Anda di halaman 1dari 26

Teknologi Informasi Komunikasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke halaman Teknologi informasi (diskusikan) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Sejarah 2 Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia o 2.1 Buku Elektronik o 2.2 E-learning 3 Referensi

[sunting] Sejarah
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan

transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.

[sunting] Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia


Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, eeducation, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron

dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

[sunting] Buku Elektronik


Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan e-book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

[sunting] E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa elearning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini

memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihakpihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.

[sunting] Referensi

Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi" Kategori: Teknologi informasi | Komunikasi Kategori tersembunyi: Artikel yang layak digabungkan
Akun

Masuk log / buat akun

Ruang nama Varian Halaman

Halaman Pembicaraan

Baca Sunting Versi terdahulu

Tindakan

Pencarian
Istimew a:Pencari

Navigasi

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi

Portal komunitas Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia Pancapilar Kebijakan Menyumbang

Cetak/ekspor

Buat buku Unduh versi PDF Versi cetak

Peralatan

Pranala balik Perubahan terkait Halaman istimewa Pranala permanen Kutip halaman ini Halaman ini terakhir diubah pada 16:14, 22 September 2011. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

IMPLIKASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING


IMPLIKASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING di tulis Oleh Wahid Suharmawan

PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi telah berdampak luas dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi dan bisnis telah mengaplikaskan teknologi informasi dalam memperlancar segala urusan.

Pada bidang pendidikan, pemerintah telah gencar mengaplikasikan teknologi ini sebagai sarana mendekatkan program-program pemerintah dengan masyarakat. Munculnya website depdiknas, elearning dari universitas-universitas dalam maupun luar negeri, informasi beasiswa dan lain-lain yang secara online dapat diakses oleh masyarakat dimanapun berada sangat berperan untuk

mencerdaskan

kehidupan

bangsa.

Di tingkat sekolah, adanya kurikulum Teknologi informasi sebagai mata pelajaran wajib di sekolah menengah, diikuti oleh pembangunan Laboratorium Komputer untuk praktek, secara langsung akan membekali siswa-siswa sekolah menengah untuk mengenal, mengerti bahkan terampil menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi. Kompetensi ini akan sangat berdampak pada kemampuan siswa untuk memperkaya sumber-sumber belajar dari internet yang tidak mereka dapatkan dari pelajaran di sekolah. Dampak lain dari perkembangan teknologi informasi adalah munculnya berbagai sistem informasi akademik di setiap sekolah, untuk mempermudah proses manajemen di sekolah. Para siswa terbantu dalam mengakses berbagai informasi baru dari sekolah seperti pendaftaran calon siswa baru, melihat nilai dan perkembangan mutakhir lainnya. Pihak sekolah juga terbantu untuk menyediakan informasi terbaru yang dibutuhkan oleh para guru maupun karyawan yang secara transparan dapat diakses dimanapun secara online. Meskipun dampak teknologi informasi sudah sedemikian besar pengaruhnya pada lingkup sekolah, ternyata fakta yang terjadi di lapangan adalah banyak guru-guru, karyawan dan konselor sekolah masih gagap teknologi. Bagi guru-guru dan karyawan tentu Teknologi Informasi akan mempermudah segala urusan pembelajaran di sekolah, disamping untuk memperkaya bahan ajar. Bagi konselor akan sangat menunjang dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling. Walaupun sebelum teknologi ini muncul, seorang konselor sekolah sudah dapat menyelenggarakan kegiatan layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah, tetapi kecenderungan yang terjadi sekarang adalah penguasaan kompetensi ini oleh seorang konselor sekolah merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar. Ketidakmampuan seorang konselor sekolah dalam mengaplikasikan teknologi informasi akan menghambat tugas-tugasnya di masa mendatang. Sebenarnya pada Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada para konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pemberian layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah. Identifikasi layanan Bimbingan dan Konsellingyang dapat dilakukan dengan teknologi informasi juga sudah dilakukan. Menurut Handarini (2006), menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat diterapkan dalam layanan bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2) layanan informasi, 3) layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi. Pada layanan appraisal yang merupakan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang berupa pengumpulan, analisa, dan pengumpulan data personal, psikologis, sosial siswa; yang berguna untuk memahami siswa dan membantu siswa memahami dirinya sendiri. Teknologi yang dapat diterapkan pada teknik testing dan non testing menggunakan computer dan internet. Layanan informasi yang merupakan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan siswa bagaimana mencari informasi (personal-sosial, karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterakan yaitu self-initiated information searching dengan menggunakan internet. Layanan konseling yang merupakan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi self-

understanding dan self-development, yang dilakukan dengan cara dyadic relationship atau small group relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal development dan decision making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah cybercounseling. Layanan konsultasi yaitu layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang tua untuk memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber consultation. Layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk membantu siswa memilih dan menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang ada. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized self information dan internet. Layanan evaluasi merupakan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan program. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized-data collection, computerized assessment, dan internet. Berdasarkan latar belakang diatas, pertanyaan-pertanyaan yang timbul adalah : 1) Mengapa konselor sekolah gagap teknologi; 2) Solusi apa yang dapat diajukan untuk mengatasi problematik tersebut? PEMBAHASAN Ada dua hal pokok yang dapat diajukan untuk menjawab mengapa konselor sekolah gagap teknologi, yaitu ditinjau dari kondisi konselor sekolah di lapangan dan penyiapan para calon konselor di perguruan tinggi. 1. Konselor sekolah di Lapangan Kurangnya pemahaman konselor sekolah terhadap teknologi barangkali merupakan hal yang mendasar mengapa mereka belum menguasai teknologi informasi. Ketidakpahaman terhadap potensi dan manfaat teknologi informasi ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap motivasi dan keinginan seorang konselor sekolah untuk mempelajari teknologi. Oleh karena itu penting sekali diadakan kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan-pelatihan dan workshop yang sifatnya memberi informasi untuk memperkenalkan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konselling. Setelah mengenal konselor sekolah tentu akan memahami, mengerti dan berkeinginan untuk mencoba menggunakan teknologi. Dari awal mencoba menggunakan kemudian didukung dengan kegiatan pelatihan-pelatihan yang diadakan, akan membuat konselor sekolah terampil terhadap teknologi informasi tersebut. Adapun potensi penggunaan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konsellingmenurut Cabanis (1999) yaitu, terdapat 8 potensi teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis non internet untuk Bimbingan dan Konselling. Potensi teknologi komputer berbasis internet yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konselling yaitu : a. Email / Surat elektronik Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening, client /

therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut posttherapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional. b. Website / Homepages Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi. c. Komputer konfrensi video Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi. d. Sistem bulletin board/ listservs / newsgroup Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional. e. Simulasi terkomputerisasi Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi. f. Pangkalan data / FTP Sites Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis. g. Chat Rooms / Electronic Discussion Groups Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan asesment / pengukuran. h. Software berbasis internet Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.

Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis non internet yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konselling yaitu; a. Spreadsheet Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien dan penelitian. b. Pemrosesan kata Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, surat menyurat, marketing, publikasi, penelitian. c. Software non internet. Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan untuk profesional dan klien, informasi bantuan diri sendiri, marketing, manajemen kantor, sumber referensi dan catatan

kasus. Mendasarkan pada potensi penggunaan teknologi informasi diatas, Triyanto (2006) menguraikan manfaat aplikasi teknologi informasi untuk bimbingan konseling yaitu 27 manfaat berbasis internet dan 12 manfaat berbasis non internet. Adapun ke-27 manfaat komputer berbasis internet seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Manfaat Komputer berbasis Internet untuk Bimbingan dan Konselling

Sedangkan ke-12 manfaat komputer berbasis non internet untuk Bimbingan dan Konsellingdapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Manfaat Komputer berbasis Non Internet untuk Bimbingan dan Konselling

Disamping memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat pengenalan, pemahaman, dan pemberian ketrampilan tidak kalah penting adalah dukungan dari kepala sekolah untuk menyediakan seperangkat komputer dan internet bagi konselor untuk menunjang layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah. 2. Penyiapan calon konselor di Perguruan Tinggi Selain memberikan pelatihan kepada para koselor sekolah di lapangan, menjadi penting adalah menyiapkan para mahasiswa calon konselor untuk dapat menguasai teknologi informasi. Pada

kurikulum program studi S1 Bimbingan dan Konsellingdi UNY sudah terdapat mata kuliah Aplikasi komputer sejak tahun 2004. Mata kuliah Aplikasi Komputer diajarkan pada mahasiswa semester tiga sebanyak 2 SKS. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mahasiswa memahami dan menguasai dasar-dasar aplikasi komputer untuk Bimbingan dan Konselling dan mahasiswa memahami dasardasar teknologi informasi sebagai media layanan Bimbingan dan Konselling. Meski mata kuliah ini sudah diajarkan sejak 3 tahun yang lalu di program S1 Bimbingan dan Konselling UNY, ternyata belum sepenuhnya memenuhi harapan. Kendala yang muncul antara lain disebabkan Bimbingan dan Konsellingan oleh: 1. 1) tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran aplikasi komputer untuk Bimbingan dan Konsellingbelum mencerminkan kebutuhan yang ada di lapangan; 2. 2) jam yang hanya 2 SKS masih dirasakan kurang; 3. 3) material yang diajarkan belum dikemas sebagai media belajar yang merangsang mahasiswa belajar secara mandiri, 4. 4) perbadingan teori 70 % dan praktek 30 % dalam proses pengajaran belum memberikan kontribusi yang ideal bagi mahasiswa, serta belum tersedianya sarana dan prasarana laboratorium komputer yang memadai.

Beberapa langkah yang mungkin dapat diambil untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul tersebut antara lain: 1) melakukan need assesment berkaitan dengan kebutuhan aplikasi komputer di lapangan dan merujuk beberapa literatur yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan teknologi untuk Bimbingan dan Konselling; 2) Menambah jumlah SKS dari 2 SKS menjadi 4 SKS kalau memungkinkan, kalau tidak mungkin dengan mengoptimalkan 2 SKS yang diberikan; 3) Mengemas material bahan ajar menjadi modul-modul yang berisi teori dan latihan-latihan yang dapat dipakai mahasiswa untuk belajar secara mandiri di rumah; 4) proses pengajaran aplikasi komputer harus dibalik dari 70 % teori dan 30 % praktek menjadi 30% teori dan 70% praktek; serta 5) mengusulkan kepada manajemen fakultas ilmu pendidikan UNY untuk melengkapi sarana dan prasarana laboratorium komputer yang ideal. Solusi yang ditawarkan diatas terlihat sangat teknis sifatnya, dan tentu memerlukan waktu untuk membenahinya. Hanya pada solusi pertama yaitu merujuk beberapa literatur yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan teknologi untuk Bimbingan dan Konsellingperlu lebih ditekankan. Sebenarnya sudah banyak literatur-literatur yang memberikan acuan berkaitan dengan hal ini, seperti yang diajukan oleh Handarini (2007) yang mengatakakan bahwa ada 8 hal yang diperlukan untuk membekali pengetahuan calon konselor terhadap teknologi informasi yaitu: a. Memahami dan mengikuti penggunaan teknologi mutakhir dalam pendidikan b. Memiliki keterampilan dasar komputer, lancar dalam hal teknologi c. Menguasai dan menggunakan berbagai komponen internet terkait layanan bimbingan d. Mampu mengartikulasikan implikasi dan kesempatan penggunaan teknologi e. Bertindak sebagai konsumen teknologi yang terdidik dan obyektif f. Mengenal adanya kelompok dan kegiatan bimbingan yang virtual dengan menggunakan teknologi yang dapat mereka ikuti g. Mampu menggunakan database untuk memonitor dan mengartikulasikan kemajuan siswa

h.

