Anda di halaman 1dari 4

KARANGAN NARASI

A. DEFINISI

Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah
tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang
terjadi dalam satu kesatuan waktu. Atau dapat dirumuskan dengan cara lain narasi
adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-
jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. (Gorys, Keraf:
Argumentasi dan Narasi hal. 135)

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
dengan tujuan agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami
kejadian yang diceritakan. (Djuharmie, E. K.: Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas
X)
Karangan narasi adalah bentuk karangan atau wacana yang mengisahkan suatu
kejadian dalam rangkaian waktu. (Hatikah, Tika. Berbahasa dan Bersastra
Indonesia)
Narasi adalah teks yang di dalamnya menceritakan suatu kejadian secara runtut
dalam satu kesatuan waktu. (Damayanti, Nani. 2007. Berbahasa Indonesia untuk
SMK Kelas XI hal. 12)

Narasi adalah suatu karangan yang isinya mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian itu
sendiri. Peristiwa yang dikisahkan dalam proa narasi berupa serangkaian tindakan atau
perbuatan yang memiliki hubungan kausalitas dan terikat oleh satu kesatuan ruang dan
waktu. (Suryanto, Alex. 2007. Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X hal. 36-39)
B. TUJUAN

Berdasarkan definisi di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari
karangan narasi adalah :

Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami kejadian yang


diceritakan.
Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang
telah terjadi Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar.
Untuk menggerakkan aspek emosi.

-Membentuk citra/imajinasi para pembaca.

-Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar.


Memberi informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan (pada narasi
ekspositoris/non fiktif).

- Menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya
(pada narasi sugestif/fiktif).

C. JENIS-JENIS NARASI

Narasi Fiktif atau Ekspositoris

Roman
Novel
Cerpen
Dongeng
Narasi Non Fiktif atau Sugestif
Sejarah
Biografi
Autobiografi

D. CIRI-CIRI NARASI

a. Secara Umum

- Adanya unsur perbuatan atau tindakan.

- Adanya unsur rangkaian waktu dan informatif.

- Adanya sudut pandang penulis. (Damayanti, Nani. 2007. Berbahasa Indonesia untuk
SMK Kelas XI hal. 12)

- Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.


- Terdapat unsur tokoh yang digambarkan dengan memiliki karakter atau perwatakan
yang jelas.

-Terdapat latar tempat, waktu, dan suasana.

- Mempunyai alur atau plot.

b. Narasi Ekspositoris/Non Fiktif

1. Memperluas pengetahuan

2. Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.

3.Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional


4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan
kata-kata denotatif.(Gorys, Keraf: Argumentasi dan Narasi halaman 138-139)
c. Narasi Sugestif/Fiktif

1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.

2. Menimbulkan daya khayal.

3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga


penalaran dapat dilanggar.

4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan


kata-kata konotatif.

5. Banyak menggunakan majas/gaya bahasa.

E. UNSUR-UNSUR PEMBANGUN NARASI

1. Tema adalah pokok pembicaraan yang mencadi dasar penceritaan penulis.


2. Alur/plot adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun, sehingga peristiwa demi
peristiwa dapat terjalin dengan baik.

3. Watak/karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi.
4. Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut
membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku.
5. Sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang suatu peristiwa.
(Damayanti, Nani. 2007. Berbahasa Indonesia untuk SMK Kelas XI hal. 12)

Anda mungkin juga menyukai