Rosmiaty
PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPRITUAL ANAK Rosmiaty Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakutas Teknik Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Peran ganda yang dijalani oleh kaum perempuan dalam sebuah keluarga sebagai ibu rumah tangga dan perempuan karier adalah pekerjaan yang tidak ringan, karena mereka harus bekerja tidak hanya didalam rumah tapi juga diluar rumah. Semua itu membutuhkan kerja keras, manajemen waktu yang baik, patuh pada komitmen dan juga ambisi. Kesibukan seorang ibu menjadi penyebab retaknya sebuah keluarga apabila tidak dibentengi dengan terjalinnya komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Kecerdasan seorang anak tidak datang dengan sendirinya tetapi banyak faktor diantaranya faktor biologis, gizi, kasih sayang, perhatian, bimbingan dan doa orang tua yang menjadi sebuah eratnya jalinan keluarga harmonis. Key Words : Paran ganda, perempuan, kecerdasan emosional, anak dan Keluarga PENDAHULUAN Pada dasarnya perempuan yang berperan ganda bukanlah sesuatu hal yang baru. Bagi sebuah keluarga dalam golongan tertentu peran ganda telah ditanamkan oleh orang tua mereka sejak berusia muda begitupula setelah keluarga Abdulkadir (2005) bahwa Keluarga
berfungsi sebagai sumber budaya dan sistim nilai budaya. Sumber budaya karena keluarga adalah pusat interaksi sosial antara ayah, ibu dan anak yang berlangsung lama dan terus-menerus maka terbentuklah nilai budaya yang bersifat normatif dalam lingkungan
berkeluarga. Di masyarakat,
yang terdiri dari ibu, bapak dan anak adalah unit masyarakat pertama terkecil kita
keluarga yang menjadi pedoman hidup anggota keluarga. Untuk itu setiap keluarga
dilingkungan melakukan
dimana
sosialisasi,
menurut
Home Ec
Rosmiaty
Anak
pertumbuhan anggota
budi
pekerti
tiap-tiap itu
adalah anugrah yang Allah berikan pada sebuah keluarga yang telah berumah tangga, tetapi tidak semua keluarga diberikan anugerah yang dititipkan oleh Nya untuk itu budaya dan sistim nilai budaya berkembang sebagai mula-mula di tumbuh dan
keluarganya
selain
menanamkan benih kebatinan yang sesuai dengan kebatinannya sendiri dan jiwa putra-putrinya, hak ibu sebagai orang tua yang dijadikan panutan dan idola dalam keluarga merupakan tanggung jawab besar secara moril di dunia dan akhirat. Tugas ibu selain mendidik putraputrinya disatu sisi ibupun dapat
lingkungan masyarakat
keluarga terkecil
unit
kemudian berkembang ke masyarakat luas. Perkembangan tersebut melalui proses yang lama dan proses ini
memiliki peran lain sebagai peran public yaitu profesi diluar rumah yang memang sudah ditekuni dengan tujuan membantu mencari nafkah keluarga. Apabila
pendidikan anak di lingkungan keluarga berhasil maka pendidikan anak disekolah diharapkan juga berhasil, ini berarti peran seorang ibu yang berfungsi ganda
keluarga dalam hal ini kedua orang tua terutama ibu selain dan melahirkan, putra-
membesarkan
mendidik
dikatakan telah
berhasil. Pendidikan
putrinya peran ibu adalah komunikasi dengan menurut anak yang paling penting,
Setiadi
(2006)
menyatakan
Home Ec
Rosmiaty
sebagai kepala keluarga juga merupakan figur kunci keberhasilan keluarga, sementara kesejahteraan ibu walaupun
menyimpulkan
bahwa
80
persen
kecerdasan Goleman
kognitif (2007)
(IQ),
sementara bahwa
menyatakan
kecerdasan intelektual, emosional dan spritual. Setiap orang tua menginginkan putra-putrinya memiliki kepintaran dan kecerdasan melahirkan terhadap harapan antuisne anak. dan dan Sejalan keinginan kepedulian dengan
seseorang dari aspek pengendalian dan pengembangan melakukan emosional Melalui dalam IQ
kegiatan.
