Disusun Oleh:
2022
RINGKASAN MATERI HASIL DISKUSI
KANAYA
HASNAN
TASYA
TARISA
1. HUKUM SATU HARGA
APT didasarkan pada hukum satu harga, yang menyatakan bahwa dua aset yang
identik tidak dapat dijual dengan harga yang berbeda. APT mengasumsikan bahwa
return aset terkait secara linier dengan sekumpulan indeks, di mana masing-masing
indeks merupakan faktor yang mempengaruhi return aset. Pelaku pasar
mengembangkan ekspektasi tentang sensitivitas aset terhadap faktor-faktor tersebut.
Mereka membeli dan menjual sekuritas, sehingga berdasarkan hukum satu harga,
sekuritas yang dipengaruhi oleh faktor yang sama akan memiliki return yang
diharapkan sama. Jual beli ini adalah proses arbitrase, yang menentukan harga
sekuritas.
APT menyatakan bahwa harga pasar ekuilibrium akan menyesuaikan untuk
menghilangkan peluang arbitrase murni apapun, yang mengacu pada situasi di mana
portofolio investasi nol dapat dikonstruksikan yang akan menghasilkan keuntungan
bebas risiko. Menurut teori, jika peluang arbitrase muncul, relatif sedikit investor
yang dapat bertindak untuk memulihkan ekuilibrium.
2. ASUMSI APT
Berbeda dengan CAPM, APT tidak mengasumsikan:
1. a single-period investment horizon
2. Tidak adanya pajak
3. Pinjam meminjam di RF
4. Investor memilih portofolio berdasarkan return dan varians yang diharapkan
APT, seperti CAPM, mengasumsikan bahwa:
1. Investor memiliki keyakinan yang homogen
2. Investor adalah pemaksimal utilitas yang menghindari risiko
3. Pasar sempurna
4. return dihasilkan oleh model faktor
3. MODEL FAKTOR
Model faktor didasarkan pada pandangan bahwa ada faktor risiko yang mendasari
yang mempengaruhi realisasi dan return sekuritas yang diharapkan. Faktor risiko ini
mewakili kekuatan ekonomi yang luas dan bukan karakteristik khusus perusahaan
dan, menurut definisi, mereka mewakili elemen kejutan dalam faktor risiko—
perbedaan antara nilai aktual untuk faktor tersebut dan nilai yang diharapkan.
CAPM dan APT mewakili model faktor. Seperti disebutkan sebelumnya, CAPM
adalah model faktor tunggal, di mana portofolio pasar adalah satu-satunya faktor.
APT umumnya dianggap sebagai model multifaktor; namun, faktor-faktor tersebut
tidak diidentifikasi secara eksplisit.
Untuk setiap model faktor, faktor-faktor tersebut harus memiliki tiga karakteristik:
1. Setiap faktor risiko harus memiliki pengaruh yang pervasif terhadap return
saham. Kejadian khusus perusahaan bukan merupakan faktor risiko.
2. Faktor risiko harus mempengaruhi return yang diharapkan, yang berarti
mereka harus memiliki harga bukan nol. Masalah ini dapat diuji secara
empiris dengan menganalisis secara statistik return saham untuk melihat faktor
mana yang secara pervasif mempengaruhi return.
3. Pada awal setiap periode, faktor risiko harus tidak dapat diprediksi oleh pasar
keseluruhan. Ini memunculkan poin penting. Misalnya, menggunakan inflasi
dan output perekonomian sebagai dua faktor yang mempengaruhi return
portofolio. Tingkat inflasi umumnya tidak dianggap sebagai faktor risiko
karena setidaknya sebagian dapat diprediksi. Dalam sebuah ekonomi dengan
pertumbuhan yang wajar di mana tingkat inflasi triwulanan rata-rata 3 persen
setiap tahun, kita dapat mengasumsikan bahwa tingkat inflasi kuartal
berikutnya tidak akan menjadi 10 persen atau negatif. Di sisi lain, inflasi tak
terduga—perbedaan antara inflasi aktual dan inflasi yang diharapkan—
mungkin menjadi faktor risiko. Oleh definisi, inflasi tak terduga tidak dapat
diprediksi karena tidak terduga.
Apa yang benar-benar penting adalah deviasi faktor dari nilai yang diharapkan.
Untuk contoh, jika nilai inflasi yang diharapkan adalah 5 persen dan tingkat inflasi
aktual untuk satu periode hanya 4 persen, penyimpangan 1 persen ini akan
mempengaruhi return aktual untuk periode tersebut. Seorang investor memegang
portofolio saham yang menurutnya hanya dipengaruhi oleh dua dasar ekonomi:
faktor-inflasi dan output perekonomian. Diversifikasi sekali lagi berperan di sini,
karena sensitivitas portofolio terhadap semua faktor lain dapat dihilangkan dengan
diversifikasi. Return portofolio bervariasi secara langsung dengan output dan
berbanding terbalik dengan inflasi. Masing-masing faktor ini memiliki ekspektasi
nilai, dan portofolio memiliki return yang diharapkan ketika faktor-faktor tersebut
berada pada nilai yang diharapkan. Jika salah satu atau kedua faktor tersebut
menyimpang dari nilai yang diharapkan, return portofolio akan terpengaruh.
Kita harus mengukur sensitivitas setiap saham dalam portofolio investor terhadap
perubahan di masing-masing kedua faktor tersebut. Setiap saham akan memiliki
kepekaan tersendiri terhadap masing-masing faktor tersebut. Sebagai contoh,
saham #1 (perusahaan hipotek) mungkin sangat sensitif terhadap inflasi dan memiliki
kepekaan 2.0, sedangkan saham #2 (produsen makanan) mungkin memiliki kepekaan
terhadap inflasi hanya 1.0.
4. MEMAHAMI MODEL APT
Model APT mengasumsikan bahwa investor percaya bahwa pengembalian aset
dihasilkan secara acak menurut model n-faktor, yang, untuk sekuritas i, dapat secara
formal dinyatakan sebagai:
Dengan APT, risiko didefinisikan dalam hal sensitivitas saham terhadap faktor
ekonomi dasar, sementara return yang diharapkan berhubungan langsung dengan
sensitivitas. Seperti biasa, return yang diharapkan meningkat dengan risiko.
Hubungan return-risiko yang diharapkan untuk CAPM adalah:
NOTULENSI DISKUSI
Pengerjaan PPT:
poin 1 & 2 : Tarisa
poin 3 & 4: Kanaya
poin 5 & 6: Hasnan
poin 7 & 8: Tasya
Peringkat:
1 Tasya Purnama Sari Br. Simbolon
2 Kanaya Sandra Harefa
3 Hasnan Hakim
4 Tarisa Rahmawati