Anda di halaman 1dari 117

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI METODE OBSERVASI YANG DIVARIASIKAN DENGAN LKS


WORD SQUARE PADA MATERI KLASIFIKASI HEWAN
DI SMP NEGERI 8 PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :
Nama :Tri Wurianingrum
NIM : 4401402038
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Biologi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : “Meningkatkan Hasil belajar Siswa melalui Metode


Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square pada Materi
Klasifikasi Hewan di SMP Negeri 8 Purworejo”.
Telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi jurusan Biologi FMIPA
UNNES pada :
Hari : Senin
Tanggal : 21 Agustus 2007

Panitia ujian
Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi I. S, M. S Ir. Tuti Widianti, M. Biomed


NIP. 130781011 NIP. 130781009

Pembimbing I Anggota Penguji

Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si 1. Drs. Partaya, M.Si


NIP. 131413201 NIP. 131763888

Pembimbing II 2. Drs. Nur Kusuma Dewi, M.Si


NIP. 131413201

Dra. Lina Herlina, M.Si 3. Dra. Lina Herlina, M.Si


NIP. 132003069 NIP. 132003069

ii
ABSTRAK

Pembelajaran Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pada


pemberian pengalaman secara langsung. Selama ini siswa kesulitan mempelajari
materi Klasifikasi Hewan karena banyak menggunakan nama ilmiah dan
pembelajaran yang bersifat abstrak dengan metode ceramah. Untuk membantu
siswa dalam memahami materi, maka diterapkan pembelajaran dengan metode
observasi yang divariasikan dengan LKS Word square.
Penelitian ini didesain melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi
Klasifikasi Hewan melalui penerapan metode observasi yang divariasikan dengan
LKS Word square di kelas VII A SMP Negeri 8 Purworejo. Subjek penelitian ini
adalah kelas VII A SMP Negeri 8 Purworejo dengan jumlah siswa 40 orang.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi
(reflecting). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah (1) peningkatan
persentase siswa yang memperoleh nilai ≥65 atau jumlah siswa yang belajar
tuntas meningkat menjadi 85%, (2) ketuntasan keaktifan klasikal ≥75%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data kenaikan prosentase
pencapaian ketuntasan belajar klasikal pada siklus I 77, 5% dan siklus II 87,5%,
sedangkan keaktifan klasikal pada siklus I 61,25% dan siklus II 76,25%.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa melalui penerapan metode observasi
yang divariasikan dengan LKS Word square pada materi Klasifikasi Hewan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII A. Sedangkan saran penelitian ini
adalah hendaknya metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square
perlu diterapkan pada materi-materi biologi yang lain karena metode observasi
yang divariasikan dengan LKS Word square memudahkan siswa dalam
memahami materi yang dipelajari.

Kata kunci: Hasil belajar, metode observasi, LKS Word square, materi Klasifikasi
Hewan

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini,

skripsi dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode

Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square pada Materi

Klasifikasi Hewan di SMP Negeri 8 Purworejo”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari peran

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan penulisan

skripsi.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan

kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan

penuh kesabaran membimbing dan memberi motivasi sehingga skripsi ini

dapat selesai.

5. Dra. Lina Herlina, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat selesai.

iv
6. Drs. Partaya, M.Si yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap

penyusunan skripsi ini.

7. Sutopo Slamet, S.pd, M.pd selaku kepala sekolah dan guru pengampu

SMP Negeri 8 Purworejo yang telah memberikan kesempatan dan

kemudahan kepada penulis melakukan penelitian.

8. Ayahanda tercinta yang selalu memberikan dukungan dan do’a.

9. Kakak-kakakku mba’ Ndari, mba’ Wiek, dan mas Sarko

10. Orang yang sangat kusayangi dan yang sangat menyayangiku yang selalu

membantu dalam segala hal, semangat, dukungan, serta do’a.

11. Kedua keponakanku yang sangat saya cintai Ravika Erviana DJ dan

Amalya Rachmaniar Putri.

12. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu dengan penuh rendah hati penulis akan menerima saran

dan kritik untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Semarang, 2007

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………. 7

C. Penegasan Istilah........................................................................ 7

D. Cara Pemecahan Masalah........................................................... 10

E. Tujuan Penelitian........................................................................ 11

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 12
1. Hasil Belajar......................................................................... 12

2. Implementasi Metode Observasi pada Materi Klasifikasi


Hewan……………………………….…………………….. 15

3. LKS Word Square................................................................. 16

vi
4. Peranan Media dalam Proses Belajar Mengajar................... 18

5. Materi Klasifikasi Hewan..................................................... 19

6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan................................. 21

B. Hipotesis...................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian............................... 24

B. Variabel Penelitian……………………………………………. 24

C. Rancangan Penelitian…………………………………………. 25

D. Prosedur Penelitian…………………………………………… 28

E. Data dan Cara Pengumpulan Data............................................. 34

F. Metode Analisis Data…………………………………………. 35

G. Indikator Kinerja……………………………………………… 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Belajar…………………………………………………... 39

B. Keaktifan Siswa ………………………………………………. 41

C. Kinerja Guru…………………………………………………… 45

D. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Menerapkan


Metode Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square
.................................................................................................... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan…………………………………………………….… 53

B. Saran…………………………………………………………... 54

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 55

LAMPIRAN………………………………………………………………. 57

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Belajar Siswa……………………………………………….. 39

2. Keaktifan Siswa dalam PBM……………………………………... 42

3. Kinerja Guru Selama Proses pembelajaran………………………. 45

4. Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran..……………… 48

5. Refleksi Untuk Dilaksanakan Pada Siklus II…………………….. 51

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pohon Masalah……………………………………………………... 5

2. Pohon Alternatif……………………………………………………. 6

3. Desain Penelitian…………………………………………………… 27

a. Bagan Rencana Penelitian Tindakan Kelas………….………..... 27

b. Rancangan Penelitian dengan Metode Observasi yang divariasi


kan Dengan LKS Word Square…….………………….……….. 27

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Silabus……………………………………………………………… 57

2. Rencana Pembelajaran……………………………………………... 60

3. Lembar Pengamatan Siswa, Lembar Diskusi Siswa, dan LKS Word


Square beserta Kunci Jawaban.......................................................... 70

4. Kisi-kisi Soal Evaluasi...................................................................... 99

5. Soal Evaluasi..................................................................................... 101

6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ……………...……………………... 110

7. Lembar Jawab……………………………………………………... 111

8. Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya


Pembeda Soal Uji Coba…………………………………………… 113

9. Lembar Observasi Keaktifan Siswa.................................................. 127

10. Lembar Observasi Kinerja Guru…………………………………... 130

11. Lembar Angket Siswa……………………………………………... 131

12. Lembar Pedoman Wawancara Guru………………………………. 132

13. Pembagian kelompok……………………………………………… 133

14. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa...…………………… 134

15. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keaktifan Siswa…………………….. 136

16. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran…...…… 141

17. Rekapitulasi Hasil Kuesioner tanggapan Siswa…………………… 143

18. Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru…………...…………………. 147

19. Surat Ijin Penelitian……………………………………………….. 148

20. Surat Keterangan Penelitian……………………………………… 149

x
21. Surat Penetapan Dosen Pembimbing…………………………….. 151

22. Foto Penelitian……………………………………………………………… 152

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pada

pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu siswa perlu dibantu untuk

mengembangkan sejumlah keterampilan supaya mereka mampu menjelajahi dan

memahami alam sekitar serta dirinya sendiri (Budimansyah, 2002).

Kenyataan yang banyak dijumpai di lapangan adalah pembelajaran IPA

yang berpusat pada guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, penyampaian

materi pelajarannya cenderung masih didominasi dengan metode ceramah. Siswa

kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan

menemukan sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya, sehingga siswa

hanya manghafalkan fakta-fakta dari buku dan bukan dari hasil menemukan serta

membangun sendiri pengetahuannya. Berdasarkan hasil studi intensif mengenai

pola pembelajaran dan pemahaman siswa menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran cenderung text book oriented dan tidak terkait dengan kehidupan

sehari-hari (Suhandini, 2003). Siswa kesulitan untuk memahami konsep akademik

seperti yang diajarkan selama ini, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak

dengan metode ceramah. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan

materi terbukti hanya mampumengantarkan siswa mengingat-ingat materi

pelajaran dalam waktu yang relatif pendek, tetapi seringkali anak tidak memahami

dan mengetahui secara mendalam, pengetahuan yang didapat hanya bersifat


2

hafalan yang menyebabkan anak akan mudah lupa, sehingga gagal dalam

membekali anak untuk memecahkan masalah dalam waktu yang lama (Nurhadi,

2002).

Berdasarkan hasil observasi kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo,

kebanyakan suasana pembelajaran masih monoton dan aktivitas siswa kurang.

Untuk itu diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan efektivitas belajar

siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas VII A karena memiliki karakteristik hasil

belajar pada materi Klasifikasi Hewan masih rendah. Upaya untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran adalah melalui metode yang bervariasi dan sesuai dengan

materi. Alasannya adalah : (1) dengan metode pembelajaran yang tepat dapat

membantu siswa dalam memahami materi, (2) metode pembelajaran dipandang

sebagai salah satu unsur penting dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

Penggunaan metode yang tepat akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih

efektif karena dengan metode yang tepat siswa akan mampu memahami materi

pelajaran dengan lebih mudah. Metode pembelajaran merupakan alat untuk

mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai sehingga penggunaan metode

yang baik dan tepat akan semakin berhasil sebagai sarana pencapaian tujuan. Hal

ini sesuai dengan tugas guru dalam proses pembelajaran yaitu : (1) memberi

informasi yang jelas dan bermakna kepada siswa, (2) memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri, (3)

menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri

(Anni, 2004).
3

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan

menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square.

Kelebihan dari metode observasi adalah siswa dilibatkan untuk turut berpikir

sehingga emosi siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran,

meningkatkan keterampilan siswa melalui suatu kegiatan, dapat mengamati suatu

proses/kejadian dengan sendirinya, sehingga akan memperkaya pengalaman dan

meningkatkan serta meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin tahu. Siswa

akan lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu mengingat

dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. LKS Word Square merupakan salah

satu media pembelajaran yang di dalamnya terdapat unsur permainan, sehingga

anak tidak merasa bosan dan dapat menarik minat dan menambah motivasi belajar

siswa. Kelebihan LKS Word Square cenderung menggali pengetahuan siswa dan

menarik minat siswa dalam mengunakan buku sumber pelajaran biologi.

Penyelenggaraaan pendidikan akan dapat berhasil apabila semua unsur

dalam sistem pembelajaran berjalan seiring dan seirama menuju tujuan

pendidikan yang ditetapkan. Dengan demikian pembelajaran biologi harus

bertumpu pada dua hal yaitu optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran dan

optimalisasi keterlibatan seluruh siswa dalam pembelajaran.

Seiring dengan arus perubahan dunia pendidikan di Indonesia, mulai tahun

pelajaran 2006/2007 Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) meluncurkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau akrab disebut Kurikulum

2006. KTSP diolah berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

produk Badan Standar Nasional (BNSP). Dalam KTSP setiap satuan pendidikan
4

mempunyai otonomi/berwenang menyusun kurikulum sendiri dengan tetap

memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar. Batas akhir

pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini adalah tahun 2007. Di

SMP Negeri 8 Purworejo kelas VII pada tahun pelajaran 2006/2007 telah

menggunakan KTSP.

Berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran materi Klasifikasi

Hewan menunjukkan bahwa:

1. Metode pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi, hanya menggunakan

ceramah. Guru kurang bisa merancang belajar yang dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan.

2. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun

dan menemukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan siswa,

sehingga siswa hanya menghafalkan fakta-fakta dari buku.

3. Siswa kurang diarahkan dan dibawa untuk mengamati dan berinteraksi dengan

objek serta lingkungan dunia nyata siswa. Akibatnya siswa kurang

memperoleh kesempatan mengembangkan kemampuan untuk membangun

pengetahuan melalui interaksi dengan objek dan lingkungan.

4. Jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran kurang optimal.

Partisipasi siswa selama proses pembelajaran cenderung hanya mencatat dan

mendengarkan penjelasan guru, siswa sulit sekali untuk mengajukan

pertanyaan dan pendapat bahkan cenderung diam. Akibatnya interaksi guru

dan siswa hanya berlangsung satu arah sehingga suasana pembelajaran

menjadi membosankan.
5

5. Nilai rata-rata kelas VII A untuk materi Klasifikasi Hewan tahun ajaran

2005/2006 adalah 5, 8.

Hasil analisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mempelajari

klasifikasi hewan dapat dijabarkan seperti pada Gambar berikut:

Hasil belajar klasifikasi hewan rendah

Pemahaman materi klasifikasi hewan rendah

Motivasi terhadap materi klasifikasi hewan rendah

Variasi model Sarana/media Materi klasifikasi


pembelajaran kurang pembelajaran terbatas hewan sulit

Guru dominan Pembelajaran siswa kurang siswa kurang diarahkan


Ceramah monoton dilibatkan secara untuk mengamati dan
aktif dalam berinteraksi dengan
pembelajaran objek/lingkungan
dunia nyata

Gambar 1. Pohon Masalah


(Modifikasi dari model pohon masalah dalam Priyono dan Djunaedi, 2001)

Rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Biologi dapat

disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa yang disebabkan kurang

bervariasinya model pembelajaran yang digunakan selama ini. Hal ini sesuai

pendapat Sudjana (2001) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang

tepat dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada

gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar.


6

Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa

menghafal fakta-fakta tetapi sebuah metode pembelajaran yang mendorong siswa

untuk aktif dan berpikir kritis dalam belajar, dan menerapkan apa yang dipelajari

dalam konteks nyata. Sebagai target yang ingin dicapai dalam penelitian, maka

disusun pohon alternatif seperti pada Gambar 2:

Hasil belajar klasifikasi hewan tinggi

Pemahaman materi klasifikai hewan tinggi

Motivasi terhadap materi klasifikasi hewan meningkat

Siswa dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan keinginan/minat

Terlaksananya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Terwujudnya guru Terpenuhinya sarana/ Terwujudnya materi


menggunakan metode media pembelajaran pembelajaran biologi
yang tepat dan yang mendukung yang menarik dan
menarik bagi siswa mudah dipahami

Terwujudnya guru Terwujudnya guru Terwujudnya Terwujudnya guru


tidak hanya ceramah yang dapat pembelajaran untuk melibatkan
dalam pembelajaran memotivasi siswa dua arah siswa secara aktif
dalam pembelajaran

Gambar 2. Pohon Alternatif


(Modifikasi dari model pohon alternatif dalam Priyono dan Djunaedi, 2001)

Berdasarkan uraian di atas akan dilakukan penelitian untuk mengetahui

penggunaan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi hewan di Kelas VII

SMP Negeri 8 Purworejo.


7

B. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran materi

Klasifikas Hewan di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo adalah:

1. Pembelajaran cenderung teoritik dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-

hari, sehingga motivasi belajar siswa kurang.

2. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembalajaran relatif rendah.

3. Guru belum menemukan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk

sub materi pokok Klasifikasi Hewan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

diteliti yaitu ”Apakah dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan

dengan LKS Word Square dapat meningkatkan hasil belajar pada materi

Klasifikasi Hewan di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo?”

C. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam skripsi ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah

penafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran yang lebih jelas

kepada para pembaca. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah:

1. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan

tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya

reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Hasil
8

belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya (Sudjana, 1990). Hasil belajar menurut Gagne dalam Dahar (1991)

meliputi hasil belajar bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar

dalam pendekatan kontekstual menekankan pada proses yaitu segala kegiatan

yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan siswa ini

dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa setelah melalui kegiatan evaluasi yang

bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Hasil belajar dikatakan meningkat apabila nilai yang diperoleh

siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Kegiatan evaluasi ini berupa soal

pilihan ganda yang berjumlah 20 dengan 4 pilihan jawaban (option) untuk

masing-masing siklus pada akhir siklus.

2. Metode observasi

Metode adalah cara untuk mencapai sesuatu (Gulo, 2002). Observasi

berarti pengamatan; peninjauan secara cermat, sedangkan mengobservasi berarti

mengamati dengan teliti (Anonim, 1989). Observasi yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah observasi secara langsung dan observasi secara tak langsung.

Suatu observasi disebut observasi langsung jika pengobservasian dilakukan

langsung terhadap objek aslinya, sedangkan observasi tidak langsung adalah jika

pengobservasian dilakukan terhadap skema/bagan/chart, maupun gambar atau

replika dari objek aslinya. Metode observasi dalam proses belajar mengajar,

diartikan sebagai cara mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa


9

mengamati secara teliti suatu objek (Winataputra, 1992). Metode observasi dalam

penelitian ini meliputi pengamatan hewan, pengelompokkan hewan, dan bagan

dikotomi kunci determinasi.

3. LKS Word square

Menurut Laurence Urdang (1968) Word Square is a set of words such that

when arranged one beneath another in the form of a square the read a like

horizontally, artinya word square adalah sejumlah kata yang disusun satu di

bawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar dan

menurun. Word Square menurut Hornby (1994) adalah sejumlah kata yang

disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.

LKS Word square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa

kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut

terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan

pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran (Anonim,1991).Metode

observasi yang divariasikan dengan LKS Word square berarti suatu cara

mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa mengamati secara teliti

suatu objek yang dipadukan dengan LKS Word square.

4. Pembelajaran materi Klasifikasi Hewan

Pembelajaran materi Klasifikasi Hewan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran meliputi Klasifikasi hewan invertebrata dan vertebrata yang

termasuk dalam Standar Kompetensi Memahami Keanekaragaman Makhluk

Hidup dan Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-


10

ciri yang dimiliki, pada siswa kelas VII semester II seperti yang tercantum dalam

kurikulum 2006.

D. Cara Pemecahan Masalah

Permasalahan yang diuraikan di atas dicoba untuk dipecahkan melalui

metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square. Dengan metode

observasi yang divariasikan dengan LKS Word square diharapkan siswa dapat

aktif dalam proses belajar mengajar dan sekaligus meningkatkan pemahaman

dalam materi Klasifikasi Hewan meliputi invertebrata dan vertebrata meliputi

kegiatan observasi objek yang dipelajari, diskusi kelompok, dan

mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

Pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengingat

materi pelajaran sehingga dapat bertahan lebih lama, menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan, serta memudahkan dalam menjelaskan

informasi konkrit yang dituangkan dalam bentuk observasi dan LKS Word

square. Kegiatan utama dalam pembelajaran ini dengan memanfaatkan preparat

asli/awetan maupun gambar-gambar hewan invertebrata dan vertebrata kemudian

mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas sebagai bahan diskusi kelas

sehingga siswa dapat memahami fakta dari materi yang telah dipelajari.
11

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi Klasifikasi Hewan melalui metode observasi yang divariasikan dengan

LKS Word Square di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah

b. Meningkatkan minat dan motivasi belajar Biologi

c. Meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar.

d. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

2. Bagi guru

a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih

metode pembelajaran yang tepat dan mendesain kegiatan belajar

mengajar guna meninngkatkan kualitas pembelajaran.

b. Memacu kreativitas guru dalam memilih dan menggunakan media

yang tepat.

3. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka mengoptimalkan

potensi siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran Biologi.


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan

satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar

menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar

bukan merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagaibentuk

seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,

keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya

penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana, 1990).

Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa sebagai

makna utama proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai

tujuan pengajaran yang efektif. Kedudukan siswa dalam proses belajar mengajar

adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pengajaran sehingga

proses belajar mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu

tujuan pengajaran. Hasil belajar dalam pendekatan kontekstual menekankan pada

proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika


13

belajar. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara, misalnya proses bekerja, hasil

karya, penampilan, rekaman, dan test. (Anonim, 1993).

Pembelajaran merupakan suatu usaha dasar yang dilakukan oleh guru

dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai kebutuhan dan

minatnya, sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat terwujud.

Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar

dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, baik hasil belajar/nilai,

peningkatan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah perubahan tingkah

laku atau kedewasaannya. Horward Kysley Dalam Sudjana (1990) membagi tiga

macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi

dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sedangkan Gagne membagi

lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan

intelektual, (c) stategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam

sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni

ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk
14

kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari

lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau

ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretative.

Menurut Purwanto (1986) bahwa hasil belajar biasanya dapat diketahui

melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian

yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan

siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor

dari dalam diri siswa itu dan dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor

lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang

dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil

belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di

sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh

lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor

lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana, 1990). Adapun

pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab

hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan

disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil
15

belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif

tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

2. Implementasi Metode Observasi pada Materi Klasifikasi Hewan

Metode ialah cara untuk mencapai sesuatu (Gulo, 2002). Observasi berarti

pengamatan, peninjauan secara cermat. Sedangkan mengobservasi berarti

mengamati dengan teliti (Anonim, 1989). Dalam mengobservasi, seseorang tidak

perlu memberi perlakuan pada objek yang diteliti. Dalam prakteknya observasi

dibedakan menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tak langsung.

Suatu observasi disebut observasi langsung jika pengobservasian dilakukan

langsung terhadap objek aslinya, sedangkan observasi tak langsung adalah jika

observasi dilakukan terhadap skema, bagan, chart, maupun gambar atau replika

dari objek aslinya. Metode observasi dalam proses belajar mengajar diartikan

sebagai cara mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa mengamati

secara teliti suatu objek (Winataputra, 1992). Untuk mendapatkan hasil belajar

yang optimal, metode observasi perlu disertai dengan diskusi (Djajadisastra,

1982). Adapun kelebihan metode observasi menurut Subiyanto (1990) adalah

siswa dilibatkan untuk turut berpikir sehingga emosi siswa dapat terlibat langsung

dalam proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan siswa melalui suatu

kegiatan, dapat mengamati suatu proses/kejadian dengan sendirinya, sehingga

akan memperkaya pengalaman dan meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin

tahu. Dengan metode observasi siswa akan lebih memahami sesuatu yang bersifat

abstrak dan lebih mampu mengingat dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.

Implementasi metode observasi pada materi Klasifikasi Hewan meliputi


16

pengamatan hewan invertebrata dan vertebrata, baik dengan objek asli, spesimen

awetan, maupun gambar-gambar; dari observasi tersebut kemudian dilakukan

klasifikasi/pengelompokkan hewan, dilanjutkan dengan membuat kunci

determinasi menggunakan bagan dikotomi kunci determinasi.

3. LKS Word square

Menurut Laurence Urdang (1968) Word Square is a set of words

such that when arranged one beneath another in the form of a square the read a

like horizontally, artinya word square adalah sejumlah kata yang disusun satu di

bawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar dan

menurun. Word Square menurut Hornby (1994) adalah sejumlah kata yang

disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang. LKS

Word Square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak

kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung

konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang

berorientasi pada tujuan pembelajaran (Anonim, 1991). Pembelajaran LKS Word

Square berisi pertanyaan yang sesuai dengan pengertian-pengertian penting suatu

konsep atau sub konsep. Pertanyaan pertama berupa pertanyaan yang jawabannya

berupa kunci yang dalam mata pelajaran biologi seringkali menggunakan istilah

asing. Pertanyaan kedua harus terkait dengan pertanyaan pertama dan merupakan

lanjutan dari pengertian tersebut. Begitu seterusnya, sehingga semua pertanyaan

sudah mewakili konsep yang akan dipelajari. Setelah itu siswa berdiskusi untuk

mendapatkan jawaban dan menemukannya pada kotak-kotak Word Square. Pada

akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan materi bahasan yang telah didiskusikan.


17

Dengan demikian siswa memperoleh pengalaman belajar yang berarti (Anonim,

1991). LKS Word Square memerlukan pengetahuan dasar dari siswa sehingga

sebelumnya siswa harus membaca materi/pokok bahasan yang akan dipelajari.

Dengan demikian siswa akan terlatih untuk memanfaatkan buku sumber dan

terampil belajar mandiri.

Langkah-langkah membuat LKS Word Square adalah sebagai berikut:

a. menentukan topik sesuai konsep/subkonsep

b. menuliskan kata-kata kunci sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

c. menuliskan kembali kata-kata kunci dimulai dengan kata-kata terpanjang

d. membuat kotak-kotak word square

e. mengisikan kata-kata kunci pada kotak word square

f. menambahkan huruf pengisian ke kotak kosong secara acak

LKS Word Square sebagai alat bantu pembelajaran mempunyai peranan

sebagai berikut:

a. merupakan variasi pembelajaran

b. memudahan mengajar karena LKS word square disusun sesuai urutan

pengertian penting

c. meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar karena model ini selalu diikuti diskusi atau penjelasan guru,

sehingga jawaban pertanyaan merupakan pengertian yang utuh dan berkaitan

d. Konsep yang disampaikan oleh guru menjadi nyata dan jelas, mudah dipahami

dan diingat
18

e. memotivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil

belajar

Menurut Saptono (2003) langkah-langkah pembelajaran Word square

adalah:

a. siswa diarahkan untuk mempelajari topik tertentu yang akan disampaikan

b. siswa disuruh menemukan istilah dalam word square yang relevan dengan

topik yang telah dipelajari

c. siswa memberikan penjelasan tentang kata yang ditemukan. Informasi dari

siswa tentang kata tersebut sebanyak-banyaknya digalim oleh guru.

d. penjelasan siswa divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan

kepada seluruh siswa.

4. Peranan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

Dalam metode pembelajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu

metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Menurut

Sudjana (2001) media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar

siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang

dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran mempertinggi

proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran

antara lain:

a. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh

siswa dan memungkinkan menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.


19

c. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak merasa bosan.

d. siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru saja.

Alasan kedua adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa, taraf berfikir

manusia mengikuti tahap perkembangan mulai dari berfikir sederhana menuju

berfikir kompleks. Melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat

dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Media

pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar hewan

invertebrata dan vertebrata, preparat asli dan awetan, serta LKS Word square.

5. Materi Klasifikasi Hewan

Materi klasifikasi hewan ini penyajian materinya disesuaikan dengan

Silabus Biologi kurikulum 2006 kelas VII semester 2. Berdasarkan Silabus

Biologi Kurikulum 2006 untuk mata pelajaran Sains Sekolah Menengah Pertama

dan Madrasah Tsanawiyah kelas VII untuk materi pokok Klasifikasi Hewan

memiliki Standar Kompetensi (SK) memahami keanekaragaman makhluk hidup,

dan Kompetensi Dasar (KD) Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-

ciri yang dimiliki. Sub materi Klasifikasi Hewan meliputi klasifikasi hewan

invertebrata dan vertebrata serta penggunaan kunci determinasi sederhana.

Karakteristik pokok kajian Klasifikasi Hewan adalah bahwa hewan sangat

beranekaragam sehingga menuntut adanya suatu sistem untuk mengenal dan

mempelajarinya.
20

a. Tujuan dan manfaat klasifikasi

Klasifikasi yaitu penempatan makhluk hidup dalam kelompok atau

golongan dengan mempertimbangkan persamaan dan perbedaan ciri atau sifat

yang nampak. Klasifikasi bertujuan untuk menyederhanakan obyek studi yang

beranekaragam, sehingga mempermudah untuk mengenalnya. Klasifikasi

bermanfaat untuk mengenal berbagai spesies makhluk hidup, hubungan

kekerabatan di antara makhluk hidup, dan interaksi antara makhluk hidup dengan

lingkungannya.

b. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup

Tata nama ilmiah ini dikemukakan oleh Carolus Linnaeus (1737)), seorang

ahli Botani dari Swedia dengan sistem tata nama ganda (Binomial Nomenklatur).

Tata nama ini menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan, yang sampai

sekarang masih digunakan sebagai komunikasi ilmiah di dunia.

c. Kunci determinasi

Kunci determinasi adalah petunjuk yang dapat digunakan untuk

menentukan jenis hewan yang ada di lingkungan. Di dalam kunci itu tercantum

ciri-ciri hewan yang akan ditentukan golongannya. Hewan yang akan ditentukan

golongannya harus diidentifikasikan (dicandra atau dipertelakan). Setiap ciri yang

dimunculkan di dalam kunci determinasi hendaknya bersifat khusus, yang hanya

dimiliki oleh hewan tertentu dan tidak dimiliki oleh hewan lain. Dalam

mempertelakan digunakan sistem ya dan tidak.


21

6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi

pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan

berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang

memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan

masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah.

Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki

keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan

mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap

kebutuhan setempat.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan

dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu

mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36:

• Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

• Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan

peserta didik.

• Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh

sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan

standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.
22

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan

memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)

kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan

sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penegmbangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan

dicapai.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan

peraturan pemerintah sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar Nasional

Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian

pendidikan.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang SNP

Dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
23

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

3) Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Mengatur tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

4) Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Mengatur Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta

didik.

5) Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no. 22

dan 23 (pelaksanaan SKL dan Standar Isi)

KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: pemberian otonomi luas

kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang

tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta team-kerja yang

kompak dan transparan.

B. HIPOTESIS

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah ”Dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS

word square dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi klasifikasi

hewan di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo”.


