Anda di halaman 1dari 25

NOTASI SIGMA, BARISAN DAN DERET

I. Notasi Sigma
A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Dapat menggunakan notasi sigma sebagai penjumlahan n suku.
2. Dapat merubah suatu penjumlahan bilangan ke dalam notasi sigma.

B. Uraian Materi

Konsep Notasi Sigma


Perhatikan jumlah 6 bilangan ganjil pertama berikut,
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 ………………………………….. (1)
Pada bentuk (1) 1 disebut suku pertama, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut suku
ke-3 dan seterusnya. Perhatikan juga suku-suku bentuk (1) tersebut
membentuk pola.
Suku ke-1 = 1 = 2.1 – 1
Suku ke-2 = 3 = 2.2 – 1
Suku ke-3 = 5 = 2.3 – 1
Suku ke-4 = 7 = 2.4 – 1
Suku ke-5 = 9 = 2.5 – 1
Suku ke-6 = 11 = 2.6 – 1
Secara umum suku ke-k pada (1) dapat dinyatakan dalam bentuk 2k – 1
dengan k = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Cara untuk menuliskan secara singkat bentuk jumlahan (1) adalah dengan
tanda  (dibaca “sigma”) yang disebut dengan notasi sigma. Notasi sigma
berasal dari huruf Yunani untuk abjad S dari perkataan “sum” yang berarti
jumlah. Notasi ini diperkenalkan pertama kali oleh Leonhard Euler pada tahun
1755 dalam buku “Institutiones Calculi Differentialis”.
Dengan notasi sigma bentuk jumlahan (1) dapat ditulis :

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 77


6
1  3  5  7  9  11   (2k  1)
k 1

6 suku
6
Bentuk  (2k  1)
k 1
dibaca “sigma k=1 sampai 6 dari 2k – 1” atau

“jumlah 2k – 1 untuk k = 1 sampai k = 6”. Pada notasi sigma di atas 1 dan 6


masing-masing disebut batas bawah dan batas atas, lambang k dinamakan
indeks (ada pula yang menyebut k sebagai variable). Sebarang huruf kecil
dapat digunakan sebagai indeks.
n
Secara umum a
k 1
k  a1  a 2  a 3  ...  a n1  a n

Contoh :
5
1.  3k  3  1  3  2  3  3  3  4  3  5
k 1

 3  6  9  12  15
4
2.  (2k  1)  (2  1  1)  (2  2  1)  (2  3  1)  2  4  1)
k 1

3579
10
3.  (2
k 1
k
 1)  (21  1)  ( 2 2  1)  ( 2 3  1)  (2 4  1)  ...  ( 210  1)

 1  3  7  15  ...  1023
C. Rangkuman.
“” dibaca sigma yang diartikan jumlah.
n
Secara umum a
k 1
k  a1  a 2  a 3  ...  a n1  a n

D. Tugas 1
Kerjakan soal berikut ini secara berkelompok !

1. Nyatakan dengan menggunakan notasi sigma!


a. 3 + 5 + 7 + … + 51
1 1 1 1 1
b.    
2 4 8 16 32

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 78


c. 2 + 4 + 8 + 16 + 32 + 64
d. 2  4 + 8  16 + 32  64
e. 9 + 27 + 81 + 243
f. 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + … + 10000
g. (2  3) + (3  4) + (4  5) + (5  6) + … + (16  17)
h. a12  a 22  a 32  a 24  ...  a n2
i. ab + a2b2 + a3b3 + a4b4 + … + anbn
j. a + a2b + a3b2 + a4b3 + … + a10b9

2. Nyatakan notasi sigma berikut ke dalam bentuk lengkap


5 6
a.  (k  1)  ( 1) a
2 i
c. i
k 1 i 1

5 n
r (r  1)
b.  (3n  1)
n 1
d. 
r 1 2

3. Sebuah tumpukan pipa disusun


membentuk segitiga sama sisi dengan n
buah pipa pada tiap sisinya. Nyatakan
banyaknya pipa dalam notasi sigma jika
terdiri atas n tumpukan.

Sifat-sifat Notasi Sigma


A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Mengerti tentang sifat-sifat notasi sigma.
2. Dapat menggunakan sifat-sifat notasi sigma untuk mengerjakan soal-
soal.
3. Dapat membuktikan kebenaran rumus dengan menggunakan sifst-
sifst notasi sigma yang ada.

B. Uraian Materi

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 79


Berikut ini adalah beberapa sifat notasi sigma.
n n

a. a  a
i1
i
j 1
j

n
b.  c  nc ,
k 1
c konstanta.

n n
c.  c.a k  c  a k , c konstanta.
k 1 k 1

n n n

d.  (a k  b k )   a k   b k
k 1 k 1

n m n
e. a
k 1
k   ak 
k 1
a
k m 1
k dengan 1 < m < n

n np

f.  ai 
i m
x
i m p
i p

Contoh soal:
1. Buktikan dengan menggunakan sifat-sifat notasi sigma.
n n n

 (ax 2  bx  c )  a x 2  b x
x 1 x 1 x 1
 cn

Jawab:
n n n n

 (ax 2  bx  c )   ax 2   bx   c
x 1 x 1 x 1 x 1

n n
 a x 2  b x  nc
x 1 x 1

20
2k
2. Nyatakan  k 1
k 8
dalam notasi sigma dengan 1 sebagai batas bawah.

Jawab:
n np

Dengan menggunakan sifat  a i  x i p diperoleh:


i m i m p

20
2k 20  7
2(k  ( 7)) 13
2(k  7)
 k 1  
k 8 k  8  7 (k  ( 7))  1

k 1 k  8

C. Rangkuman

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 80


Sifat-sifat notasi sigma adalah :
n n

a. a  a
i1
i
j 1
j

n
b.  c  nc ,
k 1
c konstanta.

n n
c.  c.a k  c  a k , c konstanta.
k 1 k 1

n n n

d.  (a k  b k )   a k   b k
k 1 k 1

n m n
e. a
k 1
k   ak 
k 1
a
k m 1
k dengan 1 < m < n

n np

f.  ai 
i m
x
i m p
i p

D. Tugas

1. Buktikan sifat-sifat notasi sigma di atas!


n n n
2. Buktikan bahwa  (k  1)
k 1
2
  k 2  2 k  n
k 1 k 1

Bentuk ruas kanan pada soal nomor 2 di atas disebut “Jumlah Monomial”

Kerjakan secara berkelompok!

E. Tes Formatif.
1. Nyatakan notasi sigma berikut ke dalam bentuk jumlah monomial
n 10

a.  ( 4a k  3b k ) c.  (1) ( j
j 1
j 2
 2 j)
k 1

n k
b.  (3k
k 1
2
 4k ) d.  (n  1)
n1
3

2. Ubahlah notasi sigma berikut dengan bilangan 1 sebagai batas bawah.

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 81


15 10

a. k b.  (2p  1)
p 0
k 5

5
ab 30
c. 
a  5 a  b
d.  (3k
k 8
2
 1)

II. Barisan dan Deret Bilangan


A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
i. Mengerti tentang barisan bilangan.
ii. Menentukan rumus suku ke n dari suatu barisan.
iii. Mengerti tentang deret bilangan.

B. Uraian Materi
1. Pengertian Barisan
Perhatikan gambar dan urutan bilangan di bawah,
 Banyak lingkaran pada pola di bawah.

11, 3, 6, 10, 15, … ………………. (2)


 Urutan bilangan pada kolom ke-3 kalender.

2, 22, 9, 16, 23, 30 ………………. (3)

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 82


 Banyak bujursangkar satuan pada urutan gambar berikut.

1, 4, 9, 16, 25, … ………..………(4)


Urutan bilangan-bilangan pada (2), (3) dan (4) masing-masing mempunyai
aturan tertentu. Urutan bilangan yang mempunyai aturan tertentu disebut
barisan bilangan. Setiap bilangan pembentuk barisan disebut suku barisan.
Dalam barisan secara umum suku pertama dinyatakan dengan U 1, suku ke-2
dinyatakan dengan U2, suku ke-3 dinyatakan dengan U3 dan seterusnya
sehingga suku ke-n dinyatakan dengan U n. Sebagai contoh pada barisan (2),
U1 = 1, U2 = 3, U3 = 6, U4 = 10, dan seterusnya.
Barisan biasanya didefinisikan sebagai suatu fungsi yang mempunyai domain
(daerah asal) bilangan asli. Pada barisan (2), fungsi untuk menyatakan

n(n  1)
suku ke-n barisan tersebut adalah Un  dengan n  { 1,
2
2, 3, 4, 5, … }. Pendefinisian seperti ini dinamakan dengan definisi eksplisit.
Cara lain untuk mendefinisikan barisan bilangan adalah dengan definisi
rekursif. Contoh: diberikan barisan bilangan dengan definisi rekursif sebagai
berikut,

