Anda di halaman 1dari 2

Mengikis Intellectual Gap

T olak ukur kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari sejauh mana tingkat kualitas

pendidikannya. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas diperlukan segenap perangkat


pendukung yang memadai pula. Salah satu komponen untuk memajukan kualitas tersebut yaitu
dalam hal penyediaan taman baca bagi masyarakat.
Tingkat kualitas pendidikan di negara kita antara satu daerah dengan daerah lainnya belum merata.
Ini bisa dilihat dari masih terjadinya ketimpangan pembangunan sumber daya manusia yang tidak
menyeluruh. Distribusi ilmu pengetahuan dari pusat kegiatan pengembangan ilmu dengan tempat
yang kering akan ilmu pengetahuan masih belum berjalan optimal, sehingga memunculkan
intellektual gap di masyarakat kita. Akibat dari ketimpangan tersebut, yang nampak di permukaan
adalah semakin bertambahnya orang-orang berkemampuan intelektual tinggi berada pada titik-titik
tertentu saja yang menjadi pusat kegiatan pengembangan keilmuan. Intellektual gap adalah sebuah
kondisi dimana kesenjangan intelektual antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya begitu
menonjol.
Hal ini belum disadari sepenuhnya oleh pemerintah sebagai penanggungjawab keberlangsungan
pendidikan di negeri kita tercinta. Kesenjangan intelektual yang terjadi di masyarakat sebenarnya
tidak perlu terjadi selama ada upaya-upaya yang serius dalam rangka membangun sunber daya
manusia Indonesia yang lebih berkualitas dan beradab. Salah satu upaya mengatasi persoalan
tersebut yakni penyebarluasan taman bacaan keseluruh pelosok negeri. Dengan menambah fasilitas
yang menyangkut pengembangan intelektual seperti buku-buku, perpustakaan keliling, rumah
pintar, maupun taman bacaan didesa-desa tertinggal nantinya akan mempersempit jurang
kesenjangan intelektual yang ada di masyarakat. Yang terjadi saat ini di masyarakat kita adalah
ketidakmampuan untuk mengakses buku-buku murah untuk dijadikan bahan bacaan mengenai
ilmu pengetahuan, sosial, politik, hukum dan lainnya. Dalam konteks yang lebih luas lagi, dengan
kehadiran taman bacaan, rumah pintar, maupun pepustakaan keliling, pembangunan SDM disuatu
daerah akan lebih adil dan merata.
Bagaimana pun juga, kemajuan peradaban manusia bisa didukung melalui gerakan membangun
kesadaran akan pentingnya membaca pada masyarakat kita. Sudah bukan zamannya lagi bahwa
seseorang tidak suka akan membaca, karena dengan membaca-lah tingkat kemampuan intelektual
seseorang diasah. Bangsa-bangsa maju seperti Eropa, Amerika dan Jepang selalu mengutamakan
pendidikan bagi warganya supaya mereka dapat bersaing dalam dunia kerja, baik itu dalam negeri
maupun luar negeri, dan membaca dijadikan sebagai sebuah budaya untuk memajukan kualitas
sumber daya manusianya. Hal yang serupa belum dilakukan oleh bangsa ini sehingga kita akan
semakin jauh tertinggal oleh negara-negara lain didunia.

Nama : Septiandi
NIM : D 600 040 030
* Penulis adalah mahasiswa Teknik Industri angkatan 2004 Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai