Anda di halaman 1dari 29

BAB VI

TEORI KEMUNGKINAN

Kerangka Isi
 Pendahuluan  Kaidah Pencacahan
 Faktorial  Permutasi
 Kombinasi

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bahan pembelajaran ini, saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Eksponen.
2. Menjelaskan Sifat-sifat Eksponen
3. Menjelaskan Fungsi Eksponen, Persamaan Fungsi Eksponen dan
Pertidaksamaan Eksponen. .

DESKRIPSI

Pada BAB ini akan membahas mengenai pengertian Eksponen dan sifat-sifat
Eksponen. Manfaat dari BAB ini adalah membekali mahasiswa terhadap konsep
perpangkatan yang selama ini banyak ditemukan di lapangan. Selain itu melalui
BAB ini mahasiswa menjadi lebih percaya diri dalam mengajarkan matematika,
khususnya penerapan perpangkatan.

KATA-KATA KUNCI
Teori Kemungkinan; Peluang

101
A. PENDAHULUAN
Asal mula Teori kemungkinan (peluang) adalah dari pertanyaan pejudi
besar yang bernama Chevalier de Mere (bangsawan Perancis) kepada Blaise
Pascal (1623 – 1662) mengenai suatu masalah pembagian uang taruhan pada
suatu permainan judi, dan oleh suatu hal terpaksa dihentikan sebelum selesai.
Pertanyaan tentang pembagian uang taruhan inilah menjadi bahasan surat-
menyurat antara Pascal dengan Fermat (1601 – 1665). Dari kegiatan tukar
pikiran ini pula kemudian timbul dan berkembang cabang matematika yang
disebut Teori Kemungkinan (peluang).
Walaupun teori peluang lahir dari meja judi, dan cara menjelaskan
permasalahannya sering menggunakan dadu atau kartu, namun pelajaran yang
diperoleh akhirnya dapat menjadi sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta melatih daya pikir orang yang mempelajarinya.

B. KAIDAH PENCACAHAN
(1) Kaidah Perkalian
Contoh 1 :
Adi mempunyai dua celana dan tiga baju. Ada berapa macam pasangan
celana dan baju yang dapat dikenakan Adi?
Jawab:
Pasangan celana dan baju seperti berikut:
(C1, B1) , (C1, B2) , (C1, B3) , (C2, B1) , (C2, B2) , (C2, B3).
Banyak macam pasangan celana dan baju tersebut, dapat didapatkan oleh
prinsip perkalian , yaitu: 2 3
Kotak I menyatakan banyak macam celana, dan kotak II menyatakan banyak
macam baju. Jadi, banyak macam pasangan celana dan baju adalah 2 . 3 = 6
Contoh 2 :
Kota A dan kota B dihubungkan oleh 3 macam jalan, sedangkan kota B dan
kota C dihubungkan oleh 4 macam jalan. Ada berapa macam jalur yang dapat
ditempuh dari kota A ke kota C ?

102
Jawab:
Ilustrasi jalur seperti berikut:

B
A C

Banyak macam jalur dari kota A ke kota C, dapat juga diperoleh dengan
menggunakan kaidah perkalian, yaitu : 3 4
Banyak macam jalur dari kota A ke kota C adalah 3 . 4 = 12
Secara Umum:
Jika kejadian I dapat terjadi dengan n1 cara berbeda,
kejadian II dapat terjadi dengan n2 cara berbeda,
kejadian III dapat terjadi dengan n3 cara berbeda,
.
.
.
kejadian ke k dapat terjadi dengan nk cara berbeda, maka banyak cara
berbeda terjadinya semua kejadian itu bersama-sama adalah:
n1 . n2 . n3 . . . nk cara.

Contoh 3 :
Tentukan banyak bilangan yang terdiri atas 3 angka berbeda yang dapat
dibentuk dari angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5.
Jawab :
5 4 3
Banyak bilangan yang dapat dibentuk adalah :
( 5 . 4 . 3 ) bilangan = 60 bilangan

Keterangan :
Yang dapat menjadi angka I (ke 1) ada 5 angka, yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5. Karena
salah satu angka diantara ke lima angka itu sudah menjadi angka I, maka
yang dapat menjadi angka II ada 4 angka. Selanjutnya, dapat dipahami bahwa
yang dapat menjadi angka III ada 3 angka. Dengan kata lain:
memilih angka I (kejadian I) : 5 cara,
memilih angka II (kejadian II) : 4 cara,
103
memilih angka III (kejadian III) : 3 cara.
Menurut kaidah perkalian, banyak cara memilih angka I, angka II, dan angka
III (membentuk bilangan yang terdiri atas 3 angka) adalah 5 . 4 . 3 = 60.

(2) Kaidah Penjumlahan


Jika kejadian I dapat terjadi dengan n1 cara, kejadian II dapat terjadi dengan
n2 cara, sedangkan kejadian I dan kejadian II tidak dapat terjadi bersama-
sama, maka banyak cara terjadinya kejadian I dan kejadian II adalah n1 + n2
cara.
Kejadian tersebut dinamakan kaidah penjumlahan.

Contoh 4 :
Tentukan banyak jalur yang dapat ditempuh dari kota A ke kota D melalui
kota B dan kota C, jika:
kota A dan kota B dihubungkan oleh 2 jalan,
kota B dan kota D dihubungkan oleh 3 jalan,
kota A dan kota C dihubungkan oleh 4 jalan,
kota C dan kota D dihubungkan oleh 1 jalan, dan tidak ada jalan yang
menghubungkan kota B dengan kota C.
Jawab:
Ilustrasi jalur seperti berikut:
B Banyak jalur melalui kota B
adalah 2 . 3 = 6 (kejadian I).
Banyak jalur melalui kota C
adalah 4 . 1 = 4 (kejadian II).
D Jadi, banyak jalur dari kota A
A
ke kota D melalui kota B dan
kota C adalah (6 + 4) jalur = 10
jalur.

Latihan 4.1 : C

(1) Tentukan banyak pasangan celana dan baju yang dapat dikenakan (dipilih) dari 4
celana dan 5 baju.

104
(2) Kota P dan kota Q dihubungkan oleh 5 macam jalan, sedangkan kota Q dan kota
R dihubungkan oleh 2 macam jalan. Tentukan banyak jalur yang dapat dilalui
dari kota P ke kota R melalui kota Q.

(3) Tentukan banyak bilangan yang terdiri atas 5 angka, yang dapat dibentuk dari
sembilan bilangan asli pertama, jika:
a. tidak boleh ada angka yang berulang,
b. boleh ada angka berulang.

(4) Kota K dengan kota L dihubungkan oleh 6 macam jalan. Kota L dengan kota M
dihubungkan oleh 1 macam jalan. Kota K dengan kota N dihubungkan oleh 4
macam jalan. Sedangkan kota L dengan kota N tidak dihubungkan oleh sebuah
jalanpun. Tentukan banyak jalur yang dapat ditempuh dari kota K ke kota M
melalui kota L dan kota N.

(5) Dalam pemilihan seorang ketua dan seorang sekretaris HMPS – PGSD – UPPII
terdapat 3 orang calon ketua dan 6 orang calon sekretaris. Ada berapa macam
komposisi ketua dan sekretaris dapat dipilih?

(6) Tentukan banyak bilangan bulat antara 500 sampai 900 yang dapat dibentuk dari
angka-angka : 1, 2, 5, 7, 8, 9 ,jika :
a. tidak boleh ada angka berulang,
b. boleh ada angka berulang.

(7) Terdapat 2 kelompok dalam suatu pertemuan, yaitu kelompok I dan kelompok II.
Kelompok I terdiri atas 5 orang, dan kelompok II terdiri atas 3 orang.
Terdapat acara jabat tangan dalam pertemuan itu.
Tentukan banyak jabat tangan yang terdiri, jika:
a. yang sekelompok tidak boleh berjabat tangan
b. yang beda kelompok tidak boleh saling berjabat tangan.

C. FAKTORIAL
Sebelum membicarakan masalah teori kemungkinan,yaitu: permutasi,
kombinasi, dan peluang terlebih dahulu kita membahas tentang faktorial. Karena ke
tiga masalah tersebut selalu menyangkut perkalian bilangan-bilangan bulat positif.

105
Hasil kali bilangan-bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan n, yaitu 1 . 2 . 3 …
(n – 2) . (n – 1) . n sering digunakan dalam matematika, yang diberi notasi n! (baca:
“ n faktorial “). Jadi, 1.2.3 … (n –2). (n-1) . n = n !.

Dalam hal ini 1! (satu faktorial) didefinisikan = 1; dan 0! (nol faktorial) didefinisikan
= 1.

Contoh 1: Latihan 4.2:


1) 2! = 1.2 = 2.1 = 2 10!
Hitunglah : (1) = …….
2) 5! = 1.2.3.4.5 = 5.4.3.2.1 = 120 5!.6!
3) 6! = 6.5.4.3.2.1 = 6.5! 9!
(2) = …….
7! 7.6! 6!.3!
4) = =7
6! 6!
8! 8.7.6! Tulis dengan notasi faktorial.
5) = = 56 8.7.6
6! 6! (a)
1.2.3
Tulis dengan notasi faktorial. 12.11 .10.9
(b)
(a) 7.6.5 1.2.3.4
1 n(n  1)(n  2)
(b) (c)
9.10.11 .12 1.2.3.4
(d) k (k –1) (k –2) … (k-5)
Jawab :
1.2.3.4.5.6.7 7!
(a) 7.6.5 = =
1.2.3.4 4!
1 8!
(b) =
9.10.11 .12 12!

D. PERMUTASI
1. Definisi
Permutasi dari objek-objek adalah setiap susunan berlainan dari sebagian
atau seluruh objek-objek tersebut. Sebagai gambaran, misalkan terdapat tiga
objek, yaitu A, B, dan C. Maka banyak susunan yang terdiri atas 3 objek dapat
disusun dari objek-objek tersebut tersebut adalah :” ABC, ACB, BAC, BCA,
106
CAB, dan CBA”. Masing-masing susunan berlainan itu dinamakan satu
permutasi , dan seluruhnya ada 6 permutasi.
Konsep susunan berlainan itu mengandung pengertian bahwa setiap
susunan tersebut sangat memperhatikan atau membedakan urutan objek-objek
pembentuknya.
Jika permutasi yang dikehendaki dari objek-objek di atas terdiri dari 2
objek (diambil 2 objek), maka permutasi yang mungkin adalah :” AB, AC, BA,
BC, CA, dan CB”.

2. Permutasi k objek (unsur) dari n objek, k  n


Untuk memudahkan pengertian permutasi k objek dari n objek itu dapat
juga dinyatakan dengan kalimat lain, misalnya:
 Banyak susunan yang terdiri atas k objek yang diambil dari n objek.
 Banyak cara mengambil k objek dari n objek yang tersedia.
Permutasi k objek dari n objek itu dinotasikan dengan : P (n, k) atau nPk atau

Pkn , atau kPn.


Dengan menggunakan kaidah perkalian, dapat dibuktikan bahwa:

n!
P (n, k) =
(n - k)!

Bukti :
Akan dibentuk permutasi k obyek dari n objek, k  n

1 2 3 ... k

 Posisi ke 1 dapat diisi oleh n objek (ada n pilihan untuk posisi ke 1)


 Posisi ke 2 dapat diisi oleh (n – 1) objek
 Posisi ke 3 dapat diisi oleh (n – 2) objek


 Posisi ke k dapat diisi oleh (n – (k – 1)) objek.


107
Menurut kaidah perkalian, k buah posisi itu dapat diisi dalam n (n – 1) (n – 2) . . .
(n – (k – 1)) cara.
Jadi,
P(n, k) = n (n –1) (n – 2) . . .  n  (k  1)
= n (n –1) (n – 2) . . .  n  (k  1) . (n – k) . . . 3 . 2 . 1
(n – k) . . . 3 . 2 . 1 terbukti.

Contoh 5:
Akan dibentuk pengurus inti HMJ - PGSD yang terdiri dari seorang ketua,
seorang wakil ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara, dari 9 calon.
Tentukan banyak susunan pengurus inti HMJ – PGSD yang dapat
dibentuk/dipilih.

Penyelesaian :
Pada persoalan di atas, terdapat 4 posisi yang harus diisi (k = 4). Sedangkan
objek yang tersedia ada 9 (n = 9)
Maka :
9!
P(9, 4) =
(9  4)!
9!
=
5!
= 9 . 8 . 7 . 6 (ingat sifat faktorial)
= 3024
Jadi, banyak susunan pengurus inti HMJ – PGSD yang dapat dipilih
adalah 3024.
n! n!
Jika k = n, maka : P (n, n) = = = n!
(n  n)! 0!
Jadi :
P(n, n) = n!

Contoh 6:

108
Ada 4 orang mahasiswa akan berfoto bersama dengan pose berdiri sebaris. Ada
berapa macam pose yang dapat dibentuk?

Penyelesaian :
Akan dibentuk permutasi yang terdiri atas 4 objek yang diambil dari 4 objek.
Artinya n = 4, maka :
P(4, 4) = 4! = 24
Jadi, banyak pose yang bisa dibentuk adalah 24.
Catatan :
Permutasi, sangat berkaitan dengan kaidah pengisian tempat yang tersedia,
khususnya kaidah perkalian. Maka permutasi dapat dipahami dengan
menggunakan kaidah pengisian tempat tersedia.

3. Permutasi dengan beberapa objek sama


Perlu diperhatikan bahwa permutasi dari objek-objek yang sama adalah
satu permutasi (satu susunan).
Misalkan pada n objek terdapat k objek yang sama, k  n, dan permutasi
dari n objek dengan k objek sama tersebut adalah P. Jika k objek yang sama itu
dianggap berlainan maka P = n!. Tetapi karena k objek itu sama, yang berarti
permutasi dari k objek yang sama tersebut adalah 1, maka dapat dipahami bahwa

n!
berlaku : kPn x k! = n! atau kPn = .
k!

Hal di atas dapat diperluas sbb :


Jika pada n objek terdapat k1 objek sama, k2 objek sama, k3 objek sama, dan
seterusnya sehingga k1 + k2 + k3 + . . . + ki = n, maka banyak permutasi dari n
objek tersebut adalah :

n!
Pn
k = k .k .k ...k !
1 2 3 i

109
Contoh 7:
Terdapat 6 kursi biru, 1 kursi merah, dan 3 kursi coklat. Jika ke 10 kursi tersebut
disusun sebaris, maka ada berapa susunan yang dapat dibentuk?
Penyelesaian :
n!
n = 10 k Pn = k .k .k ...k !
1 2 3 i

10!
k1 = 6 =
6! . 1! . 3!
10 . 9. 8. 7
k2 = 1 =
1.6
k3 = 3 = 840
Jadi, banyak susunan kursi tersebut adalah 840.

4. Permutasi Siklis (melingkar)


Permutasi siklis adalah susunan berlainan dari n objek sedemikian hingga
objek pertama berada di antara objek kedua dan objek ke n.
Karena sembarang objek yang dipilih sebagai objek pasti berada diantara
objek pertama dan objek ke n, maka semua susunan berlainan secara siklis itu
dapat diperoleh dangan cara menempatkan objek tertentu pada posisi yang tetap
dan mempermutasikan (n – 1) objek yang lain. Oleh karena itu banyak permutasi
siklis yang dapat dibentuk dari n objek adalah P = (n –1)!.
Jadi, banyak permutasi siklis yang dapat dibentuk dari n objek adalah :

P = (n – 1)!

Contoh 8:
Terdapat 5 kursi yang berlainan. Ke 5 kursi itu akan ditempatkan mengelilingi sebuah
meja bundar. Dengan berapa cara kursi-kursi itu dapat ditempatkan?

Penyelesaian :
n=5
P = (n –1)! = (5 –1)! = 4! = 24
Jadi, kursi-kursi itu dapat ditempatkan dengan 24 cara.

110
Latihan 4.3
(1) Tentukan banyak bilangan yang dapat dibentuk dari angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5,
jika bilangan tersebut:
a.terdiri atas 3 angka dan tidak ada angka berulang.
b. terdiri atas 5 angka dan tidak ada angka berulang.
(2) Susunlah semua huruf pada kata “MATEMATIKA”. Ada berapa susunan huruf
yang dapat dibentuk?
(3) Terdapat 8 buah buku yang berbeda. Jika buku-buku itu ditumpuk dalam satu
tumpukan, ada berapa macam tumpukan yang dapat terjadi?
(4) Sembilan bendera dengan warna yang berbeda akan ditempatkan mengelilingi
sebuah tugu. Dengan berapa cara bendera itu dapat ditempatkan?
(5) Terdapat 5 umbul-umbul berwarna biru, 3 berwarna putih, dan 2 berwarna merah.
Umbul-umbul itu akan ditempatkan pada sepanjang sisi suatu jalan. Dengan
berapa cara umbul-umbul itu dapat ditempatkan?
(6) Dari angka 1, 2, 3, 4, 5 di susun suatu bilangan yang terdiri dari 2 angka. Ada
berapa bilangan yang terjadi, jika:
a. tidak boleh ada angka yang sama
b. boleh ada yang sama
(7) Seperti nomor (6)…., suatu bilangan terdiri dari 3 angka.

111
E. KOMBINASI
1. Definisi
Kombinasi dari obyek-obyek adalah suatu susunan obyek-obyek itu tanpa
memperhatikan urutannya.
Perbedaan yang jelas antara permutasi dengan kombinasi adalah terletak pada
diperhatikan tidaknya urutan obyek-obyek tersebut. Pada permutasi urutan
obyeknya diperhatikan, sedangkan pada kombinasi urutan tersebut tidak
diperhatikan. Sebagai gambaran, misalkan terdapat tiga obyek, yaitu masing-
masing diberi nama A, B, dan C yang akan dipilih 2 orang pemimpin. Pemutasi
ketiga obyek itu ada 6, yaitu :

A  Ketua A  Ketua B  Ketua


B  wk.Ket. C  wk.Ket. C  wk.Ket.

B  Ketua C  Ketua C  Ketua


A  wk.Ket. A  wk.Ket. B  wk.Ket.
Dari sajian di atas nampak bahwa pada permutasi, urutan diperhatikan.
Sedangkan kombinasinya ada 1 (satu macam kombinasi). Jika dari ketiga
obyek itu diambil 2, maka ada berapa kombinasi yang terbentuk? Jawabnya : ada 3
kombinasi, yaitu AB, AC dan BC. Maksudnya A dengan B, A dengan C, dan B
dengan C.

2. Kombinasi k obyek dari n obyek; k  n


Kombinasi k obyek dari n obyek, artinya kombinasi yang terdiri dari k
obyek yang dimabil dari n obyek yang tersedia.

n
Kombinasi k obyek dari n obyek dinotasikan dengan K (n, k) atau nKk atau   ,
k 
dan berlaku :
n!
K(n, k) =
(n  k)! . k!

112
Bukti :
Setiap satu kombinasi dari K(n, k) kombinasi memuat k obyek. Padahal setiap
satu kombinasi dari k obyek dapat disusun k! permutasi. Karena ada K(n, k)
kombinasi maka tentunya ada K(n, k) . k! permutasi. Dengan kata lain, banyak
permutasi k obyek dari n obyek itu adalah K(n, k) . k!. Dengan demikian dapat
dituliskan :
K(n, k) . k! = P(n, k)
n!
=
(n  k)!
n!
 K(n, k) = ……………. Terbukti
(n  k)! . k!

Contoh 9:
Hitunglah nilai : (a) K(9, 2) (b) K(9, 7)
Jawab :
9! 9!
(a) K(9, 2) = (b) K(9, 7) =
(9  2)! . 2! (9  7)! . 7!
9! 9!
= =
7! . 2! 2! . 7!
9.8 9.8
= = 36 = = 36
2 2

Contoh 10:
Untuk menjadi pengurus HMPS dibutuhkan 5 orang. Sedangkan tersedia 10 calon.
Ada berapa macam susunan pengurus?
Jawab :
10!
K(5, 2) =
(10  5)! . 5!

10 . 9. 8. 7. 5!
= = 252
5. 4. 3. 2 . 5!
Jadi, ada 252 cara.

113
Contoh 11:
Sebuah kotak berisi 6 kelereng merah dan 5 kelereng putih. Akan diambil 7
kelereng dari kotak tersebut. Tentukan banyak cara pengambilan kelereng itu, jika:
(a) ketujuh kelereng itu sembarang warna.
(b) ketujuh kelereng itu harus ada 4 berwarna merah dan 3 berwarna putih.
(c) paling sedikit 4 kelereng berwarna putih.
Penyelesaian :
(a) Semuanya ada 11 kelereng, dan akan diambil 7 kelereng dengan warna
sembarang. Banyak cara pengambilan adalah:
11! 11! 11 . 10 . 9. 8
K(11, 7) = = = = 330
(11  7)! . 7! 4! . 7! 24
(b) Kelereng merah dapat diambil dengan K(6, 4) cara, sedangkan kelereng putih
dapat diambil dengan K(5, 3) cara. Jadi, seluruhnya ada K(6, 4) . K(5, 3) = 150
cara.
(c) Paling sedikit 4 kelereng putih, berarti boleh 4 atau 5 kelereng puith. Jika 4
kelereng putih maka banyak cara K(5, 4) . K(6, 3) = 100 cara. Jika 5 kelereng
putih yang diambil maka banyak cara K(5, 5) . K(6, 2) = 15 cara.
Jadi seluruhnya ada (100 + 15) = 115 cara.

Latihan 4.4
1. Hitunglah : a. K(15, 6) b. K(21, 1) c. K(25, 25)
2. Terdapat 5 orang pemain bulutangkis. Dari ke 5 pemain itu akan dibentuk
pasangan untuk bermain di nomor ganda. Ada berapa pasangan yang dapat
dibentuk?
3. Suatu satuan angkatan darat yang akan menyerbu suatu daerah lawan terdiri dari
20 orang. Agar supaya serangannya berhasil dengan baik, maka rombongan ini di
bagi menjadi tiga regu. Regu I 3 orang, regu II 5 orang dan regu III 12 orang.
Ada berapa cara membagi regu ini?
4. Ada berapa cara menyusun kata-kata, dari kata INSTITUT.

114
5. Dari nomor (4) ada berapa cara, jika T sebagai huruf permulaan dan diakhiri
dengan huruf I.
6. Diketahui angka-angka : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Ada berapa cara menyusun angka-angka tersebut, jika lambang bilangan genap
selalu di depan?

