Tujuan
• Pengantar Rekayasa Transportasi = tinjauan / gambaran berbagai hal menyangkut
rekayasa transportasi untuk memberi pemahaman tentang prinsip2 transportasi sebagai
dasar perencanaan dan perancangan elemen sistem transportasi.
• Rekayasa transportasi = bidang relatif baru dan berkembang dengan pesat dalam waktu
50-60 tahun terakhir. Tujuannya untuk menemukan/menentukan kombinasi paling
optimum dari sarana dan prasarana serta metoda pengoperasian transportasi pada
suatu daerah tertentu.
Definisi
• Transportasi = sesuatu hal yang berhubungan dengan pemindahan orang/barang dari
suatu tempat asal ke tempat tujuan.
• Rekayasa transportasi = penerapan prinsip-prinsip ilmiah ipteks dalam semua tahapan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infra struktur transportasi untuk
menjamin terselenggaranya semua pergerakan tersebut secara selamat, mudah, cepat,
nyaman, ekonomis dan serasi serta bersahabat dengan lingkungan.
• Dalam pengertian yang lengkap, transportasi didefinisikan sebagai “suatu tindakan,
proses atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain” (Morlok,
1978). Selanjutnya rekayasa transportasi diartikan sebagai penerapan dari ilmu
pengetahuan dan matematika dimana sifat-sifat zat dan sumber-sumber alami dipakai
untuk mengangkut orang dan barang dengan suatu cara yang berguna untuk manusia.
Fungsi
• Fungsi transportasi = menghubungkan orang dengan tata guna lahan, pengikat kegiatan
dan memberikan kegunaan tempat dan waktu untuk komoditi yang diperlukan.
• Dengan adanya transportasi, orang dapat bergerak dari/ke tempat yang punya tata guna
lahan berbeda (misalnya dari pemukiman ke tempat kerja, tempat rekreasi dan lain-
lain).
• Hubungan tersebut harus merupakan suatu rangkaian yang terkait satu sama lain dan
dilakukan oleh jaringan transportasi.
• Fungsi transportasi juga untuk memberikan hubungan antara tempat produksi dengan
tempat konsumsi, dimana harus diperhatikan bahwa suatu komoditi akan bernilai
apabila tersedia pada tempat dan waktu yang tepat.
Ruang Lingkup
• Ruang lingkup pembahasan meliputi perumusan kebijakan, perencanaan, perancangan,
pelaksanaan pembangunan s/d tahap pengoperasian dan pemeliharaan dari sistem.
• Morlok (1978) membagi ruang lingkup teknik transportasi dalam 2 katagori, yaitu
o Berhubungan dengan perencanaan sistem
o Berhubungan dengan perancangan rinci dari komponen-komponen sistem (terdiri
dari sarana dan prasarana transportasi serta sistem pengoperasiannya).
P e n e n tu a n K e b ija k a n
P e n g e m b a n g a n T r a n s p o r ta s i
- M e k a n ik a l - M e k a n ik a ta n a h - P e n e litia n O p e r a s i
- E le k tr ik a l - M e k a n ik a F lu id a - S ta tis tik
- T h e r m o d in a m ik a - A n a lis is S tr u k tu r - A d m in is tr a s i B is n is
( S u m b e r : D ia d o p s i d a n d im o d if ik a s i d a r i M o r lo k , 1 9 7 8 )
Dasar Perundang-undangan
• Dasar perundang-undangan yang diacu dalam masalah transportasi sebagian besar
berasal dari negara Indonesia sendiri, misalnya UURI no 38/2004 tentang jalan, UURI no
12/2008 tentang perkereta apian, UURI no 14/2008 tentang lalu-lintas dan angkutan
jalan, UURI no 15/1992 tentang penerbangan dan UURI no 21/1992 tentang
pelayaran.berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya
• Disamping itu, diacu pula peraturan-peraturan lain yang sudah berlaku secara umum
ataupun baku dan bersifat internasional, seperti misalnya peraturan yang dikeluarkan
oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) untuk masalah penerbangan.
Pengertian Sistem
• Sistem = kelompok elemen/sub-sistem yang bekerja sama mencapai tujuan tertentu.
• Bila ada suatu elemen/sub-sistem yang tidak berfungsi, hal itu akan mempengaruhi
kelangsungan atau malah membuat sistem tsb sama sekali tidak berfungsi.
K u a lita s P e la y a n a n
( K e s e la m a ta n , K e a n d a la n d ll)
T in g k a t P e la y a n a n
( K a p a s ita s , K e c e p a ta n , B ia y a d ll)
S iste m
T enaga Ja lu r P e n g e n d a lia n
K e n d a ra a n T e r m in a l
P e n g g e ra k P e rg e ra k an
O p erasi
( S u m b e r : D ia d o p s i d a n d im o d ifik a s i d a r i H a y , 1 9 7 7 )
Karakteristik Tekno-Ekonomi
• Sistem transportasi sendiri merupakan suatu sub-sistem dari sistem yang lebih besar
yang disebut sistem tekno-ekonomi.
• Dalam sistem tekno-ekonomi, sub-sistem yang akan berinteraksi adalah misalnya sistem
pemerintahan, sistem keuangan, sistem nilai masyarakat dan lain-lain.
• Dalam lingkungan ini, sistem transportasi ini digambarkan sebagai sub-sistem dari
sistem yang besar tersebut. Terlihat bahwa sub-sistem transportasi ini selain
mempunyai interaksi dalam komponen-komponennya, juga akan dipengaruhi dan
mempengaruhi sub-sistem diluarnya serta saling berinteraksi satu sama lainnya.
S is te m K e b ija k a n
P o p u la s i P e m e r in - P e ra tu ra n
K o ta U m um ta h a n
S is te m M a n a je m e n
T ra n s p o rt P e m b ia y a a n
L a in
S is te m T e k n o lo g i T r a n s p o r ta s i
M a s a la h
D u n ia
Pengaw asan
S is t e m
L in g k u n g a n T en ag a J a lu r
B ia y a
K e n d ara a n T e r m in a l P e n g e n d a lia a n
P en gg erak P erg era k a n O p e ras i
P a so ka n
E n e rg i
K u a lita s
P e la y a n a n
A k t iv it a s
C ua ca /
B u ru h In d u s tri
G e o g ra fi
N ila i- n ila i K e m a ju a n
M a s y a ra k a t P a s a ra n
T e k n o lo g i B a h a n
M e n ta h
( S u m b e r : D ia d o p s i d a n d i m o d if ik a s i d a r i H a y , 1 9 7 7 )
Masalah
• Masalah di bidang transportasi sangat beragam sifatnya dan ada pada setiap aspeknya,
i.e dari tahapan kebijakan s/d tahapan operasional. Contohnya :
o Stabilitas dan daya dukung jalur gerak (terkait kondisi geologi dan geografis).
o Dampak yang timbul terkait masalah lingkungan hidup seperti polusi udara dan
kebisingan.
o Kapasitas atau daya angkut sarana/prasarana terkait makin besarnya kebutuhan
serta makin tingginya kecepatan yang diminta.
o Upaya perbaikan sistem dan metoda pengendalian untuk meningkatkan faktor
keamanan dan keselamatan.
o Pendanaan yang terbatas dan harus bersaing dengan kepentingan yang lain.
o Makin menipisnya cadangan sumber energi yang tidak terbaharui.
o Adanya perbedaan kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kaitannya dengan
penentuan tingkat prioritas.
Perencanaan transportasi
• Pada prinsipnya, yang jadi pusat perhatian perencanaan transportasi ialah berkaitan
dengan upaya memenuhi permintaan (demand) yang ada dengan tingkat dan kualitas
pelayanan yang memadai dengan dana yang terbatas. Perencanaan umumnya bersifat
multi disiplin dan tidak hanya bisa ditangani oleh para ahli teknik saja, tetapi juga harus
melibatkan keahlian dari bidang lain, seperti ekonomi, sosial, hukum dan sebagainya.
• Sesuai dengan tingkatannya, perencanaan ini bisa berada di tingkat perumusan
kebijakan dan rencana strategis, ataupun bisa berada dalam tingkat operasional atau
malahan berupa perancangan dari elemen-elemen tertentu. Sesuai dengan tingkatan
ini, maka disiplin ilmu yang terlibat bisa bermacam –macam juga.
e n g in e e r in g
E c o n o m ic s
S y s te m
S o c ia l P la n n in g a n d C iv il M a th a n d P h y sica l
S c ie n c e a rc h ite c tu re e n g in e e rin g s ta tis tic s scien c e
T r a n s p o r ta tio n T ra ffic
p la n n in g en g in e e rin g
In v o lv e m en t
G e o m e tric S o il m e ch a n ic s
d e s ig n P a v e m en t d e sig n
B r e a d th o f T r a n s p o rta tio n E n g in e e rin g
( S u m b e r :K h is t y a n d L a ll, 1 9 9 8 )
Faktor penentu pengembangan transportasi
Menurut Hay (1977), faktor yang mempengaruhi perkembangan transportasi, a.l :
Ekonomi
Alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya sistem transportasi,
dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi dan distribusi serta untuk mencari
sumber dan menjangkau pasar.
Contoh : perkembangan armada laut negara-negara seperti Inggris dan Portugis dulu,
yang diantaranya disebabkan oleh adanya alasan ekonomi ini.
Geografi
Alasan dari dikembangkannya sistem transportasi awalnya adalah untuk mengatasi
keadaan alam setempat dan kemudian berkembang dengan upaya untuk mendekatkan
sumber daya dengan pusat produksi dan pasar.
Pada alasan yang pertama, beberapa sistem transportasi dikembangkan secara spesifik
pada beberapa daerah khusus untuk mengatasi rintangan pada daerah tersebut,
misalnya sistem transportasi kereta gantung di daerah pegunungan, sistem kereta luncur
es di daerah yang selalu bersalju dan lain sebagainya.
Politik
Alasan dari dikembangkannya suatu sistem transportasi secara politik adalah untuk
menyatukan daerah-daerah dan mendistribusikan kemakmuran ke seluruh pelosok suatu
negara tertentu.
Contoh di Indonesia : Pembangunan beberapa jalan utama (Trans Sumatra, Trans
Kalimantan dll) Atau adanya ungkapan "banyak jalan menuju ke Roma" yang
mengindikasikan betapa kuatnya pengaruh politik dari kerajaan Romawi di jaman dahulu,
sehingga seolah-olah semua tempat berkiblat ke pusat kerajaan di kota Roma.
Militer
Alasan dikembangkannya sistem transportasi dari segi militer dan pertahanan-keamanan
negara adalah untuk keperluan pembelaan diri dan menjamin terselenggarakannya
pergerakan dan akses yang cepat ke tempat-tempat strategis, seperti misalnya daerah
perbatasan negara, pusat-pusat pemerintahan, atau instalasi penting lainnya.
Contoh dalam hal ini adalah dikembangkannya jalan-jalan pada masa kerajaan Romawi
atau pembuatan jalan pos Anyer-Panarukan sepanjang kira-kira 1000 km dimasa
kekuasaan Daendels di Indonesia (Hindia Belanda pada waktu itu) pada tahun 1809.
Teknologi
Dalam bidang ini, adanya penemuan-penemuan teknologi baru tentu akan mendorong
kemajuan di keseluruhan sistem transportasi. Contoh dari faktor ini terlihat jelas dengan
misalnya ditemukannya mesin uap atau mesin bakar serta komputer yang sangat
berpengaruh terhadap bidang transportasi.
Contoh lain dari pengaruh di bidang ini bisa juga dilihat pada dampak dari sangat
pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang akan sangat
berpengaruh terhadap bidang transportasi di masa depan.
