Anda di halaman 1dari 8

Homec

St Aisya

BUDIDAYA ULAT SUTERA DALAM MENUNJANG USAHA PERSUTERAAN DI SULAWESI SELATAN


St. Aisyah

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Budidayaan ulat sutera di Sulawesi Selatan adalah untuk menunjang kegiatan persuteraan, pembudidayaan ini dilakukan di Balai Persuteraan Bii-Bili Kabupaten Gowa, jenis ulat sutra yang dibudidayakan adalah hasil persilangan antara bibit ulat sutera dari Cina (Bc 117) dengan bibit ulat sutera dari Jepang (BN 18), Hasil persilangan tersebut menghasilkan jenis bibit F1 dengan kualitas kokon yang lebih besar dan panjang serat 1000 meter. Jenis inilah yang dikembang biakkan di Perum Perhutani di Kabupaten Soppeng dan disertifikasi untuk didistribusikan kepada masyarakat. Pemeliharaan ulat sutera yang dilakukan pada masyarakat masih sangat sederhana dan belum memenuhi standar serta suplai makanan (daun murbey) belum mencukupi akibatnya hasil produksi kokon dan benang sutera dalam kualitas masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Key Word: Budidaya ulat sutera, pemurnian jenis, pemeliharaan ulat sutera PENDAHULUAN Industri persuteraan adalah suatu kegiatan ekonomi yang terdiri atas Pohon murbey dapat tumbuh subur di berbagai ketinggian tanah yang subur dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Beberapa pohon murbey yang dapat dibudidayakan antara lain: Morus catayana, Morus multicaulis, Morus canya. Morus Nigra. Morus lembang dan setelah berumur tiga bulan daun murbey dapat diberikan pada ulat sutera sebagai makanan. Pertumbuhan dan perkembangan ulat sutra (Bombyx mori L) dan produksi

pemeliharaan pohon murbey yang disebut morikultur, budidaya ulat sutera atau

proses produksi dari telur sutera sampai panen kokon yang disebut serikultur. Kemudian dilanjutkan dengan penanganan kokon (processing), pemintalan (produksi benang), pertenunan (produksi kain sutera) sampai dengan pemasaran kain sutera.
46 Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha

Homec

St Aisya

kokon tergantung pada elemen nutrisi dari daun murbei. murbei Ulat sutra memakan daun

PEMBAHASAN
A. Gambaran

(Morus laevigata L.) dengan treatmen sebesar nafsu 0,2 tanah % N dengan dapat dan

Produksi Ulat Sutera pada Perum Perhutani di Sentra Pemeliharaan Ulat Sutera Kab. Soppeng. Posisi Kabupaten Soppeng rata-rata

penambahan konsentarsi

berada pada

ketinggian 60 m di atas

meningkatkan

makannya

permukaan laut. Dan juga memiliki kondisi tanah yang sangat kondusif bagi

memiliki tubuh yang lebih berat, serta menghasikan kokon yang lebih berat dibanding yang tidak ditretamen

pertumbuhan murbei dan budidaya ulat sutera. Disamping itu juga memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pengembangan murbei dan ulat sutera. Sarana yang dimiliki antara lain: a. Perum Perhutani yang

(Mahmood et al., 2001). Efisiensi nutrisi dalam makanan ulat sutra berbagai varietas murbei adalah berbeda dan tergantung pada kualitas murbei (Seidavi et al., 2005). Hasil penelitian Tang et al., (2005) mendapatkan bahwa kandungan nilai

memiliki peralatan untuk produksi telur dengan standar kualitas yang dijamin otomatik. b. Sub Balai Persuteraan Alam dan alat pintal semi

nutrisi daun murbei antara lain protein, serat mentah, mineral, vitamin-C,

karbohidrat, lemak, dan mineral. Proses budidaya ulat sutera dimulai dari rumah ulat kecil. Di ruangan ini terdapat alat inkubasi telur ulat dan pembiakan telur hingga berkembang menjadi ulat yang waktu sekitar 15 hari. Pemeliharaan ulat ini membutuhkan waktu sekitar 28 hari sampai menjadi kepompong
47 Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha

yang berdampingan dengan Perum Perhutani merupakan lembaga yang mensertifikasi telur sebelum

didistribusikan ke masyarakat. Kemampuan produksi telur Perum Perhutani yang berada di Kabupaten

Soppeng mencapai 28.800 boks telur F1 per

Homec

tahun, dan dapat dikembangkan sampai 50.000 boks. Ruangan penyimpanan telur yang dimiliki mampu menampung sampai 66.000 boks telur ulat sutera. Produksi

St Aisya Gambar 2.Produksi Telur Ulat Sutera Pada Perum Perhutani Kabupaten Soppeng pada dari Bulan Januari sampai September 2009 (Sumber: Perum Perhutani Kabupaten Sopeng).

telur tertinggi dicapai pada tahun 1991 sebanyak 54.347 boks (Gambar 1).

