Anda di halaman 1dari 31

Hukum gerak Newton

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

Hukum Newton pertama dan kedua, dalam bahasa Latin, dari edisi asli journal Principia Mathematica tahun 1687. Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir 3 abad,[1] dan dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut.[2][3][4] Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan). 2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu. 3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar F kepada benda A. F dan F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan F adalah reaksinya. Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam karyanya Philosophi Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687.[5] Newton menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda

fisik maupun sistem.[6] Contohnya dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan bahwa dengan menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum gravitasi umum, ia dapat menjelaskan hukum pergerakan planet milik Kepler.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Tinjauan 2 Hukum pertama Newton 3 Hukum kedua Newton o 3.1 Impuls o 3.2 Sistem dengan massa berubah o 3.3 Sejarah 4 Hukum ketiga Newton 5 Pentingnya hukum Newton dan jangkauan validitasnya 6 Hubungan dengan hukum kekekalan 7 Lihat juga 8 Referensi dan catatan kaki 9 Bacaan lanjut 10 Pranala luar

[sunting] Tinjauan
Hukum Newton diterapkan pada benda yang dianggap sebagai partikel,[7] dalam evaluasi pergerakan misalnya, panjang benda tidak dihiraukan, karena obyek yang dihitung dapat dianggap kecil, relatif terhadap jarak yang ditempuh. Perubahan bentuk (deformasi) dan rotasi dari suatu obyek juga tidak diperhitungkan dalam analisisnya. Maka sebuah planet dapat dianggap sebagai suatu titik atau partikel untuk dianalisa gerakan orbitnya mengelilingi sebuah bintang. Dalam bentuk aslinya, hukum gerak Newton tidaklah cukup untuk menghitung gerakan dari obyek yang bisa berubah bentuk (benda tidak padat). Leonard Euler pada tahun 1750 memperkenalkan generalisasi hukum gerak Newton untuk benda padat yang disebut hukum gerak Euler, yang dalam perkembangannya juga dapat digunakan untuk benda tidak padat. Jika setiap benda dapat direpresentasikan sebagai sekumpulan partikel-partikel yang berbeda, dan tiap-tiap partikel mengikuti hukum gerak Newton, maka hukum-hukum Euler dapat diturunkan dari hukum-hukum Newton. Hukum Euler dapat dianggap sebagai aksioma dalam menjelaskan gerakan dari benda yang memiliki dimensi.[8] Ketika kecepatan mendekati kecepatan cahaya, efek dari relativitas khusus harus diperhitungkan. [9]

[sunting] Hukum pertama Newton

Walter Lewin menjelaskan hukum pertama Newton.(MIT Course 8.01)[10] Lex I: Corpus omne perseverare in statu suo quiescendi vel movendi uniformiter in directum, nisi quatenus a viribus impressis cogitur statum illum mutare. Hukum I: Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.[11] Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan. Dirumuskan secara matematis menjadi:

Artinya :

Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya. Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.

Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari hukum inersia yang sudah pernah dideskripsikan oleh Galileo. Dalam bukunya Newton memberikan penghargaan pada Galileo untuk hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda memilik tempat asal di alam semesta: benda berat seperti batu akan berada di atas tanah dan benda ringan seperti asap berada di langit. Bintang-bintang akan tetap berada di surga. Ia mengira bahwa sebuah benda sedang berada pada kondisi alamiahnya jika tidak bergerak, dan untuk satu benda bergerak pada garis lurus dengan kecepatan konstan diperlukan sesuatu dari luar benda tersebut yang terus mendorongnya, kalau tidak benda tersebut akan berhenti bergerak. Tetapi Galileo menyadari bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan benda tersebut (percepatan), tapi untuk mempertahankan kecepatan tidak diperlukan gaya. Sama dengan hukum pertama Newton : Tanpa gaya berarti tidak ada percepatan, maka benda berada pada kecepatan konstan.

[sunting] Hukum kedua Newton

Walter Lewin menjelaskan hukum dua Newton dengan menggunakan gravitasi sebagai contohnya.(MIT OCW)[12] Hukum kedua menyatakan bahwa total gaya pada sebuah partikel sama dengan banyaknya perubahan momentum linier p terhadap waktu :

Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem dengan massa konstan,[13][14][15] variabel massa (sebuah konstan) dapat dikeluarkan dari operator diferensial dengan menggunakan aturan diferensiasi. Maka,

Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang berbanding lurus. Massa yang bertambah atau berkurang dari suatu sistem akan mengakibatkan perubahan dalam momentum. Perubahan momentum ini bukanlah akibat dari gaya. Untuk menghitung sistem dengan massa yang bisa berubah-ubah, diperlukan persamaan yang berbeda. Sesuai dengan hukum pertama, turunan momentum terhadap waktu tidak nol ketika terjadi perubahan arah, walaupun tidak terjadi perubahan besaran. Contohnya adalah gerak melingkar beraturan. Hubungan ini juga secara tidak langsung menyatakan kekekalan momentum: Ketika resultan gaya yang bekerja pada benda nol, momentum benda tersebut konstan. Setiap perubahan gaya berbanding lurus dengan perubahan momentum tiap satuan waktu. Hukum kedua ini perlu perubahan jika relativitas khusus diperhitungkan, karena dalam kecepatan sangat tinggi hasil kali massa dengan kecepatan tidak mendekati momentum sebenarnya.

[sunting] Impuls
Impuls J muncul ketika sebuah gaya F bekerja pada suatu interval waktu t, dan dirumuskan sebagai[16][17]

Impuls adalah suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis tumbukan.[18]

[sunting] Sistem dengan massa berubah


Sistem dengan massa berubah, seperti roket yang bahan bakarnya digunakan dan mengeluarkan gas sisa, tidak termasduk dalam sistem tertutup dan tidak dapat dihitung dengan hanya mengubah massa menjadi sebuah fungsi dari waktu di hukum kedua.[14] Alasannya, seperti yang tertulis dalam An Introduction to Mechanics karya Kleppner dan Kolenkow, adalah bahwa hukum kedua Newton berlaku terhadap partikel-partikel secara mendasar.[15] Pada mekanika klasik, partikel memiliki massa yang konstant. Dalam kasus partikel-partikel dalam suatu sistem yang terdefinisikan dengan jelas, hukum Newton dapat digunakan dengan menjumlahkan semua partikel dalam sistem:

dengan Ftotal adalah total gaya yang bekerja pada sistem, M adalah total massa dari sistem, dan apm adalah percepatan dari pusat massa sistem. Sistem dengan massa yang berubah-ubah seperti roket atau ember yang berlubang biasanya tidak dapat dihitung seperti sistem partikel, maka hukum kedua Newton tidak dapat digunakan langsung. Persamaan baru digunakan untuk menyelesaikan soal seperti itu dengan cara menata ulang hukum kedua dan menghitung momentum yang dibawa oleh massa yang masuk atau keluar dari sistem:[13]

dengan u adalah kecepatan dari massa yang masuk atau keluar relatif terhadap pusat massa dari obyek utama. Dalam beberapa konvensi, besar (u dm/dt) di sebelah kiri persamaan, yang juga disebut dorongan, didefinisikan sebagai gaya (gaya yang dikeluarkan oleh suatu benda sesuai dengan berubahnya massa, seperti dorongan roket) dan dimasukan dalam besarnya F. Maka dengan mengubah definisi percepatan, persamaan tadi menjadi

[sunting] Sejarah
Hukum kedua Newton dalam bahasa aslinya (latin) berbunyi: Lex II: Mutationem motus proportionalem esse vi motrici impressae, et fieri secundum lineam rectam qua vis illa imprimitur.

Diterjmahkan dengan cukup tepat oleh Motte pada tahun 1729 menjadi: Law II: The alteration of motion is ever proportional to the motive force impress'd; and is made in the direction of the right line in which that force is impress'd. Yang dalam Bahasa Indonesia berarti: Hukum Kedua: Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus terhadap gaya yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan garis normal dari titik singgung gaya dan benda.

[sunting] Hukum ketiga Newton

Hukum Ketiga Newton. Para pemain sepatu luncur es memberikan gaya pada satu sama-lain dengan besar yang sama tapi berlawanan arah.

Penjelasan hukum ketiga Newton.[19]

Lex III: Actioni contrariam semper et qualem esse reactionem: sive corporum duorum actiones in se mutuo semper esse quales et in partes contrarias dirigi. Hukum ketiga : Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.

Benda apapun yang menekan atau menarik benda lain mengalami tekanan atau tarikan yang sama dari benda yang ditekan atau ditarik. Kalau anda menekan sebuah batu dengan jari anda, jari anda juga ditekan oleh batu. Jika seekor kuda menarik sebuah batu dengan menggunakan tali, maka kuda tersebut juga "tertarik" ke arah batu: untuk tali yang digunakan, juga akan menarik sang kuda ke arah batu sebesar ia menarik sang batu ke arah kuda. Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya adalah interaksi antara benda-benda yang berbeda,[20] maka tidak ada gaya yang bekerja hanya pada satu benda. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B secara bersamaan akan mengerjakan gaya dengan besar yang sama pada benda A dan kedua gaya segaris. Seperti yang ditunjukan di diagram, para peluncur es (Ice skater) memberikan gaya satu sama lain dengan besar yang sama, tapi arah yang berlawanan. Walaupun gaya yang diberikan sama, percepatan yang terjadi tidak sama. Peluncur yang massanya lebih kecil akan mendapat percepatan yang lebih besar karena hukum kedua Newton. Dua gaya yang bekerja pada hukum ketiga ini adalah gaya yang bertipe sama. Misalnya antara roda dengan jalan sama-sama memberikan gaya gesek. Secara sederhananya, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan tidak pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu memiliki dua ujung. Setiap ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah cerminan dari ujung lainnya. Secara matematis, hukum ketiga ini berupa persamaan vektor satu dimensi, yang bisa dituliskan sebagai berikut. Asumsikan benda A dan benda B memberikan gaya terhadap satu sama lain.

Dengan Fa,b adalah gaya-gaya yang bekerja pada A oleh B, dan Fb,a adalah gaya-gaya yang bekerja pada B oleh A. Newton menggunakan hukum ketiga untuk menurunkan hukum kekekalan momentum,[21] namun dengan pengamatan yang lebih dalam, kekekalan momentum adalah ide yang lebih mendasar (diturunkan melalui teorema Noether dari relativitas Galileo dibandingkan hukum ketiga, dan tetap berlaku pada kasus yang membuat hukum ketiga newton seakan-akan tidak berlaku. Misalnya ketika medan gaya memiliki momentum, dan dalam mekanika kuantum.

[sunting] Pentingnya hukum Newton dan jangkauan validitasnya


Hukum-hukum Newton sudah di verifikasi dengan eksperimen dan pengamatan selama lebih dari 200 tahun, dan hukum-hukum ini adalah pendekatan yang sangat baik untuk perhitungan dalam skala dan kecepatan yang dialami oleh manusia sehari-hari. Hukum gerak Newton dan hukum gravitasi umum dan kalkulus, (untuk pertama kalinya) dapat memfasilitasi penjelasan kuantitatif tentang berbagai fenomena-fenomena fisis.

Ketiga hukum ini juga merupakan pendekatan yang baik untuk benda-benda makroskopis dalam kondisi sehari-hari. Namun hukum newton (digabungkan dengan hukum gravitasi umum dan elektrodinamika klasik) tidak tepat untuk digunakan dalam kondisi tertentu, terutama dalam skala yang amat kecil, kecepatan yang sangat tinggi (dalam relativitas khususs, faktor Lorentz, massa diam, dan kecepatan harus diperhitungkan dalam perumusan momentum) atau medan gravitasi yang sangat kuat. Maka hukum-hukum ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena seperti konduksi listrik pada sebuah semikonduktor, sifat-sifat optik dari sebuah bahan, kesalahan pada GPS sistem yang tidak diperbaiki secara relativistik, dan superkonduktivitas. Penjelasan dari fenomena-fenomena ini membutuhkan teori fisika yang lebih kompleks, termasuk relativitas umum dan teori medan kuantum. Dalam mekanika kuantum konsep seperti gaya, momentum, dan posisi didefinsikan oleh operator-operator linier yang beroperasi dalam kondisi kuantum, pada kecepatan yang jauh lebih rendah dari kecepatan cahaya, hukum-hukum Newton sama tepatnya dengan operatoroperator ini bekerja pada benda-benda klasik. Pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, hukum kedua tetap berlaku seperti bentuk aslinya F = dpdt , yang menjelaskan bahwa gaya adalah turunan dari momentum suatu benda terhadap waktu, namun beberapa versi terbaru dari hukum kedua tidak berlaku pada kecepatan relativistik.

[sunting] Hubungan dengan hukum kekekalan


Di fisika modern, hukum kekekalan dari momentum, energi, dan momentum sudut berlaku lebih umum daripada hukum-hukum Newton, karena mereka berlaku pada cahaya maupun materi, dan juga pada fisika klasik maupun fisika non-klasik. Secara sederhana, "Momen, energi, dan momentum angular tidak dapat diciptakan atau dihilangkan." Karena gaya adalah turunan dari momen, dalam teori-teori dasar (seperti mekanika kuantum, elektrodinamika kuantum, relativitas umum, dsb.), konsep gaya tidak penting dan berada dibawah kekekalan momentum. Model standar dapat menjelaskan secara terperinci bagaimana tiga gaya-gaya fundamental yang dikenal sebagai gaya-gaya gauge, berasal dari pertukaran partikel virtual. Gaya-gaya lain seperti gravitasi dan tekanan degenerasi fermionic juga muncul dari kekekalan momentum. Kekekalan dari 4-momentum dalam gerak inersia melalui ruang-waktu terkurva menghasilkan yang kita sebut sebagai gaya gravitasi dalam teori relativitas umum. Kekekalan energi baru ditemukan setelah hampir dua abad setelah kehidupan Newton, adanya jeda yang cukup panjang ini disebabkan oleh adanya kesulitan dalam memahami peran dari energi mikroskopik dan tak terlihat seperti panas dan cahaya infra-merah.

HUKUM NEWTON I HUKUM NEWTON I disebut juga hukum kelembaman (Inersia). Sifat lembam benda adalah sifat mempertahankan keadaannya, yaitu keadaan tetap diam atau keaduan tetap bergerak beraturan. DEFINISI HUKUM NEWTON I : Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika tidak ada resultan gaya (F) yang bekerja pada benda itu, jadi: F=0 a = 0 karena v=0 (diam), atau v= konstan (GLB)

HUKUM NEWTON II a = F/m

F=ma F = jumlah gaya-gaya pada benda


m = massa benda a = percepatan benda Rumus ini sangat penting karena pada hampir semna persoalan gerak {mendatar/translasi (GLBB) dan melingkar (GMB/GMBB)} yang berhubungan dengan percepatan den massa benda dapat diselesaikan dengan rumus tersebut.

HUKUM NEWTON III DEFINISI HUKUM NEWTON III: Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut mengerjakan juga gaya pada benda pertama, yang besar gayanya = gaya yang diterima tetapi berlawanan arah. Perlu diperhatikan bahwa kedua gaya tersebut harus bekerja pada dua benda yang berlainan.

N dan T1 = aksi reaksi (bekerja pada dua benda) F


aksi

=-F

reaksi

T2 dan W = bukan aksi reaksi (bekerja pada tiga benda)

Gaya gesek
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

Gaya gesek (Ff) dari benda yang bergerak di atas suatu papan permukaan Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Secara umum gaya gesek dapat dituliskan sebagai suatu ekspansi deret, yaitu

, di mana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah gaya gesek pada benda dalam fluida.

Gaya gesek dapat merugikan atau bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, engsel pintu yang berderit, dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Asal gaya gesek 2 Jenis-jenis gaya gesek o 2.1 Gaya gesek statis o 2.2 Gaya gesek kinetis

[sunting] Asal gaya gesek


Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masingmasing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat membasahinya (efek lotus).

[sunting] Jenis-jenis gaya gesek


Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan fluida disebut sebagai gaya Coriolis-Stokes atau gaya viskos (viscous force).

[sunting] Gaya gesek statis


Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan s, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = s Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek

maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.

[sunting] Gaya gesek kinetis


Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan k dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.

Gravitasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Gravitasi mengakibatkan benda-benda langit berada pada orbit masing-masing dalam mengitari matahari Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus. Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit buatan manusia. Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.

[sunting] Hukum Gravitasi Universal Newton ditulis oleh SETIA WASIS (UNIVERSITAS LAMPUNG)
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum gravitasi universal Newton Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut: Setiap massa titek menarik sAEmua massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut. Good Job!

F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut G adalah konstanta gravitasi m1 adalah besar massa titik pertama m2 adalah besar massa titik kedua r adalah jarak antara kedua massa titik, dan g adalah percepatan gravitasi = Dalam sistem Internasional, F diukur dalam newton (N), m1 dan m2 dalam kilograms (kg), r dalam meter (m), dsn konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 1011 N m2 kg2. Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat. Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan gravitasi bumi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: W = mg. W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain.