(Intelegent Quotient)
dapat dibuktikan
bahwa seseorang yang sukses tidak hanya ditentukan oleh tinggingya IQ tetapi juga kemampuan mengenali dan
mengembangkan emosi diri. Namun masih banyak masyarakat saat ini yang hanya terpaku pada IQ saja. Padahal, riset telah membuktikan EQ memegang peranan paling besar bagi kesuksesan seorang anak. Kecerdasan emosional dapat diukur dari kemampuan seseorang sendiri, untuk mengelola mengenal emosinya dirinya dan
kecerdasan yang lebih mendalam yang disebut sebagai Kecerdasan Emosional. Menurut Kusaeri 2009 bahwa
seseorang. Hal itu terlihat dari hasil penelitian para psikolog AS yang
Home Ec
Rosmiaty
memotivasi diri. Selain itu kecerdasaan emosional juga dapat dilihat dari
kedua
Kecerdasan
Emosional dan
Spritual Anak PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM KELUARGA Perempuan memiliki secara kodrat telah yang tidak
kemampuan seorang anak merasakan apa yang dirasakan orang lain (empati) dan keluwesan dalam hubungan dengan orang lain. Dari kecerdasan berbagi perkembangan
keistimewaan
dimiliki oleh laki-laki yakni kegiatan biologis yang meliputi mengandung, melahirkan perempuan dan menyusui. harus Konsep siap
munculah perkembangan
kecerdasan spiritual (Spritual Quontient) yang disebut sebagai SQ. Nilai-nilai spritual dianggap penting dan diperlukan ditengah nilainilai eraglobalisasi yang cenderung sekuler. Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang
tradisional
menyiasati problema ekonomi rumah tangga. Sejalan pendapat Soetrisno 1997 menyatakan bahwa Peran ganda
beriman dan bertaqwa tetapi hal yang utama adalah melibatkan tiga komponen utama unsur pendidikan yaitu orang tua, sekolah dan masyarakat dalam
perempuan Indonesia yaitu sebagai ibu rumah tangga dan anggota masyarakat yang harus mampu dan mau
pengembangan potensi anak. PEMBAHASAN Materi diuraikan pokok yang lain: akan pertama
menyumbangkan tenaga pikiran mereka untuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan diri mereka masingmasing. Problem yang dirasakan oleh kaum perempuan adalah bagaimana
antara
Home Ec
Rosmiaty
mereka dapat melestarikan kesempatan untuk tetap dapat berperan ganda yakni sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus bread winer bagi keluarganya dan ini adalah pekerjaan yang tidak ringan,
bangsa, (3). Sebagai ibu pengatur rumah tangga supaya rumah tangga merupakan tempat yang aman dan teratur bagi seluruh anggota keluarga, (4). Sebagai tenga kerja dan dalam profesi, bekerja di pemerintahan, perusahan swasta, dunia politik, berwiraswasta dan sebagainya untuk menambah penghasilan keluarga dan, (5). Sebagai anggota organisasi masyarakat perempuan, sebagainya terutama badan-badan untuk organisasi sosial dan
karena mereka harus bekerja tidak hanya didalam rumah tapi juga diluar rumah. Semua itu membutuhkan kerja keras, manajemen waktu yang baik, patuh pada komitmen dan juga ambisi tetapi tidak menyampingkan tugasnya sebagai ibu yang dituntut untuk membimbing, Handayani tugas
menyumbangkan
membantu 2005
anak-anaknya.
