Oleh : Septiandi
Ditengah maraknya isu rencana kenaikan harga BBM, ada beberapa pihak yang justru
Dampak rencana kenaikan harga BBM sudah sangat meresahkan masyarakat. Ini terbukti
harga BBM bersubsidi sebesar 30 persen. Mulai dari masyarakat kelas bawah, hingga
menaikkan harga BBM ditengah kesulitan ekonomi yang masih melilit bangsa ini.
Namun sangat disayangkan, berdasarkan laporan Badan Intelejen Negara (BIN) aksi
demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan mahasiswa saat ini
Gerakan mahasiswa yang membawa aspirasi kaum tertindas ternyata disusupi oleh orang-
orang tertentu yang dengan sengaja ingin menggulingkan kekuasaan. Kita patut waspada
terhadap segala bentuk penyusupan dari pihak-pihak luar yang sengaja ingin menjadikan
gerakan mahasiswa sebagai alat provokasi pihak yang tidak bertanggung jawab. Entah itu
mantan menteri, pejabat, maupun politisi, pada dasarnya mereka hanya memanfaatkan
celah, dan tidak lagi berpihak pada rakyat kecil. Artinya dengan dalih mendukung
penolakan harga BBM, ada motif-motif tertentu dibalik itu semua. Apalagi saat ini isu
kenaikan harga BBM merupakan isu yang sangat sensitif bagi seluruh kalangan
masyarakat, sehingga dengan mudah mereka yang memiliki kepentingan tertentu
Walaupun laporan dari BIN tersebut disanggah oleh berbagai kalangan, sebagai kaum
intelektual muda hendaknya tetap pada idealisme memperjuangkan rakyat yang tertindas.
Tidak hanya itu, gerakan mahasiswa saat ini harus merapatkan barisan dan mensterilkan
dari berbagai pengaruh-pengaruh yang ada disekitar. Kita pun menyadari bahwa tidak
semua gerakan mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah tersebut berjalan sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Namun semangat akan memperjuangkan nilai-nilai
keadilan tidak akan pernah padam selama keadilan itu sendiri belum ditegakkan di tanah
air.
Pada tingkatan yang lebih mengkhawatirkan lagi, penunggangan aksi demo akan meluas
ke bentuk-bentuk lain. Seperti politik adu domba yang ada pada zaman Belanda bisa
tahun 2009, segala macam cara dilakukan demi mencari simpati dan seolah-olah berpihak
pada masyarakat. Pasca sepuluh tahun reformasi, masyarakat Indonesia saat ini
hendaknya sudah dewasa dalam menilai mana yang benar-benar murni memperjuangkan
aspirasi masyarakat kecil dan mana yang sekedar mencari sensasi dalam setiap aksi yang
dilakukan mahasiswa.
Surakarta.