Anda di halaman 1dari 5

I.

MEMECAHKAN MASALAH DENGAN KOSEP PELUANG


A Mendeskripsikan Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi 1. Kaidah Pencacahan Dalam peristiwa sehari hari, kita sering menjumoai masalah masalah untuk menetukan atau menghitung berapa banyak cara atau pilihan yang mungkin terjadi dari suatu pristiwa / kejadian Perhatikain beberapa contoh berikut ini : Contoh 1 : Ilham mempunyai 4 macam baju dan 3 macam celana. Berapa banyaknya pilihan pasangan baju dan celana yang dipakai oleh Ilham? Contoh 2 : Berapa banyak nomor kendaraan di Jakarta yang dapat dibuat, yang terdiri empat angka dan duan huruf dibelakangnya? Contoh 3 : Dari kota A menuju kota B terdapat 5 jalan dari kota B ke kota C terdapat 3 jalan sedangkandarikota A menuju ke kota D terdapat 2 jalan dan dari kota D menuju kota C terdapat 4 jalan .Berapa banyakanya pilihan jalan berbeda yang dapat dilalui dari kota A menuju kota C melalui kota B dan kota D. Untuk menjawab masalah masalah seperta contoh diatas, kita dapa menggunakan salah satu atau gabunga dari konsep berikut : 1. Aturan pengisian tempat tersedia Permutasi Kombinasi 1.a Aturan Pengisian Tempat Tersedia Untuk memahami kosep ini, mari simak kembali 3 contoh diatas. Pada contoh 1 terdapa 4 macam baju ( misl B1, B2, B3 dan B4 ) dan tiga macam celana ( missal C1, C2, C3 ), maka banyaknya pasangan yang dapat dipakai dapat di tetukan dengan beberapa cara : a). Membuat kotak kotak 4 Baju Jadi banyaknya pasangan adalah 4

3 = 12 pasanga

Parjon, S.Pd e-mail ; jon_ano@yahoo.co.id site ; www.parjono.wordpress.com

Celana

b). Dengan Diagram Pohon Baju Celana C1 C2 B1 C3 C1 Pasangan

B 1 C1 B 1 C2 B 1 C3

B 2 C1 c). Membuat table C2 B 2 C2 B2 Baju C3 B 2 C3 Celana B1 B2 B3 B4 C1 B43 C1 C1 C1 B 1 C1 B 2 C1 B 3 C1 B C2 B3 B C2 C2 B 1 C2 B 2 C2 B 3 C2 B 43 C2 C3 B C3 C3 B 1 C3 B 2 C3 B 3 C3 B 43 C3 C1 B 4 C1 B4 C2 Pada contoh 2 diatas : kita dapat menghitung dengan caraB 4 C2 kotak kotak membuat C3 sebanyak 6 buah B 4 C3 I B 9 II 10 III 10 IV 10 V 26 VI 26

Dalam hal ini angka dan huruf dapat dituliskan saecara berulang. Akan tetapi angka nol tidak boleh dituliskan pada kotak paling depan ( kotak I ), karena angka nol paling depan tidak berarti,dan nomor yang terbentuk terdiri dari 3 angka. Oleh karena itu pilihan angka pada kotak I adalah 1 sampai 9 untuk kotak II, kotak III dan kotak IV pilihan angkanya ada 10 yaitu 0, 1, 2, 3, , 9. Untuk kotak V dan kotak VI pilhan hurufnya ada 26 yaitu A, B, C, , Z. Jadi Banyaknya nomor kendaraan yang terbentuk adalah : 9 10 10 10 26 26 = 6.084 .000 Pada contoh 3 : dapat diselesaikan dengan diagram jaringan jalan yang menghubungkan kota A, kota B, kota D, dan kota C.

B Parjon, S.Pd e-mail ; jon_ano@yahoo.co.id site C www.parjono.wordpress.com ;

Banyaknya pilihan jalan dari kota A menuju kota C melalui kota B ada 5 Banyaknya pilihan jalan dari kota A menuju kota C melalui kota D ada 5
8 pilihan jalan berbeda. ada 15 + 8 = 23 pilihan jalan berbeda. 15 pilihan jalan berbeda.

