Anda di halaman 1dari 5

Konferensi Internasional Al-Aqsha Hasilkan

Deklarasi Jakarta dan


Deklarasi Istanbul untuk Membela al Quds

Jumat, 22 Agu 08 07:14 WIB

From : http://eramuslim.com/berita/nas/8821210334-konferensi-internasional-al-aqsha-hasilkan-deklarasi-jakarta.htm

Konferensi Internasional Al-Aqsha yang akan berlangsung Kamis


(21/8) di Wisma Antara, Jakarta menghasilkan Deklarasi Jakarta
untuk Pembebasan Al-Aqsha. Deklarasi yang merupakan hasil
kesepakatan lebih dari 200 tokoh yang mewakili para ulama, pemuka
organisasi Islam, cendikiawan muslim, para pemimpin partai politik
serta jurnalis nasional, dan internasional.

Deklarasi terdiri dari enam butir itu yang disampaikan dalam dua
versi yaitu bahasa Arab dan bahasa Indonesia, dibacakan oleh KH.
Yakhsyallah Mansur, MA yang merupakan Pimpinan Ma'had Al-
Fatah Al-Islamiyah.
Deklarasi Jakarta untuk Pembebasan Al-Aqsha itu, terdiri dari:
1. Mendukung seluruh Deklarasi Isntanbul 2007, serta bertekad dengan mengharapkan ridho
Allah untuk terus menjaga komitmen dan berjuang membebaskan Al-Aqsha dan mengembalikan
Al-Aqsha ke pangkuan muslimin.

2. Menyeru segenap pemimpin Negara-negara Islam dan Organisasi Islam Dunia, serta tokok dan
cendikiawan muslim didunia agar mendesak Israel untuk menghentikan usaha penggalian
terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha, serta mengembalikan otoritas masjidil Aqsha je
pangkuan kaum muslimin.

3. Menyeru semua pimpinan Dunia Islam agar menekan zionis Yahudi untuk mengehntikan
anksasi wilayah-wilayah pemukiman muslimin Palestina, serta upaya jahat Israel untuk menodai
kesucian dan merusak bangunan masjidil Aqsha.

4. Mengajak segenap umat Islam di dunia untuk bangkit dan sholat berjamaah menyatukan
langkah dengan segenap dana, jiwa dan seluruh kekuatan untuk membebaskan Al-Aqsha di
bawah Pimpinan seorang khalifah.

5. Mendukung dialog antar pihak-pihak muslim yang masih berbeda pendapat, dalam
memperjuangkan hak sipil dan kepimpinanan wilayah Palestina.

6 Menyepakati terbentuknya working group, yang terdiri dari tokoh ulama, cendikiawan, dan
perwakilan muslimin, yang berkedudukan di Jakarta. Working Group tersebut akan bertugas:

A. Mensosialisasikan atau menyadarkan kaum muslimin untuk membela dan membebaskan Al-
Aqsha dari cengkraman zionis Israel.
b. Mobilisasi seluruh dana dan kekuatan muslimin sedunia untuk pembebasan Al-Aqsha.
c. Membuat roadmap pembebasan Al-Aqsha.
d. Membangun jaringan kerjasama (net working) antar segenap muslimin sedunia.
e. Melakukan usaha-usaha pemberdayaan muslimin Palestina, meliputi pendidikan,
keterampilan, dan usaha-usaha lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan muslimin Palestina.
f. Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja serupa di negara-negara berpenduduk Islam di
dunia.

Hasil rekomendasi itu dibacakan dihadapan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N.
Mehdawi, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, Anggota Komisi DPR
Mutammimul Ula, dan Perwakilan dari negara muslim.

Menpora Adhyaksa Dault menyambut baik langkah yang ditempuh Jama’ah Muslimin
(Hizbullah) mengadakan konferensi yang bertema Aksi Nyata Mengembalikan Masjid Al-Aqsha
ke tangan kaum muslimin.

"Meski negara kita juga masih mengalami kesusahan, Alhamdulillah masih ada yang
memikirkan pembebasan Al-Aqsha. Harus ada gerakan yang nyata untuk mengembalikan Al-
Quds, jangan hanya berani bicara saja, " tegasnya.(novel)
Deklarasi Istanbul untuk Membela al Quds
[ 18/11/2007 - 07:08 ]

Bismillahirrahmanirrahim

Kami, peserta Forum Al-Quds Internasional di Istanbul dengan tema 'Mari Kita Jaga Wajah
Peradaban' yang diselenggarakan pada tanggal 5-7 Dzulqa'dah 1428H atau bertepatan dengan
tanggal 15-17 November 2007, yang dihadiri lebih dari lima ribu tokoh mewakili para ulama,
pemuka agama Islam dan Kristen, pimpinan politik, para pemikir dan budayawan, para tokoh
yang mewakili lembaga-lembaga swasta dan profesional, sastawan, seniman dan para juru tinta.

Setelah mempelajari kondisi yang dialami oleh bangsa Palestina yang terbelenggu oleh penjajah,
tapi tak pernah bergeming dari upaya yahudisasi dan pemberangusan. Bangsa yang berjuang
untuk merebut kembali hak-hak kemanusiaan dan politiknya. Setelah melalui kajian seputar
berbagai penindasan yang dialami oleh tempat-tempat suci, baik Islam maupun Kristen.
Khususnya penggalian terowongan yang tak kenal henti di bawah Masjid Al-Aqsha Al-Mubarak
dikhawatirkan akan menyebabkan runtuh, yang dibuktikan oleh delegasi dari Turki. Bertolak
dari berbagai pengalaman bangsa-bangsa secara umum dan pengalaman konflik dengan pihak
Zionis 'Israel' secara khusus, membuktikan bahwa perlawanan dengan berbagai bentuk dan
levelnya, yang berdasarkan pada kesatuan nasional dan keikutsertaan rakyat secara bebas, adalah
jalan yang paling sukses dalam menghadapi penjajahan dan pembebasan tanah Al-Quds,
Palestina dan semua wilayah yang dijajah, baik di tanah Arab dan Islam maupun tanah di penjuru
dunia lainnya.

Pengalaman itu membuktikan pula mandulnya gaung konferensi-konferensi dunia yang


diselenggarakan di bawah bimbingan langsung Amerika yang berpihak pada pihak penjajah
Zionis 'Israel' dan memberangus persoalan Palestina, sekaligus mendukung rencana pertikaian
internal rakyat Palestina serta merobek kesatuan Arab dan Islam.

Untuk menjelaskan tentang prinsip-prinsip umum yang terkait dengan persoalan kota Al-Quds
dan Palestina, secara historis dan realita, juga karena hak-hak bangsa Palestina secara
kemanusiaan dan politik, serta karakter penjajahan Zionis 'Israel' yang bersifat perluasan
pemukimannya. Untuk itu semua, kami, peserta forum, mendeklarasikan sebagai berikut;
Deklarasi Istanbul Untuk Membela Al-Quds
Sabtu, 7 Dzulqa'dah 1428/17 November 2007

1. Al-Quds adalah kota perdamaian, tempat bertemunya beragam peradaban, tanah suci dan yang
diberkahi, dengan keselamatannya manusia jadi damai. Namun jika ditindas, maka akan memicu
konflik dan perang. Oleh karena itu, kota suci ini harus tetap menjadi simbol terjalinnya
peradaban dan terjalinnya arti saling memaafkan, keadilan dan hidup berdampingan secara
manusiawi.

2. Al-Quds kota sejarah yang dibangun oleh bangsa Yabus lebih dari lima ribu tahun dan mereka
sebut dengan 'Orsalem' (kota perdamaian), kemudian dijaga oleh generasi selanjutnya yang
datang dari Jazirah Arab. Walaupun bangsa-bangsa lain menguasai kota tersebut, eksistensi
penduduknya dari bangsa Kan'an Arab dan Palestina tetap dipertahankan dan dilanjutkan oleh
kabilah-kabilah Arab berikutnya. Tiada kata henti bagi mereka untuk terus membangunnya.
Merekalah yang telah mewarnai Al-Quds dengan jati diri Arab dan tidak mungkin hak mereka
dicabut dengan apapun.

3. Penjajahan Zionis atas tanah Al-Quds Barat tahun 1948 dan Al-Quds Timur tahun 1967,
adalah penjajahan yang bersifat rasis, pendudukan, pemukiman dan teroris bertolak belakang
dengan gerakan historis. Penjajahan ini merupakan bentuk dari fenomena pendudukan yang
berdiri di atas kezaliman, penindasan dan pelanggaran hak-hak. Penjajahan atas tanah Al-Quds,
Palestina, Dataran Tinggi Golan dan perkebuna Seba' ini harus segera dimusnahkan, begitu juga
dengan semua bentuk sisa-sisa penjajahan di atas dunia lainnya. Hal ini telah ditegaskan oleh
resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sudah tekenal dengan
mengatakan bahwa Zionisme adalah gerakan rasisme. Hal yang sama juga ditegaskan dalam
Konferensi Durban, Afrika Selatan tahun 2001. Untuk itu, semua elemen kekuatan yang menolak
setiap penjajahan, kelaliman dan pendudukan harus mendukung kegigihan bangsa Palestina
bersama perlawanannya demi terbebasnya tanah air Palestina.

