PENGGUNAAN MICROSOFT POWER POINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Contextual Teaching and Learning/CTL) Udin Sidik Sidin Jurusan Pendidikan Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
ABSTRAK
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai, penggunaan Microsoft power poin sebagai media pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta mempraktekkan media yang dipakai pada saat mengajar. Dalam mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction). Sementara itu, Gulo (2005) memandang pentingnya strategi pembelajaran inkuiri (inquiry). Key Words: Media Pebelajaran, Guru, Metode
Homec
E-learning dianggap sebagai salah satu alternatif disamping alternatif lain dalam sistem baik penyelenggaraan tenaga pendidik
tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan jangka panjang. Sebagai seorang pendidik, persoalan kehidupan
pendidikan,
maupun tenaga kependidikan, yaitu fenomena seperti ini sudah barang tentu seluruh staf tata usaha sekolah. Hal ini merupakan disebabkan oleh beberapa keunggulan menguntungkan, dan kelebihan yang dimiliki teknologi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya informatika yang saat ini telah guna mendukung segala tugas dan berkembang demikian pesat, sehingga kewajibannya sehari-hari. Contoh nyata mememungkinkan penggunanya dapat dari bekerja secara cepat, akurat, dan teknologi ini adalah dengan pembuatan memiliki jaringan yang sangat luas. media Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika Pada saat ini guru bukan lagi lingkungan diciptakan alamiah, Belajar satu-satunya sumber belajar. Banyak akan lebih bermakna jika anak contoh, mengalami apa yang dipelajarinya, mendapat bukan mengetahuinya. Pembelajaran mengakses informasi dari media massa yang berorientasi pada penguasaan seperti : surat kabar, televisi, hand materi terbukti berhasil dalam phone (sms/mms), bahkan internet. kompetisi mengingat jangka pendek informasi dengan cara murid dapat lebih dulu pembelajaran program yang aplikasi memanfaatkan pemanfaat-an perkembangan dan harus hal yang sangat
Homec
Sedangkan seringkali guru dengan alasan mereka klasik tidak masalah dapat ekonomi, mengakses
besar manfaatnya adalah pengalaman yang diperoleh dari gurunya. Murid tetap memerlukan sentuhan psikologis dari seorang guru. Guru dalam
informasi dengan cepat. Bagaimana guru menyikapi perkembangan ini? Setidaknya ada tiga kelompok guru dalam menyikapi hal ini, seperti tidak peduli, menunggu petunjuk, atau cepat menyesuaikan diri. Kelompok pertama yaitu guru yang tidak peduli. Seorang rasa guru yang diri
mengajar tidak hanya mengutamakan mata pelajaran akan tetapi harus juga memperhatikan sebagai murid itu yang sendiri harus Harus antara dan
manusia
mempunyai
percaya
perkembangan psikologis. Teknologi tidak dapat menggantikan manusia. Teknologi secanggih komputer
bahwa sampai kapanpun posisi guru tidak akan tergantikan. Dalam setiap proses pembelajaran tetap diperlukan sentuhan manusiawi dari seorang guru. Guru dalam kelompok murid ini sebagai
Pentium 4, DVD, internet atau apapun, tidak dapat menggantikan manusia. Bagaimanapun teknologi berkembang secara pesat, guru tetap sebagai yang harus digugu dan ditiru. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa media tidak dapat menggantikan posisi guru, namun sikap tidak peduli terhadap perkembangan pengetahuan dan
menggambarkan
seseorang yang bersifat tergantung. Pengalaman yang dimiliki murid tidak besar nilainya. Pengalaman yang sangat
Homec
teknologi, bukanlah sikap yang tepat. Walaupun bagaimana, lingkungan kita terus berkembang, tuntutan masyarakat terhadap kualitas guru semakin
MGMP dijabarkan dalam Program Tahunan, Program Semester, AMP, Satuan Pelajaran, Rencana Pelajaran atau Skenario Pelajaran, dan
sebagainya, yang semuanya dibuat secara rinci, tanpa peduli kondisi sekolah yang berbeda-beda. Kelompok ketiga guru yang cepat menyesuaikan diri. Sejalan dengan perubahan kurikulum, otonomi
menunggu petunjuk. Kelompok inilah yang paling banyak ditemukan di sekolah. Mungkin ini akibat dari kebijakan system pendidikan selama ini. Guru dalam sistem pendidikan nasional dianggap sebagai tukang melaksanakan kurikulum yang
bukan lagi saatnya bagi guru untuk selalu menunggu petunjuk. Guru adalah tenaga Dengan profesional, berdasar bukan pada amatir. Standar
demikian rinci dan kaku. Kurikulum sangat petunjuk lengkap teknis dengan berbagai
pelaksanaannya,
sehingga guru tinggal melaksanakan tanpa boleh menyimpang dari pedoman baku yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, kurikulum dilengkapi dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP), yang kemudian oleh Tim Guru Mata Pelajaran atau
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran setiap guru dituntut untuk dapat mengembangkan bahan ajar bagi murid dalam suatu proses pelaksanaan pembelajaran Guru yang dituntut
berkesinambungan.
Homec
Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu materi situasi guru yang dunia
hendaknya mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif) dan mampu bertindak (psikomotor), sehingga nantinya menjadi manusia yang bermartabat. Oleh karena itu saran yang tepat untuk guru adalah cepat-cepatlah menyesuaikan diri. Guru perlu segera mereposisi perannya saat ini, guru tidak lagi menjadi orang yang paling tahu di kelas, namun guru harus mampu menjadi fasilitator dalam
mengaitkan diajarkannya
antara dengan
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism),
bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) Dengan mengutip pemikiran Zahorik,
belajar. Ada banyak sumber belajar yang tersedia di lingkungan kita, apakah sumber belajar yang dirancang untuk belajar ataukah yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Guru yang baik akan
E. Mulyasa (2003) mengemukakan merasa senang kalau muridnya lebih lima elemen yang harus diperhatikan pandai dari dirinya. dalam pembelajaran kontekstual, yaitu B. Hakekat Pembelajaran Kontekstual
Homec
1. Pembelajaran
harus
tanggapan dari orang lain; dan merevisi dan mengembangkan konsep. 4. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan apa-apa secara yang
memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik 2. Pembelajaran keseluruhan dimulai dari
(global)
menuju khusus
langsung dipelajari.
5. Adanya
refleksi
terhadap dan
pada pemahaman, dengan cara: menyusun konsep sementara; melakukan memperoleh sharing masukan untuk dan
strategi
pembelajaran
pengetahuan
C. Perbedaan Pendekatan Kontekstual Dengan Pendekatan Tradisional NO. 1 2 3 CTL Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuh-an siswa Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran TRADISONAL Menyandarkan pada hapalan Pemilihan informasi di-tentukan oleh guru Siswa secara pasif menerima informasi
Homec
4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/-masalah yang disi-mulasikan Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok) Perilaku dibangun atas kesadaran diri Keterampilan dikem-bangkan atas dasar pemahaman Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan Perilaku baik berdasar-kan motivasi intrinsik Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu Waktu belajar siswa se-bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas, men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual) Perilaku dibangun atas kebiasaan Keterampilan dikem-bangkan atas dasar latihan Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman Perilaku baik berdasar-kan motivasi ekstrinsik Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.
D. Penerapan Pendekatan
kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini. dalam 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan
Penggunaan Microsoft Power Point96
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam
Homec
sendiri keterampilan
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3. kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya 4. Ciptakan masyarakat belajar
5. Hadirkan model slide power point
sebagai contoh pembelajaran 6. Lakukan pertemuan 7. Lakukan penilaian yang refleksi di akhir
pembelajaran inquiry
Membangun mereka
pemahaman sendiri dari 4. LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR) Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar
Homec
F. Inovasi Teknologi Informatika Seperti telah dibahas di atas, bahwa perkembanagan TI dewasa ini telah berimbas dengan pada ditandai dunia oleh pendidikan, munculnya
5. MODELING (PEMODELAN)
Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar
berbagai inovasi dan kreasi dalam apa agar yang guru siswa proses penyampaian bahan ajar kepada peserta ajar. Sebagaimana kita ketahui, bahwa
Mengerjakan inginkan
mengerjakannya 6. REFLECTION ( REFLEKSI) Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari Mencatat dipelajari Pelayanan Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok 7. AUTHENTIC ASSESSMENT (PENILAIAN YANG SEBENARNYA) Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa (Services), dimana ketiganya menjadi sumber akses bagi penggunaan dan pemanfaatan TI. Ada beberapa konsep yang melatar belakangi penggunanaan TI untuk kegiatan pendidikan, dan beberapa apa yang telah (Teaching), Penelitian (Research), dan
processes),
Pengajaran
Homec
diantara sudah banyak diterapkan di sekolah-sekolah baik tingkat dasar maupun tingkat menengah, apalagi di perguruan teknologi tinggi. ini telah Penggunanaan berdampak
Simulation
Game,
Multy
media
presentation, Interactive Study case, dan sebagainya. 2. Course Management. management TI untuk adalah membantu
langsung dan tidak langsung terhadap cara penyelenggaraan pendidikan yang mengarah pada peningkatan mutu sumberdaya manusia (Soesianto dan Indrajit, 2004). Konsep-konsep
Course penggunaan
pengajar maupun peserta didik dalam melakukan interaksi, kooperasi, dan komunikasi untuk penyelenggaraan sebuah tertentu. kelas dengan mata ajar
Penggunanaan teknologi IT untuk membantu tenaga pendidik dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, terutama digunakan sebagai alat
Dengan bantuan aplikasi jaringan (Web), maka segala tugas, PR, dan tugas-tugas lainnya dapat dilakukan dengan cara di-Download dari alamat situs tertentu yang dianggap relevan. 3. Virtual Class
peserta didik memperoleh gambaran jelas keterkaitan antara teori dengan gambaran nyatanya. Program aplikasi yang sering
Teknologi ini memungkinkan adanya kelas maya atau Virtual class. Kelas maya ini adalah penyelenggaraan
Homec
software khusus yang dihubungkan melalui jalur internet. Salah salah satu diantaranya adalah dengan teknologi Video Cronfrence. 4. Computer Based Training (CBT)
Misalnya saja cara membuat animasi, cara membuat halaman Situs Web (Web Site) dan sebagainya. 5. Knowledge Portal. Portal adalah (Portal sekumpulan
Knowledge Pengetahuan),
secara mandiri. Dengan cara seperti ini seorang peserta didik dapat mencari berbagai sumber literatur mata ajar yang diperlukannya dari internet.
berbagai disiplin ilmu. Seseorang yang mencari informasi tentang salah satu disiplin ilmu, dengan mudah dapat langsung mengaksesnya melalui portal ini. Oleh sebab itu, keberadaan portal ini sangat membantu para pendidik dan peserta didik dalam ilmu upaya dan
melebihi daya tampung perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya. Disamping itu pula, peserta didik dapat mempelajari sesuatu hal dari beberapa software yang sengaja
mengembangkan
Kata
Cybernetic, yaitu cara pengendalian dari jarak jauh. Jadi kata cyber memiliki konotasi adanya
dirancang untuk memberi kemudahan bagi seseorang dalam mempelajari sesuatu hal yang ingin dipelajarinya.
Homec
Belakangan ini, kata cyber lebih dikaitkan dengan keberadaan Intenet, yang nota bene merupakan produk perkembangan teknologi elektronik. Oleh sebab itu kita mengenal adanya beberapa istilah yang diawali oleh huru E-. Misalnya saja E-Banking, yang berarti segala aktivitas perbankan yang dijalankan melalui internet. ECommerce, berarti kegiatan
pula mampu membangkitkan minat belajar pada peserta didik tersebut. Sarana pendidikan pendidikan membangkitkan sebagai media mampu indera
harus rangsangan
penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan serta penciuman. Untuk tujuan tersebut maka seorang pendidik perlu memiliki sebuah media
pembelajaran yang memadai, agar bahan ajar dapat diserap peserta didik dengan sebaik-baiknya. Menurut Kemp sebuah merupakan (1975), media dasar
dalamnya E-Learning, yang berarti segala aktifitas belajar yang dijalankan karakteristik melalui peran serta produk teknologi pembelajaran elektronik termasuk didalamnya pemilihan media sesuai dengan situasi penggunaan internet. belajar tertentu. Dia juga mengatakan, G. Media Pembelajaran Semua pendidikan bentuk disyaratkan sarana mampu bahwa pengetahuan mengenai
kekurangan dan kelebihan tertentu yang dimiliki oleh sebuah media pembelajaran, adalah sesuatu yang sangat penting diketahui oleh para tenaga pendidik.
membantu peserta didik memahami bahan ajar yang diberikan tenaga pendidik kepadanya, disamping harus
101 Penggunaan Microsoft Power Point
Homec
Dua orang ahli pendidikan dari Perancis berpendapat; Gagul dalam dan Raise,
Power
Point
menentukan
dikembangkan
pemilihan media penyampaian pesan tertentu secara umum, ada kaitannya dengan media pembelajaran. Dengan kata lain teknik dan strategi yang
perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multi media. Didalam komputer, biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Program ini dirancang
penyampaian
informasi
dilakukan oleh orang umum, pasti akan berlaku juga dalam dunia khusus pendidikan. presentasi, baik yang diselenggarakan Pendapat lain mengenai oleh perusahaan, maupun pemerintahan, perorangan, untuk menyampaikan
prosedur pemilikan media komunikasi, dikemukakan Menurutnya, media oleh prosedur dari Anderson. pemilihan pertanyaan;
pendidikan,
dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Beberapa hal yang
dimulai
Apakah media tersebut diperuntukan bagi keterampilan fisik atau kognitif?. menjadikan media ini menarik untuk Pertanyaan ini akan menentukan digunakan desain seperti apa media pembelajaran adalah tersebut seharusnya dibuat. pengolahan teks, wana, dan gambar, H. Microsoft Power Point. berbagai kemampuan sebagai alat presentasi
Homec
serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan
pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual. PENUTUP Tidak diragukan lagi bahwa semua
pengontrolan operasionalnya. Unsur guru sepakat bahwa media itu perlu rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, dalam pembelajaran. Kalau sampai teks, gambar dan bidang-bidang warna hari ini masih ada guru yang belum yang dapat dikombinasikan dengan menggunakan media, itu hanya perlu latar belakang yang telah tersedia. satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam Unsur rupa tersebut dapat kita buat memilih media, perlu disesuaikan tanpa gerak, atau dibuat dengan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi gerakan tertentu sesuai keinginan kita. masing-masing. Seluruh tampilan dari Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa.
program ini dapat kita atur sesuai keperluan, sendiri apakah akan berjalan kita
sesuai
timing
yang
inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan bahan ajar untuk yang interaksi
penyampaian mementingkan
terjadinya
DAFTAR PUSTAKA
Homec
S, Nasution. Metodologi Reset, Tarsito Bandung Winarno, Suharmad Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung 1980 Sadiman, Arif S. dkk. 1984 Media Pendidikan, Pustekom Dikbud, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Grant, Doreen Learning Relations, Routledge, London and New York. 1989
Twyford, John Graphic Communication, Bastford Academic and Education. 1985 Limited London. Mashadi, , dkk. 2006 Teknologi Informasi dan Komunikasi, untuk SMP/MTs Kelas 7 Aneka Ilmu Semarang. Syamsuri, Heris, . Teknologi Informasi sebagai Penunjang PBM, Koran TAJUK