Anda di halaman 1dari 43

ACTIVITY-BASED

COSTING AND
MANAGEMENT
Oleh: Kelompok 7
Kelompok 7

1. Ariq Fadhali (12030120120024)

2. Robert Frontier Gultom (12030120120036)

3. Tasya Purnama Sari BR Simbolon (12030120130176)

4. Virginia Angel Gunawan (12030120130196)

5. Ismi Roudotul Janah (12030120140191)

2
1
Traditional, Volume-Based
Product-Costing System
Traditional Costing
Traditional Costing merupakan salah satu metode perhitungan biaya
di mana perhitungan biaya hanya didasarkan pada tahap produksi
barang dalam setiap unit barang. Metode perhitungan biaya ini juga
dapat disebut dengan metode perhitungan berdasarkan unit.

4
Traditional Costing
Metode perhitungan biaya dengan traditional based costing ini
memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini disebabkan karena
masing-masing produk menghasilkan BOP yang berbeda-beda,
maka saat menentukan HPP barang biasanya akan tidak akurat,
akan terjadi distorsi atau kesalahan saat menentukan harga
pokok produksi per unit barang.

5
2
Activity Based Costing
System

Sistem
aktivitas
biaya
(ABC)
berdasarkan
mengikuti
prosedur melalui dua tahap
khusus untuk membebankan
biaya overhead ke produk yaitu
ABC Stage One dan ABC Stage
Two.

7
ABC Stage One
Biaya overhead dibebankan ke kumpulan biaya aktivitas yang
terkait dengan aktivitas signifikan, meliputi : Terkait Mesin,
Pengaturan, Pembelian, Penanganan Material, Jaminan Kualitas,
Pengepakan/Pengiriman, Desain Teknik, Fasilitas.

Activity Based Costing mengidentifikasi delapan kumpulan biaya


aktivitas, yang terbagi dalam empat kategori besar. Klasifikasi
aktivitas ini menjadi aktivitas tingkat unit, tingkat batch, tingkat
pemeliharaan produk, dan tingkat fasilitas disebut hierarki biaya.

8
ABC Stage TWO
Pada tahap dua proyek penetapan biaya berbasis aktivitas, yaitu
mengidentifikasi pemicu biaya untuk setiap kumpulan biaya
aktivitas dengan menggunakan proses tiga langkah untuk
menghitung biaya aktivitas unit untuk masing-masing lini produk
terhadap masing-masing dari delapan kumpulan biaya aktivitas.

9
MENAFSIRKAN BIAYA PRODUK ABC

Pada penafsiran biaya produk ABC berada di bawah sistem penetapan


biaya berdasarkan aktivitas, lebih rendah di bawah sistem ABC daripada
di bawah sistem tradisional sehingga persaingan harga yang dihadapi
dalam menjual lini produk standar dan mewah sebanding dengan harga
lebih rendah karena mereka menyadari bahwa biaya produksi lini produk
lebih murah daripada yang ditunjukkan oleh sistem penetapan biaya
tradisional. Namun, ketika berfokus pada biaya overhead, perbandingan
dua sistem penetapan biaya produk lebih mencolok. Oleh karena itu,
penafsiran ini harus diluruskan.

10
Garis Pukulan (The Punch Lines)
Sistem penetapan biaya tradisional berbasis volume
membebani lini produk bervolume tinggi dan membebani lini
produk yang kompleks dan bervolume relatif rendah. Produk
bervolume tinggi pada dasarnya mensubsidi jalur bervolume
rendah. Sistem penetapan biaya berdasarkan aktivitas
mengungkapkan masalah ini dengan lebih akurat
membebankan biaya overhead ke seluruh lini produk.
Mengapa Sistem Berbasis Volume
Tradisiona Mendistorsi Biaya?
Jawabannya terletak pada penggunaan pemicu biaya tunggal berbasis volume.
Sistem penetapan biaya lama perusahaan membebankan biaya overhead ke produk
berdasarkan penggunaan relatif tenaga kerja langsung. Dua Poin Kunci Ringkasnya,
masing-masing karakteristik berikut akan melemahkan kemampuan sistem penetapan
biaya produk berbasis volume untuk membebankan biaya overhead secara akurat.
• Sebagian besar kegiatan di tingkat non-unit.
Pemicu biaya tingkat unit, seperti tenaga kerja langsung, jam mesin, atau throughput,
tidak akan dapat membebankan biaya aktivitas non-tingkat unit secara akurat.
• Keragaman produk.
Ketika rasio konsumsi sangat berbeda antar aktivitas, tidak ada penggerak biaya tunggal
yang secara akurat menetapkan biaya overhead yang dihasilkan.
Ketika salah satu dari karakteristik ini ada, sistem penetapan biaya produk berbasis
volume cenderung mendistorsi biaya produ

12
3
Activity Based Costing
System: Some Key Issues
Penggerak Biaya
● Tingkat Korelasi
● Biaya Pengukuran
● Efek Perilaku

14
1
W
aw
an
In
f
ca
d or ra
w ala m a
m aw m s si da
or asin anc iste yan
ga g ar m g
n
n i -m a e A d i g je
sa a k B u ja
s s C n
si i n t e
g ns aw a ka
de if ln n
pa d e ya y a
rte ng b ng
m an era di
en k sa gu
k
ke
rt
as
ABC
pe ary l d na
nd aw ari ka
uk an n

2
un d
g i
St
or
y
M
B
oa
m eru rd
ya eng pa
hu ng em kan
bu s e ba p
n g c a n g ro s
an ra ka ed
a n v is n d u r
ta u a i a y a
r a l m gr ng
kt e am d
iv wa a ig
it a k lu u n
s ili r p k a
ak ro n
t i v se u n
i t a s t tu k
3 s d erp
a n e ri
nc
i,
Ti
m
pr
S oy
le ebu
b a
ek
ya ih h A
m n g m u ti m BC
se end leb ng pr
lu ap ih ki oy
ru a b n e
h tk a i u n k m
M
or an k tu u
Mengumpulan data

ga k te k lt
ul
ni re tap m id
tid
sa di i er isi
b
si. il ju an pl isi
i t a g a ca in pl
s u m n g ti d in
nt em si ak
u k b a st e h
s is ntu m a n y
te d AB a
m al C
ba am
ru
di
15
Kamus kegiatan dan
daftar kegiatan
● Kamus Aktivitas
Merumuskan kegiatan dan membantu dalam
implementasi biaya berbasis kegiatan
● Tagihan Aktivitas
Berupa daftar lengkap mengenai produk dan
layanan yang di produksi

16
4
Activity Based Management
Activity Based Management

Activity Based Management (ABM) melibatkan setiap


penggunaan informasi ABC untuk mendukung strategi
organisasi, meningkatkan operasi, atau mengelola aktivitas
dan biaya yang dihasilkannya. Salah satu cara untuk
menggambarkan hubungan antara ABC dan ABM adalah
dalam model ABC dua dimensi.

18
19
Activity Based Management

Tujuan penting dari manajemen berbasis aktivitas adalah


untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas dan
biaya yang tidak bernilai tambah.

20
Activity Based Management

Langkah untuk menghilangkan biaya non-nilai tambah:

1. Mengidentifikasi aktivitas
2. Mengidentifikasi aktivitas non-nilai tambah
3. Memahami keterkaitan aktivitas, akar penyebab, dan
pemicu
4. Melaporkan biaya non-nilai tambah
5
Customer Profitability
Analysis
CUSTOMER PROFITABILITY
ANALYSIS/ANALISIS
PROFITABILIATS PELANGGAN

Analisis profitabilitas pelanggan menggunakan Activity Based


Costing untuk menentukan aktivitas, biaya, dan laba yang terkait
dengan melayani pelanggan tertentu. Customer profitability analysis
umumnya di terapkan pada bisnis di sector SaaS (Software as a
Service) yang menitik beratkan pada akusisi customer daripada
bisnis retail yang parameternya adalah banyaknya jumlah produk
yang terjual. Penerapan metode ini akan memberikan hasil
yang mengejutkan, karena seringkali terjadi, ternyata
pelanggan besar bukanlah pemberi keuntungan terbesar.

23
PENERAPAN CUSTOMER
POFITABILITY ANALYSIS

Langkah Pertama : Annual Profit = Total Pendapatan–Biaya Melayani


Customer

Langkah Kedua : Customer Profitability Analysis = Annual Profit x


Lama Waktu Kerjasama

24
TUJUAN CUSTOMER
PROFITABILITAS ANALYSIS

1. Untuk mengukur profitabilitas dari konsumen yang telah ada


atau tipe konsumen yang sudah ada.
2. Untuk mengidentifikasi efektif atau tidaknya konsumen dengan
aktivitas yang berhubungan.
6
Activity Based Costing in
the Service Industry: Time-
Driven Activity
Based Costing
Activity Based Costing in the Service Industry: Time-Driven
Activity Based Costing

Versi ABC yang telah menemukan penerimaan luas dalam


pengaturan industri jasa disebut time drive activity based
costing (TDABC). Di TDABC, biaya umumnya diasumsikan
didorong oleh waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai kegiatan. Tarif overhead per unit waktu (biasanya
biaya per menit) dapat dihitung dengan membagi biaya
overhead produksi dengan kapasitas praktis sumber daya
perusahaan yang dinyatakan dalam waktu (menit).