3= 3=

Banyaknya pilihan jalan dari kota A menuju kota C melalui kota B dan kota D
Permutasi Dasar perhitunga pada permutasi adalh bilangan factorial ( yang diberi lambang tanda seru ) Definisi : Hasil perkalian bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan n disebut n factorial ( n!) n! = n ( n 1) ( n 2) ... 3 2 1 0! = 1 1! = 1 2! = 2 1 = 2 3! = 3 2 1 = 6 4! = 4 3 2 1 = 24 5! = 5 4 3 2 1 = 120 . . . Dst. Definisi : Permutasi r dari n adalah banyaknya susunan unsure unsur yang Terdiri dari r unsure yang diambil dari suatu himpunan yang terdiri dari n unsure berbeda dengan memperhatikan urutannya ( r n ) nPr = ( n 1)! Permutasi dengan unsure yang sama Banyak permutasi n unsure yang didalam nya memuat sebanyak k unsure sama, l unsure sama, m unsure sama dan seterusnya. Dapat ditentukan dengan Rumus
n!

Parjon, S.Pd e-mail ; jon_ano@yahoo.co.id site ; www.parjono.wordpress.com

n P. k,l,m =

n! k! l! m! . . ...

Permutasi Siklis Permutasi siklis adalah : banyaknya susunan dari n unsure berbeda yang di atur secara melingkar , dapat dirumuskan dengan : nPsiklis = ( n - 1 )! Kombinasi Suatu kombinasi r unsure yang diambil dari n unsure yang tersedia ( tiap unsure ini berbeda ) adalah suatu pilihan dari r unsure tadi tanpa memperhatikan urutannya ( r n ), dapat dirumuskan dengan : nCr =
n! ( n r )!r!

Peluang dan frekuensi Harapan Pelung Suatu Kejadian Definisi : Peluang suatu kejadian A adalah perbandingan banyak kejadian dengan banyak nya seluruh kejadian ( ruang sample )
P ( A) = n ( A) , 0 P ( A) 1 n (S )

n ( A ) = banyaknya kejadian A n ( S ) = banyaknya seluruh kejadian / ruang sample. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian Frekuensi harapan suatu kejadan adalah A hasil kali peluang kejadian A dengan banyaknya percobaan / perlakuan.

FH (A) = P(A)

C Kejadian Majemuk 1. Peluang Kejadian dua Kejadian Untuk menghitung kejadian majemuk, secara umum dapat di jelaskan dengan memanfaatkan teori himpunan yaitu :
n ( A B ) =n ( A) +n ( B ) n ( A B )

Jika masing masing dibagi dengan n ( S ) dimana S adalah semesta pembicaraan , maka diperoleleh.
n ( A B ) n ( A) n ( B ) n ( A B ) = + n (S ) n (S ) n (S ) n (S ) P ( A B ) =P ( A) +P ( B ) P ( A B )

Parjon, S.Pd e-mail ; jon_ano@yahoo.co.id site ; www.parjono.wordpress.com

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut missal A dan B adalah dua kejadian sembarang yang terdapat dalalam ruang sample S , maka peluang kejadian A B adalah :
P ( A B ) =P ( A) +P ( B ) P ( A B )

2. Peluang Kejadian Saling Lepas. Misalkan pada percobaan melempar sebuah dadu sebanyak satu kali, kejadian A adalah munculnya angka kurang dari 3 dan kejadian B munculnya angka kurang dari 4 . Perhatikan diagram ven berikut : S .1 .2 .4 . 6

.3 .5

Dari diagram ven diatas tampak bahwa A dan B adalah dua himpunan yang saling lepas / saling asing . ( disjoint set ) maka A B = Dalam hal demikian dapat dikatakan bahwa kejadian A dan kejadian B adalah dua kejadian yang saling lepas atau saling asing. Dengan kata lain kejadian A dan kejadian B tidak dapat berlangsung sacara bersamaan oleh karena A B = atau n ( A B ) =0 maka P ( A B ) =0 sehingga diperoleh Rumus peluang gabungan dua kejadian saling lepas adalah : P(A

B)=P(A)+P(B)

Peluang Komplemen suatu Kejadian Jika A merupakan komplemen dari A, maka A A =a u n ( A A) =0 . A ta Hal ini berarti himpunana A dan himpunan A adalah himpunan saling asing / saling lepas sehingga diperoleh P ( A A ) = P ( A ) + P ( A ) Padahal A A = S dan P (S ) = 1 Mk aa P ( S ) = ( A ) + (A ) P P 1 = ( A) + (A) P P Jd ai P (A)= 1 P ( A)

Parjon, S.Pd e-mail ; jon_ano@yahoo.co.id site ; www.parjono.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai