Pendahuluan
Tujuan lain dari subnetting yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengurangi
tingkat congesti dalam suatu network. Perhatikan bahwa pengertian satu network secara
logika adalah host-host yang tersambung pada suatu jaringan fisik. Misalkan pada suatu
LAN dengan topologi bus, maka anggota suatu network secara logika haruslah host yang
tersambung pada bus tersebut. Jika menggunakan hub untuk topologi star, maka
keseluruhan network adalah semua host yang terhubung dalam hub yang sama.
Bayangkan jika network kelas B hanya dijadikan satu network secara logika, maka
seluruh host yang jumlahnya dapat mencapai puluhan ribu itu akan “berbicara” pada
media yang sama. Jika kita perhatikan ilustrasi pada Gambar 1, hal ini sama dengan
ratusan orang berada pada suatu ruangan. Jika ada banyak orang yang berbicara pada saat
bersamaan, maka pendengaran kita terhadap seorang pembicara akan terganggu oleh
pembicara lainnya. Akibatnya, kita bisa salah menangkap isi pembicaraan, atau bahkan
sama sekali tidak bisa mendengarnya. Artinya tingkat kongesti dalam jaringan yang besar
akan sangat tinggi, karena probabilitas “tabrakan” pembicaraan bertambah tinggi jika
jumlah yang berbicara bertambah banyak.
E th e rn e t
S e rv e r
K e In t e rn e t
W o r k s ta tio n W o r k s t a ti o n W o r k s t a ti o n W o r k s t a ti o n
R o u te r
W o r k s t a tio n W o r k s ta tio n
W o r k s t a ti o n W o r k s ta t i o n
N e t w o r k D e p a r te m e n A
N e t w o r k D e p a r te m e n B
N e tw o rk B a c k b o n e
P e ru s a h a a n
W o r k s ta tio n W o r k s ta t io n
E th e r n e t
N e t w o r k DW eo pr k as tr at eti omn e n B W o r k s ta t i o n
E th e r n e t
W o r k s t a ti o n W o rk s ta tio n
W o r k s ta t i o n W o r k s t a ti o n
N e t w o r k D e p a r te m e n C N e tw o r k D e p a r te m e n D
44 132 1 20
00101100 10000100 00000001 00010100
IP A d d re s s
255 255 0 0
11111111 11111111 00000000 00000000
S ubnet M ask
44 132 0 0
00101100 10000100 00000000 00000000
N e tw o rk A d d re s s
167 205 9 32
10100111 11001101 00001001 00100000
N e tw o r k A d d r e s s
167 205 9 63
10100111 11001101 00001001 00111111
B ro a d c a s t A d d re s s
Sebagai penutup, kita akan membahas contoh kasus (sebenarnya merupakan “true
story”) dari alokasi IP Address untuk penerapan di LAN. NIC telah mendelegasikan
pemakaian satu network kelas B dengan nomor 167.205.xxx.xxx untuk untuk dipakai di
ITB, dibawah koordinator Onno W Purbo. Langkah selanjutnya, IP Address tersebut di
distribusikan kepada pihak-pihak yang ingin bergabung ke Internet melalui gateway
Internet di ITB. Untuk jurusan maupun instansi yang mempunyai beberapa LAN,
diberikan satu subnet setara kelas C. Jadi, contoh alokasinya sebagai berikut :
167.205.0.xxx Reserved
167.205.1.xxx Jurusan A
167.205.2.xxx Jurusan B, dst.
Jika jumlah 30 host dalam satu subnet juga masih terlalu besar, kita dapat
menggunakan masking 28 bit, yang berkapasitas 16 buah IP Address dalam setiap subnet
(jumlah host maksimum 14 buah). Hal ini dilakukan untuk efisiensi IP Address, terutama
jika jumlah yang kita miliki sangat terbatas. Perhatikan bahwa jika kita hanya memiliki
10 buah komputer pada LAN yang berkapasitas 30 host (penerapan masking 27 bit),
maka 20 IP address lainnya yang belum/tidak terpakai tidak dapat dipakai pada LAN lain,
karena akan mengacaukan jalannya routing.
Penutup.