[sunting] Pranala luar

Aplikasi Hukum-Hukum Newton tentang Gerak

Hukum II Newton menyatakan bahwa percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Resultan gaya adalah jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda itu. Telah dibuktikan bahwa gaya-gaya bergabung sebagai vektor sesuai aturan yang berlaku pada penjumlahan vektor. Sebagai contoh, dua gaya yang besarnya sama masing-masing 10 N (Gambar a), digambarkan bekerja pada sebuah benda dengan saling membentuk sudut siku-siku. Dapat dilihat bahwa benda itu akan bergerak dengan sudut 45. Dengan demikian resultan gaya bekerja dengan arah sudut 45 (Gambar b) . Hal ini diberikan oleh aturan-aturan penjumlahan vektor. Teorema Pythagoras menunjukkan bahwa besar resultan gaya adalah:

Ketika memecahkan masalah yang melibatkan Hukum Newton dan gaya, sebaiknya menggunakan diagram gaya untuk menunjukkan semua gaya yang bekerja pada setiap benda. Tanda panah pada gambar diagram mewakili setiap gaya yang bekerja pada benda, dengan memastikan bahwa semua gaya yang bekerja pada benda tersebut telah dimasukkan. Jika gerak translasi (lurus) diperhitungkan, dapat digambarkan semua gaya pada suatu benda bekerja pada pusat benda itu, dengan demikian benda tersebut dianggap sebagai benda titik. 1. Gerak Benda pada Bidang Datar Gambar di samping menunjukkan pada sebuah balok yang terletak pada bidang mendatar yang licin, bekerja gaya F mendatar hingga balok bergerak sepanjang bidang tersebut. Komponen gaya-gaya pada sumbu y adalah: Fy = N w. Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga Fy = 0; Fy = 0 => N - w = 0 => N = w = m . g Sedangkan komponen gaya pada sumbu x adalah: Fx = F Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat dihitung sebagai : Fx = m . a => F = m . a => a = F/m Lebih lengkap:

2. Gerak Benda pada Bidang Miring Gambar di samping menunjukkan sebuah balok yang bermassa m bergerak menuruni bidang miring yang licin. Dalam hal ini kita anggap untuk sumbu x ialah bidang miring, sedangkan sumbu y adalah tegak lurus pada bidang miring. Komponen gaya berat w pada sumbu y adalah: wy = w.cos = m.g.cos . Resultan gaya-gaya pada komponen sumbu y adalah: Fy = N wy = N m.g.cos Balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga: Fy = 0 => N m.g.cos = 0 => N = m.g.cos Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada sumbu x adalah: wx = w.sin = m.g.sin . Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah: Fx = m.g.sin Balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat dihitung sebagai : Fx = m.a => m.g.sin = m.a => a = g.sin Lebih lengkap:

3. Gerak Benda-Benda yang dihubungkan dengan Tali Gambar di samping menunjukkan dua buah balok A dan B dihubungkan dengan seutas tali terletak pada bidang

mendatar yang licin. Pada salah satu balok dikerjakan gaya F mendatar (contoh pada gambar adalah balok B) hingga keduanya bergerak sepanjang bidang tersebut dan tali dalam keadaan tegang yang dinyatakan dengan T. Apabila massa balok A dan B masing-masing adalah mA dan mB, serta keduanya hanya bergerak pada arah komponen sumbu x saja dan percepatan keduanya sama yaitu a, maka resultan gaya yang bekerja pada balok A (komponen sumbu x) adalah: F x (A) = T = mA .a Sedangkan resultan gaya yang bekerja pada balok B (komponen sumbu x) adalah: F x (B) = F.T = mB .a

Sehingga, diperoleh: 4. Gerak Benda di dalam Lift Pada peristiwa gerak benda di dalam lift ada beberapa kemungkinan kejadian, antara lain: a. Lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan. Komponen gaya pada sumbu y adalah: Fy = N w, dimana, lift berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (GLB) pada komponen sumbu y, berarti ay = 0, sehingga: Fy = 0 => N w = 0 => N = w = m . g dimana : N adalah gaya normal, w adalah berat orang/benda, m adalah massa orang/benda, dan g adalah percepatan gravitasi.

b. Lift dipercepat ke atas Komponen gaya pada sumbu y adalah: Fy = N w, dimana, lift bergerak ke atas mengalami percepatan a, sehingga: Fy = N w => N w = m.a => N = w + (m.a)

dimana : N adalah gaya normal, w adalah berat orang/benda, m adalah massa orang/benda, dan a adalah percepatan lift. c. Lift dipercepat ke bawah Komponen gaya pada sumbu y adalah: Fy = w N Dalam hal ini, lift bergerak ke bawah mengalami percepatan a, sehingga: Fy = m.a => w N = m.a => N = w (m.a) dimana : N adalah gaya normal, w adalah berat orang/benda, m adalah massa orang/benda, dan a adalah percepatan lift, dengan catatan: apabila lift mengalami perlambatan, maka percepatan a = -a. 5. Gerak Benda yang dihubungkan dengan Tali melalui Sebuah Katrol

Dua buah balok A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah katrol yang licin dan massanya diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar dari massa benda B (mA > mB), maka benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak naik. Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak besarnya tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang dialami oleh masingmasing benda adalah sama yaitu sebesar a. Dalam menentukan persamaan gerak berdasarkan Hukum II Newton, kita pilih gaya-gaya yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan gaya-gaya yang berlawanan arah dengan gerak benda diberi tanda negatif (-). Resultan gaya yang bekerja pada balok A adalah: FA = mA . a => wA T = mA . a Resultan gaya yang bekerja pada balok B adalah: FB = mB . a => T wB = mB . a

Secara umum, percepatan gerak benda dapat ditentukan berdasarkan persamaan Hukum II Newton berikut:

Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan persamaan berikut: T = wA mA . a = mA . g mA . a = mA(g a) atau T = mB . a + wB = mB.a + mB . g = mB(a + g) Selanjutnya, salah satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan benda lain dengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang lain dalam keadaan tergantung tampak seperti pada gambar di bawah.

Dalam hal ini kedua benda merupakan satu sistem yang mengalami percepatan sama, maka berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut: F wA T + T T + T wA mA.g = = = = m.a (mA + mB) a (mA + mB) a (mA + mB) a

Percepatan sistem dapat ditentukan dengan:

Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan meninjau resultan gaya yang bekerja pada masing-masing benda, dan didapatkan persamaan: T = mA.a atau T = wB mB.a = mB.g mB.a = mB(g a)

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat dirubah. Gaya adalah penyebab gerak. Gaya termasuk besaran vektor, karena gaya ditentukan oleh besar dan arahnya. HUKUM I NEWTON. Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol (F = 0), maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. Keadaan tersebut di atas disebut juga Hukum KELEMBAMAN. Kesimpulan : F = 0 dan a = 0 Karena benda bergerak translasi, maka pada sistem koordinat Cartesius dapat dituliskan Fx = 0 dan Fy = 0. HUKUM II NEWTON. Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda. a F/m atau F m .a F = k . m . a dalam S I konstanta k = 1 maka : F = m .a HUKUM III NEWTON. Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda juga akan melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah. Gaya yang dilakukan A pada B disebut : gaya aksi. Gaya yang dilakukan B pada A disebut : gaya reaksi. maka ditulis : Faksi = - Freaksi Hukum Newton I I I disebut juga Hukum Aksi - Reaksi. Read more at: http://www.fachrifaul.net/2010/12/hukum-hukum-newton-tentang-gerak.html

Hukum gerak Newton nu kahiji: hukum inersia


Ceuk hukum gerak Newton nu kahiji, hiji barang nu cicing bakal tetep cicing sarta hiji barang nu gerak bakal tetep gerak dina laju nu tetep dina hiji garis lempeng lamun henteu aya gaya anu nimpah ta barang. Dina notasi kalkulus, bisa dinyatakeun ku:

Sanajan hukum gerak Newton kahiji mangrupa kasus husus ti hukum gerak Newton kadua (tempo di handap), hukum kahiji ngcskeun rangka rujukan di mana dua hukum gerak nu sjnna bisa dibuktikeun bener. Rangka rujukan ieu disebut rangka rujukan inersial atawa Galilean rfrnsi frame, sarta gerak kalawan laju nu konstan, nyata, tanpa percepetan (akselerasi). Dina formal henteu resmi, Aristotle mikir yn barang baris cicing lamun maranh ingkeun cicing, cicing sacara alami, sarta gerakan merlukeun hiji cukang lantaran. Normal lamun manhna mikir kitu, alatan saban gerakan (kajaba objek celestial) anu diamati ku pengamat baris ngandeg alatan gesekan. Tapi teori Galileo nyatakeun yn "Barang bergeral sacara alami kalawan kecepatan tetep, lamun diingkeun sorangan." Leumpang ti Aristotle "Kaayaan alami barang nyata cicing" ka hukum kahiji Newton nyata penemuan anu penting sarta dina fisika. Dina kahirupan sapopo, gaya gesek biasana ngabalukarkeun barang usik jadi anca sarta ngabawa ka kaayaan cicing. Newton ngcskeun modl matematika anu hiji jalma bisa nurunkeun gerakan barang ti sabab dasar: gaya.

Hukum gerak kadua ti Newton: hukum gaya rsultan


Hukum gerak kadua ti Newton nganyatakeun yn: Lex II: Mutationem motus proportionalem esse vi motrici impressae, et fieri secundum lineam rectam qua vis illa imprimitur. Tingkat parobahan momntum hiji barang proporsional jeung gaya rsultan anu nimpah kana barang kasebut dina arah tujuan nu sarua. Ku cara mak notasi perlambang modren, Hukum kadua Newton bisa ditulis salaku persamaan difrensial vktor:

dimana: nyata vktor gaya nyata massa nyata vktor laju nyata waktu. Kakalian massa jeung laju mangrupakeun momntum obyk. Lamun massa obyk dina persamaan difrensial ieu konstan maka persamaan dimaksud bisa dituliskeun minangka:

dimana:

nyata akselerasi. Dina kalimah lain, bisa dinyatakeun yn "akselerasi hiji obyk proporsional jeung gaya nu ditimpahkeun, sarta babanding tibalik jeung massa obyk".

Hukum gerak katilu Newton: hukum gaya lawan

Hukum gerak Newton nu katilu. Gaya para pasalancar s nu didorongkeun ka baturna sarua gedna, sarta lalawanan arahna. Hukum gerak katilu Newton nganyatakeun yn mangsa hiji barang migaw hiji gaya kana barang nu kadua mangka barang nu kadua kasebut migaw gaya nu sarua tapi arah tujuanana lalawanan jeung barang nu kahiji. Jadi pikeun satiap gaya nu nimpah, aya gaya nu sarua sarta raksina lalawanan.

Ricky Shinoby Gasema Thea


hukum Newton dan contoh soal
HUKUM NEWTON

Hukum Newton I Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah bergerak dengan kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada gangguan (gaya). Hal diatas merupakan dasar dari Hukum Newton I yang dapat dituliskan sebagai berikut: Jika gaya total yang bekerja pada benda itu sama dengan nol, maka benda yang sedang diam akan tetap diam dan benda yang sedang bergerak lurus dengan kecepatan tetap akan tetap

bergerak lurus dengan kecepatan tetap. Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara matematis dapat ditulis. F = 0 5.1 Hukum Newton I sering disebut dengan hukum Inersia, Hukum Newton I ini berlaku jika keadaan benda memenuhi syarat jumlah gaya yang bekerja pada benda adalah sama dengan nol

Sebenarnya pernyataan hukum Newton I di atas sudah pernah diucapkan oleh Galileo beberapa tahun sebelum Newton lahir Galileo mengatakan: Kecepatan yang diberikan pada suatu benda akan tetap dipertahankan jika semua gaya penghambatnya dihilangkan. Contoh inersia benda adalah: meja yang diam selamanya akan diam (tidak bergerak) selama tidak ada gaya yang bekerja padanya, karung di atas mobil terlempar ke depan ketika mobilnya tiba-tiba berhenti karena tabrakan

Hukum Newton II Hukum Newton II akan membicarakan keadaan benda jika resultan gaya yang bekerja tidak nol. Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar. Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali percepatannya lebih besar 3 .kali lipat. Dan sini kita simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja. Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi kali. Demikian juga jika massa benda diperbesar 4 kali, percepatannya menjadi kali percepatan semula. Dan sini kita bisa simpulkan bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu. Kedua kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen tersebut dapat diringkaskan dalam Hukum Newton II : Percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massanya, matematik hukum ini ditulis : mFa= atau F = m.a 5.2 F = resultan gaya yang bekerja m = massa benda a = percepatan yang ditimbulkan Jika dalam bentuk vektor maka penuslisannya adalah : FX = m.aX FY = m.aY FZ = m.aZ Contoh Soal: Sebuah mobil mempunyai massa 3.000 kg. Dari keadaan diam mulai bergerak setelah 12 sekon kecepatan mobil mencapai 6 m/s. Hitunglah gaya yang bekerja pada mobil ! Penyelesaian: Diketahui : m = 3 000 kg vo = 0 m/s vt = 6 m/s

t = 12 s Ditanyakan : F = ? Jawab : Mencari percepatan (a) v a = --------t (6 0) m/s a = --------------(12 0) s a = 0,5 m/s2 Mencari gaya (F) F=m.a F = 3 000 kg . 0,5 m/s2 F = 1 500 N Jadi gaya yang bekerja pada mobil adalah 1 500 N Contoh : 1. Sebuah bola bilyard diletakkan pada permukaan yang licin sekali (anggap gesekannya tidak ada). Dua gaya bekerja pada bola ini seperti pada Gb. Hitung percepatan tersebut jika massanya, 0,5 kg. Penyelesaian: Kita urai gaya-gaya yang bekerja padaarah sumbu x dan y seperti pada Gb. Kemudian baru kita hitung komponen dari percepatan yang disebabkan oleh gaya-gaya ini. Diketahui : F1 = 10 N F2 = 20 N 1 = 370 2 = 1430 Ditanya : a? Jawab : F1X = F1 cos 01 = 10 cos 37 =8N F1y = Fl sin 01 = 10 sin 37 =6N F2X = F2 cos 02 = 20 cos 143 = -16 N F2y = F2 sin 02 = 20 sin 143 =12 N FX = F1X + F2X = 8 16

= -8 N FY = F1Y + F2y = 6 + 12 = 18 N aX = mFX = 5.08 = - 16 m/s2 aY = mFY = 5.018 = 36 m/s2 a = 22YXaa+ = 2236)16(+ = 39,4 m.s-2 2. Sebuah mobil bermassa 10 000 kg, bergerak dengan kecepatan 20 m/s. Mobil direm dan berhenti setelah menempuh jarak 200 m. Berapakah gaya pengeremannya? Penyelesaian : Diketahui : m = 10 000 kg v0 = 0 m/s v = 20 m/s x = 200 m Ditanya : F? Jawab : F = m.a v2 = v02 + 2.a.x a = tvv.2202 = )200.(220022 = - 1 m/s2 (diperlambat) F = m.a = 10 000 (-1) = - 10 000 N (berlawanan arah kecepatan mobil) 5.4 Hukum Newton III Hukum Newton III berbunyi : Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya sama dengan gaya yang diterimatapi arahnya berlawanan. Faksi = - Freaksi 5.3 Faksi = gaya yang bekerja pada benda Freaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian! Contoh : 1. Gaya gravitasi bumi Gaya aksi adalah berat benda itu W = mg. Gaya ini dialami benda akibat tarikan bumi (abaikan gaya-gaya lain). Gaya reaksinya adalah gaya pada bumi akibat tarikan benda itu, WR = -W.

Gaya reaksi WR ini akan memberik an percepatan pada bumi mendekati benda sama seperti gaya W menarik benda ke permukaan akibat gaya reaksi sangat kecil sekali, sehingga boleh diabaikan bumi boleh dianggap tetap diam). Benda W WR bumi 2. Sebuah balok diletakkan di atas lantai. Balok memberikan gaya pada lantai sebesar gaya beratnya W. Balok tidak melesak ke dalam lantai karena lantai memberikan gaya reaksi yang sama besar dengan gaya berat W. Gaya reaksi ini sering disebut gaya normal (N) yang arahnya tegak lurus permukaan lantai. N Balok W 3. Sebuah balok terletak pada suatu bidang miring. Balok ini diikat oleh sebuah tali. Jika tali diputuskan apa yang terjadi pada balok ini? Perhatikan gambar dibawah ini : Penyelesaian: Mari kita lihat gaya-gaya yang bekerja pada benda. Ada 3 buah gaya yang bekerja pada benda ini. F gaya reaksi tali akibat gaya aksi yang diberikan oleh benda pada tali. F1 sering dinamakan sebagai gaya tegang tali yang diberi simbol T W gaya berat benda akibat tarikan gravitasi. Reaksinya adalah gaya sebesar W pada bumi. FISIKA MEKANIKA, Jonifan, Iin Lidya, Yasman 108 HUKUM NEWTON TENTANG GERAK F2 gaya reaksi bidang miring pada benda, akibat gaya aksi yang diberikan benda itu pada bidang miring. F2 dinamakan gaya normal, sering diberi simbol N. Karena benda diam, maka percepatan benda sama dengan nol, sehingga menurut Hukum Newton II : F = m.a F1 + F2 + W = 0 T + N + m.g = 0 Kita ambil sumbu x sepanjang bidang miring dan surnbu y tegak lurus bidang miring. Komponen x dan y persamaan di atas adalah, FX = T mg sin = 0 Dan FY = T mg cos = 0 Jika tali dipotong maka T tidak ada, gaya resultan pada balok sama dengan nol lagi, balok akan bergerak dipercepat. Jika aX dan aY adalah percepatan arah sumbu x dan y, maka; FX =maX 0 mg sin = maX aX = - g sin dan FY= maY T mg cos = maY 0 =maY aY = 0

Jadi kesimpulannya adalah ketika tali putus maka benda bergerak dengan percepatan -g sin 0 arah ke bawah sejajar bidang miring. 4. Suatu benda dijatuhkan dari atas bidang miring yang licin dan sudut kemiringan 300. Tentukanlah percepatan benda tersebut jika g = 10 m/s2 dan massa benda 4 kg Penyelesaian : Diketahui : m = 4 kg g = 10 m/s2 = 300 Ditanya : a ? Jawab : F = mg sin mg mg cos F = - mg sin = ma a = - g sin = - 10 sin 300 = - 10 . (0,5) = 5 m/s2 5. Perhatikan gambar dibawah Massa benda satu dan dua masing-masing 6 kg dan 2 kg. Hitung percepatan dan tegangan tali jika g = 10 m/s2 Penyelesaian : Untuk penyelesaian soal diatas, sitem kita tinjau untuk masing masing benda Diket : m1 = 6 kg m2 = 2 kg g = 10 m/s2 Ditanya : T?, a? Jawab : Karena benda benda satu lebih berat dari benda dua maka benda bergerak kebawah Gb. Benda satu Gb. Benda dua FISIKA MEKANIKA, Jonifan, Iin Lidya, Yasman 110 HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Untuk benda satu : T W1 = m1a1 T 60 = -6a (1) Untuk benda dua : T W2 sin 300 = m2a2 T 20 (0,5) = 2 a2 T 10 = 2 a (2) Dari persamaan (1) dan (2) T 60 = - 6 a T 10 = 2 a 50 = 8a a = 6,25 m/s2 T 10 = 2 a T = 2(6,25) + 10 = 22,5N Percepatan benda : 6,25 m/s2 dan gaya tegangan tali : 22,5 N

CONTOH SOAL HUKUM NEWTON KESELURUHAN 1. Koefisien gesek statis antara sebuah lemari kayu dan lantai kasar suatu bak truk sebesar 0,75. Jadi, percepatan maksimum yang masih boleh dimiliki truk agar lemari tetap tak bergerak terhadap bak truk itu adalah . . . . a. nol d. 7,5 m/s2 b. 0,75m/s2 e. 10 m/s2 c. 2,5 m/s2

2. Sebuah benda bermassa 2 kg terletak di tanah. Benda itu ditarik vertikal ke atas dengan gaya 25 N selama 2 detik lalu dilepaskan. Jika g = 10 m/s2, energi kinetik benda pada saat mengenai tanah adalah . . . . a. 150 joule b. 125 joule c. 100 joule d. 50 joule e. 25 joule

3. Sebuah mobil massanya 2 ton dan mula-mula diam. Setelah 5 detik kecepatan mobil menjadi 20 m/s. Gaya dorong yang bekerja pada mobil ialah . . . . a. 100 N d. 800 N b. 200 N e. 8000 N c. 400N

4. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar maka selama gerakannya. . . .. a. gaya normal tetap dan gaya gesekan berubah b. gaya normal berubah dan gaya gesekan tetap c. gaya normal dan gaya gesekan kedua-duanya tetap a, gaya normal dan gaya gesekan kedua-duanya berubah e. gaya normal dan gaya gesekan kadang-kadang berubah dan tetap bergantian

5. Mobil 700 kg mogok di jalan yang mendatar. Kabel horizontal mobil derek yang dipakai untuk menyeretnya akan putus jika tegangan di dalamnya melebihi 1400 N (q = 10 m/s2). Percepatan maksimum yang dapat diterima mobil mogok dan mobil derek adalah .... a. 2 m/s2 d. 7 m/s2 b. 8 m/s2 e. 0 m/s2 c. 10 m/s2

6. Pada sebuah benda yang bergerak, bekerja gaya sehingga mengurangi kecepatan gerak

benda tersebut dari 10 m/s menjadi 6 m/s dalam waktu 2 detik. Bila massa benda 5 kg, besar gaya tersebut adalah .... a. 5N d. 10N b. 6 N e. 11N c. 8N

7. Peristiwa di bawah ini yang tidak mempunyai hukum kelembaman adalah .... a. Bila mobil yang kita tumpangi direm mendadak, tubuh kita terdorong ke depan b. Bila kita berdiri di mobil, tiba-tiba mobil bergerak maju tubuh kita terdorong ke belakang. c. Pemain ski yang sedang melaju, tiba-tiba tali putus, pemain ski tetap bergerak maju. d. Pemain sepatu roda bergerak maju, tetap akan bergerak maju walaupun pemain itu tidak memberikan gaya. e. Penerjun payung bergerak turun ke bawah walaupun tidak didorong dari atas.

8. Jika gaya sebesar 1 N bekerja pada benda 1 kg yang dapat bergerak bebas, maka benda akan mendapat . . .. a. kecepatan sebesar 1 m/s c. percepatan sebesar 1 m/s2 c. percepatan sebesar 10 m/s2 d. kecepatan sebesar 10 m/s e. kecepatan sebesar 10 m/s

9. A naik bus yang bergerak dengan kecepatan 40 km/jam. Tiba-tiba bus direm secara mendadak, akibatnya A terdorong ke muka. Hal ini disebabkan karena .... a. gaya dorong bus b. gaya dari rem c. sifat kelembaman dari A d. sifat kelembaman dari bus e. gaya berat A

10. Sebuah benda sedang meluncur pada suatu bidang miring dengan kecepatan konstan, ini berarti . . . . a. bidang itu merupakan bidang licin sempurna b. komponen berat dari benda yang sejajar bidang miring harus lebih besar dari gaya geseknya c. komponen berat dari benda yang sejajar bidang miring harus lebih kecil dari gaya geseknya d. komponen berat dari benda yang sejajar bidang miring harus sama dengan gaya geseknya e. berat benda harus sama dengan gaya geseknya 11. Suatu benda bermassa 2 kg yang sedang bergerak, lajunya bertambah dari 1 m/s menjadi 5 m/s dalam waktu 2 detik bila padanya beraksi gaya yang searah dengan gerak benda, maka besar gaya tersebut adalah .... a. 2 N d. 8 N b. 4 N e. 10 N c. 5 N

12. Sebuah mobil massanya 1 ton selama 4 detik kecepatannya bertambah secara beraturan dan 10 m/det menjadi 18 m/det. Besar gaya yang mempercepat mobil itu adalah .... a. 2000 N d. 8000 N b. 4000 N e. 10000 N c. 6000 N 13. Benda massanya 2 kg berada pada bidang horizontal kasar. Pada benda dikerjakan gaya 10 N yang sejajar bidang horizontal, sehingga keadaan benda akan bergerak. Bila g = 10 m/s^2, maka koefisien gesekan antara benda dan bidang adalah .... a. 0,2 d. 0,5 b. 0,3 e. 0,6 c. 0,4

14. Benda beratnya 98 newton (g = 10 m/s2) diangkat dengan gaya vertikal ke atas sebesar 100 newton, maka percepatan yang dialami benda .... a. nol d. 2 m/s2 b. 0,2 m/s2 e. 5 m/s2 c. 0,4 m/s2

15. Sebuah benda massanya 4 kg terletak pada bidang miring yang licin dengan sudut kemiringan 45 derajat terhadap horizontal. Jadi, besar gaya yang menahan benda itu. (g = 10 m/s2) a. 2 V2 N d. 40 N b. 8 V2 N e. 40 V2 N c. 20 V2 N

16. Kalau kita berada dalam sebuah mobil yang sedang bergerak, kemudian mobil tersebut direm, maka badan kita terdorong ke depan, hal ini sesuai .. a. Hukum Newton I b. Hukum Newton II c. Hukum Aksi-Reaksi d. Hukum Gaya berat e. Hukum Pascal

17. Pada benda bermassa m bekerja gaya F ke atas yang menimbulkan percepatan a (percepatan gravitasi = g). Hubungan besaran tersebut dapat dirumuskan .. a. F = m.g d. m.g = F + m.a b. F = m (a + g) e. m.a = F + m.g c. F = m (a/2) + m.g 18. Sebuah elevator yang massanya 1500 kg diturunkan dengan percepatan 1 m/s2. Bila percepatan gravitasi bumi g = 9,8 m/s2, maka besarnya tegangan pada kabel penggantung sama dengan a. 32400 N d. 14700 N b. 26400 N e. 13200 N c. 16200 N

19. Gaya gesek pada benda yang bergerak di atas lantai kasar .. a. searah dengan arah gerak b. berlawanan dengan arah gaya berat c. menyebabkan benda berhenti d. mempunyai harga maksimum pada saat benda akan bergerak e. menyebabkan benda bergerak lurus beraturan

20. Dari hukum Newton II dapat disimpulkan bahwa jika gaya yang bekerja pada sebuah benda berubah, maka . . . . a. massa dan percepatannya berubah b. massa dan percepatannya tidak berubah c. massa berubah dan percepatannya tidak berubah d. massa tidak berubah dan percepatannya berubah e. volumenya berubah 21. Jika sebuah benda terletak pada bidang miring, maka gaya normal pada benda itu..... a. sama dengan berat benda b. lebih kecil dari berat benda c. lebih besar dari berat benda d. dapat lebih besar atau lebih kecil dari berat benda e. dapat sama atau tidak sama dengan berat benda 22. Seorang yang massanya 80 kg ditimbang dalam sebuah lift. Jarum timbangan menunjukkan angka 1000 newton. Apabila percepatan gravitasi bumi = 10 m/s2 dapat disimpulkan bahwa.... a. massa orang di dalam lift menjadi 100 kg b. lift sedang bergerak ke atas dengan kecepatan tetap c. lift sedang bergerak ke bawah dengan kecepatan tetap d. lift sedang bergerak ke bawah dengan percepatan tetap e. lift sedang bergerak ke atas dengan percepatan tetap

23. Sebuah benda massanya 2 kg terletak di atas tanah. Benda tersebut ditarik ke atas dengan gaya 30 N selama 2 detik lalu dilepaskan. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka tinggi yang dapat dicapai benda adalah : a. 10 meter d. 18 meter b. 12 meter e. 20 meter c. 15 meter

24. Sebuah benda bermassa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut 30derajat terhadap bidang horizontal, Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 dan benda bergeser sejauh 3 m ke bawah, usaha yang dilakukan gaya berat .... a. 60 joule d. 294,3 joule b. 65,3 joule e. 588 joule c. 294 joule

25. Sebuah benda yang beratnya W meluncur ke bawah dengan kecepatan tetap pada suatu bidang miring kasar. Bidang miring tersebut membentuk sudut 30 derajat dengan horizontal. Koefisien gesekan antara benda dan bidang tersebut adalah .... a. 1/2 v3 W d. 1/3 v3 b. 1/2 W e. 1/2 c. v3 26. Sebuah benda yang massanya 1200 kg digantungkan pada suatu kawat yang dapat memikul beban maksimum sebesar 15.000 N. Jika percepatan gravitasi bumi sama dengan 10 m/s2, maka harga maksimum percepatan ke atas yang diberikan pada beban itu sama dengan .... a. 2,5 m/s2 d. 22,5 m/s2 b. 10,0 m/s2 e. 12,5 m/s2 c. 7,5 m/s2

================o0o===============

Anda mungkin juga menyukai