Anda di halaman 1dari 17

PERSYARATAN PEMBANGUNAN

BANGUNAN GEDUNG NEGARA


PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2013
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
CISARUA, 7 DESEMBER 2012

Ir. ARIFFIN AZIZS, MT


AHLI MADYA JAFUNG TBP

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
JL. Pattimura No. 20 - Kebayoran Baru - Jakarta 12110 Telp (021) 724 4040 – Fac (021) 7251058
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Landasan Hukum
1. UU No. 18 Tahun 1999
Tentang Jasa Konstruksi
2. UU No. 28 tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
3. UU No. 1 tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara
4. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
5. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005
Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
7. KEPPRES No. 42 Tahun 2002
Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
8. PERPRES No. 73 Tahun 2011
Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
PENGERTIAN

 Bangunan Gedung Negara: adalah bangunan


gedung untuk keperluan dinas yang menjadi /akan
menjadi kekayaan milik negara dan diadakan
dengan sumber pembiayaan APBN, dan/atau
perolehan lainnya yang sah.

 Perolehan lain yang sah : Hibah, Pembelian,


Bangun Serah Guna, Bangun Guna Serah.

 Pembangunan Bangunan Gedung Negara (BGN)


berbasis anggaran kinerja bukan proyek
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:

Biaya Pembangunan BGN:



Biaya Pekerjaan Standar

Biaya Pekerjaan Non Standar
Standar Harga Satuan Tertinggi per M2:

Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana dan Tidak
Sederhana

Standar Harga Bangunan Rumah Negara

Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun
berdasarkan spesifikasi teknis dan klasifikasi BGN
Komponen Biaya Pembangunan:

Biaya Konstruksi Fisik

Biaya Perancangan (Design)

Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi

Biaya Pengelolaan Proyek
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:
Pembiayaan Bangunan tertentu:

Pembangunan > 1 tahun anggaran

Bangunan dengan Desain Prototipe

Bangunan dengan Desain Berulang

Prosentase Komponen Biaya Pembangunan:


Diperhitungkan dari BIAYA KONSTRUKSI FISIK

Bangunan Sederhana

Bangunan Tidak sederhana

Bangunan Khusus

Biaya Pekerjaan Non-Standar



Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan
harga pasar yang wajar, dengan terlebih dahulu berkonsultasi
kepada instansi Teknis PU;

Besarnya biaya perencanaan, manajemen
konstruksi /pengawasan, dihitung berdasarkan billing-
rate
KEPPRES No. 42 Tahun 2002
Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pasal 14
(1) Dalam melaksanakan belanja negara dilakukan standardisasi
komponen kegiatan termasuk harga satuannya.
(2) Standardisasi harga satuan digunakan untuk menyusun pembiayaan
kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam dokumen anggaran.

(3) Dalam penyusunan standardisasi harga satuan, sedapat mungkin


menggunakan data dasar yang bersumber dari penerbitan resmi
Badan Pusat Statistik, departemen/lembaga, dan
pemerintah daerah.
(4) Penetapan standardisasi dilakukan secara berkala oleh :
d. Bupati/walikota untuk standardisasi harga satuan bangunan gedung
negara untuk keperluan dinas seperti kantor, rumah dinas, gudang,
gedung rumah sakit, gedung sekolah, pagar dan bangunan fisik
lainnya.
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:

SKEMATIK
Klasifikasi
Standar Luas
BIAYA PEKERJAAN
STANDAR Standar
PEMBANGUNAN Jumlah Lantai
BANGUNAN
BARU HSBGN

PERAWATAN Non-Standar
BANGUNAN Bgn + Lingk
BIAYA PEKERJAAN Non-Standar
NON STANDAR Lainnya
Non-Standar
Fungsi Khusus
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

A. Klasifikasi Bangunan Gedung Negara


PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 5,

1. Klasifikasi bangunan gedung negara didasarkan pada


kompleksitas.
2. Klasifikasi bangunan gedung negara meliputi bangunan
sederhana, bangunan tidak sederhana, dan bangunan khusus.
a. Bangunan sederhana, merupakan bangunan gedung negara
dengan teknologi dan spesifikasi sederhana.
b. Bangunan tidak sederhana, merupakan bangunan gedung
negara dengan teknologi dan spesifikasi tidak sederhana.
c. Bangunan khusus, merupakan bangunan gedung negara
dengan fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan gedung
negara diatur dengan Peraturan Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Klas Penggunaan Bangunan


 Bangunan Gedung Kantor yang sudah ada disain
prototipe-nya / sd. 2 lantai
SEDERHANA  Rumah Dinas Tipe C,D, dan E
 Pelayanan kesehatan: Puskesmas
 Pendidikan: lanjutan dan dasar sd. 2 lantai

