M Syahrul rizal M Fauzan fadhilah M Aldy Dwi Ramaditya Hanif K Pengertian Patri Patri (atau disebut juga sebagai patri keras untuk membedakannya dengan patri lunak/solder) adalah suatu logam paduan yang digunakan sebagai logam pengisi pada proses pematrian. Pematrian adalah proses penyambungan dua atau lebih item logam dengan cara melelehkan dan membubuhkan patri ke dalam sambungan tersebut. JENIS SAMBUNGAN PADA PATRI Peralatan Pematrian A. Alat Pemanas atau Pembakar Pada pematrian lunak, alat pemanas yang digunakan adalah baut pematri. Baut pematri berfungsi sebagai alat untuk mencairkan solder. Sumber panasnya diperoleh dari pembakaran arang ataupun tenaga listrik. Baut pematri terdiri atas tiga bagian, yaitu tembaga pemanas, batang pemegang, dan gagang. Sedangkan pada pematrian keras, alat pemanas yang biasa digunakan adalah nyala api dari las oksi- asetilena. B. Bahan Pembersih (Fluks) Bahan pembersih (fluks) berfungsi untuk membersihkan bagian yang akan dipatri sehingga timah patri dapat menempel dengan baik dan kuat. Berbagai macam bahan pembersih yang dipakai pada sambungan patri dapat dalam bentuk lapisan yang dibalutkan pada batang pengisi atau dapat dalam bentuk serbuk atau pasta. Agar dapat menghasilkan sambungan yang baik, fluks-fluks untuk pengelasan satu logam tidak boleh digunakan untuk logam lain. C. Bahan Pematri atau Solder Bahan pematri berfungsi sebagai alat perekat. Bahan pematri ada yang lunak da nada yang keras. Syarat Penyambungan patri 1. Alumunium yang digunakan haruslah alumunium murni. Jika alumuniumnya tidak murni atau kotor, bahan penyambung cair akan membentuk gelembung dan menghalangi ikatan patrian sehingga patrian tidak akan melekat kuat. 2. Menggunakan fluks atau pelumer. Fluks akan berfungsi untuk melarutkan lapisan oksida yang pasti ada saat proses pematrian baik pada bahan dasar berupa alumunium maupun pada bahan penyambung cair. Fluks atau pelumer yang digunakan akan mengubah lapisan oksidatif menjadi terak cair. Selain itu fluks juga berperan untuk mencegah munculnya produksi baru lapisan oksidatif. 3. Suhu yang digunakan harus tetap. Jika suhu tidak tetap bahan penyambung tidak akan bekerja dengan baik pada alumunium. Suhu tetap juga harus ada di suhu kerja di mana titik lebur bahan penyambung ada di bawah titik lebur alumunium atau bahan yang akan disambung. Jika suhu terlalu tinggi, bahan penyambung akan menguap, sedangkan jika suhu terlalu rendah bahan penyambung akan membentuk butiran bola-bola dan akan merembes. Acuan suhu kerja selain pada titik lebur yang lebih rendah dari alumunium juga dapat mengacu pada suhu di kisaran 470 derajat celcius hingga 1190 derajat celcius. 4. Besar celah harus tetap. Besar celah harus tetap karena berpengaruh terhadap kekutan ikatan patri. Semakin leleh bahan penyambung, harus semakin sempit pula celah yang dipasang. Proses penyambungan (SOP) dengan patri lunak
1) Bersihkan bagian yang akan disambung dengan menggunakan kikir atau
kertas gosok sampai lapisanya hilang. 2) Panaskan baut pematrinya dengan tenaga listrik atau sumber panas lainya. 3) Berikan pasta atau air keras yang secukupnya pada bagian yang akan disambung. 4) Perhatikan nyala api, apabila warna api sudah menghijau tandanya baut pematri sudah cukup panas. 5) Kenakan ujung baut pematri solder, sampai solder cair dan menempel pada ujung baut. 6) Tempelkan ujung baut yang bersoldertadi pada ujung yang akan disambung, kemudian tarik mundur atau maju (hanya satu arah). 7) Selama menarik baut patri, sebagian yang disambung ditekan dengan sepotong kayu, agar sambungan yang terjadi benar-benar rapat. e s e r t a j aw a b a n n ya - n a m a ya n g b e r tanya b Nama ld e r ? 4 0 0 d e r a ja t C a n y a d ig u n a k a n s a a t m e nyo dah a k a h s u h u y a n g b ia s k u a t s e hin g g a m u 1. (Rafly)berap ji ka bes a r c e la h ti d a k te ta p ! Tidak ) a p a y a n g te rj a d i 2. (Malvin m e n e m pel m e mudah k a n ti m a h lepas e m a tr i? U n tu k f a d il ) fu n g s i p a s ta d alam m 3. (M Rifqi i ha n a pa ? I ni g d ip a t r p a d a b a dengan barang yan n g d im aksud te k n ik p a tr i d a n d igunakan s d e n gan la s k a n a p a y a e n g a r u h p a n a 4. (M Ridho) je bungan b a h a n lo g a m d i b awah p sa a n t e k n ik p e n y a m ga m . T e k n ik in i b ia merupak g a m a t a u p u n c a m puran lo u tinggi. a h a n t a m b a h a n lo n g p e k a p a d a s u h bantuan b p e n g e la s an p a d a bahan ya n ak a n s e b a g a i p e n gganti n kayu digu s a n y a a d a la h b a tu d a a m b ungan s y a n g diu k ir b ia a p a d ip a k e ny a s Bahan kera e u n tu k b a ra n g a p a aja ken da n ) s a m b u n g a n p a tri dipak 5. (Wil u d a h u n t u k d i s o ld ier a tr i! A lu m u n iu m k arena m p