Berpartisipasi

dalam

pengembangan

rencana

pendidikan

berbasis

teknologi

Mahasiswa calon konselor perlu dipersiapkan untuk memiliki a. kompetensi pengetahuan penggunaan komputer dan internet, berupa : 1) Mengembangkan kesadaran akan keuntungan dan kelemahan teknologi dan 2) Mengelola teknologi secara bijak, meliputi (a) Memotivasi diri untuk menggunakan teknologi; (b) Memilih teknologi secara bijak/tepat untuk program Bimbingan dan Konseling; (c) Menetapkan tujuan penggunaan teknologi dalam Bimbingan dan Konseling; (d) Mengontrol impuls-impuls, kebutuhan untuk kecepatan, dan kemenarikan penggunaan teknologi baru. Mahasiswa calon konselor juga dipersiapkan untuk menguasai 12 kompetensi teknis penggunaan komputer dan internet, yaitu : 1. menggunakan perangkat lunak untuk mengembangkan web pages, presentasi kelompok, surat, dan laporan 2. menggunakan peralatan audiovisual, seperti video recorder, audio recorder, peralatan proyeksi 3. menggunakan paket statistik 4. menggunakan tes yang dikomputerisasi, alat-alat diagnosa, dan program-program pengambilan keputusan karier bersama dengan konseli/klien 5. menggunakan e-mail 6. membantu klien mencari berbagai informasi-terkait-konseling yang dibutuhkan melalui internet, termasuk informasi karier, kesempatan kerja, kesempatan pendidikan dan pelatihan, bantuan finansial/beasiswa, prosedur treatment, informasi personal-sosial 7. Dapat masuk, berpartisipasi, keluar dari listservs yang berkaitan dengan konseling 8. Dapat mengakses dan menggunakan konseling terkait dengan data base CD-ROM 9. Memahami aspek etik dan legal pelaksanaan konseling via internet 10. Memahami kelebihan dan kelemahan layanan konseling melalui internet 11. Dapat menggunakan internet untuk menemukan dan menggunakan kesempatan pendidikan lanjut dalam konseling 12. Dapat mengevaluasi kualitas informasi yang diperoleh melalui internet (Association for Counselor Education and Supervision, 1999)

Secara lebih teknis Hines, 2003 juga menawarkan keahlian yang perlu dikuasi oleh seorang calon konselor sekolah yang berkaitan dengan kompetensi teknologi informasi, yaitu : 1. Word Processing / Publication Desktop untuk menciptakan dokumen layout menarik 2. Menciptakan laporan berkala visual menarik, efektif menggunakan grafik, informasi dan menarik 3. Database (dokumentasi siswa) dan spreedsheet (tabel dan grafik) 4. Presentasi multimedia 5. Sumber daya elektronik dan internet : a. Membuat, mengirim, menerima email b. Daftar, mengambil bagian dalam diskusi elektronik (milis atau mailinglist) c. Mencari, menyaring informasi di internet d. Mampu menggunakan search engine

e.

Mampu

ngobrol

(chatting)

Meskipun banyak tawaran terhadap penyiapan penguasaan teknologi informasi bagi calon konselor, perlu diingat bahwa komputer dan internet dalam hal ini hanya merupakan alat atau sarana, Menjadi menarik apa yang dikatakan oleh Soemantri (2006) bahwa meskipun banyak manfaat yang dapat diambil dari komputer dan internet, mahasiswa calon konselor perlu diarahkan untuk memahami proses atau cara berfikir untuk bekerja menggunakan komputer secara maksimal. Bertolak dari pemahaman bahwa komputer merupakan alat bantu untuk mempresentasikan informasi, Triyanto (2006) mengajukan tahapan yang perlu ditempuh dalam penyiapan penguasaan calon konselor terhadap teknologi informasi ini, yaitu : pertama, mengajak mahasiswa untuk memahami pengoperasian komputer, disini diperkenalkan konsep komputer mulai dari istilah, perintah, cara kerja dan konfigurasi yang digunakan. Kedua, mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk bekerja dan menganalisa masalah menggunakan komputer. Konsep-konsep seperti basis data (database), aplikasi tabel (spreadsheet), untuk memecahkan masalah mulai diperkenalkan. Ketiga, dikenalkan konsep bermasyarakat dengan komputer. Konsep-konsep berdiskusi secara elektronik, tata cara yang digunakan, serta kemungkinan kerjasama secara elektronis. KESIMPULAN DAN SARAN Mendasarkan pada latar belakang dan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1. Konselor Sekolah dilapangan perlu diberi pengenalan melalui seminar atau lokakarya berkaitan dengan potensi dan manfaat penggunaan teknologi informasi untuk layanan Bimbingan dan Konselling, 2. Konselor sekolah diberikan pelatihan-pelatihan atau workshop untuk dapat menguasai ketrampilan teknis penggunaan teknologi informasi untuk layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. 3. Perlu dukungan sistem berupa penyediaan sarana dan prasarana komputer dan internet bagi konselor sekolah agar dapat selalu belajar untuk mengembangkan kompetensi menggunakan Teknologi informasi untuk Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah 4. Perlu menyiasati kendala-kendala yang muncul akibat keterbatasan pada pengajaran aplikasi komputer dalam kurikulum S1 program studi Bimbingan konseling antara lain dengan: 1) melakukan need assesment berkaitan dengan kebutuhan aplikasi komputer di lapangan dan merujuk beberapa literatur yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan teknologi untuk Bimbingan dan Konselling; 2) Menambah jumlah SKS dari 2 SKS menjadi 4 SKS kalau memungkinkan, kalau tidak mungkin dengan mengoptimalkan 2 SKS yang diberikan; 3) Mengemas material bahan ajar menjadi modul-modul yang berisi teori dan latihan-latihan yang dapat dipakai mahasiswa untuk belajar secara mandiri di rumah; 4) proses pengajaran aplikasi komputer harus dibalik dari 70 % teori dan 30 % praktek menjadi 30% teori dan 70% praktek; serta 5) mengusulkan kepada manajemen fakultas ilmu pendidikan UNY untuk melengkapi sarana dan prasarana laboratorium komputer yang ideal. 5. Mahasiswa calon konselor sekolah perlu dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan, ketrampilan dan profesional penggunaan teknologi informasi untuk layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. 6. Mahasiswa calon konselor secara aktif menyiapkan diri untuk menguasai kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan profesional penggunaan teknologi informasi untuk layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