U1 = 3

Un = 2Un-1 + 1, n>1
Suku-suku berikutnya dapat dicari dengan cara :

U2 = 2.U1 + 1 = 2.3 + 1 = 7
U3 = 2.U2 + 1 = 2.7 + 1 = 15
U4 = 2.U3 + 1 = 2.15 + 1 = 31
dan seterusnya.
Sebuah definisi rekursif memuat dua bagian, pertama adalah kondisi awal
untuk memulai barisan dan yang kedua adalah sebuah persamaan rekursif
(rumus rekursif) untuk menentukan hubungan antara setiap suku barisan

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 83


dengan suku berikutnya. Definisi rekursif ini banyak dipakai dalam aplikasi-
aplikasi komputer.

2. Menentukan Rumus Suku ke-n Suatu Barisan


Jika suatu barisan diberikan beberapa suku pertama, kadang-kadang bisa
ditentukan rumus untuk suku ke-n.
Contoh :
Tentukan rumus suku ke-n barisan berikut
a. 1, 3, 5, 7, …
b. 3, 9, 27, 81, …
Jawab :
a. U1 = 1 = 2.1  1 b. U1 = 3 = 31
U2 = 3 = 2.2  1 U2 = 9 = 32
U3 = 5 = 2.3  1 U3 = 27 = 33
U4 = 7 = 2.4  1 U4 = 81 = 34
….. …..
Un = 2.n  1 Un = 3n
Perlu diperhatikan juga bahwa jawaban rumus suku ke-n tidak selalu tunggal,
sebagai contoh barisan berikut.
2, 4, 8, …
Terlihat sekilas bahwa rumus suku ke-n barisan di atas adalah U n = 2n. Akan
tetapi ternyata rumus Un = n2 – n + 2, juga sesuai untuk barisan diatas.
Tidak semua barisan dapat ditentukan rumus untuk suku ke-n. Sebagai
contoh adalah barisan bilangan prima. Bilangan prima ke 100 bisa dicari,
tetapi tidak ada rumus umum untuk menghasilkan bilangan prima ke-n.
C . Tugas 2
Kerjakan secara berkelompok !

1. Carilah 4 suku pertama dan suku ke sepuluh dari barisan bilangan dengan
rumus umum berikut.
n
a. Un  3n + 1 d. Un 
n 1

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 84


( 1) n
b. Un  e. Un    
1 n 1
2
n
c. Un  (n – 1)(n – 2)(n – 3)

2. Untuk setiap barisan bilangan berikut tentukan rumus untuk suku ken.
a. 2, 4, 6, 8, 10, …
b. 1, 2, 3, 4, 5, …
c. 2, 1, 4, 7, 10, …
x2 x3 x4
d. x, , , , ...
2 3 4
e. 15, 5, 5, 15, …
f. 1, 2, 4, 8, 16, …
g. 4, 2 2, 2, 2, 1, ...

h. 2, 4, 8, 16, …
i. 2, 6, 12, 20, …

3. Carilah lima suku pertama dari barisan dengan definisi rekursif berikut.
a. U1  2
Un  3(Un-1 – 1), untuk n > 1
b. U1  3
Un  ( 1)n  (2Un1  2) , untuk n > 1

4. Carilah definisi rekursif untuk barisan bilangan berikut.


a. 9, 13, 17, 21, …
b. 1, 3, 7, 15, 31, …
c. 81, 27, 9, 3, …
d. 1, 3, 6, 10, 15, 21, …

3. Deret Bilangan
Konsep tentang deret bilangan telah dikenal sejak abad ke-5 sebelum Masehi
yang dikenal dengan nama paradoks Zeno. Dalam paradoks tersebut
dikisahkan Achilles berpacu dengan kura-kura. Karena kecepatan Achilles 12
kali kecepatan kura-kura maka waktu start kura-kura diletakkan di depan

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 85


Achilles sejauh 1 stadion (suatu ukuran jarak pada masa itu, kira-kira 200
yard). Untuk dapat melampaui kura-kura maka Achilles harus menempuh
jarak 1 stadion terlebih dahulu (tempat kura-kura semula). Pada saat yang
1
bersamaan kura-kura telah merangkak maju sejauh 12 stadion. Saat Achilles

1 1
menempuh jarak 12 stadion, kura-kura telah bergerak maju 12 2
stadion.

1
Berikutnya saat Achilles menempuh jarak 12 2
stadion, kura-kura telah

1
bergerak maju sejauh 12 3
stadion. Begitu seterusnya proses ini berulang-

ulang sampai tak hingga sehingga disimpulkan bahwa Achilles tidak mungkin
melampaui kura-kura.

Kalau dituliskan maka jarak yang ditempuh oleh Achilles adalah


1 1 1
1+ 12 + 12 2
+ 12 3
+… …………………… (5)

Tanda titik-titik ini menunjukkan bahwa pola tersebut berulang untuk setiap

1 1
bentuk selalu diikuti oleh bentuk .
12 k 12 k 1

Bentuk penjumlahan pada (5) dalam matematika dikenal sebagai deret


bilangan atau dengan kata lain deret bilangan adalah penjumlahan dari
barisan bilangan.

Jika Sn melambangkan jumlah dari n suku pertama suatu barisan bilangan


maka Sn dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu :
- Definisi eksplisit untuk Sn : Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
- Definisi rekursif untuk Sn S1 = U 1
Sn = Sn-1 + Un untuk n > 1

Dari sini diperoleh hubungan Un  Sn  Sn1 untuk n > 1

Contoh:

1. Jumlah n suku pertama suatu deret adalah S n  2n  1, tentukan U1, U2,


U3, U4 dan U5.

Jawab:

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 86


U 1  S1  21  1 211
U2  S2S1  (22  1)  (21  1)  3  1  2
U3  S3  S2  (23  1)  (22  1)  7  3  4
U4  S4  S3  (24  1)  (23  1)  15  7  8
U5  S5  S4  (25  1)  (24  1)  31  15  16

2. Hitung jumlah 5 suku pertama dari setiap deret bilangan jika diketahui
rumus suku ken berikut.
a. Un  2n + 3
b. Un  n2 + 2
c. Un  log 10n

Jawab:
a. S5  (2.1 + 3) + (2.2 + 3) + (2.3 + 3) + (2.4 + 3) + (2.5 + 3)
 5 + 7 + 9 + 11 + 13  45
b. S5  (12 + 2) + (22 + 2) + (32 + 2) + (42 + 2) + (52 + 2)
 3 + 6 + 11 + 18 + 27  65
c. S5  log 101 + log 102 + log 103 + log 104 + log 105
 1 + 2 + 3 + 4 + 5  15

Cara lain untuk menentukan jumlah n suku pertama deret adalah dengan
mencari pola dari barisan S1, S2, S3, S4, …, Sn. Sebagai contoh pada contoh
2a di atas,

S1  5 5  1.5  1.(1 + 4)
S2  5 + 7  12  2.6  2.(2 + 4)
S3  5 + 7 + 9  21  3.7  3.(3 + 4)
S4  5 + 7 + 9 + 11  32  4.8  4.(4 + 4)
….
Sn  n(n+4)

D. Rangkuman
Barisan adalah urutan bilangan yang mempunyai aturan tertentu.

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 87


Un adalah suku ke- n dari suatu barisan dan Sn adalah jumlah n suku pertama dari
suatu barisan atau dapat ditulis Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
E. Tes Formatif 2
1. Tentukan bentuk umum jumlah n suku pertama dari setiap deret bilangan
berikut.
a. 1 + 3 + 9 + 27 + 81 + …
b. 4 + 8 + 16 + 32 + …
c. – 5 – 3 – 1 + 1 + 3 + …
d. 2 + 6 + 18 + 54 + 162 + …
e. 6 + 10 + 14 + 18 + 22 + …
2. Tulislah tiga suku pertama dan suku ke sepuluh dari setiap deret bilangan
berikut.
a. Sn  n2 + 2n
b. Sn  n3 – 2

III. Barisan dan Deret Aritmetika


A. Tujuan
Setelah mempelajari keguatan belajar ini, Anda diharapkan:
1. Dapat menentukan beda dari suku-suku barisan aritmetika.
2. Dapat menentukan suku ke n
3. Dapat menentukan rumus suku ke n dari barisan aritmetika
4. Dapat menentukan jumlan n suku pertama dari deret aritmetika

B. Uraian Materi
1. Barisan Aritmetika
Misalkan Un menyatakan suku ke-n suatu barisan, maka barisan itu disebut
barisan aritmetika jika Un  Un1 selalu tetap untuk setiap n. U n  Un1 yang
selalu tetap ini dinamakan beda dan dilambangkan dengan b.
Jadi :
b = Un  Un-1

Contoh :
2, 6, 10, 14, … beda = 6  2 = 10  6 = 14 – 10 = 4

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 88


10, 3, -4, -11, … beda = 3 – 10 = 4  3 = 11  (4) = 7

2. Suku ke-n Barisan Aritmetika


Misalkan a adalah suku pertama barisan aritmetika, b adalah beda dan U n
adalah suku ke-n,
Un  Un1 = b  Un = Un1 + b
U2 = U1 + b =a+b = a + 1b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = U5 + b = (a + 4b) + b = a + 5b
………
sehingga Un = a + (n1)b
Nama barisan aritmetika diberikan karena setiap suku (kecuali suku pertama)
dari barisan ini merupakan rata-rata aritmetik dari suku sebelum dan
sesudahnya. Dengan kata lain untuk setiap U k, dengan k ≥ 2 berlaku

Uk 1  Uk 1
Uk  .
2
3. Deret Aritmetika
Rumus untuk menentukan jumlah n suku pertama deret aritmetika dibuat
berdasarkan metode yang dipakai oleh matematikawan Carl Friedrich Gauss
(17771855) ketika ia masih kecil. Dikisahkan suatu ketika salah satu guru
Gauss menyuruh muridmuridnya untuk menghitung jumlah 100 bilangan asli
yang pertama, atau 1 + 2 + 3 + 4 + … + 100.
Muridmurid yang lain di kelas memulai dengan menjumlah bilangan satu per
satu, tetapi Gauss menemukan metode yang sangat cepat. Ia menuliskan
jumlahan dua kali, salah satunya dengan urutan yang dibalik kemudian
dijumlahkan secara vertikal.
1+ 2+ 3 + … + 99 + 100
100 + 99 + 98 + … + 2+ 1
+
Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 89
101 + 101 + 101 + … + 101 + 101
Dari jumlahan ini diperoleh 100 suku yang masingmasing bernilai 101,

100  101
sehingga 1 + 2 + 3 + … + 100   5050.
2
Jika a adalah suku pertama deret aritmetika, U n suku ke-n, Sn jumlah n suku
pertama dan b = beda maka rumus untuk jumlah n suku pertama deret
aritmetika bisa dicari dengan cara sebagai berikut.
Sn  a + (a+b) + (a+2b) + …. + (Un-2b) + (Un-b) + Un
Sn  Un + (Un-b) + (Un-2b) + ….. + (a+2b) + (a+b) + a
2Sn  (a+Un) + (a+Un) + (a+Un) +… + (a+Un) + (a+Un)

n suku
2Sn  n(a + Un)
n(a  Un )
Sn 
2
n 2a  (n - 1)b
karena Un  a + (n – 1)b maka Sn 
2
Contoh:
1. Tentukan suku ke20 barisan bilangan berikut :
a. 2, 5, 8, 11, …
b. 9, 6, 3, 0, …
Jawab :
a. b  5  2  8  5  11  8  3
a2
Un  a + (n1)b
U20  2 + (201)3  2 + 19.3  63
b. b  6  9  3  6  0  3  3
a9
Un  a + (n1)b
U20  9 + (201).-3  9 + 19(3)  9  57  48

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 90


2. Suku ke 10 suatu barisan aritmetika adalah 24, sedangkan suku
pertamanya 6. Tentukan :
a. beda
b. rumus suku ken
Jawab :
a. U10  24, a6
Un  a + (n1)b
24  6 + (101)b
24  6  9b
18  9b
b2
b. Un  a + (n1)b
Un  6 + (n1)2
Un  4 + 2n
3. Diketahui suatu barisan aritmetika dengan U 2  6 dan U11  24
a. Carilah suku pertama dan beda
b. Tentukan U40
c. Hitung jumlah 40 suku pertama dari deret aritmetika yang
bersesuaian
Jawab:
a. U2  6 U11  24
a + b  6 ….. (1) a + 10b  24 ….. (2)
(2) dan (1) a + 10b  24
a+ b 6
9b  18
b 2
a+b6
a+26
a4
Suku pertama 4, beda 2

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 91


b. Suku ke-40 dicari dengan rumus Un  a + (n1)b
U40  4 + (401).2  4 + 39.2  82
n(a  Un )
c. Sn 
2
40(4  U 40 ) 40( 4  82)
S 40    20(86)  1720
2 2

C. Rangkuman
Rumus suku ke- n dan Jumlah n suku pertama adalah :
Un  a + (n1)b
n(a  Un )
Sn 
2

A. Tes Formatif 3
1. Tentukan rumus umum setiap barisan aritmetika berikut dan tentukan suku
ke-25.
a. 10, 15, 20, 25, …
b. 2, –1, –4, –7, …
c. 8, 14, 20, …
2. Tentukan n (banyak suku) dari barisan aritmetika berikut.
a. 6, 3, 0, … , 81
b. 20, 18, 16, … , -98
c. 5, 10, 15, 20, …, 205
3. Tentukan beda, suku pertama dan rumus umum suku ke-n barisan
aritmetika berikut ini jika diketahui:
a. U4  17 dan U7  29
b. U2  11 dan U9  32
c. U3 + U5  60 dan U4 + U7  81
4. Tentukan banyaknya bilangan asli yang merupakan kelipatan 5 antara 21
dan 99

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 92


5. Hitunglah deret aritmetika berikut ini:
a. 3 + 7 + 11 + 15 + … (sampai 12 suku)
b. 20 + 23 + 26 + 29 + … (sampai 15 suku)
c. 100 + 95 + 90 + 85  … (sampai 16 suku)

IV. Barisan dan Deret Geometri


A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Dapat menentukan bilangan pembending atau rasio dari barisan geometri
2. Dapat menentukan suku ke- n
3. Dapat menentukan rumur suku ke- n
4. Dapat menentukan jumlan n suku pertama dari deret geometri
5. Dapat menentukan Jumlah tak hingga dari deret geometri konvergen.

B. Uraian Materi
1. Barisan Geometri
Misalkan Un menyatakan suku ke-n suatu barisan, maka barisan itu disebut
barisan geometri jika Un  Un1 selalu tetap untuk setiap n. U n : Un1 yang selalu
tetap ini dinamakan rasio dan dilambangkan dengan r.
Un
Sehingga r
Un -1

Contoh :
1, 3, 9, 27, … rasio  3 : 1  9 : 3  27 : 9  3
16, 8, 4, 2, … rasio  8 : 16  4 : 8  2 : 4  1/2

2. Suku ke-n barisan geometri


Misalkan a adalah suku pertama barisan geometri, r adalah rasio dan U n
adalah suku ke-n,
Un
r  Un  Un-1r
Un -1

U2  U1.r  ar  ar1
U3  U2.r  (ar)r  ar2
U4  U3.r  (ar2)r  ar3

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 93


U5  U4.r  (ar3)r  ar4
…….

Sehingga Un = arn-1
Barisan dengan sifat ini disebut barisan geometri karena untuk setiap U k
dengan k ≥ 2 merupakan rata-rata geometrik dari suku sebelum dan
sesudahnya. Dengan kata lain untuk k ≥ 2 berlaku Uk  Uk 1.Uk 1 .

3. Deret geometri
Jika Sn adalah jumlah n suku pertama, r adalah rasio dan a adalah suku
pertama suatu deret geometri, maka :
Sn  a + ar + ar2 + … + arn2 + arn1
rSn  ar + ar2 + … + arn2 + arn1 + arn (semua ruas dikali r)

Sn  rSn  a + 0 + 0 + … + 0 + 0  arn
(1  r)Sn  a  arn
a(1  r n )
Sn 
1 r

4. Deret Geometri Tak Hingga


Contoh deret geometri tak hingga:
1 1 1 1
a. 1     ... r
2 4 8 2
1 1
b. 9  3  1   ... r 
3 3
Perhatikan kembali rumus jumlah n suku pertama deret geometri

a(1  r n )
Sn  . Untuk nilai -1 < r < 1, jika n mendekati tak hingga (n  ) maka
1 r
rn mendekati nol, sehingga
a(1  r n ) a
S n  lim =
1 r 1 r

1. Pada paradoks Zeno, tentang Achilles dan kura-kura yang dibicarakan di


depan, tentukan jawaban yang benar setelah menempuh jarak berapa
Achilles melampaui kura-kura ?