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo yang berjumlah 5 kelas,

yaitu kelas VII A-VII E. Sampel penelitian adalah kelas VII A, dengan teknik

pengambilan sampel purpossive sampling yaitu pengambilan sampel dengan

tujuan tertentu dimana kelas VII A memiliki karakteristik: nilai hasil belajar rata-

rata kelas untuk materi Klasifikasi Hewan masih rendah yaitu 5, 8 dengan

ketuntasan belajar 65% dan aktivitas belajar siswa rendah. Kelas VII A

mempunyai jumlah siswa 40 anak yang terdiri dari 18 siswa putra dan 22 siswa

putri.

B. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Guru

Hal yang diteliti adalah kinerja guru dalam menggunakan metode observasi

yang divariasikan dengan LKS Word Square pada materi Klasifikasi Hewan.

2. Siswa

Hal-hal yang diteliti adalah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

berlangsung dan pemahaman siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square. Untuk
25

mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dilakukan

tes tertulis di setiap akhir siklus.

3. Proses

Hal yang diamati adalah proses kegiatan belajar yang terjadi selama guru

melaksanakan pembelajaran melalui metode observasi yang divariasikan

dengan LKS Word Square. Hal ini dapat dilihat melalui tugas-tugas yang

dikerjakan siswa selama proses pembelajaran.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Observasi awal

dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan dalam rangka

meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi awal maka dalam refleksi

ditetapkanlah bahwa tindakan yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman

siswa pada pembelajaran Klasifikasi Hewan adalah melalui metode observasi

yang divariasikan dengan LKS Word Square.

Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan

tindakan kelas ini dengan prosedur: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) dalam setiap siklus.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai

berikut:
26

1. Perencanaan

Perencanaan dalam tahap ini meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah

melalui observasi awal, analisis penyebab masalah dan menetapkan rencana

tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran materi Klasifikasi

Hewan dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square

sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap

perencanaan.

3. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran, menilai

kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran, dan

menilai kemampuan dan keterampilan proses siswa.

Untuk keberhasilan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, maka

dilakukan tes tentang materi yang telah diajarkan yang diberikan pada akhir

setiap siklus yang berupa tes tertulis. Selanjutnya diambil rata-rata kelas dari

tes-tes yang diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil relajar.

4. Refleksi

Refleksi di sini meliputi kegiatan: analisis, síntesis, penafsiran, menjelaskan

dan menyimpulkan. Dalam tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan

dianalisis oleh peneliti, sehingga peneliti dapat merefleksikan teori tentang

berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan untuk perbaikan pada setiap

siklus selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan akhir.


27

Diharapkan setelah akhir siklus II, dari sajian data diambil simpulan

bahwa metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square pada

materi Klasifikasi Hewan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A

SMP Negeri 8 Purworejo.

Secara ringkas urutan rancangan penelitian untuk setiap siklus dapat

digambarkan sebagai berikut:

Pelaksanaan Pengamatan

Perencanaan Refleksi

Observasi Awal Siklus berikutnya

Gambar 3. Bagan rencana penelitian tindakan kelas

Siklus I: Siklus II:


¾ Observasi awal ¾ Perencanaan
¾ Perencanaan ¾ Pelaksanaan
¾ Pelaksanaan ¾ Pengamatan
¾ Pengamatan ¾ Refleksi
¾ Refleksi

Hasil belajar siswa meningkat

Gambar 4. Rancangan penelitian dengan metode observasi yang


divariasikan dengan LKS Word square
28

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing

siklus dilaksanakan sebanyak 4 jam pelajaran. Diharapkan dengan dua siklus ini,

penelitian tindakan kelas ini telah tercapai sesuai tujuan peneliti.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas

yang terdiri dari dua tahap sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah:

a. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah dan analisis

penyebab masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi Biologi.

b. Menentukan tindakan solusi pemecahan masalah melalui metode observasi

yang divariasikan dengan LKS Word Square.

c. Menyusun instrumen penelitian berupa silabus, rencana pembelajaran

(RP), lembar pengamatan siswa (LPS), lembar diskusi siswa (LDS) dan

mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses

pembelajaran.

d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa, kuisioner tanggapan siswa dan

guru dalam mengikuti proses pembelajaran.

e. Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba.

f. Menyusun soal tes.

Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis

pilihan ganda.
29

g. Menguji coba instrumen

Untuk mendapatkan tingkat kesukaran, daya beda, validitas dan

reliabilitas yang baik maka instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu di

luar sampel penelitian.

Uji alat evaluasi dilakukan secara empiris yaitu sebagai berikut :

1. Tingkat kesukaran, yaitu persentase siswa yang menjawab suatu soal

dengan benar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

B
P=
JS

Keterangan :

P : Tingkat kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab suatu item yang benar

JS : Jumlah keseluruhan siswa yang mengerjakan tes (Arikunto, 2001)

Klasifikasi taraf kesukaran adalah sebagai berikut :

- Soal dengan P 0,00 sampai dengan 0,10 adalah soal sangat sukar

- Soal dengan P 0,11 sampai dengan 0,30 adalah soal sukar

- Soal dengan P 0,31 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang

- Soal dengan P 0,71 sampai dengan 0,90 adalah soal mudah

- Soal dengan P > 0,90, adalah soal sangat mudah

2. Daya beda, merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan

siswa kelompok atas dengan kelompok bawah. Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi

disingkat D. Daya beda dicari dengan menggunakan rumus :


30

BA BB
D= −
JA JB

Keterangan :

D : Daya beda

BA : Jumlah siswa pada kelompok atas yang menjawab suatu item

dengan benar

BB : Jumlah siswa pada kelompok bawah yang menjawab suatu item

dengan benar

JA : Jumlah siswa kelompok atas

JB : Jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi daya beda adalah sebagai berikut :

- Soal dengan D 0,00 sampai dengan 0,20 tergolong jelek

- Soal dengan D 0,21 sampai dengan 0,40 tergolong cukup

- Soal dengan D 0,41 sampai dengan 0,70 tergolong baik

- Soal dengan D 0,71 sampai dengan 1,00 tergolong baik sekali

- Soal dengan D negatif semuanya tidak baik, sehingga sebaiknya

soal tersebut tidak dipakai ( Arikunto, 2001 ).

3. Validitas, menunjukkan kemampuan suatu soal untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas butir soal

ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi produk moment

kasar:

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
31

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

X : Skor tiap butir soal

Y : Skor total yang benar dari tiap subyek

N : Jumlah subyek

Harga r diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment

dengan taraf signifikasi 5 %. Jika harga r hitung > tabel product

moment, maka item soal yang diuji bersifat valid ( Arikunto, 2001 ).

4. Reliabilitas, menyangkut akurasi dan konsistensi alat atau instrument

pengumpul data. Artinya, apabila instrumen tersebut digunakan di

beberapa tempat berbeda, maka hasil akan relatif sama. Reliabilitas

dapat dihitung dengan berbagai rumus. Akan tetapi, rumus yang

hasilnya lebih bagus adalah rumus K-R.20 yang dikemukakan oleh

Kuder dan Richardsom (Arikunto, 2001). Berikut adalah rumus K-

R.20

⎛ n ⎞⎛ S − Σpq ⎞
2
r11 = ⎜ ⎟⎜⎜ ⎟⎟
⎝ n − 1 ⎠⎝ S
2

Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

n : jumlah butir soal

p : Proporsi si siswa yang menjawab benar

q : Proporsi si siswa yang menjawab salah

s : Simpangan baku
32

Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment

dengan taraf signifikasi 5 %. Jika r hitung > r tabel product moment,

maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel ( Arikunto, 2001 ).

Pengujian instrumen untuk menilai proses, yaitu angka dan lembar

observasi dilakukan secara logis dengan parameter ranah konstruksi,

ranah isi, dan ranah bahasa yang telah ditentukan. Instrumen angket

terdiri dari angket tanggapan siswa dan pedoman wawancara guru.

Alat observasi yang digunakan yaitu lembar observasi yang belum

memenuhi parameter yang ditetapkan kemudian direvisi sampai

memenuhi parameter yang akan ditetapkan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam 8 jam pelajaran yang terdiri dari 4

pertemuan. Masing-masing pertemuan disusun dalam satu rencana

pembelajaran. Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap

siklus dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Dalam perencanaan ini meliputi pengenalan materi Klasifikasi Hewan,

menyiapkan alat observasi dan praktikum klasifikasi hewan, pembentukan

kelompok diskusi, dan menyiapkan angket aktifitas siswa dan kinerja

guru.
33

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Dalam tahap pelaksanaan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran

yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajaran ini secara umum

meliputi:

1. Pendahuluan

Pada tahap ini dilakukan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan inti

Meliputi kegiatan observasi, diskusi, dan permainan LKS Word

square.

3. Penutup

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari kegiatan yang

telah dilakukan.

c. Pengamatan (observing)

Pada kegiatan ini peneliti dibantu guru biologi sebagai guru mitra

dalam melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk

mengetahui sejauh mana efek tindakan pembelajaran menggunakan

metode observasi yang diavariasikan dengan LKS Word Square. Guru

mitra juga menjadi teman diskusi apabila ada hal-hal yang kurang jelas,

juga untuk membantu mengatasi apabila ada permasalahan dalam proses

kegiatan belajar mengajar (KBM). Observasi dilaksanakan bersamaan

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dibuat. Aspek-aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dan guru selama

proses pembelajaran berlangsung serta hasil tes pada akhir siklus.hasil


34

analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan

untuk melaksanakan siklus berikutnya.

d. Refleksi (Reflecting)

Hasil dari tahap observasi yang meliputi aktivitas siswa selama proses

belajar mengajar (PBM), cara guru mengajar, hasil tes pada akhir siklus

juga kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran

dikumpulkan serta dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan

untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama menerapkan

pembelajaran menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan

LKS Word Square. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini

digunakan sebagai acuan untuk melaksankan siklus berikutnya.

E. Data dan Cara pengambilan data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa dan guru pada saat

pembelajaran dan setelah proses pembelajaran. Sumber data dari siswa yaitu

berupa aktivitas siswa dan hasil belajar, sedangkan sumber data dari guru

berupa kinerja guru.

2. Jenis Data

Jenis data yang akan dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang terdiri dari skor hasil

belajar siswa yang terdiri dari skor hasil belajar evaluasi (tes). Sedangkan data

kualitatif berupa:
35

a. Kinerja guru dalam pembelajaran

b. Aktivitas belajar siswa

c. Tanggapan siswa terhadap metode observasi yang divariasikan dengan

LKS Word Square

d. Tanggapan dan masukan guru terhadap proses pembelajaran

3. Cara Pengumpulan data

a. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberikan tes/evaluasi

kepada siswa.

b. Data tentang kinerja guru diambil melalui lembar observasi kinerja guru.

c. Data tentang aktivitas belajar siswa diambil dengan lembar observasi

aktivitas siswa.

d. Data tentang tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran diambil

dengan kuisioner.

e. Data tentang tanggapan guru terhadap pembelajaran dengan metode

observasi yang divariasikan dengan LKS Word square diambil dengan

wawancara di akhir siklus.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan analisis

deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka hasil belajar

siswa (meliputi penentuan rata-rata kelas, ketuntasan belajar individual dan

ketuntasan belajar secara klasikal dari hasil test) yang dideskripsikan dengan kata-
36

kata, sedangkan data kualitatif berupa prosentase hasil observasi dan angket yang

juga dideskripsikan dengan kata-kata.

Menurut Slameto (2001) data tentang nilai hasil belajar (kognitif) siswa

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah jawaban benar


Nilai Akhir = Χ 100
Jumlah seluruh soal

Hasil penelitian dianalisis 3 kali yaitu analisis untuk menghitung rata-rata

kelas, menentukan ketuntasan belajar secara individual dan menentukan

ketuntasan belajar secara klasikal.

1. Menentukan rata-rata kelas

Menurut Sudjana (1990) untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada

masing-masing siklus sebagai berikut:

X =
∑X
N

Keterangan :

Χ = Nilai rata-rata (mean)

∑X = Jumlah nilai seluruh siswa

N = Banyaknya siswa yang mengikuti test

2. Menentukan ketuntasan belajar secara individual

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingakat penguasaan tiap

indikator dan kompetensi dasar dari tes yang diujikan. Rumus yang digunakan

deskriptif prosentase yang menggambarkan besarnya tingkat penguasaan

materi (Ali, 1993) yaitu:


37

n
TP = X 100%
N

Keterangan:

TP: prosentase penguasaan materi

n : skor yang diperoleh responden

N : skor maksimal

Dalam penelitian ini digunakan standar penguasaan 65% artinya siswa

yang tingkat penguasaan materinya kurang dari 65% dikatakan belum tuntas

belajar.

3. Menentukan ketuntasan belajar secara klasikal

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara

klasikal menurut Ali (1993) sebagai berikut:

P=
∑ n1 X 100%
n

Keterangan:

P : nilai ketuntasan belajar

∑ n1 : jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal


n : jumlah total siswa

G. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya

pemahaman belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar

siswa dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu minimal siswa memperoleh

nilai 65. Hal tersebut didasarkan pada teori belajar tuntas, maka seorang peserta
38

didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai

kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan

pembelajaran (Mulyasa, 2004). Sedangkan untuk keberhasilan klasikal jika 85%

dari seluruh siswa memperoleh nilai ≥6,5. Hal tersebut berdasarkan Standar

Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang ditetapkan di SMP Negeri 8

Purworejo untuk mata pelajaran biologi. Indikator keberhasilan keaktivan siswa

jika keaktifan klasikal siswa mencapai ≥75%.


39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil analisis data, hasil belajar siswa selama siklus I dan II

dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I-II


Aspek Sebelum Siklus I Siklus II
Tindakan
Nilai Tertinggi 75 90 95
Nilai terendah 50 55 60
Rata-rata 58 69,63 76,38
Ketuntasan Klasikal 65% 77,5% 87,5%
Ket: data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12, Hal. 134

Hasil belajar siswa meliputi rata-rata kelas, ketuntasan belajar individual

dan ketuntasan belajar secara klasikal. Peningkatan pemahaman siswa sangat

dipengaruhi keaktifan dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor

pendukung keberhasilan belajar. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran

siklus I tampak adanya peningkatan nilai rata-rata dibandingkan sebelum

diterapkan pembelajaran metode observasi dan LKS Word square, juga diiringi

dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 12,5%.

Meningkatnya hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan terjadinya

peningkatan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Kenyataan ini sesuai

dengan pendapat Dewey dalam Nurhadi (2004) yang menyatakan bahwa siswa

belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi sendiri
40

pemahaman mereka tentang apa yang dipelajarinya. Walaupun hasil belajar pada

siklus I meningkat, namun peningkatan ini belum optimal karena belum sesuai

dengan indikator keberhasilan yang diharapkan, yaitu siswa yang memperoleh

nilai ≥65 kurang dari 85%.

Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II menyebabkan hasil

belajar siswa pada siklus II meningkat. Peningkatan rata-rata kelas dan jumlah

siswa yang belajar tuntas ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap

materi pembelajaran meningkat. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Nurhadi

(2004) yang menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila mereka

terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk

menemukan sendiri. Pendapat tersebut didukung oleh Suparno dalam Sardiman

(2005) yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek

belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Pembelajaran dengan metode

observasi dan LKS Word square mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan dari

metode observasi adalah siswa dilibatkan untuk turut berpikir sehingga emosi

siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan

keterampilan siswa melalui suatu kegiatan, dapat mengamati suatu

proses/kejadian dengan sendirinya, sehingga akan memperkaya pengalaman dan

meningkatkan serta meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin tahu. Siswa

akan lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu mengingat

dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Kelebihan LKS Word Square

cenderung menggali pengetahuan siswa dan menarik minat siswa dalam

mengunakan buku sumber pelajaran biologi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
41

yang diajar dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan

LKS Word square terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan.

Dalam diri siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan

sesuatu yang berguna bagi dirinya sehingga diharapkan akan menghasilkan dasar-

dasar pengetahuan yang mendalam dimana siswa akan mampu menyelesaikan

masalah dalam pembelajarannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suparno

dalam Sardiman (2005) yang menyatakan bahwa belajar berarti mencari makna.

Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan

alami. Dalam pembelajaran metode observasi siswa belajar untuk memecahkan

masalah melalui LPS maupun LDS.

Proses belajar mengajar selama siklus II masih terdapat kekurangan.

Kendala yang dihadapi adalah dari dalam diri siswa, yaitu faktor psikis. Hal ini

dapat diatasi dengan terampilnya guru dalam memotivasi dan menumbuhkan

suasana belajar yang menyenangkan. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II

sudah melebihi 85%, hal ini berarti indikator kinerja untuk peningkatan persentase

siswa yang memperoleh ≥65 atau jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat

menjadi ≥85% sudah tercapai.

B. Keaktifan Siswa

Hasil penilaian keaktifan siswa selama siklus I-II diringkas dalam Tabel 2

di bawah ini.
42

Tabel 2. Hasil Penilaian Keaktifan Siswa Selama Siklus I-II


Kategori Tingkat Keaktifan Siklus I Siklus II
Tinggi 42,5% 62,5%
Sedang 37,5% 27,5%
Rendah 20% 10%
Keaktifan klasikal 61,25% 76,25%
Ket: Data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13, Hal. 136

Berdasarkan Tabel 2 di atas, tampak bahwa penerapan metode observasi

yang divariasikan dengan LKS Word Square dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Pada siklus I keaktifan siswa masih belum optimal, dibuktikan keaktifan kategori

rendah mencapai 20%. Hal ini disebabkan siswa yang aktif dalam pembelajaran

belum merata, hanya siswa tertentu saja yang sudah aktif dalam pembelajaran.

Yaitu siswa yang sudah terbiasa aktif sebelum diterapkannya pembelajaran

dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square perolehan

keaktifan yang dicapai pada siklus I ini terjadi karena siswa terlibat aktif dalam

proses pembelajaran melalui kegiatan observasi/pengamatan dan diskusi. Dalam

kegiatan observasi, siswa mengamati secara langsung melalui spesimen-

spesimen/preparat awetan dan secara tidak langsung melalui gambar-gambar dari

internet maupun buku-buku sumber. Sedangkan dalam kegiatan diskusi, siswa

mengerjakan LPS, LDS, dan LKS Word square. Kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media seperti ini akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa. Penggunaan media pembelajaran menyebabkan proses belajar mengajar

menjadi menarik, dapat menumbuhkan minat siswa untuk menerima pelajaran dan

dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan pembelajaran. Hal ini sesuai yang

dikatakan Sudjana (2001), bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses


43

belajar siswa yang diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelas melalui presentasi

perwakilan kelompok.

Siswa yang belum aktif dalam pembelajaran diduga karena mereka belum

terbiasa dengan kegiatan pembelajaran melalui observasi dan diskusi, kurang

tertarik saat kegiatan diskusi, kurang berani dalam mengemukakan

pendapat/presentasi, dan masih kurang mampu dalam menjawab pertanyaan

maupun bertanya kepada guru atau teman.

Saat diskusi berlangsung, siswa sangat ramai sehingga guru perlu berkali-

kali memperingatkan siswa. Keramaian yang terjadi karena siswa lebih banyak

bersenda gurau dengan temannya dibandingkan bekerja dan berdiskusi dalam

kelompoknya. Hal ini berimbas pada saat sharing di depan kelas, hanya satu

kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya karena ditunjuk

oleh gurunya, akibatnya penggunaan waktu menjadi kurang efektif. Hal ini sesuai

dengan pendapat Slavin dalam Kauchak (1998) yang menyatakan bahwa adanya

masalah yang akan dihadapi guru saat menerapkan strategi belajar bersama di

kelas yaitu ramai, gagal untuk saling mengenal, perilaku yang salah, dan

penggunaan waktu yang tidak efektif. Penggunaan waktu yang tidak efektif oleh

siswa terjadi karena siswa bersenda gurau dan bermain sendiri. Hal ini juga terjadi

karena guru kurang terampil memotivasi dan memfasilitasi siswa. Berdasarkan

refleksi pada siklus I, ditemukan adanya kekurangan pada siswa yaitu kurang

aktifnya siswa saat proses pembelajaran. Kekurangan ini dapat diperbaiki dengan

cara siswa harus lebih mengerti kegiatan pembelajaran melalui observasi dan LKS
44

Word square, siswa harus berusaha lebih aktif dalam proses pembelajaran

sehingga dapat menyesuaikan dengan apa yang diinginkan guru, demikian juga

guru harus lebih mampu mengelola kelas dan memotivasi siswa lebih baik.

Pada siklus II tingkat keaktifan siswa semakin meningkat. Siswa yang

aktif dalam pembelajaran sudah hampir merata. Siswa lebih aktif dan serius dalam

melakukan diskusi. Siswa bekerja sama dalam kelompok melalui pengamatan,

baik secara langsung dengan preparat awetan maupun tidak langsung dengan

gambar-gambar sehingga siswa lebih cepat membangun pengetahuannya dan

lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajarinya. Hal yang sama

dinyatakan oleh John Dewey dalam Nurhadi (2004) bahwa siswa belajar dengan

baik apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman

mereka tentang apa yang dipelajari. Pada siklus II ini keberhasilan peningkatan

persentase siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran telah tercapai. Hal

ini dibuktikan keaktifan siswa kategori tingkat keaktifan tinggi meningkat 20%

dari 42,5% menjadi 62,5%, tingkat keaktifan rendah menurun sebesar 10% dari

20% menjadi 10%, sedangkan tingkat keaktifan sedang tetap. Secara keseluruhan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus I.

C. Kinerja Guru

Berdasarkan data observasi, aktivitas yang dilakukan guru selama

pembelajaran dikelompokkan menjadi aktivitas guru dalam persiapan (membuka

pelajaran, menyampaikan tujuan pelajaran, memeriksa kehadiran siswa, dan

melakukan apersepsi dan motivasi siswa), melaksanakan kegiatan inti (menguasai


45

materi, mengajak siswa melakukan observasi, mengajukan pertanyaan,

membagikan LPS dan LDS, , membimbing siswa berdiskusi, melakukan diskusi

kelas, mengelola kelas), dan penutup (menyimpulkan materi, memberi tugas siswa

dan menutup pelajaran). Penilaian terhadap kinerja guru selama pembelajaran

berlangsung rata-rata baik. Hasil kinerja guru selama proses pembelajaran

dirangkum dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Hasil Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran


Aspek Siklus I Siklus II
Persiapan 11,11% 22,22%
Kegiatan Inti 44,44% 55,56%
Penutup 16,67% 16,67%
Jumlah 72,22% 94,45%
Ket: Data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14, Hal. 141

Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran guru. Peran

guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2005) yang

menyatakan bahwa kreativitas guru juga mutlak diperlukan agar dapat

merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi itu.

Pada siklus I kinerja guru sebesar 72,22 % sudah tergolong baik walaupun

belum sepenuhnya terampil mengelola pembelajaran. Pada pembelajaran siklus I

guru belum menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai

siswa, padahal dengan mengetahui tujuan pembelajaran siswa akan memiliki

gambaran hal-hal apa saja yang akan dipelajari. Guru kurang dapat menumbuhkan

interaksi antar siswa sehingga dalam melakukan observasi dan diskusi siswa

cenderung kurang aktif. Guru juga kurang memberikan bimbingan selama siswa
46

berdiskusi. Hal ini disebabkan karena guru hanya berkeliling ke tiap kelompok

satu kali dan komunikasi yang terjadi sangat singkat waktunya. Di samping itu

guru juga kurang dapat mengkondisikan kelas sehingga suasana yang terjadi pada

saat diskusi cukup gaduh. Dari beberapa kekurangan yang dilakukan guru pada

siklus I, guru juga sudah mempunyai kelebihan yang terlihat selama proses

pembelajaran yaitu guru sudah baik mempersiapkan alat dan bahan, melakukan

apersepsi, membimbing siswa melakukan observasi/pengamatan, membagikan

LPS dan LDS, membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, mengevaluasi hasil

belajar, memberikan penghargaan kepada kelompok, menyimpulkan materi

pelajaran, dan menutup pelajaran.

Dalam proses pembelajaran guru memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada siswa untuk membangun konsep, bertanya, menjawab pertanyaan,

mengemukakan pendapat, dan memberikan tanggapan. Guru terus memotivasi

siswa pada tiap siklusnya dan membimbing siswa dalam pembelajaran dengan

cara berkeliling pada setiap kelompok dan membantu kelompok yang mengalami

kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga berinteraksi dengan dengan

siswa dan berupaya agar suasan kelas lebih menyenagkan yaitu dengan membuat

suasana tidak tegang. LKS Word square merupakan salah satu cara membuat

suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena di dalamnya terdapat unsur

permainan. Guru juga mengajak siswa untuk selalu mengkaitkan antara materi

yang dipelajari dengan kehidupan nyata dan selalu berpikir secara terintegrasi.

Selama pembelajaran berlangsung guru selalu mengaktifkan siswa dan menjadi

fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.


47

Pada siklus II guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas

dan indikator meningkatnya persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran

menjadi ≥85% telah tercapai. Keberhasilan kinerja guru yang meningkat ini

menyebabkan peningkatan keaktifan dan motivasi belajar, hal ini berakibat hasil

belajar siswa ikut meningkat. Melalui kegiatan observasi, diskusi, dan LKS Word

square tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa,

karena siswa menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Nurhadi (2004) yang menyatakan bahwa belajar akan lebih

bermakna jika anak ’mengalami’ sendiri apa yang dipelajari, bukan ’mengetahui’

saja. Peningkatan kinerja guru dan keaktifan siswa dapat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi (2004)

yang menyatakan bahwa guru berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk

membantu optimalisasi belajar siswa. Pendapat Nurhadi ini didukung oleh

sardiman (2005) bahwa peranan guru dalam pembelajaran diantaranya sebagai

informator, motofator, mediator, dan fasilitator.

D. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menerapkan Metode


Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square

Tanggapan siswa diperlukan untuk mendapatkan umpan balik terhadap

proses pembelajaran melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS

Word square. Keseluruhan tanggapan ini mengalami peningkatan setiap

siklusnya. Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan

selama siklus I-II dirangkum dalam Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Rangkuman Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Selama Siklus I-II
48

Siklus I Siklus II
No Pendapat Siswa Ya Tidak Ya Tidak
1. Suka dengan mata pelajaran biologi 55% 45% 82,5% 17,5%

Suka apabila dalam belajar biologi didukung


2. 80% 20% 92,5% 7,5%
dengan media pembelajaran
Dengan metode observasi dan LKS Word square
3. 47,5% 52,5% 75% 25%
dapat lebih memahami materi klasifikasi hewan
Dengan metode observasi dan LKS Word square
4. 65% 35% 85% 15%
dapat lebih memotivasi belajar
Tertarik dengan strategi pembelajaran yang
5. 60% 40% 77,5% 12,5%
disampaikan guru
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar
6. 52,5% 47,5% 80% 20%
mengajar
Menyukai suasana kegiatan belajar mengajar
7. 65% 35% 90% 10%
sekarang
Tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan
8. 60% 40% 85% 15%
belajar mengajar yang telah berlangsung
Rata-rata ketertarikan siswa belajar biologi
60,63% 39,38% 83,44% 15,31%
menggunakan metode observasi dan LKS Word square
Ket: Data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15, Hal. 143

Pada siklus I sebanyak 24 siswa tertarik dengan pembelajaran melalui

metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square. Siswa beralasan

bahwa pembelajaran dengan metode observasi dan LKS Word square dapat

membuat materi pelajaran lebih mudah dipahami dan lebih menyenangkan

sehingga lebih termotivasi untuk belajar. Pembelajaran dengan metode observasi

dan LKS Word square yang diterapkan juga memudahkan siswa untuk memahami

materi. Hal ini karena materi yang dibahas bersifat konkret sehingga dapat lebih

lama diingat. Berdasarkan pengamatan observer, walaupun masih banyak siswa

yang tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, namun siswa telah mulai

menyukai suasana kelasnya sekarang. Tetapi dalam kinerja kelompok masih


49

tampak adanya kekurangseriusan untuk bekerjasama dalam kelompok karena

masih adanya anggota kelompok yang bersenda gurau atau bermain sendiri.

Siswa sudah mengetahui bahwa kinerja dan hasil tes akan dinilai tetapi

pada siklus I siswa masih kurang termotivasi dalam belajar karena belum terbiasa

dengan pembelajaran metode observasi dan LKS Word square dan kurangnya

motivasi dari guru.

Pada siklus II ini hanya 9% siswa yang tidak tertarik mengikuti

pembelajaran yang berlangsung karena membuat suasana kelas ramai, sedangkan

siswa lainnya beranggapan pembelajaran melalui penerapan metode observasi dan

LKS Word square semakin menarik karena suasana pembelajaran yang

menyenangkan. Hal ini terbukti dengan hasil angket bahwa siswa lebih mudah

memahami materi, lebih termotivasi belajar, dapat meningkatkan keaktifannya,

dan menyukai suasana kelasnya sekarang. Keterlibatan siswa dalam pembelajarn

semakin meningkat, sudah banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan,

mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan maupun menanggapi pendapat.

Pada siklus II siswa telah merasakan manfaat kerja kelompok dari diskusi

pada metode observasi dan LKS Word square. Siswa menjadi lebih mudah

belajar, lebih paham dengan konsep yang dipelajari, dan lebih aktif. Bila belum

paham siswa dapat langsung menanyakan pada teman satu kelompoknya. Hal ini

sesuai dengan angket siswa pada siklus II sebesar 90% siswa menyatakan bahwa

pembelajaran dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word

square lebih menyenangkan karena dapat belajar secara lebih konkret melalui

spesimen asli maupun gambar. Metode observasi menekankan pada kegiatan


50

pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata sehingga dapat membuka

wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik. Siswa yang memiliki

kemampuan akademik tinggi berperan sebagai tutor bagi teman-temannya yang

memiliki kemampuan akademik lebih rendah.

Kendala-kendala yang ditemui pada penelitian ini yaitu keramaian pada

saat melakukan observasi karena asyik berkeliling ke kelompok lain melihat

preparat yang di kelompoknya tidak ada. Selain itu kurangnya waktu yang

disediakan kepada siswa untuk mengisi angket tanggapan siswa terhadap

pembelajaran dengan menerapkan metode observasi yang divariasikan dengan

LKS Word square sehingga mengurangi waktu istirahat untuk mengisi angket.

REFLEKSI

Berdasarkan pengamatan observer selama penelitian pada siklus I, masih

terdapat banyak kekurangan. Refleksi pada siklus I ini digunakan untuk perbaikan

pada siklus II. Kendala-kendala yang dihadapi selama siklus I dan bentuk

rekomendasi yang diajukan untuk perbaikan pada siklus II dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut.
51

Tabel 5. Refleksi Untuk Dilaksanakan Pada Siklus II


Aspek Kendala Rekomendasi
Hasil Belajar ♦ Psikis siswa, motivasi ¾ Guru lebih memotivasi
belajar, minat dan siswa, memberi penguatan,
perhatian siswa kurang mengelola kelas dan
membuat suasana
♦ Siswa kurang pembelajaran
memahami dan menyenangkan
melaksanakan intruksi ¾ Guru pandai
dari guru mengkomunikasikan
langkah-langkah
♦ Terbatasnya media, pembelajaran dengan bahasa
sarana dan prasarana yang mudah dipahami siswa
¾ Guru harus terampil dan
kreatif membuat media

♦ Kekurangkompakan pembelajaran sendiri,

anggota kelompok pemiliham metode dan


variasi pembelajaran yang
tepat
¾ Guru lebih aktif melakukan
interaksi
Keaktifan siswa ♦ Suasana kelas yang ¾ Guru lebih terampil
ramai mengelola kelas
♦ Psikis siswa, motivasi ¾ Guru lebih aktif melakukan
siswa, minat dan interaksi, memotivasi siswa
perhatian
♦ Siswa takut dan malu
bertanya dan menjawab ¾ Guru memberi penguatan
pertanyaan guru (pujian/hadiah)
Kinerja guru Media, sarana dan ¾ Guru harus pandai dan
prasarana kurang lengkap kreatif membuat media
52

pembelajaran sendiri
¾ Guru banyak mencari
informasi dari berbagai
sumber
Tanggapan guru ♦ Siswa kurang aktif dan ¾ Guru harus lebih
termotivasi belajar memotivasi belajar siswa
♦ Siswa merasa bosan ¾ Guru harus pandai
dengan pembelajaran melakukan variasi dalam
♦ Kekurangkompakan mengajar
siswa dalam berdiskusi ¾ Guru harus aktif dan
terampil melakukan
interaksi dan membimbing
diskusi
Catatan: Hasil Rangkuman dari Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa, Keaktifan
Siswa, Kinerja Guru, dan Tanggapan Siswa dapat dilihat pada Lampiran
12, 13, 14, 15 Hal. 134, 136, 141, 143
53

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat

diambil kesimpulan bahwa melalui metode observasi yang divariasikan dengan

LKS Word square pada materi Klasifikasi Hewan di kelas VII A SMP Negeri 8

Purworejo, keaktifan dan motivasi belajar siswa serta kinerja guru baik, hal ini

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata kelas 69,63 menjadi 76, 38

dengan ketuntasan klasikal 77,5% menjadi 87,5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, maka dapat diberikan

saran sebagai berikut

1. Hendaknya guru biologi menerapkan metode observasi dan LKS Word

square pada materi-materi biologi yang lainnya, karena metode observasi

yang divariasikan dengan LKS Word square memudahkan siswa dalam

memahami materi yang dipelajari

2. Perlu dilakukan sosialisasi terlebih dahulu tentang langkah-langkah

pembelajaran metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word

square pada siswa sebelum diterapkan dalam pembelajaran agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.


54

3. Perlu manajemen waktu yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran

melalui penerapan metode observasi yang dvariasikan dengan LKS Word

square sehingga siswa benar-benar dapat memanfaatkan waktu untuk

berdiskusi dan memahami materi yang dipelajari.

4. Perlu diupayakan pengelolaan kelas yang baik oleh guru saat proses

pembelajaran berlangsung sehingga siswa benar-benar terlibat dalam

proses pembelajaran.
55

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.

Anni, Catharina, Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : Unnes Press.

Anonim. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

_______. 1991. Material for Learning Work Sheet Biology. Indonesia PKG.
Science Instructor.

_______. 1993. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan,


IKIP Semarang.

Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Bandung:


Grasindo.

Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Djajadisastra, J. 1982. Metode-metode Mengajar. Bandung: Angkasa.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widyasarana


Indonesia.

Hornby, A.S. 1974. Oxford Advanced learner’s dictionary of Current English:


Oxford University Press.

Kauchak, P. D. 1998. Learning and Teaching: Riset and Based Method. Amerika
Serikat Aviacom Company.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan


Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Nugroho. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contectual Teaching and Learning).


Jakarta: Depdiknas.

_______. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.


56

Ridlo, S. 2002. Diktat Kuliah Evaluasi pembelajaran. Semarang: FMIPA


Universitas Negeri Semarang.

Saptono, S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas


Segeri Semarang.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motiovasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipta.

Subiyanto. 1990. Strategi Belajar Mengajar IPA. Malang: IKIP Malang.

Sudjana, N. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

_________. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suhandini, P. 2003. Pembelajaran Kontekstual dalam Kurikulum Berbasis


Kompetensi dan Manajemen Berbasis Sekolah. Makalah disampaikan
dalam Seminar dan Lokakarya Nasional 29 April 2003.

Syamsuri, I; Sulis, S; Ibrohim; Sofia. 2004. Sains Biologi SMP Kelas VII. Jakarta:
Erlangga.

Urdang, L. 1968. The Random House Dictionary of the English Language the
College Edition. New York: Random House.

Winataputra, U.S. 1992. Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.
Lampiran 1. Silabus

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN

Nama Sekolah : SMP


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : VII/2

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman makhluk hidup


Penilaian Sumber
alat/bahan
Kompetensi Materi pokok dan Pengelaman Alokasi
Indikator
dasar uraian materi pokok belajar Jenis Bentuk waktu
Contoh instrumen
tagihan instrumen
Klasifikasi hewan
¾ Invertebrata
• Klasifikasi hewan Melalui • Mengidentifikasi Tugas Pilihan Hewan dengan tubuh
Buku paket
invertebrata: pengamatan, , membedakan, kelompok ganda lunak dan kulit luar
4X40 2004
Porifera, observasi, dan dilindungi dengan
Mengklasifik
Coelenterata, identifikasi, mengkomunikas Diskusi Isian singkat cangkang
asikan Buku-buku
Echinodermata, klasifikasi dan ikan ciri-ciri kelompok digolongkan dalam
makhluk Biologi
Platyhelminthes, mengkomunikas morfologi Uraian filum....
hidup kelas VII
Nemathelminthes,A ikan ciri-ciri Invertebrata Evaluasi obyektif
berdasarkan semester II
nnelida, Mollusca, morfologi dan • Mengetahui (tes) a. Porifera
ciri-ciri yang yang
Arthtropoda karakteristik anggota masing- b. Annelida
dimiliki relevan
masing-masing masing Filum c. Coelenterata
filum dan Kelas d. Mollusca
invertebrata Invertebrata

• Mendeskripsi-
• Sistem klasifikasi kan manfaat Uraian
makhluk hidup Mencari klasifikasi Tes tertulis Jelaskan manfaat
(hewan): informasi • Mengetahui tata klasifikasi makhluk
-Manfaat melalui urutan takson hidup (hewan)!
klasifikasi referensi • Memahami
-Tata urutan tentang dasar- penulisan nama
Takson dasar klasifikasi ilmiah yang
-Penulisan nama makhluk hidup benar
ilmiah
Mampu
menggunakan
• Penggunaan Kunci kunci determinasi
Determinasi Menggunakan sederhana Uraian
sederhana kunci Tes tertulis 1.a. Tubuh lunak..2
determinasi dari b. Tubuh tdk
kunci lunak............3.
determinasi 2.a. Ditutupi
yang telah cangkang...Bekic
disediakan ot
b. Tidak ditutupi
cangkang..Cacin
g
• Mengidentifikasi 3. Dst...
¾ Vertebrata , membedakan, Hewan cacing
• Klasifikasi hewan dan memiliki urutan
vertebrata: Pisces, mengkomunikas kunci determinasi...
Amphibia, Reptil, Melalui ikan ciri-ciri Uraian
Aves, Mammalia pengamatan, morfologi Tes tertulis Sebutkan masing-
observasi, vertebrata masing kelas dalam
identifikasi, • Mengetahui vertebrata!
klasifikasi dan anggota masing-
mengkomunikas masing filum
ikan ciri-ciri dan kelas
morfologi dan vertebrata
karakteristik
masing-masing
filum vertebrata
• Mendeskripsika
n manfaat
klasifikasi
• Sistem klasifikasi • Mengetahui tata
makhluk hidup urutan takson
(hewan): Mencari • Memahami
-Manfaat informasi penulisan nama Uraian
klasifikasi melalui ilmiah yang Tes tertulis Jelaskan tata cara
-Tata urutan referensi benar penulisan nama
Takson tentang dasr- Mampu membuat ilmiah yang benar!
-Penulisan nama dasar klasifikasi kunci determinasi
ilmiah makhluk hidup sederhana

• Membuat Kunci
Determinasi Membuat kunci
sederhana determinasi
sederhana dari Uraian
gambar yang Tes tertulis Terdapat hewan: ikan,
telah disediakan katak, ayam, dan
tikus. Buatlah kunci
determinasi sederhan.
Lampiran 2. Rencana Pembelajaran

RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS 1


(Pertemuan 1)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup


Materi Pokok : Klasifikasi hewan
Sub Materi Pokok : Klasifikasi hewan invertebrata
Bidang Studi : Sains/ Biologi
Kelas/ Semester : VII/ 2
Waktu : 2 x 40 menit/ 2 JP

A. Kompetensi Dasar
Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
B. Indikator
1. Produk
a. Siswa mengetahui sistem klasifikasi hewan, tata urutan takson dan tata
cara penulisan nama ilmiah.
b. Siswa mengetahui dasar pengklasifikasian hewan.
c. Siswa mampu membedakan ciri-ciri hewan invertebrata dan vertebrata.
d. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri masing-masing kelas hewan
invertebrata.
e. Siswa mengetahui manfaat klasifikasi hewan.
2. Proses
Siswa mampu mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan
hewan invertebrata.
3. Keterampilan Sosial
a. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain.
b. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain.
c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif.
C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar
Metode observasi dan diskusi
D. Sumber Pembelajaran
1. Buku pegangan siswa (Paket)
2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004
3. Buku-buku sumber lain yang relevan
E. Media/ Alat / Bahan
¾ Berbagai gambar hewan (invertebrata dan vertebrata)
¾ Preparat asli/awetan
¾ LPS dan LDS
F. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Salam pembuka
b. Apersepsi (Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan
pertanyaan ”Kalian tentu pernah melihat cacing dan belalang, apakah ada
persamaan dan perbedaan antara keduanya?”) .
c. Motivasi (”Mengapa kita perlu mengklasifikasikan/mengelompokkan
hewan?”)
2. Kegiatan Inti (70 menit)
a. Guru menjelaskan dasar klasifikasi hewan.
b. Guru menanyakan kepada siswa tentang tokoh Carolus linnaeus.
c. Guru menjelaskan klasifikasi hewan, tata urutan takson, tata cara
penulisan nama ilmiah, dan hubungan kekerabatan hewan.
d. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompok
yang telah dibentuk sebelumnya.
e. Guru membagikan LPS dan LDS kepada masing-masing kelompok untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hewan invertebrata dan
vertebrata, kemudian didiskusikan bersama.
f. Guru membagikan LPS dan LDS tentang invertebrata kepada masing-
masing kelompok untuk diidentifikasi dan diklasifikasikan.
g. Diskusi kelas (salah satu kelompok mempresentasikan hasil observasi
dan kelompok lain memberikan tanggapan).
h. Permainan LKS Word Square.
™ Guru menempelkan word square di papan tulis
™ Guru membacakan aturan permainan LKS word square.
1. Setiap kelompok duduk bersama kelompoknya.
2. Guru membacakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi
pada hari tersebut (klasifikasi hewan invertebrata).
3. Setiap kelompok berdiskusi dan berlomba untuk menjawab
pertanyaan.
4. Kelompok yang terlebih dahulu tunjuk jari berhak menjawab
pertanyaan.
5. Kelompok yang mendapat skor nilai terbanyak mendapat
penghargaan berupa hadiah.
3. Penutup (5 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang
telah dilakukan.
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS.
c. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat tabel klasifikasi
hewan invertebrata (meliputi filum, kelas, ciri, beserta contoh)
G. Penilaian
1. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi).
2. Laporan hasil diskusi.
3. Keaktifan siswa menjawab pertanyaan guru.
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I
(Pertemuan 2)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup


Materi Pokok : Klasifikasi hewan
Sub Materi Pokok : Kunci determinasi Invertebrata
Bidang Studi : Sains/ Biologi
Kelas/ Semester : VII/ 2
Waktu : 1x 40 menit/ 1 JP

A. Kompetensi Dasar
Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

B. Indikator
1. Produk
a. Siswa mengetahui pengertian kunci determinasi.
b. Siswa mengetahui manfaat penggunaan kunci determinasi.
c. Siswa mampu menggunakan kunci determinasi sederhana.
2. Proses
Siswa mampu menggunakan kunci determinasi sederhana pada hewan
invertebrata.
3. Keterampilan Sosial
a. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain.
b. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain.
c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif.
C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar
Metode observasi dan diskusi
D. Sumber Pembelajaran
1. Buku pegangan siswa (Paket)
2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004
3. Buku-buku sumber lain yang relevan
E. Media/ Alat / Bahan
• LDS
• Berbagai gambar hewan (invertebrata)
F. Kegiatan Belajar Mengajar
a. Pendahuluan (5 menit)
• Apersepsi (”Bagaimana cara kita untuk memudahkan pengenalan dan
mempelajari hewan yang beranekaragam?”)
• Motivasi (apa yang kalian ketahui tentang kunci determinasi?)
b. Kegiatan Inti (35 menit)
1. Guru menjelaskan tentang pengertian kunci determinasi
2. Guru menjelaskan cara penggunaan kunci determinasi.
3. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompoknya.
4. Guru membagikan LDS dan lembar gambar hewan invertebrata.
5. Siswa berdiskusi kelompok dalam menyusun penggunaan kunci determinasi
sederhana pada invertebrata.
6. Presentasi kelas (perwakilan dua anggota kelompok mempresentasikan hasil
diskusi).
c. Penutup (5 menit)
1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang
telah dilakukan.
2. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS.
3. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk membawa
contoh hewan-hewan vertebrata.
G. Penilaian
a. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi).
b. Laporan hasil diskusi.
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II
(Pertemuan 1)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup


Materi Pokok : Klasifikasi hewan
Sub Materi Pokok : Klasifikasi hewan vertebrata
Bidang Studi : Sains/ Biologi
Kelas/ Semester : VII/ 2
Waktu : 2 x 40 menit/ 2 JP

A. Kompetensi Dasar
Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

B. Indikator
1. Produk
a. Siswa mengetahui klasifikasi hewan vertebrata.
b. Siswa mampu membedakan ciri-ciri masing-masing kelas hewan
vertebrata.
c. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri khusus masing-masing hewan
vertebrata.
2. Proses
Siswa mampu mengidentifikasi dan membuat perbandingan ciri-ciri masing-
masing kelas hewan vertebrata.
3. Keterampilan Sosial
b. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain.
c. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain.
c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif.
C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar
Metode observasi dan diskusi
D. Sumber Pembelajaran
1. Buku pegangan siswa (Paket)
2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004
3. Buku-buku sumber lain yang relevan
E. Media/ Alat / Bahan
¾ Berbagai gambar hewan vertebrata
¾ Preparat asli/awetan
¾ LPS dan LDS
F. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa ”Kalian tentu pernah melihat
ayam dan kucing bukan? Adakah persamaan dan perbedaan yang kalian
temukan!”
b. Motivasi
”Apakah yang kalian ketahui tentang vertebrata?”
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Guru menjelaskan klasifikasi vertebrata.
b. Guru menginstruksikan untuk duduk sesuai kelompok masing-masing.
c. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengeluarkan preparat
sesuai tugas yang telah diberikan pertemuan sebelumnya.
d. Guru membagikan LPS dan LDS kepada setiap kelompok untuk
diidentifikasi kemudian menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan
vertebrata.
e. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas (satu anggota kelompok
mewakili untuk presentasi dan kelompok lain menanggapi).
f. Permainan LKS word square.
1. Guru menempelkan word square di papan tulis
2. Guru membacakan aturan permainan LKS word square:
™ Setiap kelompok duduk bersama kelompoknya.
™ Guru membacakan pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pada hari tersebut (klasifikasi hewan vertebrata).
™ Setiap kelompok berdiskusi dan berlomba untuk menjawab
pertanyaan.
™ Kelompok yang terlebih dahulu tunjuk jari berhak menjawab
pertanyaan.
™ Kelompok yang mendapat skor nilai terbanyak mendapat
penghargaan berupa hadiah.
3. Penutup (5 menit)
a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang
telah dilakukan.
b. Guru memberikan tugas rumah kepada masing-masing kelompok untuk
membawa preparat hewan vertebtara.
c. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS.
d. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat tabel klasifikasi hewan
vertebrata
G. Penilaian
a. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi).
b. Laporan hasil diskusi.
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II
(Pertemuan 2)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup


Materi Pokok : Klasifikasi hewan
Sub Materi Pokok : Kunci determinasi Vertebrata
Bidang Studi : Sains/ Biologi
Kelas/ Semester : VII/ 2
Waktu : 1 x 40 menit/ 2 JP

A. Kompetensi Dasar
Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

B. Indikator
1. Produk
a. Siswa mengetahui pengertian kunci determinasi.
b. Siswa mengetahui manfaat penggunaan kunci determinasi.
c. Siswa mampu membuat kunci determinasi sederhana pada vertebrata.
2. Proses
Siswa terampil membuat kunci determinasi sederhana pada hewan vertebrata.
3. Keterampilan Sosial
a. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain.
b. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain.
c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif.
C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar
Metode observasi dan diskusi
D. Sumber Pembelajaran
1. Buku pegangan siswa (Paket)
2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004
3. Buku-buku sumber lain yang relevan
E. Media/ Alat / Bahan
¾ LDS
¾ Berbagai gambar hewan dan vertebrata
F. Kegiatan Belajar Mengajar
a. Pendahuluan (5 menit)
• Apersepsi (”Apa yang kalian ketahui tentang kunci determinasi?”)
• Motivasi (“Apa yang kalian ketahui tentang kunci determinasi?)
b. Kegiatan Inti (35 menit)
1. Guru menjelaskan tentang pengertian kunci determinasi
2. Guru menjelaskan cara penggunaan kunci determinasi.
3. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompoknya.
4. Guru membagikan LDS dan lembar gambar hewan invertebrata.
5. Siswa berdiskusi kelompok dalam menyusun penggunaan kunci determinasi
sederhana pada invertebrata.
6. Presentasi kelas (perwakilan dua anggota kelompok mempresentasikan hasil
diskusi).
c. Penutup (5 menit)
1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang
telah dilakukan.
2. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS.
G. Penilaian
a. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi).
b. Laporan hasil diskusi.
99

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi

KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I

Mata Pelajaran : Biologi


Sub Konsep : Invertebrata
Kelas : VII A

Indikator No Aspek Kunci


No
soal ranah Jawaban
1. Siswa mampu membedakan golongan
hewan invertebrata berdasarkan ciri-ciri
yang dimiliki
• Filum Porifera 18 C2 C
• Filum Coelenterata 4 C2 C
• Filum Echinodermata 19 C2 C

• Filum Nemathelminthes 2 C2 B
• Filum Annelida 20 C1 A
• Filum Mollusca 3 C2 D
9 C1 B
• Filum Arthropoda 5 C1 A
6 C3 B
7 C3 D
8 C3 A
10 C3 C
11 C3 C
12 C2 B
2. Siswa mengetahui masing-masing 1 C1 A
golongan hewan invertebrata
3. Siswa mampu mendeskripsikan manfaat 13 C2 D
klasifikasi makhluk hidup (hewan)
4. Siswa mengetahui tata urutan takson 14 C1 B
15 C1 A

5. Siswa mampu mendeskripsikan penulisan 16 C3 D


nama ilmiah
6. Siswa mampu menggunakan kunci 17 C2 D
determinasi
Jumlah 20

Keterangan :
C1 : Aspek kognitif hafalan
C2 : Aspek kognitif pemahaman
C3 : Aspek kognitif penerapan
100

KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II

Mata Pelajaran : Biologi


Sub Konsep : Vertebrata
Kelas : VII A

No Indikator No Aspek Kunci


soal ranah Jawaban
1. Siswa mengetahui ciri-ciri hewan vertebrata 1 C2 D
2 C2 C
2. Siswa mampu membedakan golongan
hewan vertebrata berdasarkan ciri-ciri
yang dimiliki
• Pisces 5 C3 C
11 C2 D
20 C3 A
• Amfibia 6 C2 B
• Reptilia 4 C2 B
• Aves 9 C2 C
12 C2 A
• Mammalia 7 C1 D
8 C1 D
10 C3 A
19 C2 B
3. Siswa mampu memahami hubungan 13 C3 A
kekerabatan

4. Siswa mengetahui tata urutan takson 3 C2 B


15 C1 D
5. Siswa memahami penulisan nama ilmiah 14 C2 C
16 C2 B
6. Siswa mampu membuat kunci determinasi 17 C2 C
18 C2 C
Jumlah 20

Keterangan :
C1 : Aspek kognitif hafalan
C2 : Aspek kognitif pemahaman
C3 : Aspek kognitif penerapan
101

Lampiran 5. Soal Evaluasi

SOAL EVALUASI
SIKLUS 1

Petunjuk Mengerjakan !
1. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal.
2. Tulislah Nama dan Nomor absen Anda pada lembar yang tersedia.
3. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar
jawaban yang tersedia.

1. Perhatikan nama-nama hewan berikut ini!


1 Katak 4. Kadal
2. Ikan mas 5. Gurita
3. Udang 6. Kepiting
Yang tergolong invertebrata adalah....
a. 1, 2 dan 4 c. 2, 4 dan 6
b. 1, 3 dan 5 d. 3, 5 dan 6
2. Ciri-ciri hewan:
1). Tubuh simetri bilateral.
2) Tubuh radial simetri
3). Permukaan tubuh berpori-pori.
4). Ada yang hidup bebas ada yang hidup parasit.
Ciri hewan cacing ditunjukkan oleh no....
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
3. Siput bersifat hermafrodit artinya....
a. Tidak mempunyai alat kelamin. c. Mempunyai alat kelamin betina saja.
102

b. Mempumyai alat kelamin jantan d. Mempunyai alat kelamin jantan dan


saja. betina.
4. Perhatikan gambar

1. 2. 3. 4.
Hewan yang memiliki radial simetri adalah….
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
5. Sefalothoraks adalah gabungan dari….
a. Kepala dan dada c. Kepala dan perut
b. Perut dan dada d. Perut dan kaki
6. Ditemukan hewan dengan ciri-ciri sebagai berikut….
• Tubuh terdiri atas kepala, dada, dan perut
• Kaki 3 pasang
• Pada kepala terdapat sungut/antena
Berdasarkan ciri-ciri di atas, hewan tersebut termasuk ke dalam kelas….
a. Myriapoda c. Arachnoidea
b. Insecta d. Crustacea
7. Perhatikan gambar hewan di bawah ini....

1. 2. 3. 4.
103

Hewan yang termasuk ke dalam satu kelas adalah...


a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
8. Nama hewan Alat pernafasan
1. Labah-labah a. Trakea
2. Udang b. Paru-paru buku
3. Belalang c. Insang

Pasangan hewan dengan alat pernafasan yang tepat pada kolom di atas adalah....
a. 1 dengan b c. 2 dengan b
b. 2 dengan a d. 3 dengan c
9. Pasangan yang tidak sesuai adalah....
a. Kerang - berkaki pipih (Pelecypoda) c. Keong-berkaki perut (Gastropoda)
b. Bekicot-berkaki kepala (Cepalopoda) d. Cumi-cumi (Cepalopoda)
10. Seorang siswa mengamati seekor hewan dengan ciri-ciri memiliki kepala dan
badan belakang yang panjang, di setiap ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki. Ia
berkesimpulan hewan tersebut termasuk kelas....
a. Insecta c. Myriapoda
b. Arachnoidea d. Crustacea
11. Seseorang mendapatkan hewan yang kakinya berbuku-buku, kepala dan dada
menyatu, dan mempunyai kaki 5 pasang. Ia berkesimpulan hewan tersebut
tergolong kelas....
a. Insecta c. Myriapoda
b. Arachnoidea d. Crustacea
12. Hewan yang tergolong Crustacea adalah....
a. c.
104

b. d.

13. Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah....


a. Memberikan nama pada setiap c. Menentukan asal-usul makhluk
makhluk hidup hidup
b. Memilih makhluk hidup yang d. Mempermudah pengenalan suatu
yang dapat dimakan makhluk hidup Memberikan nama
pada setiap makhluk hidup
14. Tingkatan-tingkatan kelompok dalam klasifikasi makhluk hidup disebut....
a. Identifikasi c. Divisi
b. Takson d. Nomenklatur
15. Urutan takson yang paling tepat adalah....
a. Filum-kelas-ordo-famili-genus- c. Filum-ordo-kelas-famili-genus-
spesies spesies
b. Filum-kelas-famili-ordo-genus- d. Filum-ordo-famili-kelas-genus-
spesies spesies
16. Cara penulisan nama ilmiah yang benar untuk ubu-ubur adalah....
a. Aurelia Aurita c. Aurelia Aurita
b. Aurelia aurita d. Aurelia aurita
17. Penggunaan kunci determinasi
1. a. Tubuh terdiri dari kepala, dada, dan badan belakang……..2
b. Tubuh terdiri dari kepala-dada dan badan belakang………3
2. a. Mengalami metamorfosis sempurna………………………Kupu-kupu
b. Mengalami metamorfosis tak sempurna………………….Belalang
3. a. Kaki berjumlah 4 pasang………………………………….Labah-labah
b. Kaki berjumlah 5 pasang………………………………….Kepiting
Hewan labah-labah memiliki urutan kunci determinasi sebagai berikut....
105

a. 1a-2a-3a c. 1b-2a-3b
b. 1b-2b-3a d. 1b-3a
18. Pernyatan berikut ini yang tidak benar adalah….
a. Porifera berkembang biak secara c. Tubuh Echinodermata tertutup oleh
generatif dan vegetatif duri
b. Rangka luar Mollusca tersusun d. Tipe tubuh Coelenterata adalah
dari zat kitin simetri lateral
19. Apakah fungsi madreporit pada Echinodermata?
a. Menangkap mangsa c. Mengambil dan menyalurkan air ke
dalam tubuh
b. Mempertahankan diri dari musuh d. Sebagai alat gerak
20. Lintah (Hirudo medicinalis) bermanfaat dalam bidang pengobatan. Hewan ini
termasuk dalam filum....
a. Platyhelminthes c. Annelida
b. Nemathelminthes d. Mollusca

Percaya pada diri sendiri, berdo’a dan berusahalah


Selamat Mengerjakan!
******
106

SOAL EVALUASI
SIKLUS II

Petunjuk Mengerjakan !
4. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal.
5. Tulislah Nama dan Nomor absen Anda pada lembar yang tersedia.
6. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar
jawaban yang tersedia.

