Anda di halaman 1dari 9

GLOBALISASI

Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkutinformasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti: a. selalu meningkatkan pengetahuan; b. patuh hukum; c. kemandirian; d. keterbukaan; e. rasionalisasi; f. manajemen resiko. Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya: a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan; b. lembaga keagamaan; c. indutri internasional dan lembaga perdagangan; d. wisata mancanegara; e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional; f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.

Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut. a. Teknologi yang rumit dan mahal. b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi. c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut. a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat. c. Pendidikan formal di sekolah. Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahanSosial dan budaya suatu masyarakat.

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Proses Globalisasi Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gayahidup. Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televise baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial. Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul. Cara Menanggulangi Globalisasi Era Globalisasi dewasa ini mengharuskan kita untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam beriteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jadi diri, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai dampak negatif yang akan timbul dengan cara : Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan. Pemberian ketrampilan hidup ( life skill) agar mampu menciptakan kreatifitas dan kemandirian. Usaha menumbuhkan bidaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis, dan terbuka. Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional. Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.

Globalisasi tidak dapat dihindarkan bagi setiap bangsa dan negara, sementara globalisasi mengandung fenomena sebagai berikut.

1 Homogenisasi Homogenesis merupakan sebuah fenomena globalisasi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi yang dapat menyebar ke masyarakat global. Dampaknya nilai-nilai budaya, vitalitas, dan potensi yang asli ditinggalkan dan nilai-nilai yang telah dipaket dan diproduksi secara massal (seperti melalui TV, Radio,dkk), diiklankan dan dijual ke pasar lalu diadopsi beramai-ramai.

2 Ketergantungan Negara-negara yang masih mengimpor teknologi komunikasi dan informasi kebanyakan negara-negara berkembang yang akan selalu mengalami masa ketergantungan yang berkepanjangan pada negara maju yang membuat peralatan teknologi informasi dan komunikasi.

3 Keterbukaan dan Integrasi Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan dunia semakin terbuka dan terintegrasi. Jarak tidak lagi menjadi hambatan untuk melakukan komunikasi dan segala informasi dunia dapat diketahui dengan mudah, arus globalisasi terus berkembang tanpa dapat dikendalikan bahkan ditolak.

Prespektif global dibutuhkan apabila suatu negara ingin memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan agar tidak mudah kehilangan arah dan terseret arus perubahan zaman. Oleh karena itu ada 6 wawasan global yang harus dimiliki suatu negara, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Wawasan yang luas dan selalu melihat suatu fenomena dalam konteks global. Menghargai lebih pada proses daripada struktur hirarkis formal. Menghargai kerja sama multikultural dan keragaman, fleksibilitas, dan kepekaan. Melihat perubahan sebagai kesempatan sehingga terbiasa dengan situasi yang tidakmenentu. Terus menerus mempertajam keabsahan paradigmanya sendiri. Menyadari bahwa kehidupan di dunia ini serba kompleks dan penuh dengan kekuatan yang kontradiktif sehingga memerlukan manajemen konflik. 7. Dimensi pokok yang dapat dijadikan dasar pengetahuan dan sumber inspirasi untuk menentukan langkah strategis dan antisipasi perkembangan global di masa yang akan datang, yaitu : 1 Globalisasi Ekonomi Globalisasi ekonomi merupakan motor penggerak terjadinya globalisasi yang ditandai dengan era perdagangan bebas. Dapat terlaksana dengan adanya kerjasama ekonomi baik di tingkat bilateral, regional, maupun internasional didukung dengan adanya rasa keterbukaan dan mendapat keuntungan bersama diantara negara yang terlibat dalam kerjasama ekonomi. Kerjasama ekonomi harus diikuti oleh negara ditengah menguatnya sistem perdagangan dan pasar bebas dunia dalam era globalisasi.

2 Globalisasi Politik Terjadinya pasar bebas disebabkan karena adanya keputusan politik yang dibuat oleh para pemimpin negara yang terlibat dalam aliansi ekonomi sehingga tidak ada kerjasama ekonomi glonal tanpa diawali keputusan politik. Contoh bentuk kerjasama yang diwarnai unsur politik adalah GNB dan OKI.

3 Globalisasi Kebudayaan Dalam bidang budaya globalisasi diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dan secara mekanisme adaptasi yang diwarisi secara turun temurun menyangkut aspek : pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan segala kebiasaan sebagai anggota masyarakat. Dalam era globalisasi, keterbukaan informasi memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-nilai pengetahuan dan kebiasaan di luar lingkungan sosialnya dan jauh dari jangkauan secara fisik(orang tua maupun orang terdekat) sebab dapat dilakukan oleh media massa yang bahkan dapat menjadi perilaku global yang berkembang di masyarakat suatu negara.

Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut. a. Teknologi yang rumit dan mahal. b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi. c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut. a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat. c. Pendidikan formal di sekolah.

Kebaikan Globalisasi Ekonomi 1. Produksi Global Dapat Ditingkatkan Pandangan ini melalui spealisasi dan perdagangan faktor - faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efisien. Hal ini akan mengakibatkan output dunia bertambah dan masyarakat pun akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdangan. 2. Meningkatkan Kemakmurak Suatu Negara Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak, dan masyarakat pun akan menikmati barang baik, dengan harga yang murah. 3. Meluaskan Pasar Produk Dalam Negeri Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri 4. Memperoleh Lebih Banyak Modal Dengan Teknologi Yang Baik Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

5. Menyediakan Dana Tambahan Untuk Pembangunan Ekonomi Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut. Keburukan Globalisasi Ekonomi 1. Menghambat Pertumbuhan Sektor Industri Salah satu dampak dari Globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat 2. Memperburuk Neraca Pembayaran Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat 3. Sektor Keuangan Semakin Tidak Stabil Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi yang semakin besar, Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Dan sebaliknya, jika harga saham itu menurun otomatis nilai mata uang dalam negeri ikut menurun. 4. Memperburuk Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang Jika semua dampak globalisasi terjadi maka maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk.

Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara Posted on 19 February 2011. Reviewed by: Sahabat Dengan dimenangkannya perang Dingin. Peradaban Barat berada pada puncaknya dan menunjukkan kecenderungan untuk membungkus seluruh dunia dalam berbagai bentuk, termasuk gelombang globalisasi yang sekarang menjadi sebuah kecenderungan yang tidak terhindari sama sekali. Proses gobalisasi (penduniaan) yang bergerak berlandaskan pada liberalisme fundamental itu telah memengaruhi seluruh aspek kehidupan di hampir semua lapisan masyarakat dunia, baik pada masyarakat di negara-negara maju maupun berkembang. Proses globalisasi ini mencakup lintas bangsa yang di dukung oleh berkembangnya ideologi kapitalisme yang mampu mengalahkan ideologi

