Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

By : Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman

Kompos adalah hasil ahkir dari proses bahan organik dengan bantuan bakteri.
Dalam kompos tidak banyak terdapat unsur N, P & K sehingga berbeda dengan pupuk
sintetis. Akan tetapi dalam kompos banyak mengandung unsur hara mikro Fe, S, Ca, Mg dll.
Unsur ini tidak terdapat dalam pupuk buatan pada umunnya. Fungsi yang utama adalah
memperbaiki stuktur dan kualitas tanah.

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT KOMPOS


Mengumpulkan bahan organik (dapur,
kebun, ternak dan septik tank) Potong kecil-
kecil bahan yang terlalu besar. Mencampur
bahan organik basah dan organik kering.
Masukan kedalam kotak atau tumpukan
sampai 1 meter, sebelum bahan
dimasukkan, sebaiknya bagian bawah dilapisi
ranting-ranting supaya sirkulasi udara lebih
lancar dan air tidak mengenang. Mengontrol
suhu, kadar air, bau kelembaban dan
keasaman. Keluarkan dari kotak jika suhu
dibawah 45 derajat celsius, kalau pakai
tumpukan harus dibalik setiap dua minggu
sekali. Masukkan ke kotak lain untuk
pematangan selama dua minggu dibalik
untuk dua minggu lagi.
Sebelum dipakai saring dahulu supaya yang
kasar bisa dipakai lagi, untuk lubang
saringan antara 5-25mm. Kompos jadi siap
pakai, jika kompos akan dijual langka ini
adalah pengepakan.

• PROSES PENGURAIAN DALAM


KOMPOS
Proses pengomposan tergantung pada bermacam jasad renik. Jasad renik ini terdiri dari
dua golongan yaitu MESOFILA dan THERMOFILA. Jasad renik dari golongan mesofila pada
hidupnya pada suhu antara 10-45 derajat C, sedangkan thermofila hidupnya pada suhu
antara 45-65 derajat C. Pada suhu diatas 65 masih diperlukan karena untuk mematikan
bakteri pathogen. Pada waktu tumpukan belum panas dengan sendirinya mesofillia ini
berperan untuk memecah dan menghancurkan bahan organik yang dikomposkan.
Setelah proses tersebut suhu akan naik terutama pada bagian dalam. Suhu semankin
naik sementara tumpukan sampah akan jadi isolator yang menghambat panas untuk
keluar. Karena suhu suhu di dalam semakin panas maka Mesofelia akan berpindah dan
mencari keadaan yang sejuk (cocok) yaitu pada bagian luar, semetara itu mesofilia yang
tidak bisa bergerak (jamur) akan mati karena panas. Suhu yang panas ini akan
merangsang jasad yang lain yaitu Thermofilia untuk aktif dalam membusukan sampah.
Kebanyakan jasad renik ini tidak dapat bergerak jauh, meraka mati, hidup dan
berkembang baik dalam temperatur tumpukan.

• PROSES PEMBUSUKAN AEROBIC


Seperti yang dijelaskan tadi bahwa pada hakekatnya jasad mesofilia berfungsi untuk
memperkecil bahan organik (dari jenis serangga) sehingga permukaan partikel akan
menjadi luas.
Kedua jasad bakteri ini melakukan pencernaanm secara kimiawi, dimana bahan
organik dilarutkan dan diuraikan dengan mengeluarkan enzym yang dilarutkan dalam
selaput air, yang melapisi bahan organik. Enzym tersebut mengurai bahan organik
menjadi unsur yang dapat meraka serap. Semakin besar populasi jasad renik semakin cepat
proses pembusukan.
Proses pembusukan ini dapat melalui dua cara yaitu AEROBIC dan AN-AEROBIC
AROBIC adalah proses yang membutukan oksigen. Proses akan berlangsung jika tersedia
banyak oksigen yang tersedia, sedangkan sisa percernaan tersebut adalah panas dan
karbon dioksida (Co2) yang tidak berbau.
AN-AEROBIC adalah yang tidak memerlukan oksigen. Dan sisa pencernaannya adalah gas
H2S (sulfida hedrogen) yang berbau busuk.

pupuk KOMPOS 1
Kedua proses ini dapat terjadi waktu yang bersamaan dalam sebuah tumpukan. Proses
arobic akan lebih cepat dari pada proses anaerobic.

• PENYUSUTAN
Karena dalam proses terjadi percernaan menjadi partikel-partikelyang lebih kecil
maka jumlah tumpukan akan menyusut 3/4 selama proses pencernaan.
Beratnya juga akan berkurang sampai 1/2 karena ada penguapan dari air dan Co2.
• PERBANDINGAN Karbon (C) dan Nitrogen (N)
Zat arang atau Carbon ditemukan diseluruh bagian sampah organik yang merupakan
sumber energi.
Pembakaran antara Carbon dan oksigen menjadi kalor dan Co2 akan dilepas sebagai gas
sedangkan nitrogen yang terurai kemudian diambil oleh jasad renik, jika jasad renik mati
maka nitrogen akan tinggal ditanah (kompos) besarnya perbandingan antara C & N
tergantung pada jenis bahan organik. Untuk kompos yang lebih ideal adalah antara 15/1 -
30/1 jika perbandingan terlalu besar maka proses kompos akan jalan lambat. Jika C dan
N terlalu rendah suhu akan cepat turun dan apabila N terlalu banyak maka Nitrogen yang
dipakai akan menjadi amonia yang berbau.

• DERAJAT KEASAMAN (pH)


Diawal proses pH akan rendah karena sejumlah jasad renik jenis tertentu akan mengubah
sampah organik menjadi ASAM organik. Dalam proses selanjutnya jasad renik yang lain akan
memakan asam organik sehingga menyebabkan pH naik kembali dan mendekati netral. pH
yang ideal antara 6-8 yang paling cocok untuk tanaman, jika pH lebih kecil dari pada 6
keadan asam jika lebih dari 8 keadaan basah. Apabila pH terlalu tinggi maka unsur
nitrogen pada tumpukan kompos akan berubah menjadi uap NH3 hal ini harus dihindari
karena berbau busuk dan mematikan jasad renik .Sebaliknya bila pH dibawah 5 jasad renik
akan mati pula karena keadan yang asam dan pengomposan akan jalan lebih lama. Untuk
memperoleh kompos yang baik paling penting adalah pencampuran bahan organik yang
seimbang.

Pencampuran Bahan Organic Yang Ideal :


--------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------
Nama Bahan | Kandungan | Perbandingan C : N | Keterangan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampah Dapur | N, Air | 15 : 1
Kulit telur | Ca | | Harus dihancurkan
Rumput | Air | 20 : 1 | Rumput kering
Daun Leguminoceae | N | 5:1 | Kaliandra,lamtoro dll
Daun Segar | Air | 30 : 1 |
Ranting |C | 50 : 1 |
Tulang | Ca , K | - |
Rambut | K | - |
Abu | mineral | - |
Kotoran hewan | N | 20 : 1 | Mengandung bakteri
Kotoran manusia | N | 10 : 1 | pathogen,telur cacing
Serbuk gergaji | C | 600: 1 | & benih gulma.Bahan
Kulit kayu |C | 100: 1 | ini sebaiknya diguna-
Batang jagung |C | 60 : 1 | kan untuk bagian
Jerami |C | 80 : 1 | dalam
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

• MANFAAT KOMPOS
Memperbaiki kualitas tanah:
• menyiapkan air lebih lama
• mengemburkan tanah sehingga mudah untuk tumbuhnya akar.
• memperbaiki porositas tanah ( jumlah rongga)
• menyediaakan zat hara mikro dan makro
• membantu pengolahan sampah
• mengurangi pencemaran lingkungan hidup
• melestarikan sumber daya
• mengurangi biaya ( untuk beli pupuk kimia )
• kemampuan melakukan pertukaran kation

CATATAN:
- pakai termometer alkohol
- pengukuran suhu sebaiknya di lima tempat dan diambil rata-rata, bagian dalam.