1. Yang membedakan kelompok hewan invertebrata dengan vertebrata adalah....


a. Ada tidaknya penutup tubuh c. Ada tidaknya kelenjar susu
b. Ada tidaknya kaki d. Ada tidaknya tulang belakang
2. Di bawah ini yang termasuk hewan vertebrata adalah….
a. Ikan, kalajengking, cicak c. Katak, cicak, ular
b. Kadal, udang, nyamuk d. Kumbang, kelabang, ikan
3. Pernyataan di bawah ini yang salah adalah....
a. Pengelompokkan suatu organis- c. Organisme yang memiliki persamaan
me berdasarkan persamaan ciri ciri dikelompokkan ke dalam takson
yang dimiliki yang sama
b. Organisme yang memiliki banyak d. Organisme yang memiliki sedikit
persamaan ciri dikelompokkan ke persamaan ciri dikelompokkan ke
dalam tingkatan takson yang dalam tingkatan takson yang tinggi
tinggi
4. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah....
a. Ikan bernafas dengan insang dan b. Tubuh amfibi ditutupi sisik yang
kulit berlendir
b. Reptil bernafas dengan paru-paru d. Aves termasuk hewan poikiloterm
107

5. Hewan berikut yang tergolong Poikiloterm adalah....


a. Lumba-lumba dan paus c. Kuda laut dan hiu
b. Paus dan hiu d. Singa laut dan lumba-lumba
6. Ditemukan hewan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
• Bernafas dengan paru-paru
• Jantung terdiri 3 ruang
• Kulit berlendir
Hewan di atas tergolong kelas....
a. Pisces c. Reptilia
b. Amfibi d. Aves
7. Kelinci termasuk hewan homoioterm, artinya....
a. Suhu tubuh dipengaruhi suhu c. Suhu tubuh dan lingkungan saling
lingkungan berpengaruh
b. Suhu tubuh berubah-ubah d. Suhu tubuh tetap
8. Hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan anak disebut....
a. Ovoipar c. Ovipar
b. Ovovivipar d. Vivipar
9. Seorang siswa mengamati seekor hewan dengan ciri-ciri:
• Bernafas dengan paru-paru
• Jantung terdiri 4 ruang
• Homoioterm
• Tubuh ditutupi bulu
Ia berkesimpulan hewan tersebut termasuk kelas....
a. Amfibi c. Aves
b. Reptil d. Mamalia
10. Seekor hewan memiliki ciri-ciri: homoioterm, memiliki kelenjar susu, bernafas
dengan paru-paru. Ciri-ciri tersebut ditemukan pada hewan berikut, kecuali....
a. Hiu c. Lumba-lumba
108

b. Kelelawar d. Tikus
11. Labirin pada ikan berfungsi untuk....
a. Memudahkan bergerak di dalam c. Memudahkan buang urin di dalam air
air
b. Memudahkan mencari mangsa di d. Memudahkan mengambil oksigen di
dalam air dalam air
12. Hewan yang perkembangbiakan terjadi di saluran reproduksi disebut….
a. Fertilisasi internal c. Fertilisasi hemi internal
b. Fertilisasi eksternal d. Fertilisasi hemi eksternal
13. Berikut adalah nama-nama beberapa hewan:
1. Tikus 4. Bajingi
2. Anjing 5. Merpati
3. Kelelawar
Di antara hewan tersebut, yang paling dekat hubungan kekerabatannya adalah....
a. 1 dan 4 c. 3 dan 4
b. 2 dan 3 d. 3 dan 5
14. Cara klasifikasi makhluk hidup yang dipakai saat ini dikemukakan pertama kali
oleh....
a. Charles Darwin c. Carolus Linnaeus
b. J.B Lamark d. Robert Brown
15. Ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan makhluk hidup disebut....
a. Anatomi c. Fisiologi
b. Klasifikasi d. Taksonomi
16. Nama ilmiah kadal yaitu Mabuia multifasciata, kata Mabuia penunjuk nama….
a. Famili b. Spesies
b. Genus d. Kelas
17. Sejumlah kata mengenai ciri-ciri suatu makhluk hidup (hewan) yang dipakai untuk
menentukan kelompok hewan tersebut disebut….
109

a. Taksonomi c. Determinasi
b. Klasifikasi d. Identifikasi
18. Kunci Determinasi
1. a. Mempunyai kaki sebagai alat gerak......................2
b.Tidak mempunyai kaki .........................................3
2. a. Tubuh ditutupi bulu...............................................(....)
b. Tubuh tidak ditutupi bulu.....................................3
3. a. Tubuh ditutupi rambut...........................................(....)
b.Tubuh ditutupi sisik ..............................................(....)
Urutan yang benar untuk ayam adalah....
a. 1a-2b-3b c. 1a-2a
b. 1a-2b-3a d. 1b-2b
19. Ciri mamalia yang tidak ditemukan pada hewan lain adalah....
a. Bernafas dengan paru-paru c. homoioterm
b. Penutup tubuh dengan rambut d. Memiliki kaki dua pasang
20. Di bawah ini yang tergolong ikan bertulang rawan adalah....
a. Ikan cucut dan ikan hiu c. Ikan pari dan ikan kakap
b. Ikan mas dan ikan lele d. Ikan bandeng dan ikan cucut
110

Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI


SIKLUS I

1. A 11. C
2. B 12. B
3. D 13. D
4. C 14. B
5. A 15. A
6. B 16. D
7. D 17. D
8. A 18. C
9. B 19. C
10. C 20. A

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI


SOAL UJI COBA SIKLUS II
1. D 11. D
2. C 12. A
3. B 13. A
4. B 14. C
5. C 15. D
6. B 16. B
7. D 17. C
8. D 18. C
9. C 19. B
Lampiran 8. Lembar observasi aktivitas siswa

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Berilah tanda (√) pada kolom berikut ini, sesuai dengan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Dan ketegorikan dalam aktivitas tinggi,
sedang, dan rendah.
Kelom Variabel keaktifan Jumlah Kategori
pok Anggota Skor Keaktifan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T S R
I

II

III

IV
V

VI

VII

VIII
Keterangan:
Variabel keaktifan siswa:
1. Duduk dengan tenang, indikatornya siswa duduk dengan tenang selama kegiatan belajar mengajar.
2. Kegembiraan dalam belajar, indikatornya siswa menunjukkan perilaku yang antusias dalam belajar.
3. Mendengarkan penjelasan guru, indikatornya siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
4. Memperhatikan pelajaran, indikatornya siswa mengikuti pelajaran dengan baik selama kegiatan belajar mengajar
5. Membuat catatan materi pelajaran, indikatornya siswa terampil membuat catatan materi yang penting.
6. Ijin keluar kelas, indikatornya siswa tidak banyak ijin keluar kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
7. Kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, indikatornya siswa tertib dan sungguh-sungguh dalam kegiatan diskusi dan
pengamatan.
8. Kemauan dan kreativitas dalam belajar, indikatornya dilihat dari hasil diskusi siswa dalam menyelesaikan LPS/LKS dan LDS.
9. Keberanian menyampaikan gagasan dan minat, indikatornya siswa memberikan masukan dalam diskusi kelas.
10. Sikap kritis dan ingin tahu, indikatornya siswa bertanya, menyanggah.
11. Pengembangan penalaran induktif dan deduktif, indikatornya siswa mampu menyampaikan kesimpulan pengamatan dan diskusi.

(Tx 2) + ( Sx1) + ( Rx0)


Kategori tingkat keaktifan siswa: Keaktifan klasikal = x100%
Σsiswax 2
Tinggi (T) : jika memenuhi 8-11 variabel keaktifan
Sedang (S) : jika memenuhi 5-7 variabel kektifan
Rendah (R) : jika memenuhi 0-4 variabel keaktifan

Lampiran 15 . Rekapitulasi Hasil Penilaian Keaktifan Siswa

REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA


SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I

Kelom Variabel keaktifan Jumlah Kategori


pok Anggota Skor Keaktifan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T S R
I Agustyaningsih √ √ ─ √ √ ─ √ ─ √ ─ ─ 6 √
Desi Indrawati √ √ √ √ √ √ √ √ ─ √ √ 10 √
Elda Kurniawati √ √ √ √ √ √ ─ √ √ √ √ 10 √
Nurma Gupita √ √ ─ √ √ √ √ ─ √ √ ─ 8 √
Tri Yulianti √ √ √ √ √ √ ─ √ ─ ─ √ 8 √
II Rumpi Nurwati ─ √ ─ √ ─ ─ √ ─ ─ √ ─ 4 √
Ester Tri wardani √ √ ─ √ ─ ─ ─ √ ─ √ ─ 5 √
Arum Setyawati √ √ √ ─ √ √ √ ─ ─ ─ √ 7 √
Erika Endra S √ √ √ √ ─ √ √ ─ √ ─ √ 8 √
Roma wardani √ ─ √ ─ √ √ ─ √ ─ ─ ─ 5 √
III Sidhiq Prasetyo √ √ √ ─ √ ─ √ ─ ─ √ ─ 6 √
Endro M ─ √ √ √ ─ √ √ √ √ √ √ 9 √
Citra Pramulasari √ √ √ √ √ √ √ √ √ ─ √ 10 √
Ayu dwi P √ √ √ ─ ─ ─ √ ─ √ ─ ─ 5 √
Adi Prasetyo √ √ ─ ─ √ ─ ─ ─ ─ ─ √ 4 √
IV Agma Dian Kartika √ √ √ √ √ √ √ ─ ─ √ √ 9 √
April Lia Susanti ─ √ ─ √ ─ √ ─ √ ─ √ ─ 5 √
Dwi Lestari √ √ √ √ √ √ √ √ ─ √ √ 10 √
Florentina Dwi Yuniati √ √ √ ─ √ √ ─ √ √ √ √ 9 √
L.G Arga Rakasiwi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 √
V Sidiq Mustofa A ─ √ √ √ ─ √ √ √ √ √ √ 9 √
Susilo Raharjo √ ─ √ √ ─ ─ √ ─ √ √ √ 7 √
Deni Purwoko √ √ √ √ √ ─ √ √ √ √ ─ 9 √
Prio Akbar P ─ √ ─ ─ ─ √ ─ √ ─ √ ─ 4 √
Susanto √ √ √ ─ √ ─ √ √ ─ ─ √ 7 √
VI Asri Mariana A.S √ √ ─ ─ ─ √ ─ ─ ─ √ ─ 4 √
Faqih Pramudito √ √ √ √ √ √ √ √ √ ─ ─ 9 √
Matsura Kusuma Ningrum √ √ ─ ─ √ √ ─ √ ─ ─ ─ 5 √
Nike PuspitaSari ─ √ √ √ ─ ─ √ ─ √ ─ √ 6 √
Pitra Ayu Mutia √ √ √ ─ √ ─ √ ─ ─ √ √ 7 √
VII Kriswana A.G √ √ √ √ ─ √ √ √ √ √ √ 10 √
Gandung P √ √ ─ ─ ─ √ √ √ √ √ ─ 7 √
Wahyu pamungkas √ √ ─ ─ ─ √ ─ √ ─ ─ √ 5 √
Ade Susanto ─ ─ ─ ─ √ ─ √ ─ √ √ ─ 4 √
Achmad Taufik √ √ √ √ ─ √ √ ─ ─ ─ 6 √
VIII Imam Achyadi √ √ √ √ ─ √ √ √ ─ √ √ 9 √
Indra Ari Prasetyo ─ ─ √ √ ─ ─ √ ─ ─ √ ─ 4 √
Elya Rosita Devitasari √ √ √ ─ √ √ √ √ ─ √ √ 9 √
Frederikuz Rizky N.H √ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ √ √ ─ 3 √
Ibnu Kurniawan √ √ ─ ─ ─ √ √ √ ─ ─ √ 6 √
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA
SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS II

Kategori
Kelom Variabel keaktifan Jumlah
Anggota Keaktifan
pok Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T S R
I Agustyaningsih √ √ √ √ √ ─ √ ─ √ ─ √ 8 √
Desi Indrawati √ √ √ √ √ √ √ √ ─ √ √ 10 √
Elda Kurniawati √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 √
Nurma Gupita √ √ √ √ √ √ √ ─ √ √ ─ 9 √
Tri Yulianti √ √ ─ ─ √ √ ─ √ √ ─ √ 7 √
II Rumpi Nurwati √ √ ─ √ √ √ √ ─ √ √ ─ 8 √
Ester Tri wardani √ ─ ─ √ ─ ─ ─ √ ─ √ √ 5 √
Arum Setyawati √ √ ─ ─ √ ─ √ ─ ─ ─ 4 √
Erika Endra S √ √ √ √ ─ √ √ ─ √ √ √ 9 √
Roma wardani √ √ √ ─ √ √ ─ √ ─ ─ ─ 6 √
III Sidhiq Prasetyo √ √ √ ─ √ ─ ─ ─ ─ √ ─ 5 √
Endro M ─ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 √
Citra Pramulasari √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 √
Ayu dwi P √ √ √ ─ √ ─ √ ─ √ ─ √ 7 √
Adi Prasetyo √ √ ─ ─ √ ─ ─ ─ ─ ─ √ 4 √
IV Agma Dian Kartika √ √ √ √ √ ─ √ ─ ─ √ √ 8 √
April Lia Susanti √ √ ─ √ √ √ ─ √ √ √ ─ 8 √
Dwi Lestari √ √ √ √ √ √ √ √ ─ √ √ 10 √
Florentina Dwi Yuniati √ √ √ ─ √ √ ─ √ √ √ 8 √
L.G Arga Rakasiwi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 √
V Sidiq Mustofa A √ √ √ √ ─ √ √ √ √ √ √ 10 √
Susilo Raharjo √ √ √ √ ─ √ √ ─ √ √ √ 9 √
Deni Purwoko √ √ √ √ √ ─ √ √ √ √ ─ 9 √
Prio Akbar P ─ √ ─ ─ ─ √ ─ √ ─ √ ─ 4 √
Susanto √ √ √ ─ √ ─ √ √ ─ ─ √ 7 √
VI Asri Mariana A.S √ √ √ √ √ √ ─ ─ √ √ √ 9 √
Faqih Pramudito √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 √
Matsura Kusuma Ningrum √ √ ─ ─ √ √ ─ √ ─ √ √ 7 √
Nike PuspitaSari √ √ √ √ ─ √ √ √ √ ─ √ 9 √
Pitra Ayu Mutia √ √ √ √ √ ─ √ ─ ─ √ √ 8 √
VII Kriswana A.G √ √ √ √ ─ √ √ √ √ √ √ 10 √
Gandung P √ √ ─ ─ ─ √ √ √ √ √ ─ 7 √
Wahyu pamungkas √ √ √ √ √ √ ─ √ √ ─ √ 9 √
Ade Susanto √ √ √ √ √ ─ √ ─ √ √ ─ 8 √
Achmad Taufik √ √ ─ √ √ √ ─ √ ─ √ √ 8 √
VIII Imam Achyadi √ √ √ √ ─ √ √ √ ─ √ √ 9 √
Indra Ari Prasetyo ─ ─ √ √ √ ─ √ ─ √ √ ─ 6 √
Elya Rosita Devitasari √ √ √ √ √ √ √ √ ─ √ √ 10 √
Frederikuz Rizky N.H √ √ ─ ─ ─ ─ ─ ─ √ √ ─ 4 √
Ibnu Kurniawan √ √ √ √ ─ ─ √ √ ─ ─ √ 7 √
Keterangan:
Variabel keaktifan siswa:
1. Duduk dengan tenang, indikatornya siswa duduk dengan tenang selama kegiatan belajar mengajar.
2. Kegembiraan dalam belajar, indikatornya siswa menunjukkan perilaku yang antusias dalam belajar.
3. Mendengarkan penjelasan guru, indikatornya siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
4. Memperhatikan pelajaran, indikatornya siswa mengikuti pelajaran dengan baik selama kegiatan belajar mengajar
5. Membuat catatan materi pelajaran, indikatornya siswa terampil membuat catatan materi yang penting.
6. Ijin keluar kelas, indikatornya siswa tidak banyak ijin keluar kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
7. Kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, indikatornya siswa tertib dan sungguh-sungguh dalam kegiatan diskusi dan
pengamatan.
8. Kemauan dan kreativitas dalam belajar, indikatornya dilihat dari hasil diskusi siswa dalam menyelesaikan LPS/LKS dan LDS.
9. Keberanian menyampaikan gagasan dan minat, indikatornya siswa memberikan masukan dalam diskusi kelas.
10. Sikap kritis dan ingin tahu, indikatornya siswa bertanya, menyanggah.
11. Pengembangan penalaran induktif dan deduktif, indikatornya siswa mampu menyampaikan kesimpulan pengamatan dan diskusi.

