Anda di halaman 1dari 34

K e b ija k a n

M o n e te r - O rang-or ang yang


b e r p e n g h a s ila n t e t a p
K e b ija k a n F is k a l d ia t a s i m e m ilik i - O rang-or ang yang
m e la lu i dam pak bagi b e r p e n g h a s ila n t id a k t e t a p
K e b ija k a n - D u n ia u s a h a
L a in n y a - P e m e r in t a h
d it in ja u
dari segi T e o r i K u a n t it a s

d ije la s k a n Te o r i K e yne s
T in g k a t I n fl a s i o le h
P enyebab A s a ln y a
Keparahan T e o r i S t r u k t u r a lis

t e r d ir i t e r d ir i d ih it u n g
d ih it u n g
t e r d ir i m engguna kan
m enggunakan
M e t o d e A g r e g a t if M e t o d e A g r e g a t if
- I n fl a s i r in g a n T id a k T e r t im b a n g T e r t im b a n g
- I n fl a s i s e d a n g In d e k s h a r g a
- I n fl a s i b e r a t
t e r d ir i
t e r d ir i
- D e m a n d P u ll
- C ost P ush M e to d e M e to d e M e to d e
Las peyr es P aasche Ta h u n K h a s

- Im p o r te d In d e ks H a r g a
- D a r i d a la m n e g e r i P erdagangan B ebas
In d e ks H a r g a
Konsum en
I n d e k s h a r g a y a n g d ib a y a r
d a n d it e r im a p e t a n i
Pengertian Inflasi

Inflasi adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari.


Ketika kita ke pasar dan merasakan perbedaan
harga kemarin dan hari ini, maka itulah inflasi.
Kita juga menyadari kehadiran inflasi ketika
hendak membayar uang sekolah dan sadar bahwa
uang sekolah kita lebih mahal dibandingkan
beberapa tahun yang lalu.
Laju Inflasi di Indonesia (%)
Jenis Inflasi
No. Jenis Inflasi Persentase
1 Inflasi ringan (creeping inflation) di bawah 10%
setahun
2 Inflasi sedang 10% - 30% setahun
3 Inflasi berat 30% - 100% setahun
4 Hiperinflasi (hyperinflation) di atas 100%
setahun
Asal Terjadinya Inflasi
Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi ini terjadi akibat adanya kenaikan harga di luar negeri yang
menyebabkan kenaikan harga di dalam negeri. Inflasi semacam ini biasanya
dialami negara-negara berkembang yang sebagian bahan bakunya berasal dari
luar negeri. Inflasi semacam ini terjadi karena adanya aktivitas perdagangan
internasional yang melibatkan dua negara atau lebih.
Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi ini semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor dalam negeri, antara lain :
1. Terjadi defisit anggaran secara terus menerus.
2. Terjadi gagal panen.
3. Kredit untuk keperluan produksi dibatasi.
Ilustrasi Imported Inflation dan Domestic Inflation

Harga di dalam
Harga di luar negeri
negeri

(a)
Harga barang naik karena kenaikan bahan baku di luar
negeri.
Harga
Gagal Stok
Naik =
Panen Kurang
Inflasi

(b)
Gagal panen menyebabkan stok berkurang. Stok yang berkurang ini
apabila tidak dapat menampung permintaan yang ada akan
menyebabkan harga menjadi naik.
Penyebab Inflasi
Penjelasan klasik mengenai terjadinya inflasi adalah
masuknya uang terlalu banyak ke masyarakat sehingga
masyarakat semakin ingin membelanjakan uang mereka.
Secara umum, ada tiga hal yang dapat menjelaskan
mengapa inflasi dapat terjadi, yaitu karena permintaan yang
meningkat (demand-pull inflation), kenaikan biaya produksi
(cost push inflation), dan ekspektasi masyarakat
(expectation).
Kenaikan Permintaan

Inflasi terjadi karena permintaan masyarakat terhadap


berbagai barang lebih besar daripada penawaran barang,
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan
penawaran.
Supaya keseimbangan terjadi maka harga barang naik.
Inflasi karena kenaikan permintaan ini disebut sebagai
demand-pull inflation.
Meningkatnya anggaran belanja negara dan ekspansi bisnis
juga dapat meningkatkan permintaan barang secara
keseluruhan.
Inflasi juga dapat terjadi jika pajak diturunkan atau konsumen
enggan menabung dan suka membeli barang lebih banyak.
Demand Pull Inflation

Inflasi disebabkan oleh


permintaan agregat yang
bertambah sehingga kurva AD
(aggregate demand) ke kanan.
Sebagai akibatnya, harga naik
dari P1 ke P2.
Kenaikan Biaya Produksi

Kenaikan biaya produksi dapat juga menyebabkan inflasi,


yang sering disebut dengan cost-push inflation.
Kenaikan harga-harga faktor produksi yang menyebabkan
kenaikan biaya produksi, mendorong produsen untuk
menaikkan harga jual di setiap titik produksinya. Kenaikan
harga jual ini akan mengakibatkan keseimbangan pasar
berubah, di mana harga sekarang menjadi lebih mahal
dibandingkan keseimbangan sebelumnya.
Cost Push Inflation

Inflasi disebabkan oleh


kenaikan biaya produksi
sehingga menggeser
kurva AS (aggregate
supply) ke atas. Sebagai
akibatnya, harga naik dari
P1 ke P2.
Bagan Proses Inflasi Spiral (Cost-Push Inflation)

Inflasi spiral terjadi


ketika muncul
kenaikan tingkat
upah. Pada kondisi
ini inflasi terjadi
secara terus
menerus.
Ekspektasi Masyarakat

Apa yang masyarakat prediksikan di masa yang akan datang


ternyata berpengaruh terhadap keputusannya sekarang.
Misalkan sebuah perusahaan berekspektasi bahwa
perusahaan pesaingnya akan menaikkan harga sebesar 5
persen, maka perusahaan tersebut kemungkinan besar akan
meningkatkan harga barangnya sebesar 5 persen pula.
Ketika terjadi kenaikan harga,masyarakat akan terus
bereskspektasi bahwa harga akan terus naik.
Membandingkan Laju Inflasi
Untuk membandingkan laju inflasi daat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu :

Membandingkan inflasi rata-rata tahunan.


Membandingkan inflasi bulan ini dengan bulan yang
sama tahun lalu.
Membandingkan inflasi bulan ini dengan bulan yang
lalu.
Cara Mengatasi Inflasi

Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah di bidang keuangan
(melalui bank sentral) untuk mengatur jumlah uang yang beredar agar
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dalam suatu perekonomian.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang mengatur pengeluaran
pemerintah dan perpajakan.
Kebijakan Non Moneter atau Kebijaka Riil
Kebijakan riil merupakan kebijakan di luar kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal.
Bentuk Kebijakan Moneter
1. Penetapan Cadangan Minimum (Reserve Requirement Policy). Bank sentral
mewajibkan bank umum untuk menaruh sejumlah dananya di bank sentral. Bila
bank sentral ingin memperkecil jumlah uang yang beredar di masyarakat, bank
sentral bisa menaikkan tingkat cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh
bank umum. Dengan demikian, dana yang dapat disalurkan oleh bank umum
semakin kecil, sehingga uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit.
2. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Bank sentral melakukan
intervensi di pasar uang melalui operasi pasar terbuka, antara lain dilakukan
dengan menjual berbagai surat berharga seperti obligasi,SBI, dan SBPU.
3. Kebijakan Diskonto (Discount Policy). Sebagai the lender of last resort, bank
sentral dapat memijamkan dananya kepada bank umum yang mengalami
kesulitan likuiditas, dengan mengenakan tingkat bunga (discount rate)
tertentu. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menaikkan tingkat bunga
peminjaman yang dikenakan kepada bank umum. Sebagai akibatnya, bank
umum akan mengurangi pinjaman uangnya kepada bank sentral sehingga uang
yang beredar semakin sedikit.
Bentuk Kebijakan Fiskal

1. Menurunkan pengeluaran pemerintah. Pengurangan pengeluaran


pemerintah akan menyebabkan berkurangnya permintaan barang
dan jasa. Pada saat permintaan tersebut berkurang, maka jumlah
uang beredar di masyarakat akan berkurang yang pada akhirnya
akan menekan tingkat inflasi.
2. Menaikkan pajak. Kebijakan pemerintah menaikkan pajak akan
mengurangi pendapatan masyarakat yang dapat dibelanjakan
(disposable income). Turunnya pendapatan masyarakat ini akan
mendorong masyarakat untuk mengurangi permintaan
konsumsinya. Pada akhirnya, jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan berkurang dan inflasi dapat diturunkan.
Bentuk Kebijakan Riil

