bagian, yaitu kepala, leher, tubuh dan ekor. Pengendapan dengan aliran
turbidit merupakan suatu proses yang sangat cepat, sehingga tidak
terjadi pemilahan dari butiran secara baik, kecuali pada grading yang
normal pada sekuen Bouma (Nichols, 1999). Pasir yang terendapkan
oleh aliran turbidit umumnya lebih banyak berukuran lempung, mereka
sering diklasifikasikan sebagai wackes dalam klasifikasi Pettijohn.
SEDIMENTASI ANGIN
pada daerah yang mempunyai iklim kering dan semi kering. Angin
terjadi karena perbedaan temperatur antara dua daerah yang berbeda
di muka bumi akibat ketidakseragaman pemanasan kedua tempat oleh
sinar matahari yang menimbulkan beda tekanan. Kekuatan angin
ditentukan oleh besarnya beda tekanan pada kedua tempat dan jarak
antara kedua tempat tersebut (Sukendar Asikin, 1978). Kekuatan angin
akan bertambah dengan bertambahnya jarak. Gerakannya akan laminer
jika perlahan dan turbulen bila cepat. Endapan sedimen yang berasal
dari proses pengendapan oleh angin disebut endapan Eolian.
PENGENDAPAN ANGIN
Menurut Allen (1970), endapan oleh angin (eolian) dapat terjadi
pada :
a. Daerah gurun, dimana iklimnya tropis, subtropis dan lintang tengah.
b. Daerah disekitar, outwash plain pda endapan glasial dan tudung es
pada daerah lintang tinggi.
c. Di daerah pantai, di puncak pulau penghalang (barrier island) atau di
muka pantai terbuka dalam berbagai iklim.
Lingkungan pengendapan oleh angin dapat dilihat pada Gambar 1.
= K1 (√ ( α -ρ ) / ρ ) g D
L = k2 (( U* + U* (crit))2 / g )
H = k3 (( U* + U* (crit))2 / g )
a. Barchan atau lunate dune, adalah bukit pasir yang paling indah.
Bentuknya cembung terhadap arah angin umum (utama dengan
kedua titik ujungnya seperti tanduk, dimana pada kedua arah
tersebut kekuatan angin berkurang. Barchan mempunyai
muka gelincir yang curam pada sisi cekung. Barchan terjadi pada
daerah yang terisola
(tertutup) atau disekitar sudut pantai. Pada permukaan yang turun
biasanya ditutupi oleh lumpur (mud) atau granula. Hal ini
menunjukkan bahwa barchan/lunate dunate terbentuk terbentuk
dimana pengangkutan pasir lebih sedikit.
69
Gambar dari tipe bukit pasir ini dapat dilihat pada Gb.3
3.2 Interdune
Interdune adalah antara dua dune, dibatasi oleh bukit pasir atau sand
sheet. Interdune dapat terdeflasi (erosi) atau pengendapan. Sedikit
sekali sedimen yang terakulasi pada interdune yang terdeflasi. Daerah
interdune dapat meliputi dua arah endapan angin dan sedimen
diangkut dan diendapkan oleh arus di daerah paparan.
Sand sheet adalah badan pasir yang berundulasi dari datar sampai
tegas yang terdapat di sekitar lapangan bukit pasir. Dicirikan oleh
kemiringan yang rendah (00-200). Lingkungan sand sheet berada di
pinggiran bukit pasir.
4. Bentuk Perlapisan
Wilson (1991, 1992) dalam Walker (1992) menyatakan ada tiga skala
utama bentuk perlapisan pada endapan eolin yaitu ripple, dune dan
draa. Ripple yang disebabkan oleh angin lebih datar dari pada yang
disebabkan oleh air dan biasanya mempunyai garis puncak yang lebih
regular. Bentuk perlapisan dune lebih besar dari pada ripple dan
ketinggiannya bervariasi dari 0,1 sampai 100 meter. Bentuk perlapisan
draa adalah perlapisan pasir yang besar antara 20 sampai 450 meter
70
5. Tekstur
• terpilah baik sampai dengan sangat baik pada batupasr halus yang
terjadi pada sublingkungan pantai.
• terpilah sedang sampai baik pada batupasir dune di darat yang
berbutir baik.
• terpilah jelek pada batupasir interdune dan serir.
Bukit pasir bervariasi dalam ukuran butir dari 1,6 - 0,1 mm. Endapan
bukit pasir umumnya terdiri dari tekstur pasir yang terpilah baik dan
kebundaran baik juga ;kaya akan kwarsa. Endapan bukit pasir di pantai
mungkin kaya akan mineral berat dan fragmen batuan yang tidak stabil.