 Bangunan Gedung Kantor belum ada prototipe -


TIDAK nya / diatas 2 lantai
 Rumah Dinas Tipe A & B, atau C,D & E yang
SEDERHANA bertingkat
 Rumah Sakit Klas A & B
 Universitas/Akademi
 Istana Negara/Wisma Negara
KHUSUS  Instalasi Nuklir
 Laboratorium
 Bangunan Monumental
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
B. Standar Luas Bangunan Gedung Negara
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 6, 7, 8, 9.
1. Standar luas gedung kantor;
a. Standar luas ruang gedung kantor, adalah:
1). Rata-rata 10 (sepuluh) meter persegi per personel
(Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan tidak sederhana)
2). Rata-rata 9,6 (sembilan koma enam) meter persegi per
personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan sederhana)
b. Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan,
luasnya dihitung secara tersendiri berdasarkan analisis
kebutuhan
c. Rincian standar luas ruang gedung kantor dan ruang penunjang
tercantum dalam lampiran I.
(Penambahan 25% Luas Ruang Untuk Sirkulasi)
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Luas bangunan gedung
negara diatur dengan Peraturan Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

C. Standar Jumlah Lantai Bangunan Gedung Negara


PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 10.

1. Jumlah lantai bangunan gedung negara ditetapkan paling


banyak 8 (delapan) lantai.
2. Jumlah lantai rumah negara yang tidak berupa rumah susun
ditetapkan paling banyak 2 (dua) lantai.
3. Bangunan gedung negara yang dibangun lebih dari 8 (delapan)
lantai harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Menteri.
4. Jumlah lantai bangunan gedung negara yang berpengaruh
pada Koefisien /faktor pengali jumlah lantai bangunan,
besarannya ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

D. Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung


Negara (HSBGN)
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 15.

Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara

1. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung


negara ditetapkan secara berkala oleh Bupati/Walikota.
2. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung
negara untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh
Gubernur DKI Jakarta.
3. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara
dihitung berdasarkan formula perhitungan standar harga
satuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Standar Harga Satuan Tertinggi ditetapkan sesuai dengan


klasifikasi, lokasi, dan tahun pembangunannya, yang terdiri
atas:
 Pembangunan Bangunan Gedung Negara Klasifikasi
Sederhana dan Tidak Sederhana
 Pembangunan Bangunan Rumah Negara
 Pembangunan Pagar Bangunan Gedung Negara

PEKERJAAN STANDAR bangunan gedung negara meliputi


pekerjaan :
 Struktur
 Arsitektur
 Finishing
 Utilitas
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
BOBOT (%) TAHAPAN
KOMPONEN SUB KOMPONEN TERHADAP BOBOT
No BOBOT NILAI
BANGUNAN BANGUNAN SELURUH
BANGUNAN
MAKSIMUM
YANG DI
BANGUN
(%)

1. Pondasi PONDASI 10.00% 100.00%


KOLOM, BALOK & RING BALK 27.00% 100.00%
2. Struktur
PLESTERAN 2.00% 100.00%
RANGKA ATAP 8.00% 100.00%
3. A t a p
PENUTUP ATAP 2.00% 100.00%
RANGKA LANGIT-LANGIT 3.50% 100.00%
4. Langit-Langit
PENUTUP LANGIT-LANGIT 4.50% 100.00%
BATU BATA/ PARTISI 4.50% 100.00%
PLESTERAN 1.75% 100.00%
5. Dinding KACA 1.25% 100.00%
PINTU 1.00% 100.00%
KOSEN 1.50% 100.00%
6 Lantai PENUTUP LANTAI 10.00% 100.00%
INSTALASI LISTRIK 5.00% 100.00%
7. Utilitas INSTALASI AIR 1.50% 100.00%
DRAINASE LLIMBAH 1.50% 100.00%
FINISHING STRUKTUR (CAT) 1.00% 100.00%
FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) 4.00% 100.00%
8. Finishing
FINISHING DINDING (CAT) 6.00% 100.00%
FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) 4.00% 100.00%
JUMLAH NILAI PEKERJAAN STANDAR 100.00%
PENGELOLA TEKNIS
Pengelolaan Teknis
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 11.

1. Setiap pembangunan bangunan gedung negara yang


dilaksanakan oleh kementerian/lembaga /SKPD harus
mendapat bantuan teknis dalam bentuk pengelolaan
teknis.
2. Pengelolaan teknis dilakukan oleh tenaga pengelola
teknis yang bersertifikat.
3. Tenaga pengelola teknis bertugas membantu dalam
pengelolaan kegiatan pembangunan bangunan gedung
negara di bidang teknis administratif.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan teknis
diatur dengan Peraturan Menteri.
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

PRA - DIPA DIPA

PERSIAPAN PERENCANAAN PELAKSANAAN

KEMENTERIAN / LEMBAGA BANTUAN TENAGA :


PENGELOLA TEKNIS BERSERTIFIKAT
Penakaran Harga Bangunan
(Analisis Pembangunan Gedung Baru)

Penakaran Harga Bangunan


(Pek. Pembangunan Gedung Lanjutan)
Penakaran Harga Bangunan
(Analisis Perawatan Gedung)

Advis Teknis untuk Multiyears Kontrak


Rekomendasi Bangunan > 8 Lantai
Penaksiran (Appraisal) Gedung Lama
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Jalan Pattimura No. 20 - Kebayoran Baru - Jakarta 12110 Telp (021) 724 4040 - Fac (021) 7251058

Anda mungkin juga menyukai