Anda di halaman 1dari 12

Studi Hadits

Kelompok 1:
 Shakila Dascha W. P (10010222023)
 Lailatul Mubarakah (10020222044)
 Afifah Febryana (10010222001)
Kedudukan dan fungsi
hadist
u m I s la m k edua
p a k a n s u m b er Huk ifikasi
m e r u k o d
H a d it s
A l- Q u r ’ a n . Y a ng dim a k s u d
p u n atau
se t el a h n, men g h im
m e n g u m p u l k a dan
a d a la h u m p u lk a n
y a k n i meng hasa
m e m b u k u k a n , s i d a la m b a
n y a . K a t a kodifika ya n g
k a n in
Pengertian
m e n e r tib istilah t a d w
e n a l d e n g a n w w ana,
A r a b d ik d a r i d a
e n t u k m a s da r
merupakan
b
be r ar t i p e m b ukuan.
w in u , t a d w ii nan yang s e su a tu yang
y u d a w ngumpulk a n
a d a la h m e n y an g
u an f a la
 P e m b u k
i le m b a r a n -l embaran d a n h a
hi ng g a
tertulis dar k e m udian me n y u s u n n y a
m d a d a ,
ada di dala
itab.
menjadi satu k
ha dis t t er ba gi
n dif i ka s i ( t ad win)
 Masa kodua, yaitu:
menjadi al- t adwin
a t p r ib a d i (
s i h a d is t y a n g bersif ( t a dwin al-
kodifika a r e s m i

Pengertian d if ikasi sec a r


syakshiy ) d a n k o
e r s if a t p r ib a di belum
K o n d i f ik a s i y an g b s mi sudah
rasmiy) . a h s e c a r a r e
i k e b ija k a n pemerint a k o dif ikasi
m e nj a d s ul. Sem e n t a r
j a k m a s a Ra m a r ibn
d im u a l i s e d a m a s a U
r e s m i b a ru dimulai pa
hadist secara
Abdul Aziz.
Faktor-faktor kodifikasi
hadist
 Al-Quar’an telah  Para pewaris hadist telah
banyak yang meninggal. Jika
dibukukan dan tersebar
hadist tidak segara ditulis dan
luas, sehingga tidak dibukukan, maka lama
dikhawatirkan lagi akan kelamaan hadits akan hilang
bercampur dengan hadist bersama dengan meninggalnya
perawi hadist.
 Daerah kekuasaan Islam semakin luas
dan peristiwa-peristiwa umat Islam
semakin kompleks, sehingga
memerlukan petunjuk dari hadist
sebagai sumber agama.

 hadist semakin merajela. Jika kejadian


tersebut dibiarkan, maka akan
mengancam kemurnian dan kelestarian
hadist.
Sejarah kondifikasi hadist
7 periode sejarah
kodifikasi hadist, sebagai
 Periode pertama adalah periode pada
berikut: zaman Rasulullah SAW.
Pada periode ini dikenal dengan masa turunnya wahyu dan
pembentukan masyarakat Islam. Sehingga pada awal-awal
kemajuan Islam Rasulullah SAW melarang para sahabatnya untuk
menulis hadits, karena disamping akan bercampurnya hadits
dengan Al-Qur’an juga agar umat Islam lebih fokus pada Al-
Qur’an.
 Periode kedua dimulai pada masa Qurafa al-Rasyidin. Periode ini
dikenal sebagai semacam kehati-hatian, sebagai periode
pembatasan atau pengurangan transmisi Hadits Nabi. Upaya para
sahabat untuk membatasi transmisi hadits dilatarbelakangi oleh
ketakutan akan kesalahan. Suasana saat itu sedang tidak baik,
sehingga terjadi perpecahan bahkan fitnah di kalangan umat Islam
 Periode ketiga adalah periode penyebaran hadis ke berbagai
daerah. Periode ini terjadi antara Bayi/Sahabat Muda dan
Thabine, atau pada masa dinasti Muawiyah hingga akhir
Hijriyah pada abad ke-1 M, meluas ke Samarkand dan
kemudian ke Spanyol. Bertambahnya wilayah Muslim
mempengaruhi penyebaran hadis di dalamnya.
 Periode keempat adalah periode penulisan dan pembukuan
hadits secara resmi. Penulisan dan pembukuan hadits ini
dimulai setelah adanya perintah resmi dari Khalifah Umar bin
Abdul Aziz (717 – 720 M). Perintah Umar bin Abdul Aziz
untuk mensistematisasikan hadits tersebut didasarkan pada
kekhawatiran bahwa hadits tersebut akan hilang karena
kematian perawi hadits tersebut, dan pada bercampurnya
hadits Nabi SAW dengan hadits palsu. Pengkodifikasian hadits
ini berlangsung hingga pemerintahan Bani Abbasiyah tepatnya
pada pertengahan awal abad ke III H.
 Periode kelima adalah periode pemurnian, penyehatan, dan
penyempurnaan. Periode ini berangsung sekitar pertengah awal abad ke
III Hijriyah, atau tepatnya pada masa Dinasti Abbasiyah yang dipimpin
oleh Khalifah Al-Ma’mun sampai Al-Mu’tadir
 Periode keenam adalah masa pemeliharaan, penerbitan, penambahan,
dan penghimpunan. Periode ini berlangsung 2 setengah abad, mulai dari
abad IV sampai pertengahan abad ke VII Hijriyah, tepatnya pada saat
Dinasti Abbasiyah jatuh ke tangan Hulagu Khan pada tahun 656 H. 
 Periode ketujuh adalah periode penghimpunan, dan pentakhrijan. Pada
periode ini ulama mulai mensistemasi hadits-hadits berdasarkan
kehendak penyusun, memperbaharui kitab-kitab mustkharij dengan cara
membagi-bagi hadits menurut kualitasnya. Para periode ini hanya
sedikit ulama hadits yang masih mampu menyampaikan periwayatan
hadits beserta sanadnya secara hapalan yang sempurna, di antaranya
ulama yang masih menyampaikan hadits secara hapalan sempurna
adalah Imam Al-Iraqy (w. 806 H), Ibnu Hajar Al-Asqalani (w. 852 H),
As-Sakhawy (w. 902 H).
Sistem pengkodifikasian hadist
Pengkodidfikasian hadist pada abad ke-2
Hijriah masih campur aduk antara hadist
Nabi, perkataan dan fatwa tabi’in. hal ini
karena terdorong oleh kemuan keras untuk
mengodifikasikan hadist. Penulisan hadist
pada abad kedua Hijiriah pada umumnya
masih bersifat general, belum adanya
spsifikasi atau konsentras.
Apakah ada
pertanyaan?
terimaka
sih

Anda mungkin juga menyukai