Bukit pasir di pantai yang terjadi didaerah tropis banyak mengandung
ooid, fragmen cangkang, atau butiran karbonat lainnya. Bukit pasir
yang terdapat di daerah gurun dapat mengandung gypsum seperti
White Sand, New Mexico
6. Struktur Sedimen
Pada bukit pasir yang kecil terdapat perarian silang siur tunggal (single
cross lamination)
dan perlapisan silang siur yang tebal terdapat pada lapisan pasir yang
cukup tebal. Struktur sedimen yang besar tidak tampak pada inti
pemboran, sehingga struktur sedimen seolah-olah massive. Pengeboran
melalui tranversal dan lunate dune mengungkapkan bahwa beberapa
kumpulan dari puncak bukit pasir dipisahkan oleh permukaan erosi dan
lapisan datar. Heterogenenitas perlapisan ini menggambarkan variasi
yang tidak menentu dari morfologi bukit pasir secara kasar. Perlapisan
silang siur diendapkan saat migrasi angin rendah pada muka gelincir
dan unit perlapisan datar dan subhorisontal diendapkan pada sisi
belakang dari bukit pasir.
Pada interdune yang terjadi di daerah basah dekat dengan danau, silt
dan clay terperangkap oleh badan yang semipermanen. Endapan ini
dapat mengandung spesies organisme air tawar seperti gastrododa,
pelesipoda, diatome dan ostracoda (Boggs, 1995). Dapat pula terbentuk
bioturbasi seperti jejak kaki binatang.
Morphology Name
Associations
Sheet - like Sheet sand
(Boggs, 1995)
1. Subglacial
2. Supraglacial
3. Glaciolacustrine
4. Glaciofluvial
Glasil low - relief ini ditunjukkan dengan baik dengan adanya distribusi
glasial deposit pleistocene seperti yang terjadi di Amerika bagian utara.
(gambar 2,3) Beberapa sistem pengendapan pada low - relief yang
dapat terjadi dapat dilihat pada gambar 1.
86
yang tinggi. Dapat juga dipakai untuk menentukan tepi dari es apakah
lingkungannya didominasi oleh proses glasial atau proses marine,
(gambar 17). Iklim regional adalah kontrol yang lain dan penting karena
berhubungan dengan volume es yang mencair dilingkungan marine.
Lingkungan laut yang sederhana dicontohkan dengan terdapatnya
volume dalam jumlah yang besar dari cairan es dan lumpur yang
langsung mengisi paparan, (gambar 1). Lingkungan sediment-nourished
dapat bertentangan dengan sediment-starved dalam hal hal posisi, itu
adalah tipe frozen yang besar didaerah kutub masukan “melt-water”
adalah sama sekali terbatas sehingga “deposition” kimia dan biogenic”
relatife menjadi penting, ini terdapat di Antarctica, (gambar 18,
Domack, 1988). Dengan jelas, bahwa penebalan deposit “glaciomarine”
sederhana/sedang pada daerah laut adalah mungkin karena terlindungi
oleh batu-batuan.
91
92
Disamping dalam air dangkal, terumbu juga dapat dijumpai dalam air
yang lebih dalam, seperti “mound” yang terbentuk secara organik
dengan panjang 100 m dan tinggi 50 m (Neuman, Kofoed), dan Keller,
1977) “Mound” ini mengandung lumpur yang mengikat atau menyemen
berbagai organisme air dalam, seperti : crinoid, ahermatypic hexacoral
dan sponga.
Terumbu purba biasanya dapat dibagi hanya menjadi fasies utama yaitu
:
(a) Inti - terumbu (“reef-core”), terdiri dari kerangka terumbu masif,
tak berlapis, organisme pembentuk terumbu yang terkandung
tersemen dalam matriks lumpur gamping atau lime mud.
112
IV. KESIMPULAN
• Terumbu atau reef adalah batuan sedimen yang sangat unik dengan
karakteristik dan komponen penyusunan yang beragam dan umunya
terbentuk pada lingkungan paparan, khususnya tepi paparan atau
shelf margin.
yang kedua ahermatypic coral yang dapat hidup dalam air yang lebih
dalam bahkan melebihi kedalaman 2000m, sehingga memungkinkan
terbentuknya “carbonat-buildup” pada air dalam.
• Terumbu atau reef adalah batuan sedimen yang sangat unik dengan
karakteristik dan komponen penyusunannya yang beragam dan
umumnya terbentuk pada lingkungan paparan, khususnya tepi
paparan atau shelf margin.
• Bentuk pertumbuhan terumbu ini sangat bervariasi tergantung letak
dan besarnya energi air yang bekerja selama perkembangannya.
Disamping itu komponen kerangka penyusunannya juga berbeda
untuk setiap energi air dan posisinya.
• Berdasarkan energinya itu, ada jenis koral penusun utama terumbu,
yaitu : pertama hermatypic coral, yang hidup pada air dangkal
karena membutuhkan sinar matahari dalam hidupnya dan yang
kedua ahermatypic coral yang dapat hidup dalam air yang lebih
dalam bahkan melebihi kedalaman 2000m, sehingga memungkinkan
terbentuknya “carbonat-buildup” pada air dalam.
• Komposisi utama pembentuk terumbu disamping berubah dengan
posisi dan energi air yang bekerja selama pembentukkannya, juga
berbeda dengan umur terbentuknya terumbu tersebut, seperti
“hermatypic coral” mendominasi pembentuk utama terumbu modern
yang muncul pada umur Mezozoik, sedangkan terumbu sebelum
Mesozoik didominasi oleh koral tabular, “stramotoporids”,
“hydrozoans”, “sponga”, “encrusting bryzoa”, “coralline algae”, dan
“blu-green algae”
114