27
Activity Based Costing in the Service Industry: Time-Driven
Activity Based Costing

Pendekatan TDABC memiliki dua keunggulan utama dibandingkan ABC konvensional:

a. Jauh lebih mudah untuk mengumpulkan data sumber daya dan aktivitas berbasis waktu

b. Karena tingkat driver biaya berbasis waktu dihitung berdasarkan kapasitas praktis dari sumber daya
(seringkali manusia) yang disediakan untuk melakukan kegiatan, sistem TDABC tidak akan menetapkan
biaya untuk produk atau layanan untuk kapasitas yang (atau seharusnya) tidak digunakan.

Keuntungan terakhir memiliki manfaat ganda untuk menetapkan lebih sedikit biaya untuk produk atau
layanan.

28
7
Ethical Issues Surronding
Activity-Based Costing
Ethical Issues Surronding Activity-Based Costing
Benturan Kepentingan: Tantangan Etis dalam Melakukan Perubahan Produk

Korporasi harus mengatur diri untuk kembali sesuai dengan perubahan persyaratan lingkungan dan waktu.
Meskipun penelitian ini dilakukan dengan penuh keyakinan dan laporan didukung penuh oleh fakta dan
angka, beberapa manajer tidak menyetujuinya karena pandangan mereka yang bias. Sejak mengambil
keputusan untuk menutup lini produk tertentu sesuai dengan rekomendasi Proyek ABC, beberapa
pengambil keputusan sendiri telah terpengaruh. Secara tidak langsung, orang yang diuntungkan atau
sebaliknya dari keputusan tersebut, diminta untuk memutuskan masalahnya. Seperti yang diharapkan,
mereka memutuskan untuk melindungi kepentingan mereka sendiri dan mengorbankan kepentingan
seluruh perusahaan.

30
Jawaban Case
5-67
1.
Activity-based costing (ABC) berbeda dari traditional costing karena
berfokus pada kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya sebagai
pendorong biaya dasar. ABC adalah proses penugasan biaya dua tahap
yang berfokus pada kausalitas dan penentuan pengemudi biaya.
Biasanya

menggunakan beberapa kegiatan yang berbeda untuk menetapkan


biaya untuk produk atau layanan. Oleh karena itu, activity based
costing

lebih rinci dan lebih akurat daripada traditional costing. Ini juga
membantu manajer membedakan antara kegiatan nilai tambah dan
non-nilai tambah. 32
2.

33
3.

34
4

35
Jawaban Case
5-68
1.

37
2.

38

39
3. Target Harga Baru

Standard model = $96.82 x 110% = $106.502

Deluxew Model = $43775 x 110% = $481.525

Heavy-duty Model = $226.12 x 110% = $248.732

Targe harga baru model standar sebesar $1106, 502 yang mana
target harga baru lebih rendah dari harga saat in $115.5 sedangjan
deluxe model sebesar $481.525 yang lebuh tinggi dari harga saat ini
$236.5

40
4.
MOMERANDUM

Tanggal : Hari ini

Untuk : President Morelli Electric Motor Corporation

Subjek : Product Costing

Bedasarkan data yang disajikan menggunaka product cost based on tradisional, volume based costing
system menunjukkan bahwa model standar tidak teralu menguntungkan. Margin aktual yang dilaporkan hanya
%5. Namun, kesimpulan yang benar itu tergantung pada keakuratan data atau biaya produk yang dilaporkan oleh
sistem biaya produksi perusahaan. Bisa dilihat bahwa pesaing kita menjual motor dengan model standard harga
$106. Secaa substansial biaya produk mereka lebih rendah dai biaya yang kita laporkan sebelumnya. Dengan
target harga yang lebih rendah dari harga saat ini menggunakan metode activity-based costing, memperlihatkan
bahwa baiay produk model standar hanya $96,82 yang berarti target harga bisa mencapai $106,50. Haga ini lebih
rendah dari yang sebelumnya dan sama dengan penjual lainnya,

41
5.
Dengan beralih ke sistem Activity Based Costing (sistem ABC), harga
jalur standar turun menjadi $106 dan jalur Heavy-duty menjadi $249.
Namun, lini produk Deluxe mencapai kenaikan harga 49%. Namun,
lini produk Deluxe memang membutuhkan sistem produksi yang
detail dan kompleks dengan kualifikasi tinggi. Dapat dilihat bahwa
hasil akhir yang sama antara Sistem ABC dan Sistem Tradisional, dan
biaya lebih terfokus pada jalur Deluxe. Saran kami menggunakan
sistem ABC tetapi menambah jumlah lini produk Deluxe agar jumlah
produksi tidak terlalu banyak dengan tetap menjaga kualitas produksi.

42
Thankyou!

43

Anda mungkin juga menyukai