(17 x 2) + (15 x1) + (8 x0)


Kategori tingkat keaktifan siswa: Keaktifan klasikal siklus I = x100%
40 x 2
(34) + (15) + (0)
Tinggi (T) : jika memenuhi 8-11 variabel keaktifan = x100% = 61,25 %
80
Sedang (S) : jika memenuhi 5-7 variabel kektifan
(25 x 2) + (11x1) + (4 x0)
Rendah (R) : jika memenuhi 0-4 variabel keaktifan Keaktifan klasikal siklus II = x100%
40 x 2

(Tx 2) + ( Sx1) + ( Rx0) (50) + (11) + (0)


Keaktifan klasikal = x100% = x100% = 76, 25%
Σsiswax 2 80
141

Lampiran 10. Lembar angket siswa

LEMBAR ANGKET SISWA

Hari, tanggal :
Responden :
No Pertanyaan Jawaban dan alasan
Ya Tidak Alasan
1. Apakah anda suka dengan mata pelajaran
biologi?
2. Apakah nada suka apabila dalam belajar
biologi didukung dengan media seperti
gambar, preparat awetan/asli, dan LKS
Word square?
3. Apakah dengan metode observasi yang
divariasikan dengan LKS Word square
anda lebih memahami materi klasifikasi
hewan?
4. Apakah dengan observasi dan LKS Word
square anda lebih termotivasi belajar
biologi?
5. Apakah anda tertarik dengan strategi
pembelajaran yang disampaikan guru?
6. Apakah anda berpartisipasi aktif dalam
kegiatan belajar mengajar?
7. Apakah anda menyukai suasana kegiatan
belajar mengajar sekarang?
8. Apakah anda mengalami kesulitan dalam
kegiatan belajar mengajar yang telah
berlangsung?
141
131

Lampiran 11. Lembar pedoman wawancara guru

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Hari, tanggal :
No Pokok pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana tanggapan Bapak


terhadap pembelajaran materi
Klasifikasi Hewan dengan
menggunakan metode observasi
yang divariasikan dengan LKS
Word square?
2. Menurut Bapak, apakah strategi
pembelajaran yang peneliti
gunakan pada materi Klasifikasi
Hewan menarik bagi siswa?
3. Menurut Bapak apakah dengan
dengan observasi dan LKS
Word square dapat membantu
siswa untuk lebih mudah
memahami materi Klasifikasi
hewan?
4. Apakah kendala atau kesulitan
yang Bapak alami selama proses
pembelajaran?
5. Menurut Bapak, apakah siswa
berpartisipasi aktif dalam
kegiatan belajar mengajar?
6. Apa kelebihan dan kekurangan
dari metode observasi dan LKS
Word square?

Pengajar

Sutopo Slamet, S. Pd, M. Pd


NIP. 131284445
131

Lampiran 18. Hasil wawancara guru

HASIL WAWANCARA GURU

Hari, tanggal :
No Pokok pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana tanggapan Bapak Sangat baik, karena melalui metode


terhadap pembelajaran materi observasi siswa dapat melihat objek secara
Klasifikasi Hewan dengan langsung sehingga membuat siswa tertarik
menggunakan metode observasi dan LKS Word square membuat siswa lebih
yang divariasikan dengan LKS antusias
Word square?
2. Menurut Bapak, apakah strategi Ya, hal ini terlihat pada saat kegiatan
pembelajaran yang peneliti observasi dan mengerjakan LKS Word
gunakan pada materi Klasifikasi square
Hewan menarik bagi siswa?
3. Menurut Bapak apakah dengan Ya, hal ini karena materi yang dipelajari
dengan observasi dan LKS lebih bersifat nyata sehingga memudahkan
Word square dapat membantu siswa dalam memahami dan lebih lama
siswa untuk lebih mudah diingat
memahami materi Klasifikasi
hewan?
4. Apakah kendala atau kesulitan keterbatasan sarana dan prasarana yang
yang Bapak alami selama proses dimiliki sekolah dalam mendukung PBM
pembelajaran?
5. Menurut Bapak, apakah siswa Ya, hal ini terlihat saat kegiatan observasi,
berpartisipasi aktif dalam diskusi, presenatsi, dan mengejakan LKS
kegiatan belajar mengajar? Word square
6. Apa kelebihan dan kekurangan Kelebihanya dapat meningkatkan motivasi,
dari metode observasi dan LKS ketertarikan, dan keingintahuan siswa
Word square? sehingga siswa semangat untuk belajar.
Kekurangan : Keterbatasan sarana dan
prasarana dan diperlukkan pengelolaan
kelas yang lebih dari biasanya

Pengajar

Sutopo Slamet, S.Pd, M. Pd


NIP. 131284445
133

Lampiran 13. Pembagian Kelompok

PEMBAGIAN KELOMPOK

Kelompok II:
Kelompok I:
1. Rumpi Nurwati (06)
1. Agustyaningsih (01) 2. Ester Tri Wardani (07)
2. Desi Indrawati (02) 3. Arum Setyawati (08)
3. Elda Kurniawati (03) 4. Erika Endra S (09)
4. Nurma Gupita (04) 5. Roma Wardani (10)
5. Tri Yulianti (05)

Kelompok IV:
Kelompok III:
1. Agma Dian Kartika (16)
1. Sidhiq Prasetyo (11) 2. April Lia Susanti (17)
2. Endro M (12) 3. Dwi Lestari (18)
3. Citra Pramulasari (13) 4. Florentina Dwi Yuniati (19)
4. Ayu Dwi P (14)
5. L.G. Arga Rakasiwi (20)
5. Adi prasetyo (15)

Kelompok V: Kelompok VI:

1. Sidiq Mustofa A (21) 1. Asri Mariana A.S (26)


2. Susilo Raharjo (22) 2. Faqih Pramudityo (27)
3. Deni Purwoko (23) 3. Matsura Kusuma N (28)
4. Prio Akbar P (24) 4. Nike Puspitasari (29)
5. Susanto (25) 5. Pitra Ayu Mutia (30)

Kelompok VII: Kelompok VIII:

1. Kriswana A.G (31) 1. Imam Achyadi (36)


2. Gandung P (32) 2. Indra Ari Prasetyo (37)
3. Wahyu Pamungkas (33) 3. Elya Rosita Devitasari (38)
4. Ade Susanto (34) 4. Frederikuz Ricky N.H (39)
5. Achmad Taufik (35) 5. Ibnu Kurniawan (40)
Lampiran 14. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa siklus I-II

REKAPITULASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR

No Siklus I Siklus II
nilai keterangan Nilai Keterangan

N-01 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas


N-02 70 Tuntas 80 Tuntas
N-03 90 Tuntas 90 Tuntas
N-04 70 Tuntas 80 Tuntas
N-05 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
N-06 65 Tuntas 75 Tuntas
N-07 65 Tuntas 60 Tidak Tuntas
N-08 65 Tuntas 75 Tuntas
N-09 70 Tuntas 80 Tuntas
N-10 65 Tuntas 70 Tuntas
N-11 65 Tuntas 80 Tuntas
N-12 70 Tuntas 80 Tuntas
N-13 75 Tuntas 90 Tuntas
N-14 70 Tuntas 80 Tuntas
N-15 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas
N-16 75 Tuntas 80 Tuntas
N-17 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas
N-18 85 Tuntas 90 Tuntas
N-19 70 Tuntas 75 Tuntas
N-20 90 Tuntas 95 Tuntas
N-21 75 Tuntas 80 Tuntas
N-22 70 Tuntas 75 Tuntas
N-23 85 Tuntas 90 Tuntas
N-24 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas
N-25 70 Tuntas 75 Tuntas
N-26 65 Tuntas 60 Tidak Tuntas
N-27 80 Tuntas 85 Tuntas
N-28 60 Tidak Tuntas 65 Tuntas
N-29 75 Tuntas 80 Tuntas
N-30 70 Tuntas 85 Tuntas
N-31 85 Tuntas 95 Tuntas
N-32 65 Tuntas 70 Tuntas
N-33 70 Tuntas 75 Tuntas
N-34 60 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
N-35 75 Tuntas 75 Tuntas
N-36 80 Tuntas 85 Tuntas
N-37 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas
N-38 80 Tuntas 90 Tuntas
N-39 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
N-40 65 Tuntas 70 Tuntas
Lampiran 16. Rekapitulasi hasil kuesioner tanggapan siswa

REKAPITULASI KUESIONER TANGGAPAN SISWA


TERHADAP PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI HEWAN INVERTEBRATA
(Siklus I)

Sekolah : SMP Negeri 8 Purworejo


Kelas : VII A
Jumlah siswa : 40
Submateri : Klasifikasi Hewan Invertebrata

No Pertanyaan Persentase jumlah siswa yang menjawab dan alasannya


Ya Alasan Tidak Alasan
1. Apakah anda suka dengan 55% ¾ Berhubungan 45% ¾ Banyak hafalan
mata pelajaran biologi? (22) dengan kehidupan (18) ¾ Banyak bahasa ilmiah
sehari-hari
2. Apakah anda suka apabila 80% ¾ Menyenangkan 20% ¾ Suasana kelas menjadi
dalam belajar biologi (32) (8) ramai
didukung dengan media
seperti gambar, preparat
awetan/asli, dan LKS Word
square?
3. Apakah dengan metode 47,5% ¾ Dapat melihat 52,5% ¾ Karena buku sumber
observasi yang divariasikan (19) berbagai hewan (21) kurang
dengan LKS Word square secara langsung ¾ Belum belajar terlebih
anda lebih memahami materi ¾ Dapat berdiskusi dan dahulu
klasifikasi hewan? bertukar pikiran
dengan teman
4. Apakah dengan observasi dan 65% ¾ Materi tidak bersifat 35% ¾ Terlalu serius, tidak
LKS Word square anda lebih (26) abstrak (14) dapat santai
termotivasi belajar biologi? ¾ Tidak membosankan
5. Apakah anda tertarik dengan 60% ¾ Lebih 40% ¾ Banyak diskusi
strategi pembelajaran yang (24) menyanangkan (16)
disampaikan guru?
6. Apakah anda berpartisipasi 52,5% ¾ Agar mendapat nilai 47,5% ¾ Malu bertanya
aktif dalam kegiatan belajar (21) (19) ¾ Takut menjawab
mengajar? pertanyaan jika salah
7. Apakah anda menyukai 65% ¾ Sumber 35% ¾ Ada anggota yang
suasana kegiatan belajar (26) pembelajaran lebih (14) menggantungkan teman
mengajar sekarang? banyak ¾ Kegiatan diskusi tidak
¾ Tidak monoton berjalan baik
8. Apakah anda mengalami 40% ¾ Banyak belajar 20% ¾ Materi lebih bersifat
kesulitan dalam kegiatan (16) mandiri (diskusi) (24) nyata sehingga mudah
belajar mengajar yang telah ¾ Kurangnya buku dipahami
berlangsung? sumber
¾ Malas belajar
sebelumnya
REKAPITULASI KUESIONER TANGGAPAN SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI HEWAN INVERTEBRATA
(Siklus II)

Sekolah : SMP Negeri 8 Purworejo


Kelas : VII A
Jumlah siswa : 40
Submateri : Klasifikasi Hewan Vertebrata

No Pertanyaan Persentase jumlah siswa yang menjawab dan alasannya


Ya Alasan Tidak Alasan
1. Apakah anda suka dengan mata 82,5% ¾ Berhubungan dengan 17,5% ¾ Banyak hafalan
pelajaran biologi? (33) kehidupan sehari-hari (7) ¾ Banyak bahasa
¾ Mengetahui alam sekitar ilmiah
2. Apakah anda suka apabila dalam 92,5% ¾ Lebih mudah dipahami dan 7,5% ¾ Suasana kelas
belajar biologi didukung dengan (37) diingat (3) menjadi
media seperti gambar, preparat ¾ Menyenangkan ramai
awetan/asli, dan LKS Word square?
3. Apakah dengan metode observasi 75% ¾ Dapat bertukar pikiran 15% ¾ Perlu banyak
yang divariasikan dengan LKS (30) dengan teman (10) buku sumber
Word square anda lebih memahami ¾ Tidak seperti belajar belajar
materi klasifikasi hewan? hafalan ¾ Belum belajar
terlebih dahulu
4. Apakah dengan observasi dan LKS 85% ¾ Materi tidak bersifat 15% ¾ Tidak dapat
Word square anda lebih termotivasi (34) abstrak (6) santai, perlu
belajar biologi? ¾ Tidak membosankan belajar terlebihi
dahulu
5. Apakah anda tertarik dengan 77,5% ¾ Lebih menyanangkan 22,5% ¾ Banyak diskusi
strategi pembelajaran yang (31) ¾ Mudah dipahami (9)
disampaikan guru? ¾ Dapat meningkatkan
keaktifan
6. Apakah anda berpartisipasi aktif 80% ¾ Melakukan observasi dan 20% ¾ Malu bertanya
dalam kegiatan belajar mengajar? (32) menemukan istilah pada (8) ¾ Takut menjawab
LKS word square pertanyaan jika
salah
7. Apakah anda menyukai suasana 90% ¾ Sumber pembelajaran lebih 10% ¾ Ada anggota
kegiatan belajar mengajar sekarang? (36) banyak (4) yang
¾ Tidak membosankan menggantungkan
teman
¾ Kegiatan diskusi
tidak berjalan
baik
8. Apakah anda mengalami kesulitan 15% ¾ Banyak belajar mandiri 85% ¾ Materi lebih
dalam kegiatan belajar mengajar (6) (diskusi) (34) bersifat nyata
yang telah berlangsung? ¾ Kurangnya buku sumber sehingga mudah
dipahami
Lampiran 20.Foto-foto Penelitian

Gambar. Siswa sedang melakukan kegiatan observasi (pengamatan)

Gambar. Siswa berkelompok mengerjakan Lembar Pengamatan Siswa


Gambar. Siswa berkelompok mengerjakan Lembar Diskusi Siswa

Gambar. Siswa sedang berusaha menemukan istilah dalam Word Square


Gambar. Perwakilan anggota kelompok sedang melakukan presentasi

Gambar. Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi

Anda mungkin juga menyukai