komunisme dan sosialisme, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (terutama teknologi informasi dan komunikasi), serta berkembangnya ekonomi liberal yang menghasilkan terciptanya pasar bebas. Pada pembahasan berikut ini, akan dibahas dampak globalisasi dalam bidang ekonomi, sosial budaya dan politik, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 1. Dampak Globalisasi dalam Bidang Ekonomi Bagi kalangan yang sangat optimis terhadap globalisasi, seperti Thomas L. Friedman dan beberapa tokoh lainnya, globalisasi adalah satu-satunya jalan yang dapat digunakan manusia untuk mendapatkan standar hidup yang lebih baik. Runtuhnya berbagai sistem ekonomi yang menjadi rival kapitalisme, telah meyakinkan sebagian kelompok ini bahwa globalisasi dan liberalisasi pasartelah menawarkan alternatif bagi pencapaian standar hidup yang lebih tinggi, kehidupan yang lebih baik, dan efisiensi ekonomi, sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh sosialisme maupun komunisme. Namun, pandangan-pandangan dari kelompok ini tidak dapat memberi penjelasan yang cukup memadai mengenai semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antara negara-negara kaya dengan negara-negara miskin. Bahkan, seiring dengan globalisasi, pendapatan di negara-negara Dunia Ketiga atau negara-negara yang kurang berkembang jauh lebih menurun dibandingkan dengan era tahun 1960an dan 1970-an. Sebaliknya, negara-negara industri maju semakin menikmati kelimpahan pendapatan dan standar hidup yang jauh lebih tinggi. Ini karena globalisasi dengan liberalisasi dan perdagangan bebasnya, selain menawarkan suatu alternatifjalan yang lebih mudah untuk meningkatkan standar hidup dan efisiensi ekonomi, tetapi juga membuka peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang atau kelompok yang sering disebut sebagai elite-elite internasional. Kesuksesan kapitalisme Barat di era globalisasi ini telah didukung pula oleh lembaga-lembaga ekonomi dunia, seperti Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF), Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), kelompok negara-negara G-8, serta perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Organisasi-organisasi tersebut demikian berpengaruhnya dalam menciptakan tata ekonomi kapitalis dan dibutuhkan oleh banyak negara, terutama negara yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi, seperti Indonesia, Argentina, Afghanistan, Irak, Brazil, dan Kamboja. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz, peraih Nobel Ekonomi 2001, dalam bukunya Globalization and Its Discontent menyebutkan bahwa IMF dan Bank Dunia bahu-membahu mengusung neoliberalisme dan neokolonialisme di muka bumi. Kritik Stiglitz yang pernah menjadi Wakil Presiden Bank Dunia ini menggarisbawahi, tentang kebijakan IMF, teruta ma di negara-negara miskin. dibuat tanpa memerhatikan kesiapan costal, politik, dan kelembagaan sebuah negara. Kecenderungan-kecenderungan globalisasi dalam bidang ekonomi juga terlihat dari munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapijuga oleh masyarekat di seluruh dunia melalui penjualan saham dan bursa efek. Kegiatan operasional perusahaannya pun tersebar di berbagai kawasan Junta. Sebagai contoh. perusahaan minuman Coca-cola dan restoran last food (makanan siapsaji) McDonalds yang berpusat di Amerika Serikat, telah membuka cabangnya di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Hal Yang samajuga dilakukan oleh perusahaan perusahaan besar lainnya, seperti IBM, General Motors, Shell, British Petroleum, Freeport, Sony, dan Honda. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai banyak cabang di luar negeri, mereka mempunyai sumber dana, teknologi, dan kemampuan lobi yang hampir tiada bandingnya. Keberadaan perusahaan multinasional dan transnasional tersebut beserta investasi yang mereka bawa menjadi harapan banyak negara, baik miskin maupun kaya. Investasi yang mereke tanamkan sangat diharapkan untuk melakukan pembangunan dan memacu pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan dengan demikian meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Dampak Globalisasi dalam Bidang Sosial Budaya Melalui arus informasi dan komunikasi, telah membuat makin globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Gaya berpakaian warga kota-kota besar di negara-negara berkembang tidak dapat dibedakan dengan gaya berpakaian warga kota di Amerika Serikat dan Eropa. Celana jeans dan potongan rambut, misalnya, telah menunjukkan betapa globalisasi telah memengaruhi warga dunia. Demikian pula jenis musik jazz dan rock, turut pula menjadi budaya dunia. Di samping jenis makanan Italia (seperti pizza), Amerika Serikat (seperti kentucky fried chicken) dan Eropa lainnya, tumbuh pula budaya lain seperti chopstick (sumpit), sushi (jenis makanan Jepang), noodle (mi), yang tadinya jenis makanan yang sangat lokal (nasional), sekarang telah menjadi budaya dunia. Hal yang sama juga terjadi di dunia hiburan, di mana film-film Hollywood (seperti Mickey Mouse dan Donald Duck, dan James Bond) dapat dinikmati oleh warga masyarakat di berbagai dunia, termasuk negara-negara yang tadinya anti-Barat, seperti Afghanistan setelah rezim Taliban terguling. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/VCD atau DVD di berbagai kota di dunia, telah menunjukkan gaya hidup yang diciptakan oleh kaum kapitalis menjadi gaya hidup global. Kehidupan seks bebas (free sex), sekuralisme, individualisme, konsumerisme, gaya hidup mewah, sudah menjadi gaya hidup global pula. Oleh karena itu, kita harus bersikap waspada dan selektif dalam menghadapi keragaman budaya dunia tersebut. 3. Dampak Globalisasi dalam Bidang Politik Dampak globalisasi dalam bidang politik, antara lain, adalah negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Pasca-Perang Dunia kedua, banyak negara baru muncul dan menjadi negara nasional yang berdaulat. Negara-negara baru ini, yang kemudian sering disebut sebagai negara-negara sedang berkembang (developing countries) atau negara-negara dunia ketiga (the third world), dihadapkan pada dua masalah utama, yakni kehancuran ekonomi akibat perang dan penjajahan, dan masalah identitas nasional sebagai negara bangsa (nation building). Di bidangsosial dan ekonomi, negara-negara yang baru merdeka ini dihadapkan pada rendahnya pendapatan perkapita yang berarti juga kemiskinan pada sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, kondisi kesehatan yang berada di bawah standar, demikian juga halnya dengan sarana pendidikan yang kurang memadai. Di sisi yang lain, sebagian besar masyarakatnya hidup dari pertanian tradisional. Industri tidak berkembang karena penjajahan membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan pembangunan. Akibatnya, dibandingkan dengan negara-negara Eropa (yang sebagian besar adalah negara penjajah mereka), mereka jauh tertinggal di belakang. Dihadapkan pada masalah-masalah ini, para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dan dalam rangka mengejar ketertinggalan mereka dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat yang lebih maju. Selain itu, juga ditujukan untuk membangun legitimasi kekuasaan mereka yang masih rapuh. Para penguasa baru ini berharap bahwa melalui pembangunan ekonomi, mereka akan mendapatkan legitimasi yang kuat untuk memerintah sebagian besar rakyatnya. Dihadapkan pada kemiskinan penduduk yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan, para elite politik di negara-negara berkembang terdorong untuk segera melakukan pembangunan. Pada periode 1950-an dan 1960-an, hampir sebagian besar negara sedang berkembang, bahkan termasuk Jepang yang kalah dalam Perang Dunia kedua, menyusun berbagai strategi untuk melakukan pembangunan ekonomi dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki taraf kehidupan rakyat. Kondisi inilah yang membuat peran negara begitu signifikan dalam pembangunan. Demikian juga yang terjadi di Eropa Barat selama Program Marshall Plan, negara menjadi salah satu aktor dominan dalam pembangunan ekonomi. Indonesia, misalnya, dalam masa pemerintahan Orde Baru mengembangkan rencana pembangunan lima tahun (Repelita) yang ditujukan untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Perubahan peran negara bangsa dalam pembangunan bergaung pada tahun 1970-an, dimana pengurangan intervensi negara dalam pembangunan ekonomi dan menyerahkan mekanisme ini sepenuhnya pada pasar. Sekarang ini, liberalisasi perdagangan dan globalisasi ekonomi telah menjadi ciri khas perekonomian abad ini. Setiap negara bangsa harus melakukan reorientasi menyangkut paradigma pembangunan mereka. Mereka tidak mungkin mengambil jalan ekstrim dengan menerapkan kebijakan proteksi ketat terhadap pasar dan mengisolasi diri dari perekonomian internasional. Cina, misalnya, yang bertahun-tahun melakukan proteksi ketat terhadap pasar dalam negeri lambat-laun mulai membuka diri dengan pasar internasional. Hasilnya dalam lebih kurang 10 tahun hingga 20 tahun ke depan, Cina diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi politik yang signifikan. Dampak globalisasi di bidang politik lainnya adalah timbulnya gelombang demokratisasi di sejumlah negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa Timur. Setelah berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya komunisme, dambaan akan kebebasan dan keinginan untuk menegakkan demokrasi memacu perubahan politik di banyak negara. Rezim-rezim otoriter apa pun warna politiknya tumbang satu per satu dilanda arus perubahan ini. Angin demokratisasi berdampak bagi masyarakat Cina dengan munculnya tuntutan kebebasan demokrasi pada tahun 1989. Peristiwa berdarah yang dikenal dengan Peristiwa Tiananmen tersebut berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan yang menewaskan ribuan mahasiswa dan pemuda. Di Filipina, rakyat melakukan gerakan sosial (people power) dan berhasil menggulingkan rezim diktator Ferdinand Marcos pada tahun 1986. Pada tahun 1991, politik apartheid dihapuskan di Afrika Selatan. Perubahan yang sama juga terjadi di Eropa Timur, rakyat melakukan demonstrasi menggulingkan rezim komunis yang berkuasa. Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998.

Sumber : http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-globalisasi.html http://duniabaca.com/definisi-globalisasi-ciri-ciri-globalisasi.html http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-globalisasi.html http://www.pustakasekolah.com/pengertian-globalisasi.html http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2260458-pengertian-globalisasi/ http://www.ubaybingokil.com/2012/02/pengertian-globalisasi.html

Anda mungkin juga menyukai