Anda di halaman 1dari 23

Civil Society dan Masyarakat

Madani
Latar belakang lahirnya

 JS. Mills dan Toqueville merasa bahwa Negara Modern


telah menjadi jauh lebih kuat dari keinginan
masyarakatnya. Kontrol negara telah menghambat
kebebasan warganya.
 Tetapi sejak terjadinya pergeseran paradigma tentang
konsep politik, seiring dengan masuknya periode
masyarakat post-industrial, relasi Negara dan Masyarakat
dikaji ulang.
 Francis Fukuyama (1992; 2002), membuka
diskusi tentang Lemahnya Negara Perkasa
(The Weakness of Strong States) yang
terjadi setelah berakhirnya Perang Dingin
(Cold War). Ia berpendapat bahwa
demokrasi liberal telah berhasil menjadi
Francis Fukuyama ideologi global yang memenangi
(born October 27, peperangan ideologis tersebut telah
1952 in Chicago) menggerus kekuasaan Negara bangsa.
Lanjutan…
 Terbentuknya Negara-Bangsa atau negara
nasional telah dimulai sejak awal abad ke-16 di
Eropa. Ciri-ciri utama negara nasional itu adalah
menguasai suatu wilayah, dengan batas-batas
sempadan yang jelas, yang menghimpun suatu
masyarakat yang secara budaya bersifat
homogen, di mana pemerintahannya bersifat
relatif terpusat dan bertanggung jawab atas
berbagai kebijakan nasional.
 Negara mengintegrasikan masyarakatnya bagi
kepentingan nasional, seperti mempertahankan
diri atau memperluas wilayahnya melalui
perang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional dan memobilisasi semangat
nasionalisme.
Lanjutan…

 Tetapi sejak berakhirnya Perang Dingin pada


awal abad ke 21 yang dikatakan juga sebagai
bermulanya era globalisasi, semangat
nasionalisme dalam bentuk perluasan wilayah
melalui perang mulai berkurang. Dengan
demikian, ancaman dari luar terhadap keutuhan
wilayah nasional juga berkurang.
 Dengan globalisasi, batas-batas sempadan
nasional menjadi kurang berarti karena adanya
perkembangan teknologi informasi, dan
pertumbuhan ekonomi yang bersifat
multinasional.
Lanjutan…

 Pemerintahan nasional tidak dapat membatasi


arus keluar informasi yang menyebarkan nilai-
nilai multinasional, baik dari segi budaya,
ekonomi dan politik, sehingga pemerintahan
menjadi semakin terdesentralisasi.
 Batas-batas sempadan nasional dikaburkan oleh
mengglobalnya perdagangan dan informasi
dunia. Itulah sebabnya Francis Fukuyama
menyebutnya sebagai berakhirnya era Negara-
Bangsa, yaitu mulai terbentuknya sebuah
komunitas global yang batas-batas sempadan
wilayahnya semakin kabur.
Definisi lain dari “Politik”
 Ginsburg (1996) mendefinisikan politik sebagai
"kontrol atas alat-alat produksi, reproduksi,
konsumsi, dan akumulasi daya-daya material
dan simbolis".
 Proses ini tidak terbatas pada arena kekuasaan
oleh negara. Dunia pendidikan menjadi contoh
ideal proses politik sebab jaringan relasi sosial
yang dimiliki berhubungan dengan kategori
sumber-sumber material maupun nonmaterial
itu.
 Ketidakadilan atas distribusi sumber-sumber
daya ini biasanya ditentukan oleh praksis politik
dan corak relasi kekuasaan yang ada.
Sekjen PBB Kofi Anan:
Pengertian konsep:

 Civil Society merupakan satu cara untuk memahami relasi


antara individu dan negara yang melestarikan kebebasan
dan tanggungjawab.
 Keluarga merupakan pusatnya. Peranan primer
pemerintahan adalah untuk bekerja bagi rakyat apa yang
tidak dapat mereka lakukan bagi dirinya sendiri. Termasuk
pertahanan bangsa, memelihara hukum dan ketertiban,
dan melestarikan kebebasan individu. Masyarakat bekerja
dengan sangat baik bila ia di mediasi struktur-struktur “do
their thing” dengan campur tangan pemerintah yang
minimal. Bagi rakyat hal ini masuk akal.
 Peranan lembaga-lembaga yang secara historis, berfungsi
secara bebas dari pengaruh langsung pemerintah.
Misalnya termasuk perkawinan, keluarga, gereja,
organisasi sukarela, dan dunia usaha.
Lanjutan…

 Itulah komponen dasar Civil Society. Mereka bebas,


sukarela, dan melindungi serta mempertinggi kualitas
kehidupan setiap warga negara.
 Ketika struktur-2 itu berfungsi dengan tepat, maka hanya
sedikit diperlukan intervensi pemerintah. Jika gagal,
maka tugas negara akan meningkat, birokrasi
bertambah, dan hasilnya adalah hilangnya kebebasan
individu dan bertambahnya kekuasaan negara.
 Campur tangan negara menimbulkan masalah di mana
“diperlukan” lebih besar intervensi pemerintah. Seperti
peraturan yang mengekang, kita kehilangan kebebasan,
dan akhirnya Civil Society akan tergusur.
 Civil society merujuk kepada arena aksi kolektif yang tdk
dipaksa yang terjadi diseputar kepentingan-2, maksud-2,
dan nilai-nilai bersama.
 Dalam teori, bentuk-2 lembaga itu dipisahkan dari
Negara, Keluarga, dan Pasar, namun dalam prakteknya,
batas-2 antara Negara, Civil Society, Keluarga, dan
Pasar seringkali kompleks (njelimet), kabur dan bisa
dinegosiasikan.
 Secara umum, masy. Sipil mencakupi beragam ruang-2,
aktor-2, dan bentuk-2 institusi, beragam menurut tingkat
formalitasnya, otonomi, dan kekuatannya.
 Civil societies seringkali dihuni oleh organisasi-2 seperti
derma-2 terdaftar, perkembangan NGOs, kelompok-2
komunitas, organisasi perempuan, organisasi-2
keagamaan, perhimpunan profesi, kesatuan dagang,
LSM, gerakan-2 sosial, asosiasi bisnis, koalisi-2 dan
kelompok2 advokasi.
Alexis-Charles-Henri Clérel de Tocqueville (July 29,
1805–April 16, 1859)

Toqueville memperkenalkan 3
bagian masyarakat:
Beliau berpendapat bahwa 1. Negara; parlemen,
unsur-2 politik dari pengadilan, birokrasi dan
organisasi-2 masyarakat sipil tentara.
memudahkan kesadaran 2. Pasar; arena aktifitas
ekonomi pribadi, dan
yang lebih baik dan rakyat
3. Masyarakat Sipil; partai,
yang lebih tercerahkan, yang opini publik, gereja,
bisa memilih dg lebih baik perbaikan moral,
dalam voting, berpartisipasi kesastraan, masyarakat
dalam Politics, dan ilmiah, profesional, dan
asosiasi rekreasional.
memastikan pemerintah yang
lebih bertanggung jawab.
Muhammad AS Hikam (1999: 3)

 Civil Society didefinisikan sebagai wilayah-2 kehidupan


sosial yang terorganisasi dan bercirikan, antara lain
kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-
generating), dan keswadayaan (self-supporting),
kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan
keterikatan dengan norma-2 atau nilai-2 hukum yang
diikuti oleh warganya.
 Sebagai sebuah ruang politik, civil society adalah suatu
wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku,
tindakan dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh
kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam
jaringan-2 kelembagaan politik resmi.
 Di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang
bebas (the free public sphere), tempat di mana transaksi
komunikasi yg bebas bisa dilakukan oleh warga
masyarakat.
 The term is usually attributed to Georg
Wilhelm Friedrich Hegel, a German
philosopher who used the term in
Elements of the Philosophy of Right.
 In this work, civil society (bürgerliche
Gesellschaft in German) was a stage
on the dialectical relationship between
Hegel's perceived opposites, the
macro-community of the state and the
micro-community of the family. Broadly
speaking, the term was split, like
Hegel's followers, to the political left
and right.
G.W.F. Hegel  On the left, it became the foundation
for Karl Marx's bourgeois society; to
(August 27, 1770– the right it became a description for all
November 14, 1831) non-state aspects of society,
expanding out of the economic rigidity
of Marxism into culture, society and
politics.
Karl Heinrich Marx
(May 5, 1818, Trier, Germany –
March 14, 1883, London)

Karl Marx
Antonio Gramsci (January 22, 1891 – April 27, 1937) was an
Italian writer, politician, leader and theorist of Socialism,
Communism and Anti-Fascism.

 Capitalism, Gramsci suggested, maintained control not


just through violence and political and economic
coercion, but also ideologically, through a hegemonic
culture in which the values of the bourgeoisie became
the 'common sense' values of all.
 Thus a consensus culture developed in which people in
the working-class identified their own good with the good
of the bourgeoisie, and helped to maintain the status quo
rather than revolting.
 The working-class needed to develop a culture of its
own, which would overthrow the notion that bourgeois
values represented 'natural' or 'normal' values for
society, and would attract the oppressed and intellectual
classes to the cause of the proletariat.
 The state is not to be understood
in the narrow sense of the
government; instead, Gramsci
 Gramsci claims that under
divides it between 'political
society', which is the arena of modern capitalism, the
political institutions and legal bourgeoisie can maintain its
constitutional control, and 'civil economic control by allowing
society', which is commonly seen certain demands made by trade
as the 'private' or 'non-state' unions and mass political parties
sphere, including the economy. within civil society to be met by
the political sphere.
 So for Gramsci, society was
made up of the relations of
production (capital v labour); the
state or political society (coercive
institutions) and civil society (all
other non-coercive institutions).
Negara – Pasar - Rakyat
DDemocracy
emocracy&&Civil
CivilSociety
Society BBussines
ussinesFriendly
Friendly

PPublic
ublic
Sphere Community
PPasar
asar
Sphere Public Demand Acknowledgement
Institusi Negara

M
Masy.
asy.Sipil
Sipil

Quality
Perorangan Assurance

Funding

LSM Ormas dan Media Massa


Job Market

Keluarga
Grup Diskusi
Balai Rakyat
Library RRegulasi
egulasi
Institusi Non- Pemerintah Bisnis
Bisnis
Hubungan Negara – Rakyat - Pasar

 Jadi konsep masyarakat sipil merupakan


akomodasi tiga unsur yang memiliki bobot yang
seimbang, yaitu antara Negara, Rakyat dan
Pasar.
 Negara didukung oleh dinamika ekonomi
(Pasar) dan juga responsif terhadap tuntutan
Rakyat dalam bentuk kebebasan, transparansi,
dan akuntabilitas.
 Hubungan harmonis ketiga unsur yang dinaungi
oleh norma dan nilai-nilai Agamis itulah yang
disebut Masyarakat Madani alias Masyarakat
Bertamadun (Berkeadaban).
Masyarakat madani

 Kelahiran masyarakat madani bertitik tolak dari


kesedaran masyarakat mengenai kemurniaan
nilai-nilai tersebut. Justeru itu ia berkait rapat
dengan tradisi ilmu dan pemekaran budaya.
 Sheikh Muhammad Abduh umpamanya, tatkala
mengutarakan konsep al-mujtamaat al-
madaniyah menetapkan faktor kebebasan
termasuk kesegaran ilmu dan kecerdasan
berfikir dan sistem perundangan yang adil.
 Ia tidak terbatas kepada permasalahan politik dan
sama sekali tidak berpaut kepada kekuasaan.
Bahkan ia harus terpancar dari keyakinan, tercerna
dari dhamir dengan kefahaman yang mendalam.
Kerana sesungguhnya nilai kebenaran dan keadilan
adalah luhur dan tidak boleh tercemar lantaran faham
politik atau kaum.
 Maka Rasullullah s.a.w, menegaskan tanggungjawab
pemimpin dalam menegakkan keadilan kerana
“imam adil” merupakan manusia yang paling dicintai
Allah s.w.t; walhal “imam jair”, yakni yang zalim dan
penindas adalah yang paling dibenci Allah s.w.t.
 Sheikh Yusuf al-Qardhawi dalam Min Fiqh al-Daulah
(Fiqh Kenegaraan), merumuskan bahawa keresahan
yang melanda masyarakat kita berada ditahap “parah”.
Maka tidak memadai di ungkit kemungkaran kecil seperti
majlis nyanyian dan tarian gila, pendedahan aurat wanita
atau penjualan video porno.
 Yang perlu ditekankan ialah “perubahan yang lebih
menyeluruh yang melibatkan pemikiran, pemahaman,
akhlak, amalan, adab, tradisi serta sistem perundangan.”
 Beliau merujuk kepada firman Allah s.w.t ar Ra’ad 13:11
mengenai keperluan kaum merubah diri mereka sendiri.
 yang lebih utama dalam rangka kelahiran masyarakat
madani adalah kefahaman, kesedaran dan usaha
memperkasa (empowerment) rakyat yang memahami
hak dan tanggungjawab mereka.
Demokrasi dan Masyarakat Sipil

 Awalnya demokrasi diartikan sebagai pemerintahan oleh


rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya
pengertian demokrasi menjadi lebih luas sebagai bentuk
pemerintahan di mana hak-hak untuk membuat keputusan-
keputusan politik harus melibatkan rakyat baik secara
langsung maupun perwakilan.
 Demokrasi menjadi istilah yang bersifat universal, tetapi
dalam prakteknya terdapat perbedaan-perbedaan antara
satu negara dengan negara yang lain.
 Akan tetapi, terdapat prinsip-prinsip dasar yang sama,
seperti persamaan, dihormatinya nilai-nilai kemanusiaan,
penghargaan kepada hak-hak sipil dan kebebasan, serta
dihargainya pluralitas dan kompetisi yang fair.
 Keterlibatan warga dalam keputusan-keputusan politik akan
efektif apabila tersedia ruang yang cukup luas dalam
hubungan rakyat dengan negara.
 Ruang partisipasi ini disebut sebagai ruang publik (public
sphere). Melalui ruang publik inilah, individu atau
asosiasi warga masyarakat mengaktualisasikan
aspirasinya untuk mempengaruhi keputusan-keputusan
negara.
 Negara yang menyediakan ruang publik yang cukup luas
dan masyarakat yang memanfaatkan ruang tersebut
untuk berinteraksi dengan negara inilah yang akhirnya
membentuk sebuah masyarakat sipil (civil society).
 Jadi, demokrasi memungkinkan terbentuknya
masyarakat sipil, dan masyarakat sipil akan dapat
berkembang apabila prinsip-prinsip dasar demokrasi
diterapkan dalam negara

Anda mungkin juga menyukai