Kompetisi
Dengan adanya persaingan, baik antar moda, maupun dalam bentuk lainnya seperti
pelayanan, material dan lain-lain, secara tidak langsung akan mendorong perkembangan
sistem transportasi ini dalam rangka memberikan pilihan yang terbaik.
Contoh dari pengaruh ini adalah misalnya adanya kompetisi antara angkutan jalan dengan
angkutan kereta antara Jakarta-Surabaya, yang masing-masing akan mengembangkan
jaringan Jalan Tol dan Kereta Api Cepat yang menghubungkan ke dua daerah tersebut.
Urbanisasi
Dengan makin meningkatnya arus urbanisasi, maka pertumbuhan kota-kota akan semakin
meningkat dan dengan sendirinya kebutuhan jaringan transportasi untuk menampung
pergerakan warga kotanyapun akan semakin meningkat pula.
Contoh akibat dari perkembangan dibidang ini adalah dengan mulai dipikirkannya
pembangunan beberapa Sistem Angkutan Umum Massal di beberapa kota metropolitan
di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lain-lain.
Faktor lain
Di lain pihak, adanya keterbatasan di bidang pendanaan, sumber daya manusia dan lain-
lain, akan pula menimbulkan perkembangan di bidang transportasi dalam hal misalnya
pengupayaan penerapan sistem yang lebih hemat dan tidak terlalu memerlukan keahlian
yang tinggi dalam penanganannya.
Kecenderungan Perkembangan
Menurut Yu (1983), kecenderungan pemanfaatan kemajuan dan ilmu pengetahuan di bidang
transportasi dimasa depan adalah antara lain :
• Penggabungan sistem transportasi dengan lingkungan
• Penerapan analisis sistem pada tahap perencanaan dan perancangan
• Optimasi pengoperasian sistem melalui penelitian operasional (operations research)
• Integrasi dan harmonisasi antar moda melalui perangkat/standar khusus
• Komputerisasi pengolahan dan analisis data
• Penggunaan sistem transportasi hemat energi
• Peningkatan pemanfaatan dan efisiensi prasarana yang ada
Evolusi Perangkat Transportasi
1. Mengarungi ruang
• Beragamnya kendala manusia dan fisik
• Jarak, waktu, btas administratif dan topography.
Pentingnya Transportasi
1. Multi Dimensi :
• Dimensi Historis:
o Memainkan peran yang panting dan beragam
o Bangkitnya peradaban manusia (Mesir, Romawi dan Cina).
o Berkembangnya masyarakat (secara politis dan budaya)
o Fungsi pertahanan negara (Kekaisaran Romawi, Jaringan jalan Amerika).
• Dimensi Sosial:
o Berperan dalam meningkatkan akses ke pelayanan lkesehatan, peningkatan
kesejahteraan ataupun event budaya
o Mempererat interaksi sosial (silaturahmi)
• Dimensi Politik:
o Berperan dalam memperlancar pengendalian dan pengaturan wilayah (Rules and
regulations).
o Mobilitas masyarakat dan barang terkadang perlu disubsidi
o Sebagai media pembangunan dan pemersatu bangsa
• Dimensi Lingkungan :
o Menyebabkan dampak lingkungan yg signifikan
o Polusi, exploitasi sumber daya alam
• Dimensi Ekonomi:
o Berkaitan dengan perkembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, baik
secara langsung maupun tak langsung.
o Tergantung pada perkembangan moda; maritime, kereta api, kendaraan darat, dan
angkutan uadara.
o Merupakan salah faktor dalam kegiatan produksi barang dan jasa
o Berperan dalam meningkatkan nilai tambah barang dan jasa
o Mempengaruhi skala keekonomian
o Mempengaruhi nilai lahan (real estate)
o Berperan dalam spesialisasi wilayah
3. Berkurangnya biaya
Moda transportasi tertentu sangat mahal untuk dimiliki dan dioperasikan secara pribadi
(kapal dan pesawat terbang).
Biaya transport per unit berat secara signifikan cenderung turun
Teknologi yg ada telah mampu menangani jarak yang lebih panjang dan mengeksploitasi
keunggulan wilayah
Berkurangnya biaya untuk jarak yang lebih jauh.
6. Prasarana Strategis
Merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan sosial ekonomi individu, institusi dan
korporasi
Jika terganggu atau tdk bisa dioperasikan, implikinya sangat gawat
1. Physiography:
Kondisi Geologi permukaan atau landscape dari wilayah
Topography: Kondisi bentang alam
Prasarana transportasi tergantung pada kondisi bentang alam
2. Hydrography:
Mempengaruhi navigasi
Merupakan hambatan bagi transportasi darat : Diperlukan jembatan, terowongan dan
detours.
Dapat beriungsi sebagai prasarana
Pelabuhan: Sangat tergantung pada kondisi hydrography, Tergantung pada lokasi dan
kedalaman air.
3. lklim
Pola iklim mempengaruhi kondisi daerah: Temperatur, angin dan precipitasi.
Dampak terhadap transportasi beragam: Dari yang terabaikan sampai ying
membahayakan atau kondisi operasi yang tak mungkin.
Arus Jet (Jet streams):
o Kondisi fisik yang harus diperhatikan sistem penerbangan internasional.
o Kecepatan angin akan mempengaruhi besarnya biaya penerbangan.
o Dapat menyebabkan bertambah ataupun berkurangnya waktu terbang, terutama
untuk penerbangan antar benua.
o Penerbangan antata York dan London:
Sekitar 7 jam (dari pintu ke pintu) arah ke timur
Sekitar 7 jam 45 mnt ke arah barat.
1. Atribut Fisik
Kondisi alam dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan manusia
Kebanyakan jaringan prasarana transportasi dibuat dengan prinsip yang paling mudah
(paling murah) dan paling dekat (direct path), yang biasanya dibuat berdasarkan kondisi
topografi
2. Pertimbangan Historis
Prasarana baru biasanya didasarkan pada kondisi historis, dan bersifat melengkapi.
Transportasi perkotaan
• Bertambahnya populasi
• Tramways (1880).
• Urban sprawl dan fungsi ekonomi yg makin terspesialisasi
• Underground metro systems di kota2 besar (London, 1863).
• Sepeda.
Transportasi pada Era Fordist (1920-1970)
Transportasi masa depan
Tenaga gerak & kendaraan
Umum
• Tujuan Tenaga Gerak
menggerakan sarana transportasi dan mengatasi hambatan atau tahanan yang dialaminya
(gravitasi, kelandaian, gesekan ban vs permukaan, gelombang laut dll).
• Konsep Tenaga Kuda (Horse Power)
besarnya tenaga untuk menggerakan benda sejauh jarak tertentu /satuan waktu.
HP = F x d
HP = Satuan tenaga persatuan waktu
F = Gaya yang bekerja
d = jarak pemindahan
1 HP didefinisikan sebagai 75 kg.m/detik atau 0.75 kilowatt
• Mesin Uap
Berawal dari penemuan teknologi tenaga uap.
Bersifat universal (i.e dapat untuk berbagai keperluan, misalnya K.A, kapal, stasiun
pompa dll).
Karakteristik sederhana, biasanya besar, berat dan kotor dan menimbulkan polusi
udara dan suara.
Prinsip kerja : uap dari pemanasan air di boiler digunakan menggerakan torak yang
digunakan menggerakan roda penggerak.
• Mesin Bakar
• Menggunakan bahan bakar dari minyak bumi bensin dan solar.
• Sifatnya sederhana dan ringan serta biasanya digunakan dalam dunia otomatif.
• Mesin dengan bahan bakar solar dikenal sebagai mesin diesel.
• Terdapat 2 jenis utama, mesin 4 langkah dan mesin 2 langkah.
• Mesin 4 langkah : bahan bakar dan udara dimampatkan dan dibakar, kemudian
menghasilkan tenaga dan gas buangan.
• Mesin 2 langkah : proses pemasukkan bahan bakar dan udara serta
pemampatannya dilakukan dalam 1 langkah, proses pembakaran dan pembuangan
gas buangannya dilakukan dalam 1 langkah juga.
• Pada mesin bakar bensin penyalaan dilakukan oleh loncatan api listrik, pada mesin
diesel proses penyalaannya terjadi karena bahan bakar disemprotkan ke dalam
silinder udara yang bertemperatur dan tekanan tinggi hingga bahan bakar terbakar
sendiri.
Mesin Listrik
• Bersifat sangat fleksibel dan bersih, namun mahal.
• Perlu tempat pengolah tenaga (power plant) yang berfungsi merubah energi
menjadi listrik. Power plant bisa menggunakan berbagai bahan bakar seperti
batubara, minyak bumi atau nuklir.
• Bisa ditempatkan pada kendaraan langsung (seperti pada mobil atau kapal) atau
ditempatkan pada tempat terpisah dan jauh dari tempat digunakannya yang
dialirkan melalui kabel diatas tanah (overhead line) atau rel ketiga seperti yang
diterapkan pada sistem kereta api.
• Mesin Jet
• Relatif ringan dibandingkan dengan tenaga yang dihasilkan,
• Menggunakan prinsip recoil, (i.e udara masuk dimampatkan tinggi dikeluarkan
lewat lobang sempit dibelakang (nozzle) sehingga memberikan gaya dorong besar.
• Langkah kerja = prinsip 4 langkah mesin bakar biasa yaitu intake - compression -
combustion - exhaust, hanya yang dimasukkan dan dibakar adalah udara dan bukan
bahan bakar.
Karakteristik Kendaraan
Lingkup Perencanaan
Terdapat dua aspek, yaitu bentuk dan ukur an yang harus disediakan (berkaitan dengan per
ancangan geometrik), dan daya dukung untuk menahan beban yang bergerak di jalur tersebut.
Jalan
• Definisi : jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun
meliputi segala bagian jalan, termasuk bag!an pe!engkap dann perlengkapannya, yang
diperuntukkan bagi lalu hntas.
• Dasar perencanaan : pemenuhan fungsi jalan untuk melayani lalu lintas yang beruoah
(jumlah, sifat kendaraan don pengendaranya} secara maksimum. dengan memperhatikan
lingkungan don bahan yang ada dan biaya semurah-murahnya atau ekonomis (+estetis).
Adapun pengembangan perencanaan didapatkan melalui pengalaman, penelitian dan
peramalan kondisi, masa depan (kecenderungan kendaraan, dan lain-lain).
kontrol don kriterio perencanaannyo meliputi: Topogrofi dan keadaan Fisik (Lingkungan), Lalu
Lintas don Kendaraan, ekonomi don Keselamatan (+ kenyamanan).
Perancangan Geometrik
• Perancangan geometrik meliputi penetapan bentuk dan ukuran-ukuran fisik jalan.
• Aspek perencanaan: Alinyemen Horizontal, Alinyemen Vertikal, Penampang Mel1ntang,
Pandangan bebas di tikungan, Pelelaran Perkerasan di Tikungan serta Perencanaan
persimpangan.
• Untuk merencanakannya, digunakan standar perencanaan tertentu, Y,aitu batas-batas
(maksimun atau minimum) yang bisa dijad1kan P.atokan atau acuan dalam menentukan
ukuranukuran fisik dalam perencanaan".
Alinyemen Horizontal
• Alinyemen Horizontal : "Proyeksi horizontal sumbu jalan tegak lurus bidang datum atau
Peta situasi (Topography)".
• Unsur/Elemen Perancangan : garis lurus (tangen) don lengkungan (curve).
• Kontrol atau ketetentuan umum perencanaan :
a. Alinyemen sebaiknya sependek don selangsung mungkin tapi serasi dengan keaaaan
topography ( mengikuti countours), tikungan d,usahakan sedikit.
b. Gunakan tikungan dengan jari-jari > minimum (standar)
c. Alinyemen sebaiknya konsisten, jangan berubah tiba-tiba (misalnya tikungan tajam
diakhir bagian lurus)
d. Perencanaan dikoordinasikan dengan Alinyemen Vertikal untukmenghindarkan
penampiIan yang buruk)
• Perlu penetapan kecepatan rencana (tergantung fungsi jalan, medan dll)
• Rmin = V2/c (e + f)
Alinyemen Vertikal
Alinyemen Vertikal : Bidang tegak permukaan jalan tegak lurus melalui sumbu,
menggamoarkan kedudukan muka jalan rencana terhadap muka tanah .
Aspek perancangan meliputi perencanaan kelandaian jalan (tanjakan don turunan),
serta lengkung vertikal pada tempat"'tempat pertemuan kelandaian yang berbeda
(pergantian randai ).
Kontrol atau kriteria umum perancangaan
1. Kelandaian diusahakan mengikuti bentuk permukaan tanah asli (mengurangi galian
dan timbunan untuk menekan biaya).
2. Perancangan diusahakan sebaik mungkin karena merubah atau mem eroaiki suatu
kelandaian jalan akan sangat mahal. Perencanaan dikoordinasikan dengan Alinyemen
Horizontal.
Perancangan lengkung vertikal :
•Diadakan pada setiap pergantian kelandaian don sebagai syarat untuk memenuni
kriteria keamanan, kenyamanan, drainase dan keindahan bentuk (estetis).
•Lengkung yang digunakan bisa lingkaran, parabola tingkat 2 (sederhana) atau
parabola tingkat 3. Yang paling sering aigunakan (juga sebagai stancfar di Indonesia)
aaalah parabola tingl<at 2 karena memberikan perubahan yang konstan sebanding
dengan jaraknya.
•Terdiri dari Lengkung vertikal cembung (crest) dan Lengkung vertikaI cekung (sag)
Bahu
Terdapat bahu luar dan bahu dalam (untuk jalan yang terpisah dengan median).
Fungsmya untuk memberikan kebebasan samping, tempat pemberhentian darurat,
meminimalkan efek dengan lereng kendaraan melintang mogok, pemasangan rambu dll.
Lebarnya berkisar , 1.00 -3.50m dengan lereng melintang >en = 4% - 6%
Median
Fungsinya sebagai pembatas arus lalu lintas berlawanan arah, tempat pemasangan
rambu/kolom jembatan, cadangan pelebaran.jalan. Bentuknya bisa tanah terbulka atau
konstruksi khusus dengan lebar bervariasi antara 0,25 m s/d 10.00 m
Saluran Drainase
Berupa saluran tepi (terbuka/tertutup) berbentuk Empat persegi panjang, bujur sangkar,
Trapesium atau U, V don dirancang berdasarkan ketentuan Hidrologi.
Perancangan Persimpangan
• Persimpangan adalah daerah di mana 2 atau lebih jalan bergabung atau
berpotongan/bersi langan. Jenis Persimpangan meliputi Sebidang don Tidak Sebidang
atau simpang susun (dengan ramp atau tanpa ramp/Fly over)
• Masalah - masalah yang ado pada persimpangan adalah :Titik konflik lalu lintas yang-
bertemu, Penyebab kemacetan/congestion akibat adanya perubahan kapasitas, Tempat
sering terjadi kecelakaan dan Konsentrasi para penyeberang Jalan/pedestrian
• Faktor-faktor Perancangannya meliputi: Lokasi/Lingkungan/Topography, Lalu Lintas
(Volume, Komposisi, Jenis Kendaraan, arus - arus belok, kecepatan), Keselamatan (Jarak
pandangan, efek kejutan, jejak natural) dan ekonomu (Pembebesan tanah, Biaya
konstruksi, dll)