tenaga kepada masyarakat. Koordinasi yang baik dan secara terus menerus antara suami istri sangat diperlukan, sehingga keluarga yang ada bisa tetap berjalan dengan harmonis. Ini perlu kesiapan mental dari kedua belah pihak, kalau tidak maka keluarga tidak akan dapat tertata dengan baik. Apabila kendala ini dikomunikasikan dari awal hubungan maka kedua belah pihak dapat
berpendapat
bahwa
perempuan yaitu: (1). sebagai istri supaya dapat mendapingi suami, sebgai kekasih dan sahabat bersama-sama membina keluarga yang bahagia, (2). sebagai ibu pendidik dan pembina generasi muda supaya anak-anak dibekali kekuatan
rohani dan jasmani dalam menghadapi segala tantangan zaman dan menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan
Home Ec
Rosmiaty
memahami dan mendapat kata sepakat sehingga akan lebih mudah untuk dijalani Adanya kesempatan meraih
pengendalian
diri,
kekuatan
emosi,
kepekaan sosial, komunikasi psikologis yang tidak terlalu menonjolkan logika tetapi lebih mengutamakan perasaan. Perempuan memiliki perasaan lebih
pendidikan yang tinggi bagi perempuan membuat mereka tidak puas hanya menjadi ibu rumah tangga, yang nota bene berada dirumah dengan bergelimang pekerjaan sehari-hari dan mengurus anakanak. Bagi sebagian perempuan, menjadi ibu rumah tangga dewasa ini dianggap sebagai tugas yang tidak bergengsi, serta adanya keinginan untuk mengekspresikan diri yang begitu kuat. Adanya
sabar dalam menangani anak dengan memberikan perhatian yang cermat dan kasih sayang terhadap kebutuhan yang diperlukan anak-anak sekaligus dengan kepekaannya mampu menjadikan benteng bagi keluarga. Disatu sisi ada pula ibu yang berperan ganda dengan tidak memikirkan keluarganya, mereka disibukkan dengan urusan public sehigga tidak sempat lagi untuk mengajarkan, memperhatikan dan membimbing anak-anaknya tetapi lebih memberinya limpahan materi, sehingga anak-anak kehilangan pendidikan yang sangat penting dan kedepannya bisa membuat masalah yang berakibat fatal, yaitu porak porandanya sebuah keluarga. Tetapi menurut Prof Arief yang juga
sendiri, ataupun mengurangi beban yang dipikul oleh suami. Saat ini peran perempuan sudah disibukkan dengan kegiatan diluar
rumah. Peran perempuan atau ibu dalam pendidikan anak di zaman sekarang amat penting karena perempuan secara kodrat diberikan kekuatan, yakni kemampuan
Home Ec
Rosmiaty
Guru Besar Universitas Negeri Jakarta 2009 ini menyatakan bahwa perempuan yang memiliki peran ganda yang bekerja disektor domestik dan public tetap tidak akan kehilangan kepekaan terhadap
dengan kekerasan dan penuh kemewahan (apabila stara sosialnya tinggi) akan tumbuh menjadi anak yang pemarah, sulit diatur, tidak memiliki etika sopan santun hal ini akan berdampak dari
anaknya. Apalagi jika melihat dari sisi agama peran perempuan sebagai ibu sangat istimewa, yakni sesudah ibu, adalah ibu, sesudah ibu adalah ibu. Begitulah peran perempuan yang harus dipikul sebagai sebuah tanggung jawab besar sesuai dengan firman Alah dalam Al-Quran dan Hadist. KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPRITUAL ANAK Perkembangan anak adalah
perkembangan jiwa setiap anak. Peran keluarga dalam hal ini orang tua khususnya ibu dalam
pembentukan kecerdasan emosional dan spritual anak dapat dilakukan dalam berbagai bentuk disesuaikan kondisi lingkungan keluarga. yang emosional mempengaruhi dengan Faktor
kecerdasan Asrori
seseorang menurut
(2004) menyatakan bahwa Perkembangan kecerdasan seseorang adalah peruban jasmani, perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman sebaya, perubahan pandangan luar dan perubahan interaksi dengan
tanggung jawab sepenuhnya kedua orang tua. Mulai bayi, anak-anak, remaja hingga meningkat dewasa sepenuhnya ada di lingkungan keluarga. Anak yang didik dan dibesarkan dengan sabar dan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi anak yang menghormati orang yang lebih tua darinya tetapi anak yang dibesarkan
pandangan luar. Demikian pula menurut Hartuti (2000) yang bahwa Ada tiga faktor kecerdasan
mempengaruhi
Home Ec
Rosmiaty
seseorang yaitu: (a). Faktor genetik (keturunan) yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh gen yang menurun dari orang tua kepada anaknya, apabila orang tua memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi maka akan dapat menurun kepada anaknya demikian pula sebaliknya (b). Faktor biologis, kelainan akibat dan perubahan
kognitif knowledge
dengan
penekanan
pada
(ingatan),
comprehention
kan atau membentuk hal yang baru), evalution (menerapkan), penekanannya (menilai), (b) pada Rana reciving aplication avektif (sikap
responding
perkembangan
characterization
kehamilan seorang ibu akan berdampak terhadap seorang anak. (c). Faktor
(c) Rana psyikomotor dengan penekanan pada hal yang menyangkut keterampilan fisik, kelakuan dan penampilan. pengaruh lingkungan bagi anak. Pada emosional hakikatnya merupakan kecerdasan kemampuan serta
fsikologis yang merupakan rangsangan dari lingkungan keluarga interaksi lingkungan mempengaruhi orang tua keluarga kepada anak dan kondisi sehingga perkembangan
diri, kemampuan memecahkan masalah pribadi, keramahan ketekunan, dan sikap kesetiakawanan, hormat. Hal
terlepas dari ilmu pengetahuan yang melibatkan tiga komponen yaitu (a) rana
Home Ec
Rosmiaty
Kecerdasan
emosional
men-
cakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan memahami, menerima, dan menyatakan perasaan
emosional merupakan kemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri atau kecerdasan emosional untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya. Kualitas-kualitas emosional
atau emosional untuk memotivasi diri sendiri frustrasi, dan bertahan kesanggupan menghadapi untuk
tampaknya penting bagi keberhasilan hidup seseorang. Kualitas yang dimaksud antara lain emosi yaitu sikap prilaku yang menunjukkan bahwa seseorang bisa
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir, sehingga dapat membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya kepada Sang Khalik, kemampuan konflik, serta ini untuk untuk dapat
merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan rasa simpati yang tinggi
seseorang akan peduli pada penderitaan orang lain. Munculnya empati karena seseorang bisa memahami apa yang dialami orang lain, kemudian
menyelesaikan memimpin.
Ketrampilan
diajarkan kepada anak-anak. Mengelolah emosi tidak sama dengan mengelolah hati. Emosi yang stabil tidak sama dengan hati yan tenang Orang-orang yang dikuasai oleh
Home Ec
Rosmiaty
sempurna, merasa tidak dicintai, merasa gugup atau sedih dan depresi. Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir: memusatkan tenang, perhatian tidak mampu atau duduk tanpa
kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang, lebih banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya: lebih kesepian dan pemurung, lebih berangasan dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan mudah cemas, lebih impulsif dan agresif. Menurut Kusaeri (2009) menyatakan bahwa Kemerosotan emosi tampak dalam semakin parahnya masalah spesifik menarik diri dari
melamun,
bertindak
bepikir, bersikap terlalu tegang untuk berkonsentrasi, sering mendapat nilai buruk di sekolah, tidak mampu membuat pikiran jadi tenang. Nakal atau agresif; bergaul dengan anak-anak yang
bermasalah, bohong dan menipu, sering bertengkar, bersikap kasar terhadap orang lain, menuntut perhatian, merusak milik orang lain, membandel di sekolah dan di rumah, keras kepala dan suasana hatinya sering bicara, berubah-ubah, sering terlalu banyak
pergaulan atau masalah sosial; lebih suka menyendiri, sembunyi, kurang bahagia, orang bersikap banyak sembunyidurja, tidak pada
mengolok-olok,
Cemas
depresi,
Home Ec
Rosmiaty
dan manajemen diri merupakan hal yang dapat dipelajari. Pengalaman dan
menyelesaikan pertentangan dan kerja sama. Kendati terdapat kendali sosial, dari waktu ke waktu nafsu seringkali menguasai nalar. Perlu adanya
pendidikan di masa kanak-kanak akan sangat menentukan dasar pembentukan ketrampilan sosial dan emosional. Emosi yang stabil tidak sama dengan hati yang tenang. Hati yang tenang hanyalah hati yang sepenuhnya dan ikhlas kepada Allah SWT. Anakanak sekarang mudah memenangkan
keseimbangan antara kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Keberhasilan hidup diantaranya ditentukan oleh
pertarungan dengan beragam emosi tetapi kalah dalam pertarungan dengan hati. Jiwa mengalami kehampaan, kehilangan pegangan dan ketenagan. Hanya dengan ketenangan. Hanya dengan kecerdasan spritual jiwa menjadi tenang dan
kecewa, depresi, cemas) menjadi amat penting. Pelampiasan yang tidak tepat justru menambah intensitas, bukan