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 94


1 1 1
Jawab : Jarak yang ditempuh Achilles 1   2  3  ... stadion.
12 12 12
a=1
1 1 1 1 1 1
r= :1 2 :  3 : 2 
12 12 12 12 12 12
a 1 1 12
Sn    11  stadion.
1  r 1  12 12 11
1

2. Ubah bentuk decimal berulang berikut ke dalam pecahan


a. 0,33333…
b. 0,353535…
Jawab :
a. 0,33333… = 0,3 + 0,03 + 0,003 + 0,0003 + …
a = 0,3
r = 0,03 : 0,3 = 0,003 : 0,03 = 0,0003 : 0,003 = 0,1
a 0,3 0,3 1
0,33333… = 1  r  1  0,1  0,9  3

b. 0,35353535… = 0,35 + 0,0035 + 0,000035 + …


a = 0,35
r = 0,0035 : 0,35 = 0,000035 : 0,0035 = 0,01
a 0,35 0,35 35
0,35353535… = 1  r  1  0,01  0,99  99

C. Rangkuman
Un = a.rn – 1
a(1  r n )
Sn  untuk r < 1
1 r
a(r n  1)
Sn  untuk r > 1
r -1
a
S 
1 r

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 95


D. Tes Formatif 4.
1. Tentukan bentuk umum (Un) dari barisan berikut:
a. 64, 16, 4, …
b. 3, 9, 27, 81, …
c. 1, 3, 9, 27, 81, …
6, 9, 13 1 , 20 1 , ...
d. 2 4

e. 1000, 100, 10, 1, …


2. Tentukan lima suku pertama dari setiap barisan geometri berikut jika
diketahui:
a. a  4 dan r  2
b. U3  27 dan U7  2187
c. U2  512 dan U8  8
d. U6  4 dan U8  1
e. a  2 3 dan U4  18
3. Tentukan x jika 2, 8, 3x + 5 membentuk barisan geometri
4. Hitunglah jumlah setiap deret geometri berikut:
a. 1 + 2 + 4 + 8 + … (sampai 12 suku)
1  1  1
b. 1  3 9 27
 ... (sampai 6 suku)

c. 1  3 + 9  27 + … (sampai 8 suku)
d. 2  2  2 2  ...  64

3124
5. Untuk derat 1  3 5  3 5 2  2 5 3  ... , buktikan bahwa S15  1
53 1

EVALUASI
1. Diketahui suatu barisan aritmetika dengan suku ke-3 adalah 12 dan suku
ke-6 adalah 27. Tentukan jumlah 20 suku pertama.

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 96


2. Tentukan jumlah 25 bilangan asli pertama yang habis dibagi 4.
3. Tentukan jumlah semua bilangan asli kurang dari 100 yang tidak habis
dibagi 5.
4. Tiga bilangan membentuk deret aritmetika, jumlah ketiga bilangan itu 30,
hasil kalinya 840. Tentukan bilangan-bilangan itu.
5. Suatu perusahaan, pada bulan pertama berdiri memproduksi sebanyak
1000 unit barang. Kenaikan produksi pada bulan-bulan berikutnya adalah
1
5 kali produksi pada bulan pertama. Tentukan jumlah produksi selama
satu tahun.
1
( n1)
6. Rumus suku ken suatu deret geometri adalah Un  2.4 2 , hitunglah:

a. Suku pertama dan rasio deret geometri tersebut.


b. Rumus jumlah nsuku pertama.
7. Tiap tanggal 1 Januari, mulai 1 Januari 2000 Amir menabung uang di bank
sebesar Rp 100.000,00. Jika bank memberikan bunga 10 per tahun,
tentukan besar uang Amir di bank pada tanggal 31 Desember 2003.
8. Suatu deret geometri tak hingga mempunyai suku pertama 12 dan jumlah
tak hingganya 8. Tentukan rasionya.
9. Populasi penduduk sebuah kota pada tahun 1960 adalah 30.000 jiwa.
Populasi ini meningkat dua kali lipat tiap 10 tahun. Berapa perkiraan
populasi kota tersebut pada tahun 2010.

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 97


DAFTAR PUSTAKA

Brown, Richard G.. (1994). Advanced Mathematics. Boston: Houghton Mifflin


Company.

Gellert, W.. (1977). The VNR Concise Encyclopedia of Mathematics. New York:
Van Nostrand Reinhold Company.

Haryadi, Muh.. (2002). Bahan Ajar Matematika SMK. Yogyakarta: PPPG


Matematika.

