Anda di halaman 1dari 6

BAB II INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI

2.1.

Pengertian dan Definisi Indeks Kemahalan Konstruski (IKK) adalah angka indeks yang

menggambarkan perbandingan tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi (TKK) suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap TKK rata-rata nasional. Dengan demikian angka IKK rata-rata nasional sama dengan 100. TKK merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi atau biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK diperoleh melalui pendekatan terhadap harga sejumlah jenis barang/bahan bangunan dan harga sewa alat-alat berat yang mempunyai nilai atau andil cukup besar. Sesuai dengan pengertiannya, IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spasial, yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk lokasi yang berbeda pada periode waktu tertentu. Berbeda pengertian indeks periodikal, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar atau Indeks harga Konsumen, kedua indeks harga tersebut menggambarkan perkembangan harga di suatu lokasi pada periode tertentu terhadap harga tahun dasar. Mulai tahun 2005 dalam penyajian IKK diperhitungkan pula perkembangan harga periode tertentu terhadap harga periode dasar yaitu Februari 2004 (sesuai dasar penghitungan IKK 2004). 2.2. Metode Penghitungan IKK dihitung menurut kelompok jenis bangunan, terdiri dari 5 (lima) kelompok, mengacu pada klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Penghitungan IKK
3

tahun-tahun sebelumnya menggunakan 5 (lima) kelompok jenis bangunan,tetapi mulai tahun 2005 penghitungan IKK hanya menurut 3 (tiga) kelompok jenis bangunan. Kelompok jenis bangunan yang tidak diikutsertakan adalah bangunan & instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi, sedangkan kelompok jenis bangunan sarana pertanian digabung dengan kelompok jenis bangunan lainnya. Perubahan pengelompokan jenis bangunan ini dilakukan agar IKK antar kabupaten/kota yang dihasilkan lebih mempunyai keterbandingan/comparable. Kelompok jenis bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi tidak diikutsertakan, dikarenakan kualitas barang-barang dalam kelompok jenis bangunan tersebut sangat beragam antar kabupaten/kota. Sedangkan kelompok jenis bangunan sarana pertanian, tidak relevan lagi digunakan untuk daerah perkotaan. Berikut, tiga kelompok jenis bangunan yang digunakan dalam penghitungan IKK 2007: a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal b. Jalan, jembatan, dan pelabuhan c. Bangunan lainnya. Pada tahun 2004 dan tahun-tahun sebelumnya, angka IKK rata-rata Nasional sama dengan 100, Sedangkan untuk tahun 2005 angka IKK rata-rata nasional disesuaikan menjadi 125,10. kenaikan sebesar 25,10 persen ini berdasarkan perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang konstruksi dari bulan Februari 2004 ke bulan Mei 2005. Kemudian untuk tahun 2006 rata-rata nasional adalah 150,92 disesuaikan dengan kenaikan IHPB barang-barang konstruksi dari bulan Februari 2004 ke bulan Mei 2006.Selanjutnya untuk tahun 2007 angka IKK rata-rata nasional adalah 170,19 disesuaikan dengan kenaikan IHPB barang-barang konstruksi dari bulan Februari 2004 ke bulan April 2007

Berikut klasifikasi masing-masing jenis bangunan tersebut: 1. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal: a. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi rumah yang dibangun sendiri, real estate, rumah susun, dan perumahan dinas. b. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi konstruksi gedung perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal/stasiun dan bangunan monumental lainnya. 2. Bangunan pekerjaan umum pertanian: a. Bangunan pengairan, meliputi: pembangunan waduk (reservoir), bendungan (weir), embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase, irigasi, talang, check dam, tanggul pengendalian banjir, tanggur laut, krib dan viaduk. b. Bangunan tempat proses hasil pertanian, meliputi: bangunan

penggilingan, dan bangunan pengeringan. 3. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan: a. Bangunan, jembatan dan landasan, meliputi: pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan, marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. b. Bangunan jalan dan jembatan kereta, pembangunan jalan dan jembatan kereta. 4. Bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi: a. Bangunan elektrikal, meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi dan transmisi tegangan tinggi. b. Konstruksi telekomunikasi udara, meliputi konstruksi bangunan

telekomunikasi dan navigasi udara, bangunan pemancar/penerima radar, dan bangunan antena.
5

c. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api. d. Konstruksi sentral telekomunikasi, meliputi bangunan sentral

telepon/telegraf, konstruksi menara pemancar radar microwave, dan bangunan stasiun bumi kecil/stasiun satelit. e. Instalasi air, meliputi: instalasi air bersih dan air limbah serta saluran drainase pada gedung. f. Instalasi listrik, meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal. g. Instalasi gas, meliputi: pemasangan gas pada gedung tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal. h. Instalasi listrik jalan, meliputi: instalasi listrik jalan raya, instalasi listrik jelan kereta api, dan instalasi listrik lapangan udara. i. Instalasi jaringan pipa, meliputi: jaringan pipa. Jaringan air, dan jaringan minyak. 5. Bangunan lainnya, meliputi: bangunan sipil. Pembangunan lapangan olahraga, lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman. 2.2.1. Paket Komoditas Paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan IKK 2007 terdiri dari 18 jenis barang dan 3 sewa alat berat yang dipilih dari 60 jenis barang dan 3 sewa alat berat yang terdapat dalam daftar HPB-K. Delapan belas jenis barang dan tiga sewa alat berat tersebut, yaitu: pasir pasang, batu kali, sirtu, kayu papan, kayu balok, kayu lapis, cat tembok, cat kayu/besi, aspal, pipa PVC, kaca, batu bata, semen, batu split, lantai keramik, besi beton, seng plat, seng gelombang, sewa alat berat excavator, buldozer, dan three wheel roller (mesin gilas).
6

2.2.2. Penimbang atau Bobot DT atau bobot terdiri dari DT kelompok jenis bangunan dan DT umum. DT kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan besarnya andil atau nilai masinngmasing jenis bahan bangunan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas. Sedangkan DT umum disusun berdasarkan data realisasi APBD dan pengeluaran belanja pembangunan dan rutin yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat. 2.2.3. Tingkat Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi (TKK) a. Tingkat Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota:

TKK kj = Pi Qij
i =1

i TKKkj

= jenis barang/bahan bangunan = tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi kabupaten/kota k kelompok jenis bangunan j

Pi

= harga bahan bangunan i

Qij = kuantitas/volume bahan bangunan i jenis bangunan j = diagram timbang kelompok jenis bangunan j b. Tingkat Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan rata-rata Nasional:

TKK nj =

TKK
k =1

kj

N
7

k TKKnj

= kabupaten/kota = tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi rata-rata nasional kelompok jenis bangunan j

= 434, jumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia

2.2.4. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) a. Indeks Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota:

IKK
IKKkj

kj

TKK TKK

kj nj

x100

= indeks kemahalan harga bangunan/konstruksi konstruksi kabupaten/kota k kelompok jenis bangunan j

b. Indeks Kemahalan Harga Bangunan/Konstruksi Umum Kab./Kota:

IKK ku =
j Qj

IKK
j =1

kj

Q j xI

= kelompok jenis bangunan = Diagram timbang IKK umum kabupaten/kota

IKKku = indeks kemahalan harga bangunan/konstruksi umum kab/kota k I = suatu konstanta yang menggambarkan perkembangan harga barang-barang yang digunakan di sektor konstruksi di indonesia (IHPB sektor konstruksi) Februari 2004-April 2007 yaitu sebesar 1,7019.
8

Anda mungkin juga menyukai