pupuk KOMPOS 2
• MASALAH, PENYEBAB, AKIBAT DAN PEMECAHANNYA
1. TERLALU BASAH/ KERING
• Penyebab : sumber sampah dari pasar yang basah atau sebaliknya dari
sampah daun / rumput kering.
• Akibat : apabila terlalu basah akan susah disortir dan terjadi penyusutan
yang besar
• Apabila terlalu kering proses tidak berjalan, penyiraman harus sering dan
merata kebagian dalam tumpukan
2. BARANG BERBAHAYA MASUK DALAM TUMPUKAN
• Penyebab, pemilihan kurang teliti
• Akibat , kompos tercemar
• Pemecahan, pemilihan barang berbahaya harus lebih teliti
3. PROSES LAMBAT
Penyebab:
Tumpukan terlalu besar atau terlalu kecil, terowongan udara tidak memadai,
kelembaban dan suhu tidah dimonitor dengan baik, sehingga pembalikan dan
penyiraman tidak mencukupi, bahan organik yang dipakai sulit melapuk (tongkol,
jagung,daun kelapa dll)
4. AKIBAT ;
merugikan usaha
Pemecahan:
Perbaiki ukuran tumpukan, gunakan dan letakkan terowongan udara dengan baik,
monitoring suhu dan kelembaban merupakan faktor penting yang harus diperhatikan,
bahan yang sulit jangan dipakai.
5. PANAS TERUS MENERUS TERLALU TINGGI (SESUDAH 40 HARI)
Penyebab, tumpukan terlalu besar, tumpukan ditaruh diatas areal bekas sampah
sehingga sampah tersebut ikut terkomposkan proses monitoring dan pembalikan
tidak baik sehingga kompos lambat terproses.
Akibat , proses pengomposan menjadi lama.
Pemecahan, sesuaikan dengan ukuran yang dianjurkan, sebaiknya tidak
mengomposkan di areal bekas tumpukan sampah, apabila terpaksa lapisi dulu
dengan tanah atau bahan lain yang dapat mengisolasi terhadap bekas sampah
tersebut, lakukan monitoring dan pembalikan dengan baik.
6. TUMPUKAN TIDAK PANAS
Penyebab, kurang udara karena pembalikan kurang (atau terowongan udara rusak /
tidak sesuai dengan ukuran) tumpukan terlalu padat atau kurang lembab.
Akibat, proses tidak bisa berjalan
Pemecahan, perbaiki perlakukan sesuai dengan ketentuan yang ada.
7. PEMBALIKAN TIDAK MENYELURUH
Penyebab, pekerja malas terutam apabila lahan sudah padat dan suhu sedang tinggi
(banyak uap air)
Akibat, pengomposan akan tidak merata dan proses berjalan lebih lama
Pemecahaan, pembalikan yang harus selalu sesuai persaratan bagimanapun
situasinya
8. SUHU KELEMBABAN TIDAK DIPANTAU DANTIDAK DIBALIK
Penyebab, sudah dianggap selesai padahal proses ini justru untuk mengecek apakah
kompos sudah matang, kesalahan mengukur suhu, tumpukan terlau kecil, masih
memakai terowongan
Akibat, hal ini dapat mengganggu lingkungan, dapat menibulkan penyakit
Pemecahan, ikuti prosedur yang ada walaupun pada proses pematangan,
gabungkan tumpukan yang kecil, tidak mengunakan terowongan
9. BANYAK LALAT
Penyebab, sampah yang datang sudah busuk atau banyak mengandung protein:
lingkungan kurang bersih, hewan pemangsa larva lalat seperti burung, ayam, kodok,
kadal dan capung tidak banyak ditemui dilokasi.
Akibat, hal ini dapat mengganggu lingkungan, dapat menibumlkan penyakit
Pemecahan, usaha sumber sampah lain, tutup tumpukan dengan kompos sisa saring,
bersihkan lingkungan secara teratur dan usahakan tidak ada air kotor tergenang,
usahakan pelihara hewan pemangsa larva lalat.

Sumber bahan : Center for Policy and Implementation Studient (CPIS) 1992

pupuk KOMPOS 3

Anda mungkin juga menyukai