7. Dosen-dosen atau pendidik calon konselor selalu mengikuti perkembangan komputer dan internet selain untuk pengembangan diri juga untuk selalu memperbarui materi kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa. 8. Pendidik calon konselor melakukan penelitian dan pengembangan penggunaan komputer dan internet untuk layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

DAFTAR PUSTAKA 1. Association for Counselor Education and Supervision, 1999. Ketrampilan teknis penggunaan komputer dan internet. 2. Bloom, John W and Garry R. Walz, 2004. Cybercounseling and Cyberlearning: An Ancore. Alexandria: American Counseling Association 3. Bruce, Shertzer & Shelley C. Stone. 1981. Fundamentals of Guidance. Boston: Houghton Mifflin. 4. Cabaniss, Katherine. 2003. Computer-related Technology Use by Counselor in the New Millenium Journal of Technology in Counseling. 1 (1) (Online). http://jtc.colstate.edu/Vol2_2/cabaniss/cabaniss.htm 5. Daniel T. Sciarra. 2004. School Counseling: Foundation and Contemporary Issues. Belmont, CA: Brooks/Cole. 6. Daya Sigh Sandhu (Ed), 2001. Elementary School Counseling in A New Millenium. Alexandria, LA: ACA 7. Deborah C. Davis & Keren Eriksen. 2000. College Counseling: Issues and Strategies for a New Millenium. Alexandria, LA: ACA 8. Handarini. 2007. Bahan Kuliah, tidak dipublikasikan 9. Hines, Peggy La Turno. 2003. Student Technology Competencies for School Counseling Programs. (2003, December 26). Teacher Fellowship Grant (online) Available: http://jtc.colstate.edu/vol2_2/hines/hines.htm 10. Norman C. Gysbers & Patricia Henderson. 2006. Developing & Managing Your Schoo Guidance and Counseling Program. Alexandria. LA: ACA 11. PB ABKIN, 2005. Standard Kompetensi Konselor Indonesia 12. Robert E. Doyle. 1998. Essential Skills and Strategies in the Helping Process. Pasific Grove, CA: Brooks / Cole. 13. Robert L. Gibson & Marianne H. Michell. 1981. Introduction to guidance. New York.: Macmillan Publishing Co., Inc. 14. Soemantri, Maman. 2006. Mengenal Kebutuhan Keahlian Komputer di Perguruan Tinggi. (Diakses di internet: http://www.geocities.com/mmsoemantri/ butuhkmpdipt.htm 15. Triyanto, Agus. 2006. Aplikasi Teknologi Komputer untuk Bimbingan dan Konselling, dalam Paradigma: Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, No. 01 Tahun I, Januari 2006. 16. Zark Van Zandt & Jo Hayslip. 2001. Developing Your School Counseling Program: A Handbook for Systematic Planning. Belmont, CA: Brooks/Cole.