4. Semua tindakan pemukiman rasis yang bertujuan untuk menghapus rambu-rambu kota Al-
Quds, melanggar hak-hak kebangsaan, nasionalis dan keagamaan bangsa Palestina yang,
mengepung mereka dengan pagar pemukiman dan menjepitnya dengan tembok rasis, untuk
mengusir dan mengucilkan penduduknya, adalah upaya yang ditolak dan dikecam.

5. Semua penindasan atas tempat-tempat suci Islam dan Kristen, terutama atas Masjid Al-Aqsha
yang terus diterpa dengan penggalian yang akan mengancam keruntuhannya dengan tujuan untuk
membangun Haikal Sulaiman di atas reruntuhan masjid tersebut. Semua penindasan yang
mengancam perdamaian dan kestabilan itu, baik di wilayah Timur Tengah maupun di dunia
lainnya, adalah penindasan atas warisan sejarah bagi peradaban kemanusiaan. Terlebih lagi akan
bisa mengancam kota Al-Quds dan Palestina secara keseluruhan. Hal ini mengharuskan semua
bangsa dunia untuk menghadapi dan segera menghentikannya tanpa tawar menawar lagi.

6. Keberlangsungan penjajahan Zionis 'Israel' atas Al-Quds dan Palestina, dengan senjata nuklir
yang dimilikinya dan adanya kehendak untuk memperluas penindasan tersebut, akan masih
menjadi faktor ketidakstabilan dan pendorong kekhawatiran bagi para pecinta perdamaian dan
pendukung hak-hak asasi manusia di dunia. Penjajahan ini masih menjadi sumber ancaman
untuk menjerumuskan wilayah Timur Tengah dalam perang yang terus menerus dan mengancam
perdamaian dunia serta perkembangan manusia.

7. Penegasan hak kembali bagi pengungsi ke tanah Al-Quds dan semua tanah Palestina, karena
hal itu merupakan hak secara pribadi dan massa yang tidak boleh diperundingkan dan
dikompromikan. Juga penegasan hak bangsa Palestina untuk menunaikan semua hak-hak
nasionalis di atas tanah sejarahnya, termasuk hak politiknya sebagaimana yang dirasakan oleh
bangsa-bangsa lainnya.

8. Meminta negara-negara Arab, Islam dan semua negara yang mencintai perdamaian, lembaga-
lembaga dunia lainnya untuk mengukuhkan semua upaya dalam menghentikan penjajahan Zionis
atas tanah Al-Quds dan menjaga eksistensi ke-Arab-nya berikut tempat-tempat suci Islam dan
Kristen. Melaksanakan proyek ekonomi, sosial, media, kebudayaan dan pendidikan yang bisa
membantu kegigihan penduduknya mempertahankan tanahnya sekaligus membantunya terbebas
dari penjajahan Zionis. Menghentikan segala bentuk normalisasi hubungan dengan pihak Zionis
'Israel'.

9. Perserikatan Bangsa Bangsa, keputusan-keputusan sebelumnya yang diambil menjadi salah


satu penyebab nestapa yang dialami bangsa Palestina, diminta untuk komitmen total dalam
mengentaskan embargo dan permusuhan atas bangsa Palestina. Organisasi dunia itu juga diminta
untuk mengaktifkan peran Komisi Penjagaan Al-Quds yang didirikan pada tahun 1947, juga atas
negara-negara Arab dan Islam serta negara-negara dunia pecinta damai lainnya diminta untuk
mengentaskan embargo dan membantu bangsa Palestina dengan segala apa yang mereka
butuhkan.

10. Forum dunia ini telah membentuk sebuah kebersamaan dinamis bagi persatuan umat Islam
seluruhnya demi membela Al-Quds dan Palestina. Forum ini mengajak semua negara merdeka di
penjuru dunia dan menyerukan kepada mereka untuk mengadakan pertemuan kemanusiaan yang
lebih luas dalam menyelamatkan bangsa Palestina dan menciptakan keadilan serta perdamaian di
tanah tersebut. Seruan ini juga disampaikan kepada saudara-saudara kami yang diembargo di
dalam Palestina untuk bersatu dalam menghadapi pihak penjajah dengan mengingatkan firman
Allah Ta'ala, yang artinya;"Jangan saling bertentangan, karena akan mengalahkan dan
melemahkan kekuatanmu." Kami juga berharap agar pertemuan ini sebagai pendorong
kembalinya proses dialog antara anak bangsa Palestina.

Kami semua bekerja untuk Al-Quds

Saling bergandengan tangan, saling bahu membahu kami meniti jalan menuju Al-Quds

Walaupun panjang dan mahal pengorbanannya kami tetap tak bergeming

Hari ini pertemuan untuk Al-Quds dan esok pertemuan di kota Al-Quds, dengan izin Allah Ta'ala

Anda mungkin juga menyukai