Anda di halaman 1dari 38

ETIKA PROFESIONAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan dan Asuransi


Dosen Pengampu : Prof. Drs. Tarmizi Achmad, M.B.A., Ph.D.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Addien Safriya Ramadhani (12030120120038)
2. Azzahra Difa (12030120130178)
3. Ivana Devona (12030120130287)
4. Tasya Purnama Sari Br. Simbolon (12030120130176)
5. Ridho Achmad Suparyadi (12030120140208)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang
berjudul “Profesi CPA”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengauditan dan Asurans I dengan dosen pengampu Prof. Drs.
Tarmizi Achmad, MBA., PhD., CA., CPA., CFE., CFrA., CPI.

Penulis dengan seluruh kerendahan hati sadar bahwa terdapat beberapa hal
yang mungkin kurang berkenan dikarenakan pengetahuan penulis yang masih
terbatas oleh pengalaman penulis sehingga mungkin adanya ketidaksempurnaan
dalam pembuatan Makalah ini. Apabila ada kritik dan saran yang membangun
maka akan penulis terima agar menciptakan hasil yang lebih baik. Semoga
Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Semarang, 15 Maret 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 Etika .............................................................................................................1

A. Definisi Etika ....................................................................................................1

B. Kebutuhan akan Etika.......................................................................................1

C. Mengapa Orang Bertindak Tidak Etis ..............................................................2

BAB 2 Dilema Etika ................................................................................................3

A. Pengertian Delima Etika ...................................................................................3

B. Menyelesaikan Dilema Etika ............................................................................4

BAB 3 Kebutuhan Khusus Untuk Perilaku Etis Dalam Profesi ..............................5

A. Pentingnya Perilaku Etis Bagi Profesi Akuntansi .............................................5

B. Perbedaan antara Perusahaan CPA dan profesional Lainnya ...........................5

C. Cara Akuntan Publik Didorong untuk Memperlakukan Diri Mereka secara


Profesional ........................................................................................................6

BAB 4 Kode Etik Profesional ..................................................................................8

A. Pengertian Kode Etik Professional ...................................................................8

B. Prinsip-Prinsip Perilaku Profesional .................................................................9

C. Kerangka Konseptual untuk Aturan Perilaku .................................................10

D. Ancaman terhadap Kepatuhan ........................................................................11

E. Pengamanan ....................................................................................................12

F. Aturan Idepedensi ...........................................................................................13

BAB 5 Sarbanes–Oxley dan Persyaratan Independensi Terkait ............................17

A. Sarbanes–Oxley Act dan Ketentuan SEC yang Membahas Independensi


Auditor ............................................................................................................17
B. Belanja Prinsip Akuntansi...............................................................................20
C. Keterlibatan dan Pembayaran Biaya Audit oleh Manajemen .........................21

iii
BAB 6 Pelaksanaan ................................................................................................22
A. Tindakan Oleh Divisi Etika Profesional AICPA ............................................22
B. Tindakan Oleh Dewan Akuntansi Negara ......................................................23
C. Tindakan Penegakan PCAOB .........................................................................23
BAB 7 Aturan Perilaku Lainnya ............................................................................25
A. Integritas dan Objektivitas ..............................................................................25
B. Aturan Standar Umum ...................................................................................26
C. Kepatuhan dengan aturan Standar...................................................................26
D. Aturan prinsip akuntansi (Seorang Anggota Tidak Boleh).............................27
E. Aturan Informasi Klien Rahasia .....................................................................27
F. Kebutuhan akan Kerahasiaan ..........................................................................28
G. Pengecualian Terhadap Kerahasiaan ..............................................................28
H. Aturan Biaya Kontinjensi ...............................................................................29
I. Komisi dan aturan Biaya rujukan....................................................................30
J. Iklan dan Aturan Permohonan Bentuk Lain ...................................................31
K. Bentuk Organisasi dan Aturan Nama..............................................................32
L. Tindakan Aturan yang mendiskreditkan ........................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................34

iv
BAB 1
ETIKA

A. Definisi Etika
Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip atau nilai
moral. Contoh perangkat prinsip atau nilai moral yang ditentukan termasuk
undang-undang dan peraturan, doktrin gereja, kode etik bisnis untuk kelompok
profesional seperti CPA, dan kode etik dalam organisasi.
Berikut ini adalah enam nilai etika inti yang diasosiasikan oleh Josephson
Institute dengan perilaku etis :
1. Kepercayaan meliputi kejujuran, integritas, reliabilitas, dan loyalitas.
2. Rasa hormat mencakup pengertian seperti kesopanan, kesopanan, kesopanan,
martabat, otonomi, toleransi, dan penerimaan.
3. Tanggung jawab berarti bertanggung jawab atas tindakan seseorang dan
menahan diri.
Prinsip-prinsip ini dikembangkan oleh Josephson Institute of Ethics, sebuah
organisasi keanggotaan nirlaba untuk peningkatan kualitas etika masyarakat.
Sudah merupakan hal yang wajar bagi seseorang memiliki perbedaan dalam
prinsip dan nilai moral mereka dan kepentingan relatif yang mereka lekatkan pada
prinsip-prinsip ini. Perbedaan ini mencerminkan pengalaman hidup, keberhasilan
dan kegagalan, serta pengaruh orang tua, guru, dan teman.

B. Kebutuhan akan Etika


Perilaku etis diperlukan agar masyarakat berfungsi secara tertib. Dapat
dikatakan bahwa etika adalah perekat yang menyatukan masyarakat. Bayangkan,
misalnya, apa yang akan terjadi jika kita tidak bisa bergantung pada orang yang
kita hadapi secara jujur. Jika orang tua, guru, majikan, saudara kandung, rekan
kerja, dan teman semuanya secara konsisten berbohong, hampir tidak mungkin
terjadi komunikasi yang efektif.
Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak
nilai etika yang dianut umum dimasukkan ke dalam undang-undang.

1
C. Mengapa Orang Bertindak Tidak Etis
Kebanyakan orang mendefinisikan perilaku tidak etis sebagai perilaku yang
berbeda dari apa yang mereka yakini sesuai dengan keadaan. Masing-masing dari
kita memutuskan untuk diri kita sendiri apa yang kita anggap sebagai perilaku
yang tidak etis, baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Ada dua alasan
utama mengapa orang bertindak tidak etis :
1. Standar Etika Seseorang Berbeda dari Masyarakat Umum
Contoh : pengedar narkoba, perampok bank, dan pencuri. Contoh lain adalah
ketika orang menipu dalam pengembalian pajak mereka, memperlakukan
orang lain dengan permusuhan, berbohong pada resume dan aplikasi
pekerjaan, atau tampil di bawah tingkat kompetensi mereka sebagai
karyawan, kebanyakan dari kita menganggap itu sebagai perilaku yang tidak
etis.
2. Orang tersebut Memilih untuk Bertindak Egois
Contoh : Orang A menemukan tas kerja di bandara berisi surat-surat penting
dan $1.000. Dia melemparkan tas kerja dan menyimpan uangnya. Dia
membual kepada keluarga dan teman-temannya tentang nasib baiknya. Nilai-
nilai Orang A mungkin berbeda dari kebanyakan masyarakat. Orang B
menghadapi situasi yang sama tetapi merespons secara berbeda. Dia
menyimpan uangnya tetapi meninggalkan tasnya di tempat yang mencolok.
Dia tidak memberitahu siapa pun dan membelanjakan uangnya untuk pakaian
baru. Kemungkinan besar Orang B telah melanggar standar etikanya sendiri,
tetapi dia memutuskan bahwa uang itu terlalu penting untuk dilewatkan. Dia
telah memilih untuk bertindak egois.