mengurangi. Cara berpikir menentukan cara merasa, oleh karenanya berpikir positif sangatlah diperlukan. Ketekunan, kendali dorongan hati dan emosi,
penundaan pemuasan yang dipaksakan kepada diri sendiri demi suatu sasaran, kemampuan untuk mengetahui
spritual belum cukup untuk membawa seseorang dalam hal ini orang tua, anak dan bangsa dalam kebahagian yang
Home Ec
Rosmiaty
tidak bisa dipungkiri keberadaannya yaitu Kecerdasan Ginanjar Spritual Spritual (SQ). Menurut
Rabbnya. Kecerdasan spritual merupakan kemampuan untuk memberikan makna spritual terhadap pemikiran, prilaku dan kegiatan serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komprehensif. berarti Ini
(2005) adalah
bahwa
Kecerdasan untuk
kemampuan
memberikan makna spritual atau agama terhadap pemikiran, serta antara prilaku dan mampu kecerdasan
komprehensif, menyinergikan
kehadiraannya dalam kehidupan agar manusia dapat memanfaatkan teknologi demi efisiensi dan efektifitas sekaligus perannya dalam meningkatkan kinerja. Tetapi tanpa kecerdasan spritual yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran, maka keberhasilan itu hanyalah akan
Muhyidin (2006)
memaknai spritual
adalah Spritual dalam islam yaitu islam itu sendiri yang mempersentasikan
ajaran-ajaran yang bersifat holistic dan integral. Hal ini menyangkut tidak hanya dimensi lahir tetapi juga batin lebih yakni
menghasilkan kesia-sian kelak. Dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak adalah dengan
diutamakan
dimensi
kebenaran yang mutlak yakni perwujudan kedekatan kepada Allah Yang Maha Pencipta, artinya kecerdasan spritual adalah sebuah keimanan, ketagwaan, ketawadhuan, ikhlas, ihsan, dan
mencontohkan atau memberikan teladan tentang ritual-ritual agama yang sifatnya positif dengan tujuan untuk
Home Ec
Rosmiaty
dan berahlak kepada anak dengan tujuan agar anak mengikuti apa yang
2. Peran perempuan atau ibu dalam pendidikan anak di zaman sekarang sangat penting karena perempuan secara kodrat diberikan kekuatan, yakni kemampuan pengendalian diri, kekuatan emosi, kepekaan sosial, komunikasi psikologis yang tidak terlalu menonjolkan logika tetapi lebih pada perasaan Sementara
diperlihatkan,
dalam penerapan sehari-harinya. Olehnya itu peran ganda yang dipikul oleh seorang perempuan dalam mengurus rumah tangga/keluarga dan profesi diluar rumah dan merupakan bentuk kesanggupan dan kemampuan yang perlu diemban dan ditata agar dapat berjalan seimbang tanpa harus
seorang anak merupakan anugrah yang diberikan untuk dibimbing, diarahkan, ingin diperhatikan,
mengorbangkan keluarga dalam hal ini anak-anak yang selalu membutuhkan keluarg tentram, tenang dan bahagia.
terlepas dari berbagai faktor .Selain KESIMPULAN 1. Perempuan secara kodrat telah itu hal yang utama adalah
sekalipun dalam kehidupan rumah tangga seorang lelaki memiliki peran lebih tinggi.
emosional dan spritual seorang anak merupakan bentuk kesadaran diri dalam mengontrol, pengendalian diri,
Home Ec
Rosmiaty
hawa nafsu, emosi dan selalu berpikir positif tanpa merasa memiliki musuh dan merasa tenang, tentram dan bahagia berada dalam lingkungan keluarga maupun diluar
Goleman
Daniel. 2007, Kecerdasan Emosional. Alih Bahasa T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Hartuti. P. 2000. Mengembangkan Kepribadian dan Mengubah Prilaku Anak Agar Siap menghadapi Tantangan Global. Malang: Citra Malang. Kusaeri 2009. Melejitnya Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spritual, trustco. co.id, www. Internet. Coom Loekman Soetrisno. 1997. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan, Kanisius: Yogyakarta Muhyidin, M. 2006. ESQ for Better Life, Yogyakarta: Tunas Publising
DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Muhammad. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar, Citra Aditya Bakti: Bandung Arief Rahman. 2009. Karir Tak Mampu Geser Peran Wanita Dalam Mengasuh Keluarga. www. Internet com. Id. Diakses tanggal 8 Januari 2008 Asrori. 2004. Anak, Remaja dan Keluarga, www. Internet coom. Id
Elly. M, Setiadi. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Ginanjar, Ari. 2005. Rahasia Sukses membangun ESQ, Jakarta: Arga
Trisakti Handayani . 2005. Konsep dan Teknik Penelitian Gender, Universitas Negeri Malang: Malang.