Recommend this? [?] You might like:

ID, Ego dan Super Ego

Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Karakter

KONSELING PERKAWINAN

APA DAN BAGAIMANA BIMBINGAN KARIER

APA DAN BAGAIMANA BIMBINGAN KARIER

KONSELING PERKAWINAN

Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Karakter

ID, Ego dan Super Ego

0 Komentar: Poskan Komentar

Silahkan berikan komentar Anda...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Media Informasi Guru Pembimbing Indonesia


Media Informasi Guru Pembimbing Indonesia

Select Language

Change Font

Trebuchet Ms

12

Healing Musik by Konselor Indonesia

Site Data and Value


konselorindonesia.blogspot.com

Google PR: N/A Alexa Rank: 1819309 Links in: 9

Value: $32 Value Rank: 593312

Tentang STATISTIKA
Dalam Pengembangan

Tentang METODOLOGI PENELITIAN


Dalam Pengembangan

Judul Tulisan di situs ini


May 2011

[01] Download For Healing Music

April 2011

[30] Khitan Tanpa Sakit dengan Hipnotis [30] Mengatasi Fobia Jarum Suntik dg Hipnoterapi [30] Jenis-Jenis Hipnoterapi [30] ID, Ego dan Super Ego [27] Instrumenpenyelenggaraan bimbingan dankonseling pdf | Download for Free [27] APA DAN BAGAIMANA BIMBINGAN KARIER [27] ANALISIS GENOGRAM SEBAGAI ALAT KONSELING KARIR [26] KONSELING PERKAWINAN [15] Menjadi Positive Thinker [08] ANALISIS TRANSAKSIONAL [08] KREATIVITAS [08] Psikologi Sosial [08] Persepsi [08] Konsep Bimbingan Karier [08] PIKUN [02] Hypnosis Dalam Agama

March 2011

[12] PERNIKAHAN DINI

February 2011

[28] Download Poin Pelanggaran Siswa [28] Download Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI [28] Download Model dan Contoh Pengembangan Diri [23] Tujuh Hal yang Merusak Pernikahan [23] RPP SD/MI [22] Perbedaan Paruparu Perokok dan Tidak [21] Emosi Positif dan Negatif [18] SELF HEALING AND SELF COUNSELING [15] Konseling Teman Sebaya [12] Download Sholat Khusyu [12] Download Pendidikan Karakter dalam Power Point [11] IMPLIKASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

January 2011

[15] SEMINAR DAN WORKSHOP PENDIDIKAN KARAKTER [15] Cinta Ibu Menentukan Watak Anak [14] Konser Anang - Syahrini Gagal Pentas [14] Keajaiban Wudhu [12] Cara Menghentikan Kebiasaan Merokok [12] BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS [12] BUDAYA MENGHUKUM YANG SALAH [12] Dasar-dasar BK [12] TES BAKAT [11] Konsep Diri Sehat Bangsa Indonesia [11] Membangun Konsep Diri Anak [01] Download Rahasia UYA KUYA [01] Download E-book BUDAYA dan KARAKTER BANGSA,

December 2010

[31] RPP & SILABUS BERKARAKTER [29] Pengembangan Bahan Belajar berbasis Web [28] Rahasia Sholat Tahajud, Tafakur/ Meditasi [27] Karakter Orang-orang Hebat [27] Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Karakter [27] KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA. [22] PERAN GURU KELAS DALAM BK di SD [17] Kebutuhan Anak Usia SD [16] Rasa Syukur [16] Tiga Hal Penyebab Stress dan Cara Mengatasinya [10] Attention Deficit Hyperactivity Disorder [10] Obsesif-Kompulsif [06] Kesurupan Dari Sudut Ilmu Hipnoterapi [05] Tipe Kepribadian Manusia [02] MENDAPATKAN AKSES INTERNET SECARA GRATIS [02] Karakteristik Anak Taman Kanak-kanak [01] Teori Karir Ginzberg

