Anda di halaman 1dari 2

Membangun Wonderful Indonesia di Mata Dunia

Oleh Jhanghiz Syahrivar Indonesia adalah negara terkaya ke-18 di dunia berdasarkan data International Monetary Fund (IMF) di tahun 2010 dan adalah anggota G-20 yang merupakan kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Berdasarkan data World Trade Organization (WTO) per tahun 2010, Indonesia tercatat pula sebagai negara pengekspor terbesar ke-27 di dunia. Dengan populasi sebesar 240 juta penduduk (terpadat ke 4 di dunia), dan luas darat plus lautan sebesar 5 juta km2 (terbesar ke 15 di dunia), Indonesia diharapkan dapat menjadi negara terkaya ke-8 dalam 20 tahun mendatang. Untuk meningkatkan devisa setiap tahunnya, Indonesia tidak hanya giat meningkatkan aktivitas ekspor dan memperbaiki kesejahteraan pahlawan devisa negara, Tenaga Kerja Indonesia (TKI), di luar negeri tetapi juga turut meningkatkan peranan sektor pariwisata dalam mendatangkan turis mancanegara. Hal ini tampak dari perubahan slogan yang digunakan pada tahun lalu, yakni Visit Indonesia, yang oleh banyak kalangan dinilai kurang greget, menjadi Wonderful Indonesia di tahun 2011 ini. Tidak kurang dana sebesar Rp. 60 Milyar pun dikocorkan oleh Kemenbudpar untuk membangun infrastruktur di 567 desa wisata baru. Terlepas dari usaha dan dana yang tidak sedikit dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan devisa negara dan memperbaiki citra Indonesia di mata internasional, sebenarnya masih ada sektor-sektor potensial lain yang bisa digarap untuk mendatangkan devisa, seperti sektor pendidikan. Contohlah Malaysia yang sukses mendatangkan devisa dari sektor pendidikan. Dari laporan terbaru jumlah mahasiswa asing di negri jiran tersebut, telah terjadi peningkatan jumlah mahasiswa asing yang signifikan dari 54.474 orang pada tahun 2009 menjadi 75.819 orang pada tahun 2011. Berdasarkan informasi dari KBRI di Kuala Lumpur, jumlah mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Malaysia mencapai 14 ribu orang. Bisa dibayangkan jutaan ringgit keuntungan yang didapatkan oleh pemerintah Malaysia setiap tahunnya dari sektor pendidikan ini sendiri. Indonesia pun bisa sukses mendatangkan devisa layaknya negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, mengingat mutu pendidikan, terutama perguruan tinggi, di Indonesia tidak kalah dengan kedua negara tersebut. Beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dengan membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia

adalah pertukaran budaya antar negara, memperluas jaring pertemanan dan koneksi, serta meningkatkan citra Indonesia di mata dunia sebagai salah satu tempat tujuan belajar yang aman dan kondusif. Salah satu perguruan tinggi swasta top di Indonesia, President University, merupakan salah satu perguruan tinggi yang giat menarik mahasiswa mancanegara untuk belajar di Indonesia. Perguruan tinggi yang dibimbing oleh Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Mantan Menteri Pertahanan RI 2004-2009) selaku Kepala Yayasan tersebut, semisal, memiliki program pertukaran budaya yang baru-baru ini menarik minat sekumpulan mahasiswa Iowa State University di Amerika, untuk mau tinggal dan belajar budaya dan peninggalan Indonesia. Salah satu perguruan tinggi berstandar internasional dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak ini, juga setiap tahunnya giat berpromosi di dalam dan di luar negeri untuk menarik siswa siswi dari RRC, Vietnam, Korsel, Filipina, Singapura, Malaysia dan lain sebagainya untuk mau belajar di Indonesia. Dijamin kualitas pendidikan yang diajarkan tidak kalah dengan kualitas pendidikan negara tetangga. Tidak hanya lingkungan belajar ala internasional saja yang menjadi keunggulan President University. Perguruan Tinggi yang terdaftar di Nuffic NESO (Netherland Education Support Office) sebagai salah satu dari 8 perguruan tinggi Indonesia bertaraf internasional ini juga mendapatkan nama baik di masyarakat karena mampu menggabungkan teori dan praktik kerja secara sinergis. Tidak heran lulusannya menjadi incaran dari banyak perusahaan nasional dan multinasional di Indonsia dan di luar negeri. Tentu saja hal ini harus didukung oleh upaya keras dan komitmen dari pemerintah dan kedubes Indonesia di luar negeri untuk mau mempromosikan beberapa perguruan tinggiperguruan tinggi terbaik di Indonesia, khususnya yang berstandar internasional dan syarat penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar sehari-harinya. Pemerintah Indonesia juga harus mampu dalam prosesnya untuk mempermudah pengurusan visa dan kitas karena hal ini merupakan salah satu kunci sukses Malaysia dalam merekrut mahasiswa asing. Perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia pun dapat membantu dengan memberikan semacam product differentiation atau pembeda yang jelas bagi mahasiswa mancanegara yang akan belajar di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai