melengking (-) Sulit menang
is
3. Kepala / Leher
a. Fontanel anterior
(√) Lunak (-) Tegas (-) Datar
(-) Menonjol (-) Cekung
b. Sutura Sagitalis
(√) Tepat (-) Terpisah (-) Menjauh
c. Gambaran wajah
(√) Simetris (-) Asimetris
d. Molding
(-) Caput succudaneum (-) Chepalohematome
4. mata
(√) Bersih (-) Sekresi,……
5. THT
a. Telinga
(√) Normal (-) abnormal
b. Hidung
(√) Bilateral (-) Obstruksi (-) Cuping hidun
g
c. Palatum
(√) Normal (-) abnormal
6. Abdomen
a. (√) Lunak (-) Tegas (-) Datar (-) kembung
b. Lingkar perut : 25 cm
c. Liver : (√) kurang dari 2 cm (-) Lebih dari 2
cm
7. Toraks
a. (√) Simetris (-) Asimetris
b. Retraksi (√) Derajad 1 (-) Derajad 2 (-) Derajad 3
c. Klavikula : (√) Normal (-) Abnormal
8. Paru-paru
a. suara napas : (√) Sama Kanan kiri (-) Tidak sama kanan kir
i
(√) bersih (-) Ronkhii (-) Rales (-) Sekret
b. Bunyi napas
(√) terdengar di semua lapang paru (-) Tidak terdengar (-) Menurun
c. Respirasi
(√) Spontan jumlah : 56 x/mnt
(-) Sungkup/boxhead, jumlah : - x/mnt
(-) ventilasi assisted CPAP
9. Jantung
a. (√) Bunyi Normal Sinus Rytm (NSR) : 113 x/mnt
(-) Murmur (-) lain-lain, sebutkan
10. Ekstremitas
(√) semua ekstremitas gerak (-) ROM terbatas (-) tidak dapat
dikaji
b. Ekstremitas atas dan bawah : (√) simetris (-) Asimetris
11. Umbilikus : normal
12. Genital : Paten
13. Anus : paten
14. Spina : normal
15. Kulit
Warna : pink, keriput, sedikit lapisan lemak
16. Suhu
a. Lingkungan : suhu inkubator 33,2 0 C
b. Suhu kulit : 36,70C
Komentar:
Terjadi penurunan berat badan, suhu tubuh belum stabil.
VIII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN/REFLEK PRIMITIF
1. Kemandirian dan bergaul
Bayi menangis bila haus, BAB/BAK ngompol
2. Motorik halus
Bayi mampu mengeluarkan tangan dari bedongan
3. Kognitif dan bahasa
Bisa mengikuti arah datangnya rangsang
4. Motorik kasar
Saat tidur telentang bisa menggerakkan kaki dan tangan
Kesimpulan perkembangan
- Menangis bila tidak nyaman
- Mengeluarkan suara
- Menggerakkan tangan dan tungkai ketika telentang
IX. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Bayi perempuan dengan diagnosa medis BBLR, CK, KMK, Gemelli I dengan BBL 1950 gr
am, KU: CM, Suhu: 36,70C, Nadi: 113 x/mnt, RR: 56 x/mnt.
Pengobatan: Thermoregulasi
- ASI/PASI 8 x 25 cc
- Kebutuhan cairan: 100 cc/kgBB/hr

X. ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB
DS: -
DO: - BBL waktu lahir 1950 gram
- BB sekarang 1880 gr
- Terjadi penurunan BB Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidakm
ampuan mencerna nutrisi.
DS: -
DO: Suhu 36,70C
Nadi 113 x/mnt, klien berada di inkubator Termoregulasi tidak efek
tif kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
DS: Ibu bertanya bagaimana untuk menyusui kedua bayinya
DO: - Ibu nampak menyusui hanya 1 mamae saja
- Ibu mempunyai anak kembar pada anak I Kurang pengetahuan ibu tentang : Menyusu
i pada anak kembar Kurang paparan informasi

Prioritas masalah:
1. Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan l
emak tubuh subkutan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi.
3. Kurang pengetahuan ibu tentang : menyusui anak kembar b.d kurang paparan
informasi

Anda mungkin juga menyukai