Oleh: Septiandi*
Manusia sebagai mahluk sosial dalam kesehariannya tidak terlepas dari berbagai
pengaruh, baik dari dalam diri, maupun dari luar. Kita berfikir, merasa, bersikap dan
bertindak karena adanya rangsangan dari luar diri kita. Dengan triliunan sel otak yang
kita miliki, otak membantu kita menentukan apa yang kita pikirkan, apa yang kita
rasakan, apa yang kita pelajari dan apa yang kita lakukan. Singkat kata, perilaku kita
Namun, apa yang terjadi ketika otak kita terbiasa menonton acara-acara televisi yang
tidak mendidik? Disengaja atau tidak, televisi adalah media yang potensial, tidak saja
untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang, baik ke arah
positif maupun negatif. Sebagai media audio visiual, TV mampu merebut 94 % saluran
masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan
telinga.
Perilaku bukanlah karakteristik yang kekal sifatnya tetapi dapat berubah, diubah dan
berkembang sebagai hasil dari interkasi individu dengan lingkungannya. Perubahan bisa
bersifat positif dan negatif. Sifat perubahan yang terjadi ditentukan oleh diri individu
yang bersangkutan dan lingkungannya. Proses perubahan perilaku bukanlah proses yang
sekali jadi tetapi memerlukan waktu yang relatif sifatnya. Perilaku bukan pula bawaan
atau turunan tetapi lebih merupakan produk belajar, yang mencakup kawasan-kawasan
disebut juga teori jarum suntik. Bahwa efek dari komunikasi media massa kepada
masyarakat adalah seperti seseorang menembakkan peluru atau seperti dokter menyuntik
pasiennya yang langsung kena. Agaknya teori tersebut tidaklah berlebihan, dalam konteks
masyarakat Indonesia saat ini yang semakin pasif dan tidak memiliki pilihan sangat
bahwa adegan tersebut adalah hal yang lumrah. Ini berbahaya ketika tontonan tersebut di
konsumsi oleh anak-anak yang belum siap secara psikologi. Anak akan meniru pola yang
dilakukan bintang pujaannya dan yang di khawatirkan seorang anak belum bisa memilah
dan memilih mana yang mesti di tonton. Jangan heran kalau anak-anak sekarang dipaksa
perilaku seseorang. Jangan heran, kalau akhir-akhir ini masyarakat kita banyak yang
negara yang taat pada aturan. Karena apa, otak kita sehari-hari terbiasa disuguhi tontonan
yang mengedepankan kekerasan, sex, kriminalitas, dll. Otak kita dicuci oleh kekuatan
Dengan dalih mengejar rating, media televisi saat ini tidak lagi mempedulikan efek
mendidik. Perlahan namun pasti, itulah senjata yang digunakan oleh media untuk
mempengaruhi khalayak.
Berdasarkan penelitian, telah banyak bukti atas pengaruh televisi pada perilaku manusia,
mulai dari tindakan-tindakan fisik yang sederhana hingga sikap, pandangan dan nilai
Surakarta.