Emitor JMK TeganganFlashoverBahanIsolasi
Emitor JMK TeganganFlashoverBahanIsolasi
Abstrak
Salah satu bahan polimer termoset yang digunakan sebagai bahan isolasi untuk
isolator tegangan tinggi adalah bisphenol A (DGEBA), yaitu suatu produk termoset
terbuat dari suatu resin epoksi bisphenol A dan suatu agen pematangan (curing
agent) untuk pembentukan ikatan silang. Perbandingan secara stokiometrik antara
agen pematangan dengan resin epoksi bisphenol A selanjutnya disebut dengan Nilai
Stokiometrik (NS). Dosis bahan pengisi (F) yang ditambahkan pada saat pembuatan
bisphenol A dinyatakan dalam persen volume terhadap volume keseluruhan bisphenol
A (DGEBA). Sampel uji yang digunakan dengan bahan utama adalah bisphenol A dan
bahan pematangan adalah metaphenylene-diamine (MPDA) serta bahan pengisi pasir
silika, dengan NS = 1 : 1 dan pasir silika 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%, dicetak
dengan ukuran 70x70x5 (mm). Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui berapa
besar pengaruh polutan Garam dan penuaan dipercepat dengan penyinaran sinar
ultra violet (UV) terhadap Tegangan Flashover. Dari hasil penelitian dan analisa
data didapat bahwa semakin besar volume penyemprotan semakin besar pula nilai
Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) tetapi akan menurunkan nilai Tegangan
Flashovernya.
51
JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER EMITOR Vol. 3, No. 2, September 2003
keramik dan mika. Contoh polimer sintetis adalah Tabel 2. Komposisi Polutan Garam
polyvinyl chloride dan resin epoksi. Bahan isolasi padat
yang banyak digunakan adalah mika, keramik, dan
gelas.
2.2. Polimer
Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh
pengulangan kesatuan kimia kecil yang sederhana yang
disebut monomer. Polimer umumnya diberi nama
dengan menambahkan awalan poli- di depan nama
monomer ia diturunkan. Sebagai contoh polyethylene
diambil dari pengulangan ethylene, seperti diperlihatkan
pada Gambar 1. dengan:
2.3. Hubungan ESDD dan Tegangan Flashover ESDD : Equivalent Salt Deposit Density
(mg/cm2), V=: volume air pencuci (ml)
Kemampuan isolator sangat dipengaruhi oleh sifat D1: ekivalen konsentrasi garam dari air bersama
bahan isolator dan besar polutan yang menempel pada kapas sebelum ada polutan (%), D2: ekivalen
permukaan bahan isolator. Polutan akan menyebabkan konsentrasi garam dari air bekas cucian bersama kapas
permukaan lebih konduktif. Konduktifitas yang lebih dan polutan (%), S: luas seluruh permukaan isolator
besar ini akan menyebabkan aliran arus apabila diberi (cm2).
tegangan. Besar arus yang mengalir tergantung pada Untuk menghitung nilai Tegangan Flashover maka
besar polutan, nilai arus yang mengalir pada permukaan diperlukan pengkonversian dari data yang diperoleh
isolator mempengaruhi nilai Tegangan Flashover, (tegangan pada sisi primer) dalam penelitian, data yang
semakin besar nilai arus yang mengalir maka semakin didapat harus dikalikan dengan perbandingan
kecil nilai Tegangan Flashover. Dalam hal ini intensitas transformasi trafo sebesar 454 untuk mendapatkan
polusi dinyatakan dalam ESDD (Equivalent Salt Deposit tegangan pada sisi sekunder, karena dalam pengujian
Density). Langkah-langkah perhitungan ESDD adalah dilakukan sebanyak 5 kali maka untuk mencari
sebagai berikut: tegangan primer rata–rata dengan metode sebagai
1. Konduktivitas berikut.
σ 20 = σθ [1 − b(θ c − 20)] 1 V(Primer rerata) =
(V1 + V 2 + V 3 + V 4 + V 5)
5
dengan:
θ= suhu larutan, σ20= konduktivitas pada suhu =
(52.8 + 67.3 + 71.5 + 72.1+ 72.6)
20oC, θC konduktivitas pada suhu θ 5
b= faktor yang tergantung pada suhu θ, yang = 67.26 Volt
nilainya diberikan pada Tabel 1 di bawah ini. V(sek) = V(primer rerata) X perbandingan
2. Dengan nilai konduktivitas pada suhu 20oC tersebut transformator
dapat ditentukan konduktifitas NaCl dalam % = 67.26 x 454
menggunakan persamaan: = 30536.04 Volt
ESDD = 10 x V x
(D2 - D1 )
3
uji. Bahan uji diberi polutan yang ditambahkan kaolin
sebagai inert melalui metode semprot (IEC 507). Setiap
S bahan uji berjumlah dua dengan satu keping diukur
52
Jatmiko , Tegangan Flashover pada Bahan Isolasi Resin Epoksi (DGEBA) yang Terpengaruh oleh Polutan Garam Parangtritis
kadar ESDD dan satu keping lain diuji Tegangan 3.3. Prosedur Penelitian
Flashover. a. Sampel dicetak dengan menggunakan kaca dengan
3.2. Peralatan Pengujian tebal 5 mm dengan lapisan plastik mika untuk
mencegah sampel lengket dengan alat cetak.
Peralatan pengujian terdiri atas seperangkat alat
b. Pemberian bahan polutan
pencetak bahan uji, alat penyinaran ultra violet,
c. Penyinaran bahan uji dengan sinar ultra violet.
seperangkat alat penyemprotan Polutan garam (mulai
d. Pengujian Tegangan Flashover
200 cc, 400 cc, 600 cc, 800 cc, 1000 cc) dan multimeter
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
HIOKI type 3200 Digital Hi Tester pada sisi primer
pengaruh sinar ultraviolet terhadap bahan isolator
transformator uji, untuk komposisi unsur dalam polutan
resin epoksi. Kotak uji terbuat dari kayu dengan
buatan, yang disemprotkan pada permukaan isolator
dilapisi alumunium foil (standar ASTM 2303).
adalah polutan garam (NaCl). Komposisi kimia hasil
Sumber sinar UV berasal dari 4 buah lampu UV 15
analisis polutan buatan yang disemprotkan pada
watt merk Philips.
permukaan isolator yang diuji dalam penelitian, seperti
ditunjukkan dalam Tabel 2 dibawah ini.
53
JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER EMITOR Vol. 3, No. 2, September 2003
Chart Title
0.012
y = -9E-07x 2 + 0.0002x + 0.0059
0.01
R2 = 0.9994 Hubungan antara
Nilai ESDD
0.008 Nilai ESDD dengan
0.006 Volume Polutan
0.004
0.002 Poly. (Hubungan
antara Nilai ESDD
0
dengan Volume
Polutan)
0
00
20
40
60
80
10
Volum e Polutan
54
Jatmiko , Tegangan Flashover pada Bahan Isolasi Resin Epoksi (DGEBA) yang Terpengaruh oleh Polutan Garam Parangtritis
25000
y = 6.356x 2 - 429.85x + 22657
R2 = 0.9999
Tegangan Flashover
20000
Hubungan nilai ESDD dengan
Tegangan Flashover
15000
0
25
86
52
28
83
68
76
90
60
83
00
00
00
00
00
0.
0.
0.
0.
0.
Nilai ESDD
pada bahan uji akan diikuti kenaikan nilai ESDD, maka akan diikuti dengan naiknya ESDD sesuai dengan
hubungan antara volume polutan yang disemprotkan persamaan (5)
pada bahan uji dengan nilai ESDD dapat dilihat pada Di sini pengaruh ESDD lebih dominan daripada
Gambar 3, sedangkan hubungan antara nilai ESDD penyinaran ultraviolet karena perubahan resistivitas
dengan Tegangan Flashover dapat dilihat pada Gambar permukaan lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah
4, nilai Tegangan Flashover turun ketika nilai ESDD polutan yang menempel pada permukaan isolator. Saat
naik. pengujian Tegangan Flashover dengan penerapan
Fenomena ini terjadi karena kenaikan volume tegangan operasional 20 kV diperoleh korelasi antara
polutan yang disemprotkan mengakibatkan ESDD dengan Tegangan Flashover yakni semakin besar
konduktifitas permukaan bahan meningkat, sehingga nilai ESDD akan menyebabkan menurunnya nilai
resistansi permukaan bahan menurun, akibatnya Tegangan Flashover. Hubungan tersebut didekati
Tegangan Flashover menurun. dengan persamaan berikut ini:
Hasil pengujian menunjukkan semakin besar
kapasitas polutan yang disemprotkan pada bahan uji y = 7.0548 X 2 − 498054 X + 25093 6
maka nilai ESDD semakin besar pula karena polutan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi nilai dengan
ESDD. Dapat kita lihat besarnya nilai ESDD untuk Y = nilai Tegangan Flashover pada tegangan 20 kV
Volume polutan 200 (cc), 400 (cc), 600 (cc), 800 (cc) (mA)
dan 1000 (cc) berturut – turut adalah: 0.0060254 X = besar nilai ESDD (mg/cm2)
(mg/cm2), 0.0068856 (mg/cm2), 0.0076524 (mg/cm2), Persamaan di atas berlaku untuk semua persentase
0.0083284 (mg/cm2) dan 0.0090826 (mg/cm2). lihat bahan pengisi, karena untuk suatu tingkat ESDD,
tabel (3). besarnya Tegangan Flashover masing-masing
Hubungan antara banyaknya penyemprotan polutan persentase bahan pengisi hampir sama. Hubungan
terhadap nilai ESDD dapat didekati dengan persamaan secara polynomial dipilih sebagai pendekatan
berikut ini: persamaan karena memberikan faktor determinasi
terbesar yakni 0,9366 yang berarti pengaruh ESDD
Y = 38.462 X + 100 5 terhadap Tegangan Flashover adalah sebesar 93,66%.
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa
dengan setiap kenaikan ESDD akan diikuti penurunan nilai
Y = nilai ESDD (mg/cm2) Tegangan Flashover sesuai dengan persamaan (6).
X = volume penyemprotan polutan (ml) Bahan uji dari berbagai tingkat filler menunjukkan
Persamaan di atas berlaku untuk semua persentase bahwa semakin besar volume polutan maka nilai ESDD
bahan pengisi, karena untuk suatu volume semakin meningkat, ketika nilai ESDD meningkat maka
penyemprotan polutan, besarnya nilai ESDD masing- Tegangan Flashover akan menurun/semakin kecil.
masing persentase bahan pengisi hampir sama.
Hubungan secara linear dipilih sebagai pendekatan
persamaan karena memberikan faktor determinasi 5. Kesimpulan
terbesar yakni 0,9615 yang berarti pengaruh volume 1. Pengukuran nilai ESDD menunjukkan bahwa
penyemprotan polutan terhadap nilai ESDD adalah semakin besar volume polutan yang disemprotkan,
sebesar 96,15%, setiap kenaikan volume penyemprotan maka nilai ESDD juga meningkat.
55
JURNAL TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER EMITOR Vol. 3, No. 2, September 2003
2. Pengukuran Tegangan Flashover dipengaruhi nilai menurun, karena dengan meningkatnya nilai ESDD
ESDD. Nilai Tegangan Flashover berbanding maka nilai resistivitas dari permukaan bahan
terbalik dengan nilai ESDD, semakin besar nilai tersebut akan menurun sehingga menurunkan nilai
ESDD, maka nilai Tegangan Flashover akan Tegangan Flashovernya
Daftar Pustaka
[1] Asy’ari, Hasyim, 2002, “Pengaruh Kontaminasi Polutan Garam Terhadap Tegangan Flashover Bahan
Isolasi Resin Epoksi” Tugas Akhir, UMS surakarta
[2] Cowd, M.A., 1991, Kimia Polimer, cetakan ke-2, penerbit ITB, Bandung
[3] Kind, D., 1993, Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi, Penerbit ITB, Bandung
[4] Lee, H. Neville, K., 1967, Handbook of Epoxy Resins, Mc Ccaw-Hill Book Company
[5] Malik, N.H., Al-Arainy, A.A., Qureshy, M.I., 1988, Electrical Insulation in Power System, Marcel
Dekkar, Inc, New York
[6] SPLN 10-3B, 1993, Tingkat Intensitas Polusi Sehubungan dengan Pedoman Pemilihan Isolator, PT
PLN (Persero) Jakarta
[7] Suhartin, Yeni, 2001, Tesis : Deccadasi Permukaan Material Isolator Tegangan Tinggi Polimer Resin
Epoksi Pada Penuaan Dipercepat, UGM, Yogyakarta.
56