SELEKSI ALAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengamati seleksi alam, umumnya diperlukan waktu yang cukup lama.
Dengan menggunakan model, proses itu dapat disimulasikan, sehingga keadaan di alam
yang sifatnya kompleks dapat ditunjukkan secara sederhana. Melalui praktikum ini,
diharapkan mampu memahami kemampuan adaptasi yang disebabkan peristiwa alam dan
memahami kemampuan adaptasi individu pada lingkungannya yang memungkinkan
individu itu dapat bertahan hidup (survive).
1
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2
4. Mintalah seorang temanmu untuk menutup mata sejenak, kemudian
mintalah dia mengambil potongan karton yang ditaburkan merata tersebut selama
1 menit.
5. Kemudian, hitunglah jumlah potongan karton berwarna merah, jingga,
dan kuning yang terambil. Catat.
6. Taburkan potongan karton yang telah terambil tersebut tercampur merata
kembali di atas salah satu bidang karton yang belum terpakai, misalkan karton
berwarna jingga.
7. Mintalah seorang temanmu yang lain untuk menutup mata sejenak,
kemudian mintalah dia mengambil potongan karton yang ditaburkan merata
tersebut selama 1 menit.
8. Kemudian, hitunglah jumlah potongan karton berwarna merah, jingga,
dan kuning yang terambil. Catat.
9. Ulangi langkah no. 6 hingga no. 8 dengan alas karton berwarna kuning.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini terdapat sebuah percobaan yang akan dibahas yaitu tentang
seleksi alam.
Dari hasil pengamatan tersebut, dapat dianalisa bahwa ketika alas karton berwarna
merah, justru potongan karton merah yang terambil paling sedikit; ketika alas karton
berwarna jingga, justru potongan karton jingga yang terambil paling sedikit; ketika alas
karton berwarna kuning, justru potongan karton kuning yang terambil paling sedikit. Ini
berarti bahwa bila suatu individu yang memiliki karakter warna (analogi potongan kertas)
yang mirip dengan lingkungan sekitarnya (analogi lingkungan), ia sulit untuk ditemukan.
Dengan demikian, ia kesulitan untuk lolos dari seleksi alam. Di satu sisi, siswa yang
3
mengambil potongan kertas dianalogikan sebagai hewan pemangsa. Sebagai hewan
pemangsa, ia akan lebih mudah memangsa individu yang mencolok warnanya. Akibatnya,
individu yang memiliki warna sama dengan lingkungan akan tersingkir dari lingkungan
tersebut karena gagal beradaptasi.
Hal tersebut dapat dihubungan dengan kejadian populasi Biston betularia di Inggris.
Sebelum revolusi industri (sebelum adanya asap pabrik/ polusi lainnya), populasi ngengat
bersayap cerah lebih besar, alias mudah ditemukan sehingga lebih adaptif (tidak mudah
nampak oleh predator); dan ngengat bersayap gelap jarang ditemukan karena kurang
adaptif. Sedangkan sesudah revolusi industri (jelaga dan polusi merajalela), populasi
ngengat bersayap gelap malah sering ditemukan/ populasinya lebih banyak sehingga lebih
adaptif (tidak mudah nampak oleh predator); dan ngengat bersayap terang menjadi jarang
ditemui karena mudah ditemui oleh predator sehingga ia jadi korban predator (cepat
punah).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1) Siswa yang mengambil potongan kertas dianalogikan sebagai predator, alas
karton sebagai lingkungan alam, dan potongan kertas dianalogikan sebagai
individu.
2) Seleksi alam yang berhasil dibuktikan yaitu jika potongan kertas (individu)
memiliki warna yang sama dengan alas karton (lingkungan alam), ia sedikit
terambil (bersifat kurang adaptif).
3) Dengan demikian, adaptasi terhadap lingkungan merupakan salah satu
mekanisme seleksi alam. Selain itu, seleksi alam juga dapat berlangsung melalui
resistensi (daya tahan) suatu organisme terhadap faktor tertentu.
Referensi :
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.