2
BAB 2
DILEMA ETIKA

A. Pengertian Delima Etika


Dilema etika adalah situasi di mana seseorang dihadapi pada sebuah
keputusan yang harus dibuat mengenai perilaku yang sesuai. Contoh sederhana
dari dilema etika adalah ditemukannya cincin berlian, yang meminta kita
memutuskan apakah perlu untuk menemukan pemiliknya atau untuk disimpan
saja.
Auditor, akuntan, dan pebisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika
dalam karir bisnis mereka. Berurusan dengan klien yang mengancam akan
mencari auditor baru kecuali opini tanpa modifikasi dikeluarkan menghadirkan
dilema etika jika opini tanpa modifikasi tidak sesuai.
Tetap menjadi bagian dari manajemen perusahaan yang melecehkan dan
menganiaya karyawan atau memperlakukan pelanggan secara tidak jujur adalah
dilema etika, terutama jika orang tersebut memiliki keluarga untuk dinafkahi dan
pasar kerja ketat.
Ada cara alternatif untuk menyelesaikan dilema etika, tetapi harus berhati-
hati untuk menghindari metode yang rasionalisasi perilaku tidak etis. Berikut ini
adalah metode rasionalisasi yang umum digunakan yang dapat dengan mudah
mengakibatkan perilaku tidak etis:
1. Semua Orang Melakukannya.
Argumen bahwa memalsukan pengembalian pajak adalah perilaku yang dapat
diterima, menyontek saat ujian, atau menjual produk cacat biasanya
didasarkan pada rasionalisasi bahwa orang lain melakukannya dan karena itu
dapat diterima perilaku yang biasanya dilakukan yaitu contohnya
memalsukan pengembalian pajak, menyontek saat ujian, atau menjual produk
cacat. biasanya didasarkan pada rasionalisasi bahwa orang lain melakukannya
dan karena itu dapat diterima.

3
2. Jika Legal, Itu Etis.
Menggunakan argumen bahwa semua perilaku legal adalah etis bergantung
sangat mementingkan kesempurnaan undang-undang. Contohnya, seorang
tidak akan memiliki kewajiban untuk mengembalikan benda yang hilang
kecuali orang lain dapat membuktikan bahwa itu adalah miliknya
3. Kemungkinan Penemuan dan Konsekuensi.
Filosofi ini bergantung pada evaluasi kemungkinan bahwa orang lain akan
menemukan perilaku tersebut. Biasanya, orang tersebut juga menilai berat
ringannya hukuman (konsekuensi) jika ada penemuan. Contohnya, seperti
membetulkan tagihan bill berlebih yang tidak sengaja ketika pelanggan
membayar penuh

B. Menyelesaikan Dilema Etika


Kerangka kerja formal telah dikembangkan untuk membantu orang
menyelesaikan dilema etika. Tujuan dari kerangka kerja tersebut adalah untuk
membantu mengidentifikasi masalah etika dan memutuskan suatu tindakan yang
tepat dengan menggunakan nilai-nilai orang itu sendiri. enam langkah pendekatan
sederhana untuk menyelesaikan dilema etika:
1. Dapatkan fakta yang relevan.
2. Identifikasi masalah etika dari fakta.
3. Tentukan siapa yang terpengaruh oleh hasil dilema dan bagaimana setiap
orang atau kelompok terpengaruh.
4. Identifikasi alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan
dilema.
5. Identifikasi kemungkinan konsekuensi dari setiap alternatif.
6. Putuskan tindakan yang tepat.

4
BAB 3
KEBUTUHAN KHUSUS UNTUK PERILAKU ETIS DALAM
PROFESI

A. Pentingnya Perilaku Etis Bagi Profesi Akuntansi


Perilaku etis berkaitan dengan perilaku profesional. Istilah profesional
berarti tanggung jawab atas perilaku yang melampaui pemenuhan tanggung jawab
individu dan melampaui persyaratan hukum dan peraturan masyarakat kita. Dan
Profesional diharapkan untuk berperilaku pada tingkat yang lebih tinggi daripada
kebanyakan masyarakat lainnya.
Seorang CPA, sebagai seorang profesional, mengakui tanggung jawab
kepada publik, kepada klien, dan rekan praktisi, termasuk perilaku terhormat,
bahkan jika itu berarti pengorbanan pribadi.
Alasan untuk harapan perilaku profesional tingkat tinggi oleh setiap profesi
adalah kebutuhanakan kepercayaan publik terhadap kualitas layanan oleh profesi,
terlepas dari individu yang menyediakannya.
Untuk CPA, sangat penting bahwa klien dan pengguna laporan keuangan ek
sternal memiliki kepercayaan pada kualitas audit dan lainnya Layanan. Jika pengg
una layanan tidak memiliki kepercayaan pada dokter, hakim, atau CPA, Kemamp
uan para profesional untuk melayani klien dan publik secara efektif berkurang.
B. Perbedaan antara Perusahaan CPA dan profesional Lainnya
Perbedaan yang ditekankan pada bahasan kali ini ialah mengenai hubungan
Kantor Akuntan Publik dengan para klien. Sebagai contoh untuk pembanding
terkait profesional lainnya ialah pengacara. Seorang pengacara dibayar oleh klien
dan memiliki tugas utama untuk membela kliennya. Sementara dalam kantor
akuntan publik mereka dibayar oleh klien namun tidak serta merta membela atas
laporan keuangan yang diaudit.
manfaat utama dari audit adalah pernyataan pengguna laporan keuangan
Seringkali, auditor tidak mengetahui atau memiliki kontak dengan penggunan
laporan keuangan. tetapi sering mengadakan pertemuan dan hubungan yang
berkelanjutan dengan klien.

5
C. Cara Akuntan Publik Didorong untuk Memperlakukan Diri Mereka
secara Profesional
Di Amerika Serikat, dua faktor yang paling berpengaruh ditunjukkan pada
Gambar di bawah adalah Kode Etik Profesional AICPA dan PCAOB dan SEC.
Kode Profesi Perilaku dimaksudkan untuk memberikan standar perilaku bagi
semua anggota AICPA. Itu PCAOB berwenang untuk menetapkan standar etika
dan independensi bagi auditor dari perusahaan publik, dan SEC juga memainkan
peran penting dalam membangun independensi standar untuk auditor perusahaan
publik.
Di tingkat internasional, Dewan Standar Etika Internasional untuk Akuntan
(IESBA), badan penetapan standar independen dalam Internasional Federation of
Accountants (IFAC), menetapkan standar dan pedoman etika dan mendorong
debat internasional tentang masalah etika yang dihadapi oleh akuntan melalui
Kode Etiknya Etika Profesi Akuntan. Sebagai badan anggota IFAC, AICPA setuju
untuk standar etika yang setidaknya seketat standar etika IESBA. Ketika CPA di
Amerika Serikat harus mengikuti Kode AICPA, Etika Profesional AICPA.
Selain itu terdapat beberapa cara profesi dan masyarakat mendorong
akuntan publik berperilaku pada tingkat yang tinggi, yaitu :

1. Standar pengauditan dan interpretasi


2. Persyaratan pendidikan yang berkelanjutan
3. Kewajiban hukum

6
4. Praktik AICPA dan pusat mutu
5. Kode perilaku profesional
6. PCAON dan SEC
7. Peer review
8. Pengendalian mutu
9. Ujian CPA

7
BAB 4
KODE ETIK PROFESIONAL

A. Pengertian Kode Etik Professional


Kode terdiri dari prinsip dan aturan. Prinsip-prinsip tersebut memberikan
kerangka kerja untuk aturan yang mengatur kinerja tanggung jawab profesional
CPA. Anggaran rumah tangga AICPA mengharuskan anggota mematuhi aturan
Kode.

Bagian Penerapan Isi Utama

Kata Pengantar Semua Anggota Prinsip Perilaku Profesional

Anggota dalam Aturan dan Interpretasi Kerangka


Bagian 1
Praktik Publik Konseptual

Anggota dalam Kerangka Konseptual Aturan dan


Bagian 2
Bisnis Interpretasi

Bagian 3 Anggota lain Aturan dan Interpretasi

Beberapa definisi dari Kode AICPA disajikan untuk membantu Anda memahami
dan menafsirkan aturan.
1. Klien.
Setiap orang atau entitas, selain pemberi kerja anggota, yang melibatkan
anggota atau firma anggota untuk melaksanakan jasa profesional.
2. Perusahaan.
Suatu bentuk organisasi yang diizinkan oleh undang-undang atau peraturan
yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Council of the American
Institute of Certified Public Accountants yang terlibat dalam praktik publik.
Suatu firma menyertakan mitra individunya, kecuali untuk tujuan penerapan
aturan tentang independensi.
3. Institut.
Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika
4. Anggota.

