Mengawali pendapat ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya pada kesempatan ini kita dapat
menghadiri forum yang terhormat, Rapat Pleno Badan Legislasi DPR-RI untuk
mendengarkan Laporan Panja Harmonisasi RUU Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi, yang
dilanjutkan dengan Pendapat Fraksi-fraksi dan pengambilan keputusan
terhadap Laporan Panja Harmonisasi RUU tersebut. Selanjutnya, shalawat
teriring salam kita sampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa ummatnya dari kegelapan (dzulumat) kepada masa depan
yang lebih cerah. Amiin.
lahirnya pasal-pasal baru itu dapat mengatur mekanisme kerja para hakim MK
menjadi lebih efektif dan efisien dimasa yang akan datang.
Fraksi PPP juga mengapresiasi dengan lahirnya pasal 27A yang mengatur
tentang sanksi dan pembentukan Majelis Kehormatan. Harapan FPPP
terhadap Majelis Kehormatan ini sangat tinggi, sebab Majelis inilah yang akan
menegakkan Kode Etik dan Perilaku Hakim Konstitusi. Tentu harapan ini akan
terwujud apabila proses rekruitmen anggota Mejelis Kehormatan dilakukan
dengan cara yang jujur dan benar (fair play).
Terakhir, Fraksi PPP menyoroti pasal 57 ayat (2a) yang mengatur tentang
amar putusan Mahkamah Konstitusi yang melarang Hakim Konstitusi
memberikan putusan yang tidak dimohonkan dan larangan Hakim Konstitusi
membuat amar putusan memberikan perintah kepada pembuat undang-
undang. Ayat ini menjadi sangat penting untuk menegaskan bahwa Mahkamah
Konstitusi tidak boleh memerintahkan DPR untuk membuat undang-undang
tertentu, karena MK bukan atasan DPR, begitu juga sebaliknya.
3
Billahittaufiq Walhidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.