Pada tahun 2003 Perum Perhutani memproduksi 16.772 boks ulat sutera yang disebar ke seluruh Sulawesi Selatan dan luar Sulawesi Selatan seperti Sulawesi Tengah, NTT, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Perum Perhutani ini didukung oleh 74 orang yang sudah terlatih, 4 orang

diantaranya pernah dilatih di Jepang.


Gambar 1. Produksi Telur Ulat Sutera Pada Perum Perhutani Kabupaten Soppeng pada Tahun 1991, 2003, 2007, 2008. (Sumber: Perum Perhutani Kabupaten Sopeng).

Sekarang 4 orang ini berfungsi sebagai teknisi dalam operasional pembibitan ulat sutera. Alat pintal yang dimiliki Perum

Perhutani Soppeng memiliki kapasitas terpasang 4 ton benang sutera per tahun dengan kebutuhan kokon 31.240 kg. - Sub Balai Persuteraan Alam yang berdampingan dengan Perum Perhutani merupakan

lembaga yang mensertifikasi telur sebelum didistribusikan ke masyarakat.


B. Pemurnian Jenis dan pembibitan ulat

sutera

Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha48

Homec

St Aisya

Pemurnian ulat sutera yang dilakukan oleh Balai Persuteraan Bili-Bili

Bili Kabuaten Gowa sekarang ini adalah jenis Bibit cina (Bc 117) disilangkan dengan bibit dari Jepang (BN 18), Hasil persilangan

Kabupaten Gowa adalah bersumber dari berbagai benih antara lain benih dari Jepang sebanak 10 (seuluh jenis), benih dari Cina 7 (tujuh jenis), benih dari Rumania 11 (sebelas jenis), benih dari India 4 (empat) jenis, benih dari Usbekistan 4 (empat jen)i, benih dari Indonesia 2 (dua) jenis Tujuan dari pemurnian jenis ini adalah agar tetap mempertahankan bibit sutera sesuai dengan jenis aslinya, untuk dijadikan bahan penelitian dalam rangka menemukan bibit unggul untuk dikembang biakkan, untuk menentukan bibit unggul adalah dengan melakukan perkawinan silang antara dua bibit yang murni dan dari hasil persilangan

menghasilkan:

Bibit F1Kokon lebih

besar dan panjang serat 1000 meter. Jenis inilah yang dikembang biakkan di Perum Perhutani di Kabupaten Soppeng dan disertifikasi untuk didistribusikan kepada masyarakat.

C. Pemeliharaan Ulat Sutera Persyaratan utama yang perlu

dipenuhi dalam pemeliharaan ulat sutera adalah adanya jaminan suplai daun murbei yang berkelanjutan. Daun murbei ini

adalah sebagai pakan ulat sutera untuk dapat hidup dan tumbuh. Kebutuhan daun murbei untuk ulat sutera pada perajin ulat sutera di Kabupaten Wajo ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan Daun Murbei Ulat Sutera di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.

tersebut akan ditemukan kualitas jenis ulat sutera yang menghasilkan kokon yang lebih besar dan menghasilkan sutera yang lebih panjang. Proses pembibitan ulat sutera yang dilakukan pada Balai Persuteraan Bili49 Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha

Homec
No Ulat Sutera Umur Tanam Murbei > 7 bulan > 7 bulan Daun Murbei Umur Pangkas 1 bulan Kebutuhan Satu Boks Ulat Sutera 450 kg 450 kg Jenis Murbei Morus alba M. multicaulis M. cathayana M.nigra

St Aisya

lagi untuk pakan ulat sutera kecil dan umur dua bulan untuk ulat besar. Selain itu persyaratan lainnya yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat sutera adalah tersedianya ruangan budidaya ulat sutera yang layak, sehat dan ramah lingkungan. Bahan dan peralatan yang

1. 2.

Ulat Kecil Ulat Besar

2-3 bulan

Sumber: Hasil Wawancara dengan Petani Sutera di Kabupaten Wajo Tahun 2009. Jenis pohon murbei yang dipelihara oleh petai di Kabupaten Wajo ada tiga jenis antara lain Morus alba, M. multicaulis, M. Cathayana. Daun murbei yang diberikan pada ulat sutera diambil dari pohon murbei hasil penanamn petani setempat. Umur

dipakai oleh petani pemelihara ulat sutra di Kabuaten Wajo ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2.Bahan dan Peralatan Yang Dipakai Dalam Budidaya Ulat Sutera di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.
No 1. Jenis Bahan Rincian Kapur tembok, kaporit, gunting stek, pisau, ember,baskom, jaring ulat, ayakan, kain penutup daun, bulu ayam, kertas alas, kerta parafin, lap tangan Rak pemeliharaan, Tempat daun,

pohon murbei di Kabupaten Wajo yang dapat menghasilkan daun yang layak untuk pakan ulat sutera adalah minimal berumur 7 bulan. Setelah berumur paling kurang 7

2.

Peralatan

Sumber: Hasil Wawancara dengan Petani Sutera di Kabupaten Wajo Tahun 2009. Umumnya petani ulat sutera di Kabuaten pemeliharaan Wajo ulat memisahkan kecil dan rak rak

bulan maka biasanya cabang atau ranting pohon murbei dipangkas pada setiap pengambilan atau panen daun murbei Kemudian bekas pangkas tersebut akan ditumbuhi kembali cabang atau ranting dengan sejumah daun. Setelah berumur

pemeliharaan ulat besar dipisahkan, Untuk menjaga agar ulat sutera tidak mudah diserang hama dan penyakit maka petani biasanya mengggunakan larutan kaporit atau biasa juga mengunakan formalin untuk mencuci hamakan lantai pemeliharaan yang
Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha50

satu bulan maka daun pada ranting yang baru tumbuh tersebut sudah bisa dipanen

Homec

St Aisya
N o 1 Instar Suhu dan Kelembaban 26-28 0 C 80 90 % 2 II 26 28 0C 80 90 % 3 III 26 0C 80 % 34 15 23 3,5 Umur ulat (hari) 23 Kebutuhan Daun Murbei (Kg) 1,5 Luas Tempat Ulat 0,4 m2 (awal) 1,6 m2 (akhir) 1,6 m2 (awal) 3,2 m2 (akhir) 3,5 m2 (awal) 5 m2 (akhir) 5 m2 ( awal) 14 m 2 (akhir) 15 18 m2

bersemen. Larutan kaporit yang digunakan oleh petani di Kabupaten Wajo

berkonsentrasi antara 0,4-0,6 % atau formalin dengan konsentrasi 2-4 % yang disemprotkan merata di dalam ruangan dan lantai pemeliharaan. Penyemprotan

dilakukan dua hari sebelum pemeliharaan


4 IV 24 26 % 70 75 % 5 V 24 26 0C 70 75 % 78 350480 45 4050

ulat sutera.

Sebaliknya petani yang

menggunakan ruangan pemeliharan yang berlantai bukan dari semen maka biasanya mereka menaburi kapur untuk mejaga kelembaban agar tidak tinggi. Ulat Sutera yang baru menetas harus ditangani dengan hati-hati yaitu disuci hamakan (didesinfeksi) dengan

Sumber. Balai Persuteraan Alam, 2009. Ulat Kecil dengan kategori instar I (mulai menetas) sampai pada instar III, sebaliknya Ulat besar dengan kategori

instar IV (dengan umur sekitar 5 hari) sampai instar V (dengan umur 6 sampai 7 hari). Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam 24 jam yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Pada instar V ulat sutera mulai mengokon, tanda-tanda yang diperlihatkan oleh ulat saat mau berubah menjadi kokon adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas makan ulat sutera mulai

menaburkan campuran bubuk kapur dan kaporit dengan perbandingan (95:5) dan disertai dengan pemberian makan pertama dengan daun murbei yang muda dan segar sudah dipotong-potong kecil. Kebutuhan

pakan atau daunmurbei ulat sutera yang dipelihara ditamilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Pemeliharaan Ulat Sutera (per boks).

berkurang dan sebagian besar berhenti makan.

51 Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha

Homec

St Aisya

2. Warna tubuh ulat sutera menjadi transparan dengan penampakan bening kekuning-kuningan. 3. Serat sutera keluar dari mulut ulat.sutera. Proses pembentukan kokon sampai menjadi sempurna memerlukan waktu

tahan dengan produktivitas yang tinggi, akan tetapi sampai saat ini belum ditemukannya ulat sutera yang sesuai dengan kondisi iklim setenpat di beberapa daerah.

Sehingga adaptasi jenis ulat sutera dan rendah. 3. Banyak telur ulat sutera produktifitas kokonnya

antara 5 sampai 6 hari sejak ulat sutera mulai membuat kokon. mengokon dibuang. Ulat yang gagal Setelah proses

yang belum disertifikasi yang beredar di kalangan petani. Hal ini juga menurunkan produktiitas kokon karena sebagian dari telur

pengkonan selesai dilakukan oleh ulat sutera maka kokon sudah harus dipanen dan dilkukan penanganan kokon. Permasalahan yang muncul di

tersebut tidak bebas penyakit.

lapangan terkait dengan telur ulat sutera antara lain:


1.

KESIMPULAN Kapasitas dihasilkan produksi oleh telur Perum Sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan cocok untuk budidaya tanaman murbei dan ulat sutera karena sangat sesuai dengan kondisi agroklimat. Kegiatan

yang

Perhutani belum dapat diserap seluruhnya oleh konsumen karena jumlah petani yang membutuhkan semakin berkurang.
2.

persuteraan alam di Sulawesi Selatan sebagian besar masih merupakan usaha sampingan. Petani masih menjadikan

Perum Perhutani senantiasa peneitian ulat sutera untuk yang

melakukan mendapatkan

komoditi lain, seperti cengkeh, coklat, vanili, dan sebagainya sebagai komoditi
Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha52

Homec

St Aisya

pokok dikarenakan pasar komoditi tersebut lebih terbuka. Persyaratan utama yang perlu dipenuhi dalam pemeliharaan ulat sutera adalah adanya jaminan suplai daun murbei yang berkelanjutan Produksi daun murbei di tingkat petani rata-rata hanya mencukupi untuk pemeliharaan ulat sutera sebanyak 4 boks per periode. Ini dikarenakan

bivoltine. Sertifikasi telur ulat sutera dilakukan oleh Balai Persuteraan Alam. Kapasitas produksi telur ulat sutera Perum Perhutani di Soppeng sekitar 60.000 boks per tahun. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008. Sutera Alam. Sumber: www.tasikmalayakab.go.id . Diakses tanggal 30 December, 2008. Anonim, 2008. Mengelus kehalusan sutera alam. Sumber: www.aherpartners.com. Diakses . 30 December, 2008. Cut Kamaril Wardhani, Ratna Panggabena. 2004. Tekstil. Desantra Utama: Jakarta Idham, 2009. Lipa Sabe Mandar Tenunan Sutera Mandar- Sulawesi Barat. Zada Haniva: Surakarta Riris W.Widati.2002. Perempuan Dalam Usaha Pertenunan Sulawesi Selatan. Jurnal Perempuan Edisi 22. hal 133-144 Winarni Chatib, Oriyati Sunaryo. 1980. Teori Penyempurnaan Tekstil. Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan: Jakarta

sebagian besar tanaman murbei telah berumur tua dan jenis yang ditanam mempunyai produktifitas rendah. Selain itu persyaratan lainnya yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat sutera adalah tersedianya ruangan budidaya ulat sutera yang layak, sehat dan ramah lingkungan. Dalam pemeliharaan ulat

sutera pada sentra produksi kokon di Kabupaten Wajo, setiap petani menerima atau membeli telur dari Perum Perhutani di Sopeng. Penyediaan telur ulat sutera F1 dari hasil persilangan Cina (Bc 117) dengan bibit ulat sutera dari Jepang (BN 18), di Sulawesi Selatan diproduksi oleh KPSA Perum Perhutani saat ini adalah jenis

53 Budi Daya Ulat Sutera dalam Menunjang Usaha

Anda mungkin juga menyukai