Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN TEKNIK RADIOGRAFI

DAN PENGENALAN POSISI

OLEH
Nurul Auliyaa Hasbi, S.Tr.Kes (Rad)., M.Tr.ID
PROGRAM STUDI RADIOLOGI
POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2022
A S A R
G R A FI D at
ADI O i s in g k
N I K R ia s a d
c a ra
T E K s a r a ta u b
p e la j a r i tat a
( s i nar
a f i da m em s i n a r- X rafi
d i o g r y a n g k a n d i o g
n ik ra i lm u g g u na a r Ra ar a
Tek a l a h m e n a m b c
r a d ad e n g an u a t g ta ta ra n
tek n d e m b a n m b a
m o treta n t u k m d eng a n ga
n tu k
p e n) u g en ) as i lk an u
n tg e e n t e ng h n a k
R o e ar Ro u k m g d igu
b n t an
(gam iksaan u tubuh, y
r i
peme anatom gnosa
n ia
bagia akkan D
g
me n e
t o g r afi,
l am Fo tuk
l d a u n
di k ena T e t api
e c u a li
g r a f i. a t d ari:
o t re t” k R adio erlu dilih o t o g rafi
“ mem lam k ap F
Istila h n a l d a
e b u t m a
in a r n y a , d alam
dik e l ters aan s d ang i n ar
g a ha s e (s
ju
b e d akan penggun b ia sa s in ar-X
mem alam ha ya a d alah
. D n c a
n a k an o t o g rafi
a
1
n g g unak ng di gu n y a , F yang
me a f i ya t r etan a h aya
g
Radio en).
r p e m o
n g k ap c
it e ru skan
e n t g p r insip uk mena u d ia nd in ar-X
Ro n t e m s
D alam le n sa u u n t u kk
d i o g r afi,
2.
g u n akan h obyek, lam Ra film. kan
e n g o l e d a le h u t uh
m
a n t u lkan angkan n g k ap o i memb l.
di p . Sed d a n dita d io g raf
h m aha
ilm k r a b i
ke f bus obye tannya, sar dan le
m la e
mene lam pera ng lebih b
a a
3. D eralatan y
p
jenis
Sinar-X adalah pancaran gelombang
elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang
listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar
gamma , sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi
dengan panjang gelombang yang sangat pendek.
Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting
untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan
sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak
pada diagnostic imaging system.
SINAR-X
SIFAT-SIFAT SINAR-X
1. Memiliki daya tembus (penetrating power). Daya tembus dipengaruhi tegangan listrik filament
serta oleh jenis bahan yang disinari. Semakin besar tegangan, semakin tinggi daya tembusnya
2. Mengalami atenuasi (diperlemah) saat melalui bahan. Atenuasi semakin besar jika tebal bahan,
kerapatan dan nomor atom semakin besar. Lanjutan sinar X di belakang obyek disebut
bayangan atenuasi. Bayangan atenuasi inilah yang memberikan gambaran pada film
3. Menimbulkan radiasi sekunder
4. Memiliki efek luminesensi atau perpendaran bila mengenai logam tertentu
5. Memiliki efek fotografis atau menghitamkan emulsi potret (emulsi perak bromide)
6. Memiliki efek ionisasi
7. Menimbulkan efek biologis. Sinar X bisa menimbulkan kelainan somatik yang merupakan akibat
lansung dari radiasi sinar X terhadap tubuh, misalnya karsinoma dan tumor. Juga bisa
menyebabkan kelainan genetis, yang merupakan akibat tidak langsung, misal mutasi genetik
8. Memancar divergen secara garis lurus
9. Kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya
10. Panjang gelombangnya sangat pendek, daya
tembus sangat besar
11. Merupakan sinar tak tampak dengan panjang
gelombang bervariasi
12. Tidak bermuatan, tidak dibelokkan medan magnet
13. Tidak difocuskan oleh lensa
PENGENALAN POSISI

1. Pengaturan Pasien :
Dalam melakukan pemotretan, maka pasien perlu diatur sedemikianian
rupa baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian, sehingga
memudahkan pelaksanaan pemotretan pada bagian yang di perlukan.
Untuk itu pengaturan pasien digolongkan dalam dua hal, yaitu :
a. Posisi pasien
Yang dimaksud dengan posisi pasien adalah letak pasien secara
keseluruhan dalam suatu pemotretan. Posisi pasien yang ada adalah
antara lain :
Istilah oblique pada umumnya merupakan letak
atau kedudukan pasien terhadap film dalam
suatu pemotretan. Ada 4 macam kedudukan
oblique,yaitu :
1) Right Anterior
AnteroOblique ( RAO
Posterior (AP) ). Artinya letak
pasien miring dengan tepi kanan depan
dekat terhadap film.
2) Right Posterior Obique ( RPO ). Artinya
letak pasien miring dengan tepi kanan
belakang dekat dengan film
3) Left Anterior Oblique
Postero ( LAO
Anterior (PA)). Artinya letak
pasien miring dengan tepi kiri depan dekat
terhadap film.
4) Left Posterior Oblique ( LPO ). Artinya
pasien miringdengan tepi kiri belakang
dekat terhadap film.
b. Posisi obyek
Yang dimaksud dengan posisi obyek adalah letak atau kedudukan
Fleksio = gerakan melipat sendi.
Addukasi = gerakan merapat ke tubuh. dari sebagian dari tubuh pasien yang perlu diatur dalam suatu
Ekstensio
Abduksi == gerakan
gerakan membuka sendi.
menjauh dari tubuh pemotretan. Misalnya seorang pasien akan di foto tangannya,
Eversion = gerakan membuka sendi kaki maka yang disebut obyek adalah posisi dari tangan pasien yang
akan di foto. Pada umumnya untuk mengatur posisi obyek perlu
Inversion = gerakan menutup sendi kaki
dilakukan suatu pergerakan agar obyek tersebut berada pada
Endorotasi = gerakan memutar ke dalam. posisi yang dikehendaki. Beberapa istilah pergerakan yang
Eksorotasi = gerakan memutar ke luar penting antara lain
Inspirasi = gerakan menarik napas.
Ekspirasi = gerakan mengeluarkan nafas
2. Pengaturan Sinar
Sinar-X yang akan digunakan dalam pemotretan 1) Dorso-Ventral = sinar dari punggung ke perut
perlu di arahkan
2) Ventro-Dorsal
secara tepat pada obyek yang akan di foto. Disamping = sinar dari perut ke punggung
itu kekuatan
3) Dorso-Plantar
sinar serta jumlah sinar perlu diatur agar sesuai dengan besarnya = sinar dari punggung ke
telapak (tangan/kaki)
obyek yang akan di foto. Oleh karena itu maka pengaturan sinar dapat
digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: 4) Planto-Dorsal = sinar dari telapak ke
punggung (tangan/kaki)
5) Supero-Inferior = sinar dari atas ke bawah
a. Focus Film distance ( FFD )
6) Infero-Superior = sinar dari bawah ke atas
Jarak antara sumber sinar ( Focus ) ke Film, perlu diatur pada setiap
7) Latero-Medial = sinar dari tepi ke tengah
melaksanakan pemotreta oleh karena hal tersebut akan berpengaruh
8) Medio-Lateral = sinar dari tengah ke tepi
terhadap kualitas gambar, factor eksposi dan 9) lainCaudo-Cranial
sebagainya. Pada= sinar dari kaki ke kepala
umumnya FFD untuk pemotretan Radiografi berkisar antara (40-180)
10)Cranio-Caudial = sinar dari kepala ke kaki
cm, tergantung dengan jenis pemeriksaan yang 11)dilakukan.
Axial = sinarFocus film ke poros sendi
menuju
distance di bagi menjadi dua bagian yaitu : 12)Tangensial = sinar membentuk garis
1. Fokus Object Distance ( FOD ) adalah jarak fokus singgung
ke objekterhadap obyek
2. Object Film Distance ( OFD ) adalah jarak antara objek ke film.
b. Pengaturan Central Ray ( CR ) c. Central Poin (CP)
Yang dimaksud dengan Central Ray adalah pusat Selanjutnya didalam
dari berkas sinarpemotretan maka Central
yang digunakan dalam pemotretan. Central rayRay akan diarahkan
merupakan garis luruske suatu titik pada obyek.
tengah-tengah berkas sinar yang menunjukan Titik tersebut
arah/ dinamakan
jalannya sinar “Central Point (CP)”.
tersebut. Selanjutnya istilah-istilah arah sinar selalu disebut sesuai
dengan arah datangnya dan perginya sinar. Contohnya sebagai
berikut
s i : ( k il o v o lt ), mA
n F a k t o r Ekspo ) t e r d iri dari kV il m D is tance
tura ara n F
3. Penga osi ( factor penyin s e c o n d ). Focus a n antara
s ( e r ik
Faktor ek
sp
il i A m per ) dan t e n s ia l yang dib K V akan
( m a p o e n .
a la h s a tuan bed t a b u n g Roentg m A adalah
V a d m il k a n .
(FFD). k n anoda didala ang akan dihas y in a ra n . mAs
katoda
da
a li t a s s inar-X y a tu a n w aktu pen F F D jarak
kan K u h s d a n
menentu u n g , d a n s adala y a n g d ihasilkan
s tab inar-X
suatu aru tukan kuantitas s
nen
akan me k e o b je k is p e m o t retan,
cus k tiap jen
antara fo -b e d a u n t u
g a ru h i, antara
a n
r e k s p o si berbed tor yang mempe
fa c to rapa fac
Besarnya y a b e b e
le h k are na adan sposi
o a c t o r e k
:
lain yaitu n obyek e m a k in tinggi f
ala di foto, s
1. Keteb a l o b y e k y a n g
t a n t e r sebut.
e b r e
Semakin
t
k a n d a la m pemot u h k an facto
r
u t uh b u t
yang di b lm Distance b ih b e sar, mem
2. Focus
Fi
n F F D yang le
ngguna a
Pada pe g lebih tinggi. k u k a n m e m b utuhkan
a n yang di l a ,
eksposi y o tr e ta n h K V t echnique s k ipun pada
p e m u e , h ig a m e
3. Tehnik ft tissue techniq n g a n t e hnik bias
so beda de
Misalnya a n g be r
sposi y
factor ek s a m a . n t u a s in g -masing
n g te , m
obyek ya a n p e r a latan ter e e n f il m , grid, dll s a m a lain.
u n a s c r s a t u
4. Pengg s c re e n film, non i y a n g berbeda
aan spo s
Penggun utuhkan factor ek
n memb
ar ke r
4. Pengaturan M

Anda mungkin juga menyukai