Anda di halaman 1dari 3

PENDAPAT

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
HASIL PANJA HARMONISASI
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG KEPRAMUKAAN
Disampaikan pada Rapat Pleno Badan Legislasi DPR-RI,
Senin, 26 April 2010
Juru Bicara: Ahmad Yani, S.H, M.H
Anggota DPR-RI Nomor: A-287

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Yang Terhormat Saudara Pimpinan Badan Legislasi DPR-RI.


Yang Terhormat Saudara Perwakilan Komisi X atas nama Pengusul RUU
Kepramukaan
Yang Terhormat Rekan-rekan Anggota Badan Legislasi DPR-RI.
Dan hadirin yang berbahagia.

Mengawali pendapat ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya pada kesempatan ini kita dapat
menghadiri forum yang terhormat, Rapat Pleno Badan Legislasi DPR-RI untuk
mendengarkan Laporan Panja Harmonisasi RUU tentang Kepramukaan dan
RUU tentang Cagar Budaya, yang dilanjutkan dengan Pendapat Fraksi-fraksi
dan pengambilan keputusan terhadap Laporan Panja Harmonisasi RUU
tersebut. Selanjutnya, shalawat teriring salam kita sampaikan kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ummatnya dari kegelapan
(dzulumat) kepada masa depan yang lebih cerah. Amiin.

Pimpinan Rapat, dan Anggota Baleg DPR-RI yang terhormat.

Dalam catatan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, RUU tentang


Kepramukaan ini adalah sebuah RUU yang pada DPR RI periode 2004-
2009 sudah dibahas di Komisi X tetapi belum selesai. Alhamdulillah pada
DPR RI periode 2009-2014 prosesnya sudah mengalami kemajuan,
sudah sampai pada tahap harmonisasi dan pembulatan di Badan
Legislasi DPR RI. Hal ini telah sesuai dengan Tata Tertib DPR RI Pasal
60 ponit (d), Badan Legislasi bertugas melakukan pengharmonisasian,
pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan undang-undang yang
diajukan anggota, komisi, gabungan komisi, atau DPD sebelum
rancangan undang-undang tersebut disampaikan kepada pimpinan DPR.
2

Pimpinan Rapat, Perwakilan Pengusul dan Anggota Baleg DPR-RI yang


terhormat.

Terhadap Laporan hasil Panja Harmonisasi RUU tentang Kepramukaan, Fraksi


Partai Persatuan Pembangunan memberikan apresiasi dan penghargaan
karena telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Di dalam rapat-
rapat Panja, kita telah berdebat serius dan argumentatif tentang beberapa hal
yang dianggap sangat krusial dalam RUU tersebut seperti masalah judul dan
pasal-pasal lainnya. Semula judul RUU ini adalah RUU tentang Gerakan
Pramuka/Pandu Indonesia. Setelah melalui perdebatan panjang dalam rapat
Panja Harmonisasi dan pembulatan pertama di Hotel Sheraton Bandara, Panja
menyepakati perubahan judul menjadi RUU Kepramukaan dengan catatan
bahwa masalah kepanduan juga termasuk yang diatur di dalamnya. Dengan
perubahan judul ini maka pembahasan pengahrmonisasian menjadi lebih
panjang karena pasal-pasal yang tercantum didalamnya secara otomatis
disesuaikan dengan judulnya, walaupun secara substansi tidak jauh berbeda
dengan draf semula.

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal


28C ayat (1) disebutkan bahwa Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya. Dengan merujuk kepada amanah Undang-Undang
Dasar tersebut, maka berbicara tentang Kepramukaan harus sesuai dengan
fungsinya, yaitu untuk menumbuhkembangkan setiap warga negara supaya
menjadi warga negara yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, disiplin,
bertanggung jawab, dan terampil agar berperan serta dalam memajukan bangsa
dan negara, dengan tujuan membentuk setiap warga negara supaya memiliki
watak, kepribadian, dan kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam
menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,
mengamalkan Pancasila, mewujudkan masyarakat adil dan beradab, menjaga
perdamaian dunia, serta melestarikan lingkungan hidup.

Kalau kita melihat ke belakang, dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,


peranan aktivis Pramuka atau yang tergabung dalam kepanduan di dalam
organisasinya masing-masing, nampak jelas bahwa dalam memperjuangkan
dan mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia mereka telah
terbukti dan teruji. Apalagi kalau dilihat dari sisi komitmen tentang nasionalisme
dan kebangsaan, peranan aktivis kepramukaan telah membuktikannya. Untuk
itu, maka kehadiran Rancangan Undang-Undang yang mengatur tentang
Kepramukaan menjadi sangat urgent.

Pimpinan dan Anggota Badan Legislasi DPR-RI yang kami hormati,

Seraya mengharap Ridlo Allah SWT, dengan ucapan


Bismillaahirrahmaanirrahiim, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dapat
menerima dan memberikan persetujuan terhadap Laporan Hasil Panja
Harmonisasi Rancangan Undang-Undang tentang Kepramukaan untuk
diproses dalam tahapan selanjutnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3

Demikianlah, pendapat Fraksi Partai Persatuan Pembangunan atas Laporan


Hasil Panja Rancangan Undang-Undang Tentang Kepramukaan. Kepada
Saudara Pimpinan, Saudara Perwakilan Pengusul dan Anggota Badan
Legislasi DPR-RI, Saudara Tim Tenaga Ahli dan Tim Sekretariat dan hadirin
sekalian kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas
kerjasamanya selama ini.

Billahittaufiq Walhidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 26 April 2010


FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JURU BICARA,

AHMAD YANI, S.H., M.H


Anggota DPR RI No: A-287

Anda mungkin juga menyukai