F. PELUANG (Probabilitas)
1. Ruang Sampel dan Kejadian
Kegiatan-kegiatan seperti melempar (mengetos) uang logam,
melemparkan dadu, atau mengambil kartu bridge, disebut percobaan. Himpunan
yang memuat semua hasil yang mungkin diperoleh dari suatu percobaan disebut
ruang sampel (ruang contoh), dinotasikan dengan S, dan banyaknya anggota
ruang sampel dinotasikan dengan n(S). Setiap anggota dari ruang sampel itu
disebut titik sampel atau sampel. Himpunan bagian dari suatu sampel itulah
yang disebut dengan kejadian.
Perlu diperhatikan bahwa kejadian itu merupakan suatu himpunan. Oleh
karena itu, maka kejadian dapat dikomposisikan / dioperasikan. Komposisi dari
kejadian-kejadian itu membentuk kejadian lain yang disebut kejadian majekmuk,
yang akan dibahas secara khusus pada bagian berikutnya.
Contoh (a):
Pada percobaan mengetos sebuah uang logam sekali, dapat diperoleh:
 ruang sampelnya adalah S: {gambar, angka} atau {g, a}
 banyak anggota ruang sampelnya adalah n(S) = 2
 g, a masing-masing disebut titik sampel
 Kejadian : muncul gambar atau { g }  merupakan
himp.bagian
Contoh (b):
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu (6 muka) sekali, dapat diperoleh:
 ruang sampelnya adalah S: {1, 2, 3, 4, 5, 6}
 n(S) = 6
115
 titik-titik sampel : 1, 2, 3, 4, 5, 6
 Contoh kejadian : muncul mata satu atau { 1 }, {mata ganjil}, {mata prima}
Contoh (c):
Pada percobaan mengetos 2 uang logam sekali, dapat diperoleh:
 ruang sampelnya adalah S: {(g, g), (g, a), (a, g), (a, a)}
 n(S) = 4
 titk-titik sampelnya adalah : (g, g), (g, a), (a, g), (a, a)
 Contoh kejadian : {(g, a)}, artinya kejadian muncul gambar pada uang logam
I dan muncul angka pada uang logam II.

Latihan 4. 5
(1) Tentukan : ruang sampel, banyak anggota sampel, titik-titik sampel, dua contoh
kejadian pada percobaan-percobaan berikut :
a. Sekeping uang logam ditos dua kali.
b. Sebuah dadu bersisi enam dilemparkan dua kali.
c. Dua dadu bersisi enam dilemparkan satu kali.
d. Sebuah dadu bersisi delapan dilempar dua kali.
e. Dua dadu bersisi empat dilempar sekali.
f. Sebuah dadu bersisi enam dan sekeping uang logam dilempar sekali.
(2) Tentukan banyak anggota ruang sampel pada percobaan-percobaan berikut :
a. Sebuah kartu diambil dari satu set lengkap kartu bridge.
b. Dua kartu diambil dari satu set kartu bridge.
c. Dua dadu bersisi enam dilemparkan dua kali.

2. Definisi Peluang
Peluang terjadinya kejadian A dalam ruang sampel S, dinotasikan P(A)
adalah :
n(A) :Banyak anggota A atau banyak cara terjadinya
n(A)
P(A) = n(S) kejadian A, dimana setiap cara mempunyai
kesempatan yang sama untuk muncul.
n(S) : Banyak cara yang mungkin untuk terjadi

116
Contoh 12:
Sekeping uang logam ditos sekali. Tentukan peluang yang muncul angka.
Jawab : n(A) 1
P(A) = =
n(S) 2
A : {a} n(A) = 1
Jadi, peluang muncul muka angka
S : {a, g} n(S) = 2 1
adalah
2

Contoh 13:
Sebuah dadu ditos sekali. Tentukan peluang munculnya mata prima.
Jawab : n(A) 3 1
P(A) = = =
n(S) 6 2
A : {2, 3, 5} n(A) = 3
Jadi, peluang muncul mata
S : {1, 2, 3, 4, 5, 6} n(S) = 6 1
prima adalah
2

Contoh 14:
Sebuah kotak berisi 4 bola warna merah dan 6 bola warna putih. Diambil 5 bola
dari kotak tersebut. Berapa peluang mendapatkan 3 bola warna merah dan 2 bola
putih?
Jawab :
4!
Banyak cara mendapatkan 3 bola merah : K(4, 3) = 4
(4  3)!.3!

Banyak cara mendapatkan 2 bola putih : K(6, 2) = 15


A : mendapatkan 3 bola merah dan 2 bola putih  n(A) = 4 x 15 = 60
S : mendapatkan 5 bola dari 10 bola.  n(S) = K(10, 5) = 252.
60 15 5
P(A) =  
252 63 21
5
Jadi, peluangnya untuk mendapatkan 3 bola merah dan 2 bola putih adalah
21

117
3. Kisaran Nilai Peluang
n(A)
Karena peluang kejadian A adalah P(A) = , padahal kejadian A
n(S)

merupakan himpunan bagian dari S, yang berarti bahwa n(A)  n(S), maka dapat
dipahami bahwa nilai P(A) berkisar dari 0 sampai dengan 1. Dengan perkataan
lain kisaran nilai P(A) adalah

 Jika P(A) = 0, maka A disebut kejadian mustahil.


0  P(A)  1  Jika P(A) = 1, maka A disebut kejadian pasti.
 P(S) = 1

Jika S adalah ruang sampel berhingga, yaitu : S : { A1, A2, A3, . . . , An },


dan P(Ai) = Pi , maka :

P1 + P2 + P3 + . . . + Pn = 1

Contoh 15:
Dalam perebutan gelar juara dunia kelas berat antara Tyson melawan Holifield,
Tyson diunggulkan berpeluang menang 3 kali terhadap Holifield.
Tentukan peluang menang masing-masing petinju!
Jawab :
Misalkan P(H) = p  P(T) = 3p
P(H) + P(T) = 1
1p + 3p = 1
1
p = 4

1 1 3
Jadi, P(H) = 4 , dan P(T) = 3 . 4 = 4

4. Frekuensi Harapan
Peluang munculnya sisi angka dari sekeping uang logam yang ditos
1
sekali adalah 2 . Jika sekeping uang logam itu ditos 10 kali, maka diharapkan

118
1
sisi angka dari uang logam itu akan muncul 5 kali, yaitu 2 . 10, meskipun pada
kenyataannya belum tentu demikian.
Definisi : frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali peluang
terjadinya kejadian tersebut dengan banyak percobaan yang dilakukan.
Frekuensi harapan kejadian A dalam n kali percobaan adalah :

f h (A) = n . P (A)

Contoh 16:
Sebuah dadu dilemparkan 30 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya mata 4.

Jawab :
A : muncul mata 4
1
P(A) = 6

n = 30
1
f h (A) = P(A) . n = 6 . 30 = 5

Latihan 4. 6 :
(1) Sebuah dadu dilemparkan sekali. Tentukan peluang muncul mata
dadu kurang dari 3.
(2) Sekeping uang logam ditos dua kali. Tentukan peluang muncul sisi uang yang
tidak sejenis.
(3) Dua dadu dilempar sekali. Tentukan peluang muncul mata dadu:
a. berjumlah 5 c. sama
b. nilai mutlak selisihnya adalah 3 d. berbeda
(4) Sebuah kartu diambil dari satu set kartu bridge. Tentukan peluang
mendapatkan kartu:
a. As b. Semanggi c. King
(5) Sebuah dadu ditos dua kali. Tentukan peluang muncul mata dadu-mata dadu
dengan jumlah lebih dari 6.

119
(6) Sebuah kotak berisi 8 bola merah dan 7 bola putih. Sembilan bola di
ambil dari kotak itu secara acak. Tentukan peluang mendapatkan 4 bola merah
dan 5 bola putih.
(7) Sebuah perusahaan “X” akan memilih calon pelamar sebagai karyawan dari 10
sarjana matematika, 15 sarjana fisika dan 12 sarjana kimia. Berapa peluang yang
terpilih : (a) 2 orang sarjana matematika, (b) 3 orang sarjana fisika, dan (c) 5
orang sarjana kimia?
(8) Sekeping uang logam ditos 3 kali. Tentukan peluang muncul sisi-sisi uang logam
yang tidak sama?
(9) Tiga uang logam di tos sekali. Tentukan peluang muncul paling sedikit dua sisi
angka.
(10) Dari satu set kartu bridge di ambil 3 kartu secara acak. Tentukan peluang ketiga
kartu yang terambil adalah kartu bergambar “hati” (heart).
(11) Sebuah dadu di tos 60 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya
a. mata 4 b. mata kelipatan 3
(12) Suatu kantong berisi 5 kelereng warna merah, 4 kelereng warna hijau, dan 3
kelereng warna biru. Enam kelereng di ambil secara acak, kemudian
dikembalikan lagi. Jika pengambilan semacam itu dilakukan sebanyak 264,
tentukan frekuensi harapan yang terambil adalah :
a. 2 merah, 2 hijau, dan 2 biru b. 3 merah, 1 hijau, dan 2 biru
(13) Diketahui S : {A1, A2, A3, A4}.
1 1 1
a. Tentukan P(A1), jika P(A2) = 3 , P(A3) = 4 , P(A4) = 5

1
b. Tentukan P(A3) dan P(A4), jika P(A1) = P(A2) = 4 , dan P(A4) = 3 . P(A3).

5. Kejadian Majemuk
Telah dijelaskan bahwa kejadian itu merupakan (dapat dipandang
sebagai) suatu himpunan. Oleh karena itu, kejadian dapat dioperasikan. Operasi
tertentu dari dua kejadian, dan menghasilkan kejadian baru dinamakan kejadian
majemuk.

120
(a) Kejadian yang saling lepas
Dua kejadian dikatakan saling lepas jika dua kejadian itu tidak dapat
terjadi pada saat yang bersamaan. Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling
lepas, maka kedua kejadian itu dapat digambarkan sebagai berikut :

A B

Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling lepas, maka A  B = ,


dan peluang terjadinya kejadian A atau kejadian B, dinotasikan P(AB), adalah:

P(A  B) = P(A) + P(B)

Sedangkan dua kejadian yang dapat terjadi pada saat yang bersamaan
disebut kejadian yang tidak saling lepas. Jika A dan B adalah dua kejadian yang
tidak saling lepas, maka kedua kejadian itu dapat digambarkan sebagai berikut:

A B

AB

Jika A dan B adalah dua kejadian yang tidak saling lepas, maka A  B =
, dan peluang terjadinya A atau kejadian B, adalah :

P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B)

Contoh 17: (kejadian yang saling lepas)

121
Sebuah dadu ditos sekali. Tentukan peluang muncul mata 1 atau mata
kelipatan 3.
Jawab :
A : kejadian muncul mata 1,
B : kejadian muncul mata kelipatan 3,
A dan B saling lepas.
1 1 1
P(A  B) = P(A) + P(B) = + =
6 3 2
1
Jadi, peluang muncul mata 1 atau mata kelipatan 3 adalah
2

Contoh 18: (kejadian yang tidak saling lepas)


Sebuah dadu ditos sekali. Tentukan peluang muncul mata ganjil atau mata prima.
Jawab :
3 1
A : {1, 3, 5}, P(A) = =
6 2
3 1
B : {2, 3, 5}, P(B) = =
6 2

2 1
A  B : {3, 5}, P(A  B) = =
6 3
A dan B adalah kejadian yang tidak saling lepas.
P(A  B) = P(A) + P(B) – P(AB)
1 1 1
= + –
2 2 3
2
=
3
2
Jadi, peluang muncul mata ganjil atau mata prima adalah
3

Latihan 4. 7 :
(1) Dua dadu ditos sekali. Tentukan peluang kejadian:
122
a. muncul mata dadu berjumlah 5 atau 8.
b. muncul mata dadu kembar atau kelipatan 2.
(2) Sebuah kartu bridge (remi) diambil satu kartu. Tentukan peluang kejadian yang
terambil adalah kartu :
a. bergambar “daun waru” atau bergambar “semanggi”
b. As atau berwarna merah.
(3) Sebuah kotak berisi 6 bola hitam, 5 bola putih, dan 4 bola biru. Sebuah bola
diambil secara acak. Tentukan peluang yang terambil adalah
a. bola hitam atau bola putih
b. bola tidak hitam atau tidak putih
c. bola biru atau bola tidak hitam

(b) Komplemen suatu kejadian


Komplemen kejadian A dalam ruang sampel S, dinotasikan A’ atau Ac,
yaitu kejadian yang memuat selain titik sampel dalam A.

S
A A’
A

Definisi komplemen suatu kejadian di atas memberikan pengertian bahwa


A dan A’ adalah dua kejadian yang saling lepas, A  A’ = S. Dengan demikian :
P (A  A’) = P(A) + P(A’)
P(S) = P(A) + P(A’)
1 = P(A) + P(A’)
Jadi,
P(A’) = 1 – P(A)

Contoh 19:
Sekeping uang logam di tos dua kali. Tentukan peluang muncul paling sedikit 1 sisi
gambar.

123
Jawab :
S : {(g, g), (g, a), (a, g), (a, a)}
K : kejadian muncul paling sedikit 1 sisi gambar  {(g, a), (a, g), (g, g)}
3
P(K) = 4

Persoalan di atas dapat juga dipandang sebagai komplemen suatu kejadian, yaitu:
A ; kejadian tidak muncul gambar
A’ ; kejadian muncul paling sedikit 1 gambar
1
P(A) = 4

1 3
P(A’) = 1 – P(A) = 1 – 4 = 4

3
Jadi, peluang muncul paling sedikit 1 sisi gambar adalah 4 .

(c) Kejadian yang Saling Tergantung dan Kejadian


yang Saling Bebas.
Jika peluang terjadinya kejadian B dipengaruhi oleh kejadian A yang
telah terjadi sebelumnya, maka kejadian B disebut tergantung terhadap A atau
kejadian B bersyarat A. Peluang terjadinya kejadian B bersyarat A dinotasikan
P(A/B), dan berlaku :

P(A  B)
P(B/A)= atau P(A B) = P(A) . P(B/A)
P(A)

P(A B) : dibaca :”Peluang terjadinya kejadian A dan B secara bersama-sama.

Contoh 20 :
Terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Diambil sebuah bola dua kali berurut-
urut, dan hasil pengambilan pertama tidak dikembalikan . Tentukan peluang yang
terambil keduanya adalah bola merah.

Jawab :
5
A : terambil bola merah pada pengambilan I adalah P(A) = 9

124
Karena hasil pengambilan I tidak dikembalikan, maka tersisa (5 – 1) bola merah
dan 4 bola putih, atau tinggal 4 bola merah dan 4 bola putih.
B : terambil bola merah pada pengambilan II. B adalah kejadian yang
bergantung pada A, atau B bersyarat A.
4 1
P(B/A) = 8 = 2

5 1 5
P(A  B) = P(A) . P(B/A) = 9 . 2 = 18

5
Jadi, peluang terambil keduanya bola merah adalah 18 .
Akan tetapi jika hasil pengambilan I pada contoh di atas dikembalikan ,
maka peluang B tidak dipengaruhi oleh kejadian A yang telah terjadi sebelumnya,
Kejadian-kejadian semacam itu disebut kejadian yang saling bebas (stochastically).
A dan B adalah dua kejadian yang saling bebas, jika peluang terjadinya
salah satu kejadian tidak bergantung apakah kejadian yang lain telah terjadi atau
belum.
Jika A dan B adalah dua kejadian yang saling bebas maka peluang
terjadinya A dan B secara bersama-sama adalah :

P(A  B) = P(A) . P(B)

Contoh 21 :
Terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Diambil sebuah bola dua kali berurut-
urut, dan hasil pengambilan I dikembalikan. Tentukan peluang yang terambil
keduanya adalah bola merah.
Jawab :
A : terambil bola merah pada pengambilan I.
B : terambil bola merah pada pengambilan II. Karena hasil pengambilan I
5
dikembalikan maka P(B) = 9 .
5 5 25
P(A  B) = P(A) . P(B) = 9 . 9 = 81

25
Jadi, peluang termabil keduanya bola merah adalah 81 .

125
Latihan 4. 8 :
(1) Pada sebuah kotak terdapat 4 boal putih dan 6 bola biru. Diambil
sebuah bola secara acak dua kali berurut-urut. Tentukan peluang yang terambil
keduanya adalah bola putih, jika:
a. Hasil pengambilan I tidak dikembalikan.
b. Hasil pengambilan I dikembalikan.
(2) Dari satu set kartu bridge, di ambil sebuah kartu secara acak dua kali berurut-
urut. Tentukan peluang yang terambil keduanya adalah kartu berwarna hitam,
jika :
a. Hasil pengambilan I tidak dikembalikan.
b. Hasil pengambilan I dikembalikan.
(3) Terdapat dua kotak. Kotak I berisi 3 bola hijau dan 2 bola biru sedangkan kotak II
berisi 6 bola cokelat dan 5 bola putih. Dari masing-masing kotak diambil sebuah
bola. Tentukan peluang yang termabil adalah bola hijau dari kotak I dan bola
putih dari kotak II.
(4) Diketahui kejadian-kejadian A dan B, dengan P(A) = 1
3 , P(B) = 1
4 , P(A  B) =

1
5

a. Apakah A dan B kejadian yang saling bebas ? …….. jelaskan !


b. Tentukan : P(A/B) ; P(B’/A’) ; dan P(A  B)
(5) Survei pada sekelompok pemuda diketahui bahwa 30% suka sepak bola, 60%
suka bola basket, dan 40% suka bulu tangkis. Dari sekelompok pemuda tersebut
akan dipilih seorang. Tentukan peluang bahwa yang terpilih itu :
a. suka sepak bola dan bola basket.
b. suka sepak bola dan bulu tangkis.
c. suka bola basket tetapi tidak suka sepak bola.
d. suka bulu tangkis tetapi tidak suka bola basket.
e. tidak suka sepak bola dan tidak suka bulu tangkis.
f. tidak suka bulu tangkis dan tidak suka bola basket.

126
6. Sebaran Peluang
Jika sekeping uang logam ditos 2 kali, maka ruang sampelnya adalah
S : {gg, ga, ag, aa}. Ruang sampel itu dapat juga dinyatakan dalam bentuk lain,
misalkan berdasarkan frekuensi munculnya angka, yaitu S : {0, 1, 2}. Titik
sampel 0 artinya sisi angka muncul 0 (nol) kali (atau tidak muncul angka), titik
sampel 1 artinya sisi angka muncul 1 (satu) kali, dan seterusnya.
Jika Pn(X = x) menyatakan peluang muncul sisi angka sebanyak x kali
dalam n kali percobaan mengetos uang logam, maka :
1 2 1
P2 (X = 0) = 4 ; P2 (X = 1) = 4 = 2 ; P2 (X = 2) = 1 4 .

Perhatikan bahwa sebaran peluang adalah 1 , 1 , 1 dan 1 + 1 + 1 =


4 2 4 4 2 4

1.
Nilai Pn(X = x) itu dapat dicari dengan rumus :

x n-x
1 1
Pn (X = x) = K(n, x)    
 2  2

Untuk percobaan di atas :


0
1 1
2 0
1
P2 (X = 0) = K (2, 0)     =
2 2 4
1
1 1
2 1
1
P2 (X = 1) = K (2, 1)     =
2  2 2
2
1 1
22
1
P2 (X = 2) = K (2, 2)     =
 2 2 4

Contoh 22 :
Sekeping uang logam ditos 3 kali. Tentukan peluang:
a. tidak muncul angka c. muncul angka 2 kali
b. muncul angka 1 kali d. muncul angka 3 kali

127
Jawab : n = 3
0
1 1
3 0
1 1
a. P3 (X = 0) = K (3, 0)     =1.1. =
2 2 8 8
1
Jadi, peluang tidak muncul angka adalah
8
1
1 1
31
1 1 3
b. P3 (X = 1) = K (3, 1)  2   2  = 3 . . =
    2 4 8
3
Jadi, peluang muncul angka 1 kali adalah
8
1 1
2 3 2
1 1 3
c. P3 (X = 2) = K (3, 2)  2   2  = 3 . . =
    4 2 8
1
Jadi, peluang muncul angka 2 kali adalah
8
3 3 3
1 1
d. P3 (X = 3) = K (3, 3)  2   2  = 1 .
1 1
.1=
    8 8
1
Jadi, peluang muncul angka 3 kali adalah
8

Soal-soal Latihan
1. Berapakah banyak bilangan yang terbentuk atas 3 angka yang disusun dari enam
bilangan asli pertama, jika :
a. tidak boleh ada angka berulang
b. boleh ada angka berulang
c. bilangan yang tersusun adalah bilangan ganjil

2. Akan dibentuk pengurus PSSI periode th.2002 / 2006, yang terdiri dari atas
seorang ketua, seorang wakil ketua, seorang sekretaris, dan seorang
bendahara. Jika terdapat 6 orang calon pengurus, maka ada berapa macam
susunan pengurus yang dapat dibentuk?

3. Ada berapa macam susunan huruf yang dapat dibentuk dari huruf-huruf pada
kata-kata berikut:
a. INDONESIA b. BHINNEKA SAKTI c. STATISTIKA

4. Pada rapat sidang komisi suatu DPR, 8 orang anggota duduk mengelilingi sebuah
meja. Dengan beberapa cara mereka dapat mengatur posisi duduk?

5. Suatu perkumpulan bola voli “EAGLE” mempunyai 10 orang pemain. Ada


berapa macam susunan tim dapat diturunkan pada suatu pertandingan?

6. Ada berapa macam tali busur dapat dibuat dari 7 titik pada lingkaran?
128
7. Dari 10 dosen pria dan 6 dosen wanita, akan dipilih 6 dosen pria dan 4 dosen
wanita untuk diikutsertakan dalam seminar. Dengan berapa cara mereka dapat
dipilih?

8. Terdapat 5 cat air dengan warna yang berbeda-beda. Akan dibentuk warna-warna
baru dengan cara mencampurkan 4 macam atau 3 macam cat air. Ada berapa
macam warna baru yang dapat dibentk?

9. Sekeping uang logam ditos 3 kali. Berapakah peluang kejadian muncul paling
sedikit dua sisi angka?

10. Dua dadu ditos sekali. Berapakah peluang kejadian muncul mata dadu-mata dadu
dengan: (a) jumlah 10 (b) selisih 3

11. Sebuah dadu 10 sisi (10 mata dadu) ditos sekali. Tentukan peluang muncul mata
kurang dari 4 atau lebih dari 4.

12. Sekeping uang logam ditos empat kali. Tentukan peluang muncul :
a. 1 sisi gambar b. 2 sisi gambar c. 3 sisi angka d. 4 sisi angka

13. Sebuah dadu 6 sisi (6 mata dadu) dan sekeping uang logam ditos sekali.
Tentukan peluang muncul mata lebih dari 2 pada dadu dan sisi gambar pada uang
logam.

14. Jika percobaan pada no.13 dilakukan sebanyak 60 kali, tentukan frekuensi
harapan kejadian tersebut.

15. Kotak I berisi 3 kelereng hitam dan 7 kelereng putih, sedangkan kotak II berisi 4
kelereng merah dan 6 kelereng biru. Diambil sebuah kelereng masing-masing
kotak. Tentukan peluang yang terambil adalah kelereng hitam dan kelereng biru.

16. Sebuah kartu diambil dari satu set kartu “bridge”. Tentukan peluang yang
terambil adalah kartu semanggi atau kartu bergambar hati.

17. Jika percobaan pada soal no.16 dilakukan sebanyak 10 kali, berapakah frekuensi
harapan kejadian tersebut

129

Anda mungkin juga menyukai