8
Seorang anggota, anggota asosiasi, atau asosiasi internasional dari American
Institute of Certified Public Accountants.
5. Praktek Publik.
Terdiri dari kinerja layanan profesional untuk klien oleh anggota atau firma
anggota.

B. Prinsip-Prinsip Perilaku Profesional

Prinsip Deskripsi

Tanggung Dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai


Jawab profesional, anggota harus menggunakan pertimbangan
profesional dan moral yang sensitif dalam semua aktivitas
mereka.

Kepentingan Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dengan


Umum cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap
profesionalisme.

Integritas Untuk memelihara dan memperluas kepercayaan publik,


anggota harus melaksanakan semua tanggung jawab
profesional dengan integritas tertinggi.

Objektivitas Seorang anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari


dan konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab
Independensi profesional. Seorang anggota dalam praktik publik harus
independen dalam fakta dan penampilan ketika memberikan
audit dan jasa atestasi lainnya.

Kehati- Seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etika


hatian profesi, berusaha terus menerus untuk meningkatkan
kompetensi dan kualitas layanan, dan melaksanakan tanggung
jawab profesional dengan kemampuan terbaik anggota.

9
Lingkup dan Seorang anggota dalam praktik publik harus mematuhi prinsip-
Sifat prinsip Kode Etik Profesional dalam menentukan ruang
Layanan lingkup dan sifat layanan yang akan diberikan.

C. Kerangka Konseptual untuk Aturan Perilaku


Meskipun interpretasi aturan mengatasi banyak situasi yang dapat
mengancam kepatuhan terhadap aturan, mereka tidak dapat mengatasi semua
keadaan seperti itu. Untuk membantu anggota dalam keadaan seperti itu, Kode
mencakup pendekatan kerangka kerja konseptual berikut bagi anggota untuk
mengevaluasi ancaman terhadap kepatuhan terhadap Kode.
1. Identifikasi ancaman.
Ketika seorang anggota menghadapi suatu hubungan atau keadaan yang
tidak secara khusus ditangani oleh suatu aturan atau interpretasi, anggota
tersebut harus mengevaluasi apakah hubungan atau keadaan tersebut
menciptakan ancaman untuk mengikuti aturan tersebut.
2. Mengevaluasi signifikansi ancaman.
Dalam mengevaluasi signifikansi suatu ancaman, anggota harus menentukan
apakah ancaman tersebut berada pada tingkat yang dapat diterima. Ancaman
berada pada tingkat yang dapat diterima ketika pihak ketiga yang masuk akal
dan berpengetahuan luas yang mengetahui informasi yang relevan
diharapkan untuk menyimpulkan bahwa ancaman tersebut tidak akan
membahayakan kepatuhan anggota terhadap aturan.
3. Mengidentifikasi dan menerapkan pengamanan.
Jika anggota menyimpulkan bahwa ancaman tersebut tidak pada tingkat yang
dapat diterima, anggota harus menerapkan pengamanan untuk
menghilangkan ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima.

10
D. Ancaman Terhadap Kepatuhan

Ancaman Definisi Contoh

Kepentingan Ancaman bahwa anggota tidak akan Seorang pejabat,


yang bertindak secara objektif karena direktur, atau
merugikan kepentingan anggota bertentangan pemegang saham
dengan kepentingan klien. signifikan
berpartisipasi dalam
litigasi terhadap
perusahaan.

Pembelaan Ancaman bahwa seorang anggota Seorang anggota


akan mempromosikan kepentingan mendukung layanan
atau posisi klien ke titik di mana atau produk klien.
objektivitas atau independensinya
dikompromikan.

Keakraban Ancaman bahwa, karena hubungan Teman dekat anggota


yang lama atau dekat dengan klien, dipekerjakan oleh
seorang anggota akan menjadi terlalu klien.
bersimpati pada kepentingan klien
atau terlalu menerima pekerjaan atau
produk klien.

Partisipasi Ancaman bahwa seorang anggota Karena kehilangan


manajemen akan mengambil peran sebagai personel klien, klien
manajemen klien atau dengan cara meminta perusahaan
lain memikul tanggung jawab anggota untuk
manajemen, seperti yang mungkin membantu aktivitas
terjadi selama perikatan untuk akuntansi, termasuk
memberikan jasa tanpa atestasi. otorisasi transaksi.

11
E. Pengamanan
Setelah mengevaluasi signifikansi suatu ancaman, jika anggota
menyimpulkan bahwa ancaman tersebut tidak pada tingkat yang dapat diterima,
anggota harus mengidentifikasi pengamanan yang menghilangkan ancaman atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pengamanan terbagi dalam tiga
kategori besar:
1. Perlindungan yang dibuat oleh profesi, undang-undang, atau peraturan.
2. Perlindungan yang diterapkan oleh klien.
3. Perlindungan yang diterapkan oleh perusahaan, termasuk kebijakan dan
prosedur untuk menerapkan persyaratan profesional dan peraturan.
 Interpretasi Aturan Perilaku
Kebutuhan akan interpretasi aturan perilaku muncul ketika sering
ada pertanyaan dari praktisi tentang aturan tertentu. Komite Eksekutif
Etika Profesional AICPA menyiapkan setiap interpretasi berdasarkan
konsensus komite yang terdiri dari praktisi akuntan publik. Interpretasi
memberikan pedoman tentang ruang lingkup dan penerapan aturan, dan
anggota harus membenarkan setiap penyimpangan dalam sidang disipliner.
 Penerapan Aturan Perilaku
Aturan untuk anggota dalam praktik publik berlaku untuk jasa
atestasi dan, kecuali dinyatakan lain, berlaku untuk semua jasa yang
diberikan oleh kantor akuntan publik seperti pajak dan jasa manajemen.
Pengecualian yang paling menonjol adalah Aturan Independensi, yang
mensyaratkan independensi hanya ketika AICPA telah menetapkan
persyaratan independensi melalui badan pembuat aturannya, seperti
Dewan Standar Audit. AICPA mensyaratkan independensi hanya untuk
perikatan atestasi. Misalnya, perusahaan CPA dapat melakukan layanan
manajemen untuk perusahaan di mana mitra memiliki saham. Tentu saja,
jika kantor akuntan publik juga melakukan audit, itu melanggar
persyaratan independensi untuk jasa atestasi.

12
F. Aturan Idepedensi.
Kantor akuntan publik diharuskan independen untuk layanan tertentu yang
mereka berikan, tetapi tidak untuk layanan lain. Frasa terakhir dalam Aturan
Kemerdekaan, “seperti yang dipersyaratkan oleh standar yang diumumkan oleh
badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan,” adalah cara yang nyaman bagi AICPA
untuk memasukkan atau mengecualikan persyaratan independensi untuk berbagai
jenis layanan. Misalnya, Dewan Standar Audit mengharuskan auditor laporan
keuangan historis independen.
1. Kepentingan Finansial
Kode AICPA melarang anggota yang dilindungi untuk memiliki saham atau
investasi langsung lainnya dalam klien audit terlepas dari materialitas karena
berpotensi merusak independensi audit aktual (kemandirian pikiran), dan
tentu saja kemungkinan akan mempengaruhi persepsi pengguna tentang
independensi auditor (kemandirian dalam penampilan).
2. Anggota Tertanggung
Larangan kepentingan keuangan langsung berlaku untuk anggota tertutup
dalam posisi untuk mempengaruhi perikatan atestasi. Anggota yang tercakup
termasuk yang berikut:
 Individu dalam tim perikatan atestasi,
 Seorang individu dalam posisi untuk mempengaruhi perikatan atestasi,
seperti individu yang mengawasi atau mengevaluasi rekan perikatan,
 Mitra atau manajer yang menyediakan lebih dari 10 jam layanan non-
pengesahan kepada klien dalam satu tahun fiskal,
 Rekan di kantor rekan yang bertanggung jawab atas perikatan atestasi,
 Perusahaan dan rencana imbalan kerja,
 Entitas yang dapat dikendalikan oleh salah satu anggota tercakup yang
tercantum di atas atau oleh dua atau lebih individu atau entitas tercakup
yang beroperasi bersama.
Misalnya, seorang anggota staf di kantor akuntan publik nasional dapat
memiliki saham di perusahaan klien dan tidak melanggar Aturan
Independensi jika anggota staf tersebut tidak terlibat dalam perikatan. Namun,
jika anggota staf ditugaskan untuk perikatan atau menjadi mitra di kantor

13
rekan yang bertanggung jawab atas perikatan atestasi, dia harus melepaskan
saham atau KAP tidak lagi independen dari klien tersebut.
3. Kepentingan Finansial Langsung versus Tidak Langsung
Kepemilikan saham atau saham ekuitas lainnya dan surat utang oleh anggota
atau keluarga dekat mereka disebut kepentingan keuangan langsung.
Misalnya, jika salah satu mitra di kantor tempat audit dilakukan atau
pasangan mitra tersebut memiliki kepentingan keuangan di suatu perusahaan,
kantor akuntan publik dilarang untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan perusahaan tersebut. Kepentingan keuangan tidak langsung ada
ketika ada hubungan kepemilikan yang dekat, tetapi tidak langsung, antara
auditor dan klien. Contoh kepentingan kepemilikan tidak langsung adalah
kepemilikan anggota yang ditanggung atas reksa dana yang memiliki
investasi pada klien.
4. Material atau Immaterial
Materialitas mempengaruhi apakah kepemilikan merupakan pelanggaran
independensi hanya untuk kepemilikan tidak langsung. Materialitas harus
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kekayaan dan pendapatan anggota.
Misalnya, jika anggota yang dilindungi memiliki sejumlah besar kekayaan
pribadinya yang diinvestasikan dalam reksa dana dan dana tersebut memiliki
posisi kepemilikan yang besar di perusahaan klien, pelanggaran Kode
mungkin terjadi.
5. Kepentingan Finansial Kerabat Dekat
Kepentingan kepemilikan dari anggota keluarga dekat biasanya tidak
mengganggu independensi kecuali jika anggota tersebut mengetahui atau
memiliki alasan untuk percaya bahwa kepentingan kepemilikan itu material
bagi kerabat dekat atau memungkinkan kerabat dekat untuk memberikan
pengaruh yang signifikan atas klien atestasi. Aturan serupa berlaku untuk
perikatan audit atau mitra di kantor perikatan audit.
6. Masalah Kepentingan Keuangan Terkait
Beberapa interpretasi dari Aturan Independensi berurusan dengan aspek-
aspek tertentu dari keuangan dan hubungan lain antara personel kantor

14
akuntan publik dan klien. Beberapa masalah umum yang dihadapi oleh
anggota dirangkum dalam bagian ini.
 Prosedur Peminjaman Normal
 Mempekerjakan Anggota Keluarga Dekat dan Dekat
 Investasi Tertutup Bersama dengan Klien
 Direktur, Pejabat, Manajemen, atau karyawan Perusahaan
7. Konsultasi, Pembukuan, dan Layanan Tanpa Pengesahan Lainnya
Kantor akuntan publik harus menilai kesediaan dan kemampuan klien
untuk melakukan semua fungsi manajemen yang terkait dengan perikatan dan
harus mendokumentasikan pemahaman tersebut dengan klien. Pemahaman
tersebut harus mencakup deskripsi jasa, tujuan perikatan, setiap batasan
perikatan, tanggung jawab anggota, dan persetujuan klien untuk menerima
tanggung jawabnya.
Jika CPA mencatat transaksi dalam jurnal untuk klien, memposting
total bulanan ke buku besar, membuat entri penyesuaian, dan selanjutnya
melakukan audit, ada beberapa pertanyaan apakah CPA dapat independen
dalam peran audit. Interpretasi mengizinkan kantor akuntan publik untuk
melakukan pembukuan dan audit untuk klien audit perusahaan swasta. Klien
harus bertanggung jawab untuk mengotorisasi semua transaksi, termasuk
persiapan dan otorisasi dokumen sumber.
8. Litigasi Antara Kantor Cpa dan Klien
Litigasi oleh klien terkait dengan pajak atau jasa nonaudit lainnya untuk
jumlah yang tidak material, atau litigasi terhadap klien dan KAP oleh pihak
lain, biasanya tidak mengganggu independensi. Pertimbangan utama dalam
semua tuntutan tersebut adalah kemungkinan pengaruhnya terhadap
kemampuan klien, manajemen, dan personel Kantor Akuntan Publik untuk
tetap objektif dan berkomentar secara bebas.
9. Biaya yang belum dibayar
Interpretasi menunjukkan bahwa independensi dianggap terganggu jika biaya
yang ditagih atau tidak ditagih tetap tidak dibayar untuk jasa profesional yang
diberikan lebih dari satu tahun sebelum tanggal laporan. Biaya yang belum

15
dibayar tersebut dianggap sebagai pinjaman dari auditor kepada klien dan
oleh karena itu merupakan pelanggaran independensi.
10. Jaringan Perusahaan
Perusahaan audit sering bergabung dengan kelompok atau asosiasi yang lebih
besar dari perusahaan lain untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
memberikan layanan profesional. Perusahaan jaringan diharuskan
independen dari audit dan tinjauan. klien dari perusahaan jaringan lain. Untuk
klien atestasi lainnya, anggota yang dilindungi harus menerapkan kerangka
konseptual untuk menilai apakah ancaman terhadap independensi berada pada
tingkat yang dapat diterima.

16
BAB 5
SARBANES–OXLEY DAN PERSYARATAN INDEPENDENSI
TERKAIT

Auditor perusahaan publik harus mematuhi persyaratan independensi dari


Sarbanes–Oxley Act, serta persyaratan dari PCAOB dan SEC. SEC mengadopsi
aturan yang memperkuat independensi auditor yang konsisten dengan persyaratan
Sarbanes-Oxley Act. Aturan SEC lebih lanjut membatasi penyediaan layanan
nonaudit untuk klien audit, dan mereka juga mencakup pembatasan pekerjaan
mantan karyawan perusahaan audit oleh klien dan memberikan rotasi mitra audit
untuk meningkatkan independensi. PCAOB juga telah mengeluarkan aturan
independensi tambahan terkait dengan penyediaan layanan pajak tertentu

A. Sarbanes–Oxley Act dan Ketentuan SEC yang Membahas Independensi


Auditor
1. Layanan Non-audit
Sarbanes-Oxley Act dan aturan SEC membatasi, tetapi tidak sepenuhnya
menghilangkan, jenis layanan nonaudit yang dapat diberikan kepada klien audit
publik. Ada sembilan layanan yang dilarang :
 Pembukuan dan jasa akuntansi lainnya
 Desain dan implementasi sistem
 Jasa penilaian dan valuasi
 Jasa aktuaria
 Pengalihdayaan audit internal
 Fungsi manajemen atau sumber daya manusia
 Jasa pialang, dealer, penasihat investasi, atau bankir investasi
 Layanan hukum dan ahli yang tidak terkait dengan audit
 Layanan lain apa pun yang tidak diizinkan berdasarkan peraturan PCAOB
Kantor akuntan publik tidak dilarang melakukan layanan ini untuk
perusahaan swasta dan untuk perusahaan publik yang bukan klien audit. Selain
itu, KAP tetap dapat memberikan jasa lain yang tidak dilarang bagi klien audit
perusahaan publik. Layanan nonaudit yang tidak dilarang oleh Sarbanes–Oxley

17
Act dan peraturan SEC harus disetujui sebelumnya oleh komite audit
perusahaan. Selain itu, KAP tidak independen jika mitra audit menerima
kompensasi untuk menjual jasa kepada klien selain jasa audit, review, dan
atestasi.
Perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan dalam pernyataan proksi
mereka atau pengajuan tahunan dengan SEC jumlah total biaya audit dan
nonaudit yang dibayarkan kepada perusahaan CPA selama dua tahun terakhir.
Empat kategori biaya harus dilaporkan:
(1) biaya audit,
(2) biaya terkait audit,
(3) biaya pajak, dan
(4) semua biaya lainnya.
Biaya terkait audit adalah untuk layanan seperti surat kenyamanan
dan ulasan pengajuan SEC yang hanya dapat diberikan oleh perusahaan CPA.
Perusahaan juga diharuskan untuk memberikan rincian lebih lanjut dari
kategori "biaya lain" dan untuk memberikan informasi kualitatif tentang sifat
layanan yang diberikan
1. Komite Audit
Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan
yang dipilih yang tanggung jawabnya termasuk membantu auditor tetap
independen dari manajemen. Kebanyakan komite audit terdiri dari tiga
sampai lima, atau kadang-kadang sebanyak tujuh, direktur yang bukan
bagian dari manajemen perusahaan. Menanggapi persyaratan Sarbanes-
Oxley Act bahwa semua anggota komite audit independen, bursa saham
nasional mengubah aturan pencatatan mereka untuk mencerminkan
ketentuan tersebut. Sekarang, dengan pengecualian yang sangat terbatas,
komite audit perusahaan publik harus terdiri hanya dari anggota
independen, dan perusahaan harus mengungkapkan apakah komite audit
mencakup setidaknya satu anggota yang merupakan ahli keuangan.
Sarbanes-Oxley Act lebih lanjut mensyaratkan komite audit
perusahaan publik untuk bertanggung jawab atas penunjukan, kompensasi,
dan pengawasan pekerjaan dari auditor. Komite audit harus menyetujui

18
terlebih dahulu semua layanan audit dan nonaudit, dan bertanggung jawab
untuk mengawasi pekerjaan auditor, termasuk resolusi perselisihan yang
melibatkan pelaporan keuangan antara manajemen dan auditor. Auditor
bertanggung jawab untuk mengomunikasikan semua hal signifikan yang
diidentifikasi selama audit kepada komite audit.
Untuk perusahaan publik, aturan PCAOB mengharuskan
perusahaan CPA, sebelum dipilih sebagai auditor perusahaan, untuk
menjelaskan secara tertulis dan mendokumentasikan diskusi dengan
komite audit tentang semua hubungan antara perusahaan dan perusahaan,
termasuk eksekutif dalam posisi pelaporan keuangan, untuk menentukan
apakah ada penurunan independensi KAP. Jika dipilih sebagai auditor,
komunikasi ini harus dilakukan setidaknya setiap tahun. Secara kolektif,
ketentuan ini meningkatkan independensi dan peran komite audit dan
meningkatkan independensi auditor dengan secara efektif menjadikan
komite audit sebagai klien bagi perusahaan publik, bukan manajemen.
2. Konflik yang Timbul dari Hubungan Kerja
Mantan anggota tim audit yang bekerja untuk klien audit dapat
menimbulkan masalah independensi. Konsisten dengan persyaratan
Sarbanes-Oxley Act, SEC menambahkan satu tahun periode
"pendinginan" sebelum anggota tim perikatan audit dapat bekerja untuk
klien di posisi manajemen kunci tertentu. Hal ini memiliki implikasi
penting bagi auditor yang bekerja untuk kantor akuntan publik yang
menerima tawaran pekerjaan dari klien publik untuk posisi sebagai chief
executive officer, controller, chief financial officer, chief accounting
officer, atau posisi yang setara. Kantor CPA tidak dapat terus mengaudit
itu klien jika auditor menerima posisi tersebut dan telah berpartisipasi
dalam kapasitas apa pun dalam audit selama satu tahun sebelum
dimulainya audit. Ini tidak berpengaruh pada perusahaan CPA
kemampuan untuk melanjutkan audit jika mantan auditor menerima posisi
seperti asisten pengontrol atau akuntan tanpa tanggung jawab akuntansi
utama.

19
Berdasarkan aturan SEC yang ada sebelum Sarbanes-Oxley Act
dan berlanjut, KAP tidak independen sehubungan dengan klien audit jika
mantan mitra, prinsipal, pemegang saham, atau karyawan profesional KAP
tersebut menerima pekerjaan dengan klien jika dia memiliki kepentingan
keuangan berkelanjutan di kantor akuntan publik atau dalam posisi untuk
mempengaruhi operasi atau kebijakan keuangan kantor akuntan publik.
3. Rotasi Partner
Sebagaimana disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act, aturan
independensi SEC mengharuskan pemimpin dan rekan audit yang setuju
untuk merotasi perikatan audit setelah lima tahun. (Mitra yang menyetujui
tidak terlibat dengan kinerja aktual audit dan meninjau pekerjaan pada
penyelesaian audit.) Meskipun tidak dibahas dalam Sarbanes-Oxley Act,
SEC memerlukan "time-out" lima tahun untuk pemimpin dan mitra yang
setuju setelah rotasi sebelum mereka dapat kembali ke klien audit tersebut.
Mitra audit tambahan dengan keterlibatan signifikan dalam audit harus
dirotasi setelah tujuh tahun dan tunduk pada periode time-out dua tahun.
4. Kepentingan Kepimilikan
Aturan SEC tentang hubungan keuangan mengambil perspektif
pertunangan dan melarang kepemilikan dalam klien audit oleh orang-
orang yang dapat mempengaruhi audit. Aturan melarang kepemilikan apa
pun oleh orang yang dilindungi dan keluarga dekat mereka, termasuk (a)
anggota tim perikatan audit, (b) mereka yang berada dalam posisi untuk
mempengaruhi perikatan audit dalam rantai komando firm, (c) mitra dan
manajer yang memberikan lebih dari 10 jam layanan nonaudit kepada
klien, dan (d) mitra di kantor mitra yang terutama bertanggung jawab atas
perikatan audit. Aturan-aturan ini dirancang untuk memberikan aturan
yang bisa diterapkan yang masih menjaga independensi

B. Belanja Prinsip Akuntansi


Baik manajemen maupun perwakilan manajemen, seperti bankir investasi,

20
sering berkonsultasi dengan akuntan lain tentang penerapan prinsip akuntansi.
Meskipun konsultasi dengan akuntan lain adalah tepat, hal itu dapat menyebabkan
hilangnya independensi dalam keadaan tertentu.
Standar audit ditetapkan sebagainya persyaratan yang harus diikuti ketika
sebuah perusahaan CPA diminta untuk memberikan opini tertulis atau lisan
tentang penerapan prinsip akuntansi atau jenis opini audit yang akan dikeluarkan
untuk transaksi tertentu atau hipotetis dari klien audit dari Kantor CPA lain.
Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk meminimalkan kemungkinan manajemen
mengikuti praktik yang biasa disebut "belanja opini" dan untuk meminimalkan
potensi ancaman terhadap independensi dari jenis yang dijelaskan. Persyaratan
utama di antara persyaratannya adalah bahwa KAP yang dikonsultasikan harus
berkomunikasi dengan auditor entitas yang ada untuk memastikan semua fakta
yang tersedia yang relevan untuk membentuk pertimbangan profesional atas hal-
hal yang diminta untuk dilaporkan oleh KAP.

C. Keterlibatan dan Pembayaran Biaya Audit oleh Manajemen


Dapatkah auditor benar-benar independen dalam fakta dan penampilan jika
pembayaran biaya audit bergantung pada manajemen entitas? Mungkin tidak ada
jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan ini, tetapi hal ini menunjukkan
kesulitan untuk memastikan bahwa auditor independen. Alternatif untuk
keterlibatan KAP oleh komite audit dan pembayaran biaya audit oleh manajemen
mungkin adalah penggunaan auditor pemerintah atau kuasi-pemerintah. Semua
hal dipertimbangkan, dipertanyakan apakah fungsi audit akan dilakukan lebih baik
atau lebih murah oleh sektor publik.

21
BAB 6
PELAKSANAAN

Kegagalan untuk mengikuti aturan perilaku dapat mengakibatkan


pengusiran dari AICPA. Ini dengan sendirinya tidak mencegah CPA untuk
mempraktikkan akuntan publik, tetapi ini merupakan sanksi sosial yang penting.
Selain aturan perilaku, anggaran rumah tangga AICPA mengatur penangguhan
otomatis atau pengusiran dari AICPA untuk hukuman atas kejahatan yang dapat
dihukum penjara lebih dari satu tahun dan untuk berbagai kejahatan yang
berhubungan dengan pajak.

A. Tindakan Oleh Divisi Etika Profesional AICPA


Divisi Etika Profesional AICPA bertanggung jawab untuk menyelidiki
pelanggaran kode dan memutuskan tindakan disipliner. Investigasi divisi ini
dihasilkan dari informasi yang diperoleh terutama dari keluhan praktisi atau
individu lain, masyarakat negara bagian CPA, atau lembaga pemerintah. Seorang
anggota dapat secara otomatis dikenai sanksi tanpa penyelidikan jika anggota
tersebut telah didisiplinkan oleh lembaga pemerintah atau organisasi lain yang
telah diberikan wewenang untuk mengatur akuntan, seperti SEC dan PCAOB.
Ada dua tingkat utama tindakan disipliner. Untuk pelanggaran yang kurang
serius, dan mungkin tidak disengaja, divisi membatasi disiplin pada persyaratan
perbaikan atau tindakan perbaikan. Contohnya adalah kegagalan yang tidak
disengaja untuk memastikan bahwa klien audit kecil memasukkan semua
pengungkapan dalam laporan keuangannya, yang melanggar Aturan Prinsip
Akuntansi dari aturan perilaku. Divisi tersebut kemungkinan akan meminta
anggota untuk menghadiri sejumlah jam tertentu kursus pendidikan berkelanjutan
untuk meningkatkan kompetensi teknis. Tindakan disipliner tingkat kedua adalah
tindakan di hadapan Dewan Pengadilan Gabungan. Dewan ini berwenang untuk
memberhentikan sementara atau mengeluarkan anggota dari AICPA karena
berbagai pelanggaran etika profesi. Tindakan yang diambil oleh dewan, termasuk
sanksi otomatis, dilaporkan di bagian Tindakan Disiplin di situs Web AICPA,

22
termasuk nama dan lokasi orang yang diskors atau dikeluarkan dan alasan
tindakan tersebut.

B. Tindakan Oleh Dewan Akuntansi Negara


Bahkan yang lebih penting daripada pengusiran dari AICPA adalah aturan
perilaku, mirip dengan AICPA, yang telah ditetapkan oleh Dewan Akuntansi
masing-masing dari 50 negara bagian. Karena setiap negara bagian memberikan
lisensi kepada praktisi individu untuk berpraktik sebagai CPA, pelanggaran
signifikan terhadap kode etik Dewan Akuntansi negara bagian dapat
mengakibatkan hilangnya sertifikat CPA dan lisensi untuk praktik. Meski jarang
terjadi, kerugian tersebut membuat praktisi tersingkir dari akuntan publik.
Sebagian besar negara bagian mengadopsi aturan perilaku AICPA, tetapi beberapa
memiliki kode yang lebih ketat. Misalnya, beberapa negara bagian telah
mempertahankan pembatasan pada iklan dan bentuk-bentuk ajakan lainnya.

C. Tindakan Penegakan PCAOB


Selain tindakan penegakan oleh AICPA dan dewan akuntansi negara bagian,
auditor perusahaan publik dikenakan sanksi PCAOB. PCAOB memiliki
wewenang untuk menyelidiki dan mendisiplinkan kantor akuntan publik terdaftar
dan orang-orang yang terkait dengan perusahaan tersebut karena ketidakpatuhan
terhadap Sarbanes-Oxley Act of 2002, serta aturan PCAOB dan Securities and
Exchange Commission yang mengatur audit perusahaan publik. Ketika ditemukan
pelanggaran, PCAOB dapat menjatuhkan sanksi yang sesuai, termasuk
penangguhan atau pencabutan pendaftaran perusahaan, penangguhan atau
larangan seseorang untuk berhubungan dengan kantor akuntan publik terdaftar,
dan sanksi moneter. PCAOB mungkin juga memerlukan perbaikan dalam
pengendalian kualitas perusahaan, pelatihan tambahan, atau tindakan perbaikan
lainnya.
Untuk melakukan investigasi, staf PCAOB menggunakan berbagai macam
alat, termasuk:
 Permintaan dan permintaan tertulis atas dokumen dan informasi;
 Kesaksian tersumpah dari individu dan perwakilan perusahaan; dan

23
 Pengajuan publik, rujukan, dan tip whistleblower.
Sebagaimana disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act, investigasi PCAOB dan
proses disipliner bersifat rahasia dan nonpublik.

24
BAB 7
ATURAN PERILAKU LAINNYA

Meskipun independensi sangat penting untuk kepercayaan publik dalam


CPA, itu juga penting bahwa auditor mematuhi aturan perilaku lain. Aturan dan
interpretasi dalam urutan yang sedikit berbeda dari sebelumnya disajikan dalam
Kode AICPA. Dimulai dengan membahas aturan untuk integritas dan objektivitas.

A. Integritas dan Objektivitas


Integritas berarti ketidakberpihakan dalam melakukan semua layanan.
Integritas dan Objektivitas Aturan dalam kinerja setiap layanan profesional,
anggota harus menjaga objektivitas dan integritas, harus bebas dari konflik
kepentingan, dan tidak boleh dengan sengaja salah menggambarkan fakta atau
menundukkan penilaiannya kepada orang lain.
Dalam mengilustrasikan arti integritas dan objektivitas, asumsikan auditor
percaya bahwa piutang mungkin tidak dapat ditagih tetapi menerima pendapat
manajemen tanpa evaluasi independen kolektibilitas. Auditor telah
mensubordinasikan atau penilaiannya dan dengan demikian tidak memiliki
objektivitas. Anggota staf audit tidak boleh menyerahkan penilaian mereka
kepada penyelia pada audit. Auditor staf bertanggung jawab atas penilaian mereka
sendiri yang didokumentasikan dalam file audit dan tidak boleh mengubah
kesimpulan tersebut atas permintaan penyelia atas perikatan kecuali jika staf
auditor setuju dengan kesimpulan supervisor. Perusahaan prosedur harus
memungkinkan asisten untuk mendokumentasikan situasi di mana mereka tidak
setuju dengan kesimpulan yang menyangkut suatu hal yang signifikan.
Bebas dari konflik kepentingan berarti tidak adanya hubungan yang
mungkin mengganggu objektivitas atau integritas. Misalnya, tidak pantas bagi
auditor yang juga merupakan pengacara untuk mewakili klien dalam masalah
hukum. Pengacara adalah seseorang yang melayani klien, sedangkan auditor harus
tidak memihak.
Benturan kepentingan yang nyata mungkin bukan merupakan pelanggaran
aturan perilaku jika informasi diungkapkan kepada klien anggota atau pemberi

25
kerja. Tidak ada pelanggaran terhadap Aturan Integritas dan Objektivitas jika
mitra menginformasikan manajemen klien tentang hubungan dan pro diakhiri
dengan evaluasi dengan pengetahuan itu. Aturan Integritas dan Objektivitas juga
berlaku untuk anggota dalam bisnis. Sebagai contoh, seorang CPA yang, sebagai
karyawan suatu entitas, membuat entri atau representasi yang salah atau
menyesatkan dalam laporan keuangan melanggar aturan tentang integritas dan
objektivitas.
Tiga aturan Kode berhubungan dengan kepatuhan auditor dengan
persyaratan teknis standar. Tujuan utama dari persyaratan adalah untuk
memberikan dukungan bagi ASB, PCAOB, FASB, IASB, dan badan penetapan
standar teknis lainnya, persyaratan standar teknis.