1. Menaikkan hasil produksi. Inflasi terjadi karena ketidakseimbangan


antara permintaan dan penawaran. Permintaan akan barang
terjadi lebih besar dibandingkan dengan penawaran sehingga
harga naik. Bila produksi dapat ditingkatkan, maka permintaan
masyarakat akan dapat dipenuhi sehingga pada akhirnya tidak
terjadi inflasi.
2. Mengendalikan harga. Agar harga tidak naik, pemerintah dapat
mengendalikan harga dengan cara pengawasan. Pemerintah akan
menetapkan harga tertinggi yang boleh ditetapkan pengusaha. Bila
hal ini dilanggar, maka pemerintah akan mengambil tindakan.
Dampak Inflasi
1. Pemilik Pendapatan Tetap dan Tidak Tetap. Bagi masyarakat yang
memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan karena uangnya tidak
cukup untuk mencukupi kebutuhannya. Sebaliknya, orang yang
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan seperti pengusaha,
tidak dirugikan dengan adanya inflasi.
2. Para Penabung. Inflasi menyebabkan orang enggan menabung karena nilai
mata uang semakin menurun.
3. Debitur dan Kreditur. Bagi orang yang meminjamkan uang ke bank
(debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran hutang
kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya , kreditur akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian pinjaman lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
4. Produsen. Inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh
lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Namun, bila inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga akhirnya merugikan produsen,
maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.
Deflasi

Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yaitu suatu keadaan di


mana terjadi kecenderungan penurunan pengeluaran dan aktivitas
ekonomi sehingga berakibat turunnya produksi, jumlah pekerjaan,
investasi, perdagangan, keuntungan dan harga. Turunnya harga
secara terus menerus akan mengakibatkan nilai uang naik.
Deflasi Menguntungkan atau Merugikan ?

Dalam beberapa kasus, deflasi bisa menguntungkan.


Harga barang yang semakin murah akan membuat orang
semakin mampu membeli barang dan akan meningkatkan
standar hidup masyarakat.
Namun, deflasi bisa menjadi merugikan bila orang
menunda pembelian mereka hanya untuk menunggu harga
yang lebih murah lagi. Penjualan akan menurun karena
perusahaan tidak dapat menjual barang mereka.
Perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan dan bila
deflasi terjadi secara terus menerus, perusahaan akan
mengurangi produksi dan mengurangi pekerja. Bila hal ini
terjadi, maka akan terjadi pengangguran.
Alur Terjadinya Deflasi
Indeks Harga

Angka indeks adalah perbandingan antara dua angka pada


periode waktu yang berbeda. Angka indeks diperlukan untuk
menghitung indeks harga.
Untuk menentukan indeks harga, kita dapat menggunakan
dua metode, yaitu indeks harga tidak tertimbang dan indeks
harga tertimbang.
Indeks Harga Tidak Tertimbang
Indeks menurut metode ini merupakan rasio antara penjumlahan harga-
harga komoditi dalam satu kelompok pada tahun ke-n dengan
penjumlahan harga-harga komoditi dalam kelompok tersebut pada
tahun dasar.
Rumusnya adalah sebagai berikut :

Di mana :
IA = indeks harga pada tahun ke-n menurut metode agregatif
Pn = harga tahun tertentu
Po = harga tahun dasar
Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat
Negara X Dari data tabel di samping,
perhitungan indeks harga dengan
metode agregratif sederhana untuk
No Jenis 2003 2004 tahun dasar 2004 menggunakan tahun
Barang dasar 2003 adalah sebagai berikut :
1 Beras 2.400 2.500
2 Telur 6.500 7.000
3 Gula Pasir 3.500 4.000 Ini berarti harga-harga dalam
4 Ikan Asin 2.000 2.500 kelompok tersebut mengalami
kenaikan sebesar 9,89% (109,89-100)
5 Minyak 3.800 4.000 dibandingkan tahun sebelumnya.
Goreng
18.200 20.000
Indeks Harga Tertimbang
Indeks Laspeyres. Metode ini menggunakan jumlah (kuantitas) barang
pada tahun dasar sebagai timbangan terhadap harga, yakni jumlah barang
pada tahun dasar dikalikan dengan harga barang pada tahun dasar dan
tahun tertentu.
Rumus Indeks Laspeyres adalah sebagai berikut :

Di mana :
Il = indeks Laspeyres yang dicari
Pn = harga tahun tertentu
Po = harga tahun dasar
Qo = jumlah barang pada tahun dasar
Harga dan Jumlah Beberapa Barang di Negara Y

Harga Kuantitas Dari data tabel di


20 200 samping, perhitungan
N Jenis Po indeks Laypeyes untuk
2003 2004 03 4 Pn Q0
o Barang Qo tahun 2004 menggunakan
(Po) (Pn) (Qo (Qn
) ) tahun dasar 2003 adalah
sebagai berikut :
1 Beras 2.400 2.500 10 8 24.00 25.000
0
2 Telur 6.500 7.000 15 20 97.50 105.00
0 0
3 Gula 3.500 4.000 20 18 70.00 80.000 Ini berarti dalam, harga-
Pasir 0 harga dalam kelompok
barang tersebut
4 Ikan Asin 2.000 1.750 25 30 50.00 43.750
mengalami kenaikan
0
sebesar 2,56% (102,56-
5 Minyak 4.000 3.900 30 50 120.0 117.00 100) dibandingkan tahun
Goreng 00 0 sebelumnya.
Jumlah 361.5 370.7
00 50
Indeks Paasche

Selain indeks Laypeyres, ada indeks yang cukup sering digunakan,


yaitu indeks Paasche. Indeks Paasche pada dasarnya mirip dengan
Indeks Laypeyres. Perbedaannya adalah Indeks Paasche
menggunakan jumlah barang pada tahun yang ditentukan dan tidak
seperti Laypeyres yang menggunakan jumlah barang pada tahun dasar.
Rumus yang digunakan indeks Paasche adalah sebagai berikut :

Di mana :
Ip = Indeks Paasche yang dicari
Pn = harga tahun tertentu
Po = harga tahun dasar
Qo = jumlah barang pada tahun dasar
Perhatikan contoh tabel berikut :
Harga Jumlah Beberapa Barang di Negara Z

Harga Kuantitas
No Jenis Barang 2003 2004 2003 2004 Pn Qn Po Qn
(Po) (Pn) (Qn) (Qn)
1 Beras 2.400 2.500 10 8 20.000 19.200
2 Telur 6.500 7.000 15 20 140.000 130.000
3 Gula Pasir 3.500 4.000 20 18 72.000 63.000
4 Ikan Asin 2.000 1.750 25 30 52.500 60.000
5 Minyak Goreng 4.000 3.900 30 50 195.000 200.000

Jumlah 479.500 472.200


Dari data tabel di atas perhitungan Indeks Paasche untuk tahun 2004 menggunakan
tahun dasar 2003 adalah sebagai berikut :

Harga barang di atas, berarti harga-harga dalam kelompok barang tersebut mengalami
kenaikan sebesar 1,55% (101,55 100) dibandingkan tahun sebelumnya.
Perhitungan Inflasi dari Indeks Harga
Indeks harga merupakan dasar yang digunakan dalam menentukan besarnya
inflasi. Bila kita perhatikan kembali, segala kenaikan besarnya indeks harga
dibandingkan dengan tahun dasar, itu berarti telah terjadi inflasi.
Pada kenyataannya,penghitungan inflasi tidak hanya dihitung berdasarkan
perubahan harga satu atau dua barang saja. Seringkali inflasi dihitung melalui
perubahan indeks harga barang dan jasa yang sering dipakai dalam sebuah
rumah tangga dalam jangka waktu tertentu. Indeks ini sering disebut dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI).
Jenis barang dan jasa yang dihitung indeks harganya, antara lain
dikelompokkan menjadi :
a. Bahan makanan
b. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
c. Perumahan
d. Kesehatan
e. Pendidikan, rekreasi, dan olahraga
f. Transpportasi dan komunikasi
Indeks Harga Konsumen (IHK) Tahun 1998 2003 Menggunakan
Tahun Dasar 1996

Grafik di samping
memperlihatkan bahwa
Indeks Harga Konsumen di
Indonesia selalu meningkat
dari tahun ke tahun.
Dari besarnya Indeks Harga Konsumen (IHK) yang telah didapat, maka
besarnya inflasi dapat diperoleh melalui rumus di bawah ini.

Sebagai contoh, IHK bulan April 2004 adalah 111,91 sementara IHK bulan
Maret 2004 adalah 110,83. Maka, laju inflasi bulan April 2004 adalah
sebagai berikut :
Komponen Penyusun Indeks Harga

Tidak semua barang yang


ada di Indonesia masuk
dalam perhitungan Indeks
Harga. Hanya kelompok-
kelompok inilah yang
masuk perhitungan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai