Anda di halaman 1dari 3

PENDAPAT

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
HASIL PANJA HARMONISASI
RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003
TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI
Disampaikan pada Rapat Pleno Badan Legislasi DPR-RI, Selasa, 11 Mei 2010
Juru Bicara Fraksi PPP DPR RI: Ahmad Yani, S.H, M.H
Anggota DPR-RI Nomor: A-287

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Yang Terhormat Saudara Pimpinan Badan Legislasi DPR-RI.


Yang Terhormat Rekan-rekan Anggota Badan Legislasi DPR-RI.
dan hadirin yang berbahagia.

Mengawali pendapat ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya pada kesempatan ini kita dapat
menghadiri forum yang terhormat, Rapat Pleno Badan Legislasi DPR-RI untuk
mendengarkan Laporan Panja Harmonisasi RUU Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi, yang
dilanjutkan dengan Pendapat Fraksi-fraksi dan pengambilan keputusan
terhadap Laporan Panja Harmonisasi RUU tersebut. Selanjutnya, shalawat
teriring salam kita sampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa ummatnya dari kegelapan (dzulumat) kepada masa depan
yang lebih cerah. Amiin.

Pimpinan Rapat, dan Anggota Baleg DPR-RI yang terhormat.

Terhadap Laporan Hasil Panja Harmonisasi RUU Perubahan atas Undang-


Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan menyoroti beberapa hal sekaligus mengapresiasi
dengan munculnya beberapa pasal perubahan, mudah-mudahan dengan
2

lahirnya pasal-pasal baru itu dapat mengatur mekanisme kerja para hakim MK
menjadi lebih efektif dan efisien dimasa yang akan datang.

Adapun pasal-pasal yang menjadi sorotan Fraksi Partai Persatuan


Pembangunan adalah perubahan pada Pasal 16 ayat (1): Untuk dapat
diangkat menjadi Hakim Konstitusi seorang calon harus memenuhi syarat,
berusia sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) tahun dan setinggi-tingginya 65
(enam puluh lima) tahun pada saat pengangkatan. Sedangkan pada pasal 23
ayat (1) disebutkan bahwa Hakim Konstitusi diberhentikan dengan hormat
dengan alasan telah berusia 70 (tujuh puluh) tahun. Kalau dikaji secara
matematis, maka dengan adanya pembatasan usia maksimal 65 (enam puluh
lima) tahun bagi calon Hakim Konstitusi pada saat pengangkatan, dan
pembatasan usia pensiun 70 (tujuh puluh) tahun. Ini artinya ada waktu 5 (lima)
tahun untuk mengabdi menjadi Hakim Konstitusi bagi Hakim Konstitusi yang
usianya 65 tahun pada saat pengangkatan. Kalau mengkaji RUU sebelum
perubahan yang menyebutkan usia pensiun 67 tahun, berarti hanya ada waktu
2 (dua) tahun untuk mengabdi menjadi Hakim Konstitusi bagi hakim yang pada
saat pengangkatan sudah 65 tahun.

Selanjutnya, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan mengapresiasi dengan


lahirnya Bab IVA tentang kode etik dan perilaku hakim. Bagi FPPP, bab ini
dianggap paling penting karena mengatur tentang hal-hal yang dilarang dan
diperbolehkan Hakim Konstitusi dalam berperilaku sebagai hakim untuk
menjaga dan menegakkan harkat dan martabatnya.

Fraksi PPP juga mengapresiasi dengan lahirnya pasal 27A yang mengatur
tentang sanksi dan pembentukan Majelis Kehormatan. Harapan FPPP
terhadap Majelis Kehormatan ini sangat tinggi, sebab Majelis inilah yang akan
menegakkan Kode Etik dan Perilaku Hakim Konstitusi. Tentu harapan ini akan
terwujud apabila proses rekruitmen anggota Mejelis Kehormatan dilakukan
dengan cara yang jujur dan benar (fair play).

Terakhir, Fraksi PPP menyoroti pasal 57 ayat (2a) yang mengatur tentang
amar putusan Mahkamah Konstitusi yang melarang Hakim Konstitusi
memberikan putusan yang tidak dimohonkan dan larangan Hakim Konstitusi
membuat amar putusan memberikan perintah kepada pembuat undang-
undang. Ayat ini menjadi sangat penting untuk menegaskan bahwa Mahkamah
Konstitusi tidak boleh memerintahkan DPR untuk membuat undang-undang
tertentu, karena MK bukan atasan DPR, begitu juga sebaliknya.
3

Pimpinan Rapat Badan Legislasi DPR RI


dan Anggota Baleg DPR-RI yang terhormat.

Terhadap Laporan hasil Panja Harmonisasi RUU Perubahan atas Undang-


Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan sekali lagi memberikan apresiasi dan penghargaan
karena telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Selanjutnya, seraya mengharap Ridlo Allah SWT, dengan ucapan


Bismillaahirrahmaanirrahiim, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dapat
menerima dan memberikan persetujuan terhadap Laporan Hasil Panja
Harmonisasi Rancangan Undang-Undang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menjadi RUU usul inisiatif
DPR RI untuk diproses dalam tahap selanjutnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Demikianlah, Pendapat Fraksi Partai Persatuan Pembangunan atas Laporan


Hasil Panja Rancangan Undang-Undang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi. Kepada Saudara
Pimpinan dan Anggota Badan Legislasi DPR-RI, Saudara Tim Tenaga Ahli dan
Tim Sekretariat dan hadirin sekalian kami ucapkan terima kasih atas
kerjasamanya selama ini.

Billahittaufiq Walhidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 11 Mei 2010


FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JURU BICARA,

AHMAD YANI, S.H., M.H


Anggota DPR RI No: A-287

Anda mungkin juga menyukai