November 2010

[30] Membongkar Gurita Cikeas Download Full VErsion [29] Mengatasi Penyakit Malas [29] PERLUNYA BIMBINGAN KONSELING DI SD [29] KONSELING LINTAS BUDAYA [29] Mengukur Pengendalian Emosi [28] Konferensi Kasus [28] Konseling Humanistik [28] 16 KESALAHAN DALAM MENDIDIK ANAK [28] Download Teori-teori Konseling [27] Remaja dan Masalahnya [27] KONSELOR DALAM PENDIDIKAN KARAKTER [27] Mengatasi Pengalaman Pahit Masa Lalu [26] Perhitungan Jam Konselor [26] Pendekatan Konseling Gestalt 1 [26] Apa itu Hypnosis? [25] Sejarah Hipnotis [25] Gangguan Kejiwaan Serta Penyebabnya [24] Masalah dan Solusi Remaja disekolah.. [23] ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS [23] Konseling untuk Mengatasi Konflik Pernikahan [23] BK di Taman Kanak-kanak [23] Teori Karir Anne Roe [23] KONSELING LINTAS BUDAYA [22] Psikologi Belajar [22] BERPIKIR [22] RUANG LINGKUP PERKEMBANGAN [22] Teori-Teori Terhadap Lansia [22] REMAJA PENDIAM [22] EMOSI [22] Aktifkan Otak Kanan Anda [21] Konseling Teman Sebaya (KTS) [21] Konsep Diri [21] Membaca Pikiran Orang Lain [20] Konsep Diri dari Carl Rogers [19] Outbond Bimbingan Konseling UNIHAZ [18] Standar Kompetensi Bimbingan dan Konseling di SD [18] Bimbingan Karir di SD [15] BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK [15] Konseling Karir Mikro [15] KODE ETIK KONSELOR INDONESIA [15] Mengatasi Perilaku Bermasalah Siswa [15] KONSEP DASAR KONSELING PERORANGAN [15] Perkawinan [15] Kekeliruan Pemahaman BK di Sekolah [15] Teknik Khusus Konseling [15] Teknik Umum Konseling (2) [15] Teknik Umum Konseling (1) [15] Pendekatan Terapi Realitas [15] Pendekatan Konseling Psikoanalisis [15] Konseling Rasional Emotif [15] Pendekatan Konseling Gestalt

[15] Teknik Konseling Behavioral [15] Proses Konseling Individual [15] Prosedur Umum Konseling [07] Seft sebagai Model Terapi [07] Teori Karier Donald Super [07] Teori Karier Holland [07] TEORI PSIKOANALISIS [07] Urgensi Pendidikan Karakter [06] PENDEKATAN GESTALT [06] Konseling EGO [06] Kiat Atasi Frustrasi [03] Cara Mengatasi dan Menghilangkan Trauma [02] Konsep Bimbingan Karier [02] Informasi Karier [02] Rekonseptualisasi Bimbingan dan Konseling

October 2010

[24] TERAPI KONSELING DENGAN HIPNOTIS [24] e-Learning [24] SEJARAH TES INTELIGENSI [24] Konseling Trait & Factor

January 2010

[16] Link Sahabat Konselor Indonesia [16] Kirim SMS Gratis ke Semua Operator Lewat Internet - Home - KuSMS.com [14] Daftar isi [14] Psychology Articles Directory: Personality and Traits

Widget by Abu Farhan

Tab View
Link Profesi Tuto rial Serba ADA Artikel BARU Komen tar T'Akhir 6 Rekan Seprofesi BK ABKIN Ikatan Konselor Indonesia Konseling Indonesia PUSKUR DEPDIKNAS e-Tes Psikologi silvamind bodyhealing Akhmad Sudrajat Pakde SOFA

WaskitaMandiribk Pacitan Blog Kang Izoer Blog Pak Eko Lampung BK SMKN3 Jogja Blog Belajar Psikologi Pojok Kelasku Masqita SoftProduction Zona Psikologi belajar Psikologi Arya BK SMANCI Kuningan WIKIMEDIA Blog Top Psikologi Adi W Gunawan 1 Adi W Gunawan 2 Yan Nurindra Tentang Karir UNILA IGPI - Akur Sudiyanto tentang pendidikan Artikel Psikologi Onno95

KATEGORI

BimbinganKonseling (12) Hypnotherapi (7) Instrumentasi (2) Lintas Budaya (1) Pendidikan (9) Praktik Konseling (11) Psikologi Belajar (2) Psikologi Perkembangan (6) Psikologi Terapan (32) Religius (3) Serba-serbi (5) Teknologi dan Informatika (4) Teori Bimbingan dan Konseling (2) Teori Bimbingan n Konseling (5) Teori Karir (12) Teori Psikologi (16) Terapi (1)

INFO BK UNIHAZ

Tukar Banner

<a href="http://konselorindonesia.blogspot.com/"><img src="http://img88.imageshack.us/img88/8840/892596

Facebook
Wahid Suharmawan | Buat Lencana Anda

SERING DIBACA HARI INI


IMPLIKASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING SEJARAH TES INTELIGENSI BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK KONSELING LINTAS BUDAYA Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Karakter PERAN GURU KELAS DALAM BK di SD PERLUNYA BIMBINGAN KONSELING DI SD

Feedjit Live Blog Stats

KLIK DISINI, Dengar Radio AQUARIUS MUSIKINDO

Masehi 6 Oktober 2011 Hijriyah 8 DzulQa'dah 1432 Hari Kamis (8) Pahing (9)

Neptu 17

Website saya nilaiRp

20.07 Juta

Pendapat Anda Isi Blog ini

Sangat Bermanfaat

Sedang

Tidak Bermanfaat View Results


MyPagerank.Net

<data:post.body/></data:post.bo

Blog This!

Backlink URL ( Link Otomatis)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Akhmad Sudrajat tatang duriat wahid suharmawan New Trik Tips Komputer Kang Izoers backlinks promotion zeitbanner usahabizz female store

40. Bengkulu Online 41. KEMENDIKNAS 42. Software VB 43. Dunia Anak 44. FIP UNP

79. herisoftware 80. SIAK 81. AAng Darmana 82. HEry Iklan 83. HEry DELPHI

45. Konseling Online Malaysia 84. Universitas Adibuana 46. bassicor13 47. SMPN 11 Bengkulu 48. GlassWoll 49. AndiMinhajuddin 50. LIQO SOFWARE 85. TEs KArir Holland 86. budies.inwo 87. Glodok Elektronik 88. Aneka Softawe 89. Arvineva

10. investasi online 11. SERs@n 12. Adam marchel

51. LIQO Driver SOUND & VGA 90. LuckyNews - AGP 52. Mas Budi Ngawi di Kalimantan 53. Indoleaks 54. Guru Kreatif. Creative Teacher 91. FREE Download Meditation

13. Lare Osing

14. Televisi Kita 15. Zona Kesehatan

92. Bloger AMPAH 93. Mas Eko Baru

16. Flaming Banner

55. MUDZAKKIR HAFIDH, S.AG. 94. SILABUS GEO UPI M.Pd 56. Grosir Alat Kesehatan 57. Gramedia Online 58. warnet jago 59. Kumpulan MAteri Kuliah 60. SMP 2 Argamakmur 61. Bursa Transaksi 95. Pdf to Word 96. Studi DIKTI 97. PPOB ARINDO PRATAMA 98. PPOB Putra Raya 99. Program SKS 100. Program gratis

17. Kota Malangkoe 18. E-Psikologi 19. Ilmu Psikologi 20. My Banner Maker 21. Jasa iklan gratis 22. seragam-karyawan

23. gratisan92 24. dunia sex 25. HUMOR 26. Teori Beljar & BK 27. Metode Penelitian 28. SpeedTes Net 29. Arena PROMO 30. Aneka Kursus 31. Studio Musik 32. BK STKIP Pontianak 33. media Update 34. Sertifikasi Guru 35. Sejarah Banyuwangi 36. Stain Curup 37. Dokument FIle 38. WEb Design 39. Tentang Gitar

62. Guru BK yang Metal Habis 101. FrutyLoop Gitar 63. /billing 29 64. Tentang Keyborad 65. Tutorial Blog RIZKIE 66. TV Online 102. cons-view 103. cons-view 104. Software Gratis 105. TRIK SULAP

67. PEdoman Kemahasiswaan 106. AX 5 G Korg 68. warung mp3 69. Organ Tunggal 70. Download Lagu 71. Kartolo CS 72. Toko Bagus 73. chilmi ADR 74. Evakuasi DIKTI 75. Evakuasi DIKTI 76. ADR Group 77. Mobil Bekas 78. Petulai-Art 107. triyono 108. Digital RECORDING 109. tutorial Home recording 110. Umrah Haji 111. pp imabkin 112. Ramlis 113. mini market 114. Video Motivasi Free 115. You're next!

Anda mungkin juga menyukai