Anda di halaman 1dari 7

BAB II

DASAR TEORI

3.1 Pengertian Pantai


Bentang alam pantai dikontrol oleh aksi alamiah yang bekerja
secara terus menerus. Pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua
macam aksi alamiah, yaitu yang bersifat menghancurkan (destruktif) dan
yang bersifat membangun dengan cara pengendapan (konstruktif).
Pantai merupakan daerah yang terletak di bagian tepi dari
continental (dataran). Yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan
bentuk pantai adalah gelombang (wava) dan arus (current), sedangkan
gelombang pasang surut (tides) kecil pengaruhnya. Gelombang terbentuk
antara lain karena adanya pergerakan angin, besar kecilnya kecepatan
angin berpengaruh terhadap besar kecilnya gelombang.
Gempa bumi bawah laut, longsor dasar laut dan letusan gunung api
bawah laut dapat menimbulkan gelombang besar yang sangat berpengaruh
yang disebut tsunami. Arus berbeda dengan gelombang, arus mempunyai
pergerakan menerus sedangkan gelombang tidak. Dalam perkembangan
selanjutnya pantai dapat tererosi oleh gelombang dan arus dapat
mengalami pelarutan dan korasi.
Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi
tiga bagian, yaitu :
1. Beach (daerah pantai)
Yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu
dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang turun.
2. Shore line (garis pantai)
Jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara
daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.
3. Coast (pantai)
Daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh air
laut.

3
3.2 Macam-macam Klasifikasi Pantai
Ada beberapa klasifikasi pantai dengan dasar yang bermacam-
macam pula dari berbagai penyusun yang berbeda. Dalam bab ini akan
dibahas klasifikasi pantai dari yang sifatnya klasik (1919) sampai sifanya
modern (1980), berikut pembagiannya:
A. Klasifikasi Pantai Secara Klasik
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Johnson (1919) yang
didasarkan pada karakteristk geomorfik yang disebabkan oleh ayunan
muka laut. Keuntungan klasifikasi pantai ini adalah pembagiannya
yang sederhana sedangkan kelemahannya yaitu sulit dalam
penerapannya, karena kebanyakan pantai telah dipengaruhi oleh
penenggelaman selama transgresi laut kala Pleistosen. Johnson (1919)
mengelompokkan pantai menjadi :
1. Pantai Tenggelam (Submergence Coast)
Pantai yang dibentuk karena penenggelaman daratan atau
naiknya muka laut. Dicirikan oleh garis garis pantai yang tidak
teratur, adanya pulau-pulau didepan pantai, teluk yang dalam, dan
lembah-lembah yang turun. Contoh pantai ini adalah :
a. Pantai Ria : pantai yang sebelum tenggelam telah mengalami
erosi darat terutama proses fluviatil
b. Pantai Fyord : pantai yang sebelum tenggelam mengalami
proses glasiasi (lihat gambar IX.7)
Kenampakan pada peta topografi :
a. garis pantai tidak teratur
b. garis kontur berkelok-kelok tidak teratur
c. pantainya relatif curam, ditandai dengan adanya garis kontur
yang relatif rapat
d. perkampungan disekitar pantai umumnya tidak sejajar dengan
garis pantai
2. Pantai Naik (Emergence Coast)

4
Pantai yang dibentuk oleh majunya garis pantai atau pun
turunnya muka laut. Pantai ini dicirikan oleh garis pantai yang
relatif lurus, relief-relief rendah, terbentuknya undak-undakan
pantai dan gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.
Kenampakan pada peta topografi :
a. Garis pantai yang relatif lurus, ditandai dengan kontur yang lurus
b. Pantai yang relatif landai, ditunjukkan oleh garis kontur yang
renggang
c. Jika dijumpai perkampungan umumnya relatif sejajar dengan
garis pantai.
3. Pantai Netral
Pantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun
penaikan dan biasanya dicirikan oleh adanya garis pantai yang
relatif lurus-lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar.
Beberapa contoh pantai ini antara lain :
a. Pantai delta
b. Pantai dataran fluviatil
c. Pantai gunung api
d. Pantai terumbu karang
e. Pantai sesar
Kenampakan pada peta topografi :
a. adanya delta plain, alluvial plain, dll
b. biasanya garis kontur renggang
c. bentuk garis pantainya relatif lurus melengkung
d. sungai dimuara mempunyai banyak cabang, yang seolah-
olah mempunyai pola sungai berbentuk pohon (dendritik).
4. Pantai Campuran
Pantai yang mempunyai kenampakan lebih dahulu terbentuk
daripada yang lain. Seperti kenampakan undak pantai, lembah
yang tenggelam, yang merupakan hasil dari naik turunnya
permukaan air laut.

5
Kenampakan pada peta topografi :
a.adanya dataran pantai, teras-teras (emergence)
b. adanya teluk-teluk dengan kontur yang relatif rapat
(submergence)
c.perkampungan tidak teratur
B. Klasifikasi Pantai Secara Genetik dan
Deskriptif
Klasifikasi ini disusun oleh Valentine (1952). Ia
mengemukakan bahwa kestabilan muka laut dipengaruhi oleh
fluktuasi iklim dan ketidakstabilan diastropik selama masa Kuarter.
Valentine menggabungkan pengaruh muka laut dan dinamika pantai
dalam pemikirannya untuk klasifikasi pantai yang sebagian secara
genetic dan sebagian secara deskriptif (Sharma, 1986).
Tabel 2.1. Klasifikasi pantai menurut Valentine (1952)dikutip Sunarto(1991)
Pantai naik: pantai pengangkatan dasar laut

Pantai yang maju Phytogenic:pantai bakau


bentukan organisme
Pantai maju Zoogenic:pantai terumbu

Deposisi fluvial : pantai delta


bentukan non organisme

Deposisi laut : pantai penghalang


pantai gumuk pasir
Erosi : pantai fyord
Bentukan glasiasi
Deposisi: forden coast
Pantai tenggelam

Bentukan fluvial : pantai perlipatan pegunungan tua


Pantai yang mundur

Pantai mundur: pantai cliff

C. Klasifikasi Pantai Secara Tenaga Geomorfik


Shepard (1963) dikutip Sunarto (1991) mengelompokkan
pantai menjadi pantai primer (muda) dan pantai sekunder (dewasa).
Pantai primer terbentuk oleh tenaga-tenaga dari darat (erosi, deposisi

6
darat, gunungapi, sesar dan lipatan). Pantai sekunder terjadi dari hasil
proses laut, meliputi : erosi laut, deposisi laut dan bentukan oganik.
Kelebihan klasifikasi ini adalah pembagiannya yang lengkap, tetapi
klemahannya sulit ditrapkan unuk menentukan pantai primer yang
telah berubah karena proses-proses laut, sehingga pantai ini tidak jelas
termasuk pantai primer atau sekunder (Sharma, 1986).
1. Macam-macam Pantai Primer
a. Pantai karena erosi dari daratan. Erosi baik oleh sungai maupun
glasial sebelum mengalami pengangkatan.
 pantai erosi fluvial yang tenggelam, misalnya Pantai Ria
 tenggelamnya lembah-lembah glacial, misalnya Pantai Fyord
b. Pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat
 Pantai hasil pengendapan fluvial, misalnya pantai delta,
pantai darata alluvial yang turun (Pantai Semarang)
 Pantai pengendapan glacial, misalnya sebagai morena yang
tenggelam atau sebagai drumline yang tenggelam
 Pantai yang karena pengendapan pasir oleh angin (prograding
sand dune)
 Meluasnya tumbuh – tumbuhan pada pantai atau rawa bakau
yang luas (contohnya pantai didekat Townsvill, timur laut
Queensland, Australia)
c. Bentuk pantai akibat aktifitas vulkanisme
 Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini. Cirinya
jika lavanya basa bentuk pantai tidak teratur, kalau asam
bentuk pantai lebih teratur
 Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera
d. Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diatrophism atau
tektonik
 Pantai yang terbentuk karena patahan
 Pantai yang terbentuk karena lipatan

7
2. Macam-macam Pantai Sekunder
a. Bentuk pantai karena erosi laut
- Pantai yang berliku-liku karena erosi gelombang
- Pantai terjal yang lurus karena erosi gelombang
b. Bentuk pantai karena pengendapan laut
- Pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir (bars)
yang memotong teluk
- Pantai yang maju karena pengendapan laut
- Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (offshore bars and
longshore spit).
D. Klasifikasi Pantai Secara Klimato-Genetik
Davies (1980) dikutip Sunarto (1991) mengklasifikasikan
pantai secara klimato-genetik. Klasifikasi ini didasarkan pada
hubungan antara energi gelombang dengan morfologi pantai, serta
memperhatikan signifikansi peninggalan sejarah dan aspek-aspek
geologis dalam evolusi pantai. Berdasarkan aspek klimato-genetik,
pantai dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pantai Lintang Rendah
Pantai ini dicirikan oleh energi gelombang rendah dan
lingkungan angin pasat. Sediment pantai banyak, sehingga banyak
pantai berbatu didaerah tropis. Ada beberapa pantai yang terjadi
dari kkarang dan ganggang. Terdapat hubungan antara variasi
morfologi pantai dengan wilayah hujan . Mangrove tumbuh
didaerah beriklim tropik panas-basah, sedangkan gemuk pantai
terdapat dilingkungan yang briklim tropik panas-kering.
2. Pantai Lintang Tengah
Pantai ini terdapat dilingkungan gelombang berenergi
tinggi, karena aktifitas gelombang dan abrasi bertenaga tinggi itu
maka cliff dan bentukan yang berasosiasi dapat berkembang
dengan baik.
3. Pantai Lintang Tinggi

8
Pantai ini dicirikan dengan gelombang berenergi rendah..
Kebanyakan merupakan sisa-sisa pembentukan. Gisik terbentuk
dengan dominasi kerikil dan kerakal. Perkembangan morfologi
cliff dipengaruhi kuat oleh gerakan massa batuan dalam skala
besar.

Anda mungkin juga menyukai