B. Aturan Standar Umum


Seorang anggota harus mematuhi standar berikut dan dengan setiap
interpretasi daripadanya oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan.
a) Kompetensi profesional.
Hanya melakukan layanan profesional yang dilakukan oleh anggota atau KAP
anggota dapat diharapkan untuk diselesaikan dengan kompetensi profesional.
b) Kehati-hatian profesional.
Menjalankan kehati-hatian profesional dalam kinerja profesional layanan.
c) Perencanaan dan pengawasan.
Merencanakan dan mengawasi secara memadai kinerja para profesional
layanan.
d) Data relevan yang memadai.
Dapatkan data relevan yang cukup untuk memberikan dasar yang masuk akal
untuk
kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan jasa profesional yang
dilakukan.

C. Kepatuhan dengan aturan Standar

26
Seorang anggota yang melakukan audit, review, compilation, konsultasi
manajemen, pajak, atau layanan profesional lainnya harus mematuhi standar yang
diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan.

D. Aturan prinsip akuntansi (Seorang Anggota Tidak Boleh)


a) Menyatakan pendapat atau pernyataan bahwa laporan keuangan atau data
keuangan lainnya dari setiap entitas disajikan secara selaras dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum
b) Menyatakan bahwa dia tidak sadar dari setiap modifikasi material yang harus
dilakukan pada pernyataan atau data tersebut agar mereka agar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, jika pernyataan tersebut atau data
mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang diumumkan oleh
badan desain ditetapkan oleh Dewan untuk menetapkan prinsip-prinsip
tersebut yang memiliki dampak material pada pernyataan atau data yang
diambil secara keseluruhan.

E. Aturan Informasi Klien Rahasia


Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh mengungkapkan setiap
informasi rahasia klien tanpa persetujuan khusus dari klien. Aturan ini tidak boleh
ditafsirkan
a) Untuk membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesionalnya. di
bawah Kepatuhan dengan Aturan Standar atau Aturan Prinsip Akuntansi,
b) Untuk mempengaruhi dengan cara apapun kewajiban anggota untuk
mematuhi yang dikeluarkan secara sah dan dapat dilaksanakan panggilan atau
panggilan, atau untuk melarang kepatuhan anggota terhadap hukum yang
berlaku dan peraturan pemerintah,
c) Untuk melarang peninjauan praktik profesional anggota di bawah AICPA
atau masyarakat CPA negara bagian atau otorisasi Dewan Akuntansi,
d) Untuk mencegah anggota dari mengajukan keluhan dengan, atau menanggapi
setiap pertanyaan yang dibuat oleh, profesional divisi etika nasional atau
dewan pengadilan Institut atau lembaga investigasi yang dibentuk

27
sebagaimana mestinya badan disiplin masyarakat CPA negara bagian atau
Dewan Akuntansi.

F. Kebutuhan akan Kerahasiaan


Selama audit dan sebagian besar jenis penugasan lainnya, praktik
memperoleh informasi rahasia yang cukup besar, termasuk gaji petugas, harga
produk dan rencana periklanan, dan data biaya produk. Jika auditor membocorkan
ini informasi kepada orang luar atau karyawan klien yang telah ditolak aksesnya
ke informasi, hubungan mereka dengan manajemen dapat menjadi sangat tegang
dan, kasus ekstrim, klien dapat dirugikan. Persyaratan kerahasiaan berlaku untuk
semua jasa yang disediakan oleh kantor akuntan publik, termasuk pajak dan jasa
manajemen.
Biasanya, file audit CPA dapat tersedia untuk orang lain hanya dengan izin
tegas dari klien. Ini adalah kasus bahkan jika seorang CPA menjual praktiknya ke
kantor akuntan publik lain atau bersedia mengizinkan auditor pengganti untuk
memeriksa audit tersebut dokumentasi yang disiapkan untuk mantan klien.

G. Pengecualian Terhadap Kerahasiaan


Sebagaimana dinyatakan dalam paragraf kedua Rahasia Aturan Informasi
Klien, ada empat pengecualian untuk persyaratan kerahasiaan. Semua empat
pengecualian menyangkut tanggung jawab yang lebih penting daripada
memelihara hubungan rahasia dengan klien.
1) Kewajiban terkait standar teknis.
Misalkan tiga bulan setelah laporan audit opini yang tidak dimodifikasi
diterbitkan, auditor menemukan bahwa laporan keuangan-laporan keuangan
salah saji secara material. Ketika chief executive officer adalah dihadapkan, dia
menjawab bahwa meskipun dia setuju bahwa laporan keuangan salah saji,
kerahasiaan mencegah CPA memberi tahu siapa pun.
2) Somasi atau pemanggilan dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Secara hukum, informasi disebut informasi istimewa jika proses hukum
tidak dapat mengharuskan seseorang untuk memberikan informasi, bahkan jika

28
ada panggilan pengadilan. Informasi yang dikomunikasikan oleh klien ke
pengacara atau oleh pasien ke dokter adalah hak istimewa diperoleh oleh CPA
dari klien umumnya tidak diistimewakan.
3) Tinjauan sejawat.
Ketika sebuah perusahaan CPA atau CPA melakukan peer review
kualitas pengendalian perusahaan CPA lain, adalah praktik normal untuk
memeriksa beberapa set file audit. Jika peer review disahkan oleh AICPA,
negara CPA society, atau Dewan Akuntansi negara bagian, izin klien untuk
memeriksa dokumen audit tidak diperlukan. Memerlukan izin dari setiap klien
dapat membatasi akses dari peer reviewer dan akan menjadi beban waktu bagi
semua pihak.
4) Respon terhadap divisi etika.
Jika seorang praktisi dibebankan dengan teknis yang tidak memadai
kinerja oleh dewan sidang Divisi Etika AICPA di bawah salah satu teknis
aturan standar, anggota dewan cenderung ingin memeriksa dokumen audit.
Pengecualian keempat mencegah perusahaan CPA menolak akses penanya
untuk mengaudit dokumentasi dengan mengatakan bahwa itu adalah informasi
rahasia.

H. Aturan Biaya Kontinjensi


Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh
1) Melakukan dengan biaya kontingen setiap layanan profesional untuk, atau
menerima biaya tersebut dari klien untuk siapa anggota atau firma anggota
melakukan:
a) Audit atau review atas laporan keuangan
b) Kompilasi laporan keuangan ketika anggota mengharapkan, atau secara
wajar mungkin mengharapkan, bahwa pihak ketiga akan menggunakan
laporan keuangan dan laporan kompilasi tidak mengungkapkan kurangnya
independensi
c) Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif
2) Siapkan pengembalian pajak asli atau yang diubah atau klaim untuk
pengembalian pajak untuk biaya kontinjensi untuk klien mana pun.

29
Larangan pada ayat (1) di atas berlaku selama periode dimana anggota atau
anggota perusahaan terlibat untuk melakukan salah satu layanan yang tercantum
di atas dan periode yang dicakup oleh setiap laporan keuangan historis yang
terlibat dalam layanan terdaftar tersebut. Kecuali sebagaimana dinyatakan dalam
kalimat berikutnya, biaya kontinjensi adalah biaya yang ditetapkan untuk kinerja
pengelolaan layanan apa pun sesuai dengan pengaturan di mana tidak ada biaya
yang akan dikenakan kecuali temuan atau hasil tertentu tercapai, atau di mana
jumlah biaya sebaliknya tergantung pada temuan atau hasil dari layanan tersebut.
Semata-mata untuk tujuan aturan ini, biaya tidak dianggap sebagai kontinjensi
jika ditetapkan oleh pengadilan atau otoritas publik lainnya, atau, dalam masalah
perpajakan, jika ditentukan berdasarkan hasil proses peradilan atau temuan dari
lembaga pemerintah.
Kantor akuntan publik diizinkan untuk membebankan biaya kontinjensi
untuk layanan non-pengesahan. Kantor akuntan publik juga melakukan jasa
pengesahan untuk klien yang sama. Misalnya bukan pelanggaran bagi CPA untuk
membebankan biaya sebagai saksi ahli yang ditentukan oleh jumlah diberikan
kepada penggugat atau untuk mendasarkan biaya konsultasi pada persentase dari
penerbitan obligasi. jika kantor akuntan publik juga tidak melakukan audit atau
pengesahan lain untuk klien yang sama.

I. Komisi dan aturan Biaya rujukan


Komisi adalah kompensasi yang dibayarkan untuk merekomendasikan atau
merujuk ke pihak ketiga produk atau layanan kepada klien atau
merekomendasikan atau merujuk produk atau layanan klien kepada pihak ketiga.
Pembatasan komisi mirip dengan aturan kontingen biaya. CPA dilarang menerima
komisi untuk klien yang menerima jasa atestasi dari kantor akuntan publik.
Komisi diperbolehkan untuk klien lain, tetapi mereka harus diungkapkan. Biaya
rujukan untuk merekomendasikan atau merujuk layanan dari CPA lain tidak
dianggap sebagai komisi dan tidak dibatasi. Namun, apapun biaya rujukan untuk
layanan CPA juga harus diungkapkan.
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh untuk komisi
merekomendasikan atau merujuk ke klien produk atau layanan apa pun, atau

30
untuk komisi merekomendasikan atau merujuk produk atau layanan apa pun yang
akan dipasok oleh klien, atau menerima misi, ketika anggota atau firma anggota
juga melakukan untuk klien itu:
a) Audit atau review atas laporan keuangan; atau
b) Kompilasi laporan keuangan ketika anggota mengharapkan, atau mungkin
secara wajar engharapkan, bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan
keuangan dan kompilasi anggota laporan tidak mengungkapkan kurangnya
independensi; atau
c) Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif.
Aturan komisi dan biaya rujukan berarti bahwa perusahaan CPA tidak
melanggar Aturan perilaku AICPA jika menjual hal-hal seperti real estat,
sekuritas, dan seluruh perusahaan di dasar komisi jika transaksi tidak melibatkan
klien yang menerima atestasi. jasa tion dari perusahaan CPA yang sama. Aturan
ini memungkinkan perusahaan CPA untuk mendapatkan keuntungan dengan
menyediakan memberikan banyak layanan kepada klien layanan non-pengesahan
yang sebelumnya dilarang.

J. Iklan dan Aturan Permohonan Bentuk Lain


Seorang anggota dalam praktik publik tidak akan berusaha mendapatkan
klien dengan iklan atau bentuk ajakan lainnya dengan cara yang salah,
menyesatkan, atau menipu. Permohonan dengan menggunakan paksaan,
melampaui batas, atau perilaku melecehkan dilarang.
Permohonan terdiri dari berbagai cara yang digunakan perusahaan CPA
untuk melibatkan klien selain menerima klien baru yang mendekati perusahaan.
Contohnya termasuk mengajak calon klien makan siang untuk menjelaskan
layanan CPA, menawarkan seminar tentang perubahan undang-undang pajak saat
ini untuk klien potensial, dan iklan di situs Internet. Itu contoh terakhir adalah
iklan, yang hanya salah satu bentuk ajakan.
Banyak perusahaan CPA telah mengembangkan iklan canggih untuk jurnal
nasional dibaca oleh pengusaha dan untuk surat kabar lokal. Adalah umum bagi
perusahaan CPA untuk mengidentifikasi klien potensial yang dilayani oleh firma
CPA lain dan buat formal dan informal presentasi untuk meyakinkan manajemen

31
untuk mengubah perusahaan CPA. Penawaran harga untuk audit dan layanan
lainnya adalah umum dan seringkali sangat kompetitif. Beberapa perusahaan
sekarang mengganti auditor lebih sering daripada sebelumnya untuk mengurangi
biaya audit.

K. Bentuk Organisasi dan Aturan Nama


Seorang anggota boleh berpraktik akuntan publik hanya dalam bentuk
organisasi yang diizinkan oleh undang-undang atau peraturan negara bagian yang
karakteristiknya sesuai dengan keputusan Dewan. Seorang anggota tidak boleh
mempraktekkan akuntan publik dengan nama perusahaan yang menyesatkan.
Sebuah perusahaan tidak boleh menunjuk dirinya sebagai "Anggota American
Institute of Certified Public Akuntan” kecuali semua pemilik CPA adalah anggota
Institut.
Non-CPA diperbolehkan untuk memiliki kepentingan kepemilikan di
perusahaan. Namun, CPA harus memiliki mayoritas kepentingan keuangan dan
hak suara perusahaan. Seorang CPA harus juga memiliki tanggung jawab utama
untuk semua atestasi laporan keuangan, kompilasi, dan layanan lain yang
disediakan oleh perusahaan yang diatur oleh Pernyataan tentang Audit Standar
atau Pernyataan Standar Akuntansi dan Jasa Review.
Sebuah perusahaan CPA dapat menggunakan nama apapun asalkan tidak
menyesatkan. Sebagian besar perusahaan menggunakan nama dari satu atau lebih
pemilik. Bukan hal yang aneh bagi nama perusahaan untuk memasukkan nama
dari lima atau lebih pemilik. Sebuah perusahaan CPA dapat menggunakan nama
dagang, meskipun ini tidak biasa dalam praktik. Nama-nama seperti Marshall
Audit Co. atau Pakar Pajak Chicago adalah diperbolehkan jika tidak menyesatkan.
Karena kebutuhan khusus bagi CPA untuk berperilaku secara profesional, Kode
memiliki aturan khusus yang melarang tindakan mendiskreditkan profesi.

L. Tindakan Aturan yang Mendiskreditkan


Seorang anggota tidak boleh melakukan tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi. Melakukan minum berlebihan, perilaku gaduh, atau
tindakan lain yang dianggap banyak orang tidak profesional merupakan tindakan

32
yang dapat didiskreditkan? Mungkin tidak. Menentukan perilaku profesional
lembaga terus menjadi tanggung jawab masing-masing profesional. Anggaran
rumah tangga menyatakan bahwa keanggotaan dalam AICPA dapat diakhiri tanpa
sidang untuk penilaian keyakinan untuk salah satu dari empat tindak pidana
berikut ini:
a) Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara lebih dari satu tahun
b) Kegagalan yang disengaja untuk mengajukan pengembalian pajak
penghasilan yang CPA, sebagai individu pajak pembayar, diwajibkan oleh
hukum untuk mengajukan
c) Pengajuan SPT pajak penghasilan palsu atau penipuan atas nama CPA atau
klien
d) Dengan sengaja membantu dalam persiapan dan penyajian dari pengembalian
pajak penghasilan palsu dan penipuan klien.
Penafsiran Undang-Undang Aturan yang Mendiskreditkan mengidentifikasi
beberapa tindakan yang dianggap-dianggap dapat didiskreditkan. Selain itu,
auditor yang melakukan audit atas entitas pemerintah harus mematuhi standar
audit pemerintah. Permohonan atau pengungkapan pertanyaan ujian Uniform
CPA dan jawaban tanpa izin dari AICPA juga tidak diperbolehkan.
Seorang anggota dalam bisnis dianggap telah melakukan tindakan yang
dapat mendiskreditkan jika oleh kelalaiannya orang lain dibuat atau diizinkan atau
diarahkan untuk membuat kesalahan material dan entri yang menyesatkan dalam
laporan keuangan dan catatan suatu entitas, gagal mengoreksi laporan keuangan
yang secara material tidak benar dan menyesatkan; atau anggota menandatangani
atau mengizinkan atau mengarahkan orang lain untuk menandatangani suatu
dokumen yang berisi materi informasi palsu dan menyesatkan. Sistem penomoran
untuk Kode AICPA yang direvisi adalah “ET bagian X.XXX.XXX.” Itu satu digit
di awal kutipan mengidentifikasi bagian dari Kode.

33
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Chris E. Hogan. 2017.
Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. 16th Edition.
England: Pearson

34

Anda mungkin juga menyukai