Keedy, Mervin Laverne. (1983). Algebra and Trigonometry. California: Addison-


Wesley Publishing Company.

Miller, Charles David. (1978). Mathematical Ideas. Glenview Illinois: Scott


Foresman and Company.

Prawiro, Justine Yudho. (2000). Matematika IPA. Jakarta: Widya Utama.

Raharjo, Marsudi. (2001). Notasi Sigma dan Induksi Matematika. Yogyakarta:


PPPG Matematika.

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 98


Kunci Jawaban:

Tugas 1
25 5 6

1. a.  (2n  1) b.  ( 21 )k c. 2
j 1
j

n 1 k 1

6 4 100
d.   ( 2) e.  3 n
p n 1 2
f.
p 1 n 1 n 1

15 n n

g.  (n  1)(n  2) h. a
j1
2
j i. a
p 1
p
bp
n 1

10
j. a
n 1
n
b n1

2. a. 2 + 5 + 10 + 17 + 26 b. 1 + 2 + 5 + 8 + 11 + 14

c. a1 + a2  a3 + a4 a5 + a6 d. 1.2


2
 22.3  32.4  4.5
2
 ...  n(n21)
n

3. p
p 1

Tes Formatif 1
n n n n
1. a. 4 a k  3 b k b. 3 k  4 k
2

k 1 k 1 k 1 k 1

10 10 10

c.  ( 1) j  2 ( 1) j  4 ( 1)


j 2 j j

j 1 j 1 j 1

k k
 k 
d. 
n 1
n 3
 3 
n 1
n 2
  3 n   k
 n1 
11 11
a6b
2. a.  (k  4)
k 1
b. a6b
a 1

11 23
c.  (2p  1)
p 1
d.  (3(k  7) 2
 1)
k 1

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 99


Tugas 2
1. a. 4, 7, 10, 13 ; U10  31

b.  1, 1
2
,  31 , 1
4 ; U10  1
10

c. 0, 0, 0, 6 ; U10  504

d. 1
2
, 2
3
, 3
4
, 4
5 U10  10
11

e. 1,  21 , 1
4
,  81 U10   1
512

2. a. Un  2n b. Un  n c. Un  3n+5
xn
d. Un  e. Un  10n  25 f. Un  2n - 1
n
n
g. Un  4 2 ( 2 2 ) h. Un  -(-1)n2n i. Un  n2 + n

3. a. 2, 3, 6, 15, 42 b. 3, 4, 6, 14, 30


4. a. U1  9, Un  Un-1 + 4
b. U1  1, Un  Un-1 + 2n-1
Un1
c. U1  81, Un 
3
d. U1  1, Un  Un-1 + n

Tes Formatif 2
1. a. Sn  1
2
(3 n  1) b. Sn  4(2n - 1) c. Sn  n(n - 6)

d. Sn  3n - 1 e. Sn  2n(n + 2)
2. a. 3, 5, 7, U10  21 b. 1, 7, 19, U10  271

Tes Formatif 3
1. a. Un  5n + 5 b. Un  5 - 3n c. Un  6n+2
2. a. n  30 b. n  60 c. n  41
3. a. a  5, Un  4n + 1 b. a  8, Un  5 + 3n
c. a  9, Un  2 + 7n
4. 15
5. a. S12  300 b. S15  615 c. S16  1000

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 100


Tes Formatif 4
256 ( 3)n
1. a. Un  b. Un  3n c. Un 
4n 3

n  10.000
d. Un  4( 32 ) e. Un  ( 10)n

2. a. 4, 8, 16, 32, 64
b. 3, 9, 27, 81, 243 atau 3, -9, 27, -81, 243
c. 1024, 512, 256, 128, 64 atau -1024, 512, -256, 128, -64
d. -8 2 , -8, -4 2 , -4, -2 2 atau 8 2 , -8, 4 2 , -4, 2 2
e. 2 3 , 6, 6 3 , 18, 18 3

3. x  9
364
4. a. S12  4095 b. S6  c. S8  1640
243

d. n  12, S12  126 + 63 2

EVALUASI
1. 990
2. 1300
3. 4000
4. 6, 10, 14
5. 25.200
6. a. a = 2 r=2
b. Sn = 2(2n - 1)
7. Rp. 510.510
8. r = ½
9. 480.000

Matematika SMK/ Notasi sigma, Barisan dan Deret Halaman 101

Anda mungkin juga menyukai