Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (AHYT 253)

RESPIRASI

Oleh: ROBBY PRIMADANI AIC204002 KELOMPOK VII

Dosen Pembimbing: Drs. Kaspul, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2006

PRAKTIKUM VI
Topik Tujuan : Respirasi : - Untuk mengetahui besarnya volume reaksi oksigen yang diperlukan oleh serangga (belalang). - Untuk mengetahui kapasitas maksimal udara pernapasan pada manusia. : Selasa, 19 Desember 2006 : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

Hari/ tanggal Tempat

I. ALAT DAN BAHAN: a. Alat: - Respirometer - Spuite - Kapas - Benang - Neraca ohauss - Jarum pentul - Becker glass b. Bahan: - Belalang - Air - Eosin - Vaselin II. CARA KERJA 1. Menimbang berat awal belalang. 2. Memasukkan belalang ke dalam tabung respirometer dan eosin yang dioleskan ke kapas dan meletakkannya di belakang belalang. 3. Menutup tabung respirometer dan beri vaselin pada bagian pinggir tutup tabung. 4. Injeksikan air ke dalam pipa kapiler respirometer. Mengamati dan mencatat kenaikan permenit dari air dalam pipa respirometer selama 10 menit.

5. Menimbang berat badan akhir dari belalang pada neraca ohauss. 6. Mengukur luas pipa respirometer dengan menggunakan benang dan hitung jari-jarinya dengan menggunakan rumus luas lingkaran. 7. Menghitung selisih kenaikan per milimeter dalam pipa respirometer dengan merubahnya ke volume dengan rumus: Vtabung = r2t, dimana = 3,14, r = jari-jari, dan t = kenaikan larutan permenit. Kemudian merata-ratakannya. 8. Menghitung konsumsi oksigen permenit belalang dengan rumus: Konsumsi O2 permenit = (total rata-rata volume O2 x 10)/ berat belalang. 9. Menuliskan reaksi yang terjadi antara eosin dan CO2.

III. TEORI DASAR


Respirasi merupakan proses penghasil energi di dalam tubuh makhluk hidup. Selain dihasilkan energi dihasilkan juga karbon dioksida yang harus dikeluarkan dari tubuh. Proses respirasi meliputi 4 bagian yaitu: 1. Keluar masuknya udara antara dua organ pernapasan (alveole paru-paru) yang disebut ventilasi polmonum. 2. Difusi O2 dan CO2 antara udara dan alveole dan dalam darah. 3. Transport O2 dan CO2 dalam darah / cairan tubuh ke dan dari sel. 4. Pengaturan ventilasi dan segi-segui respirasi lainnya. Dari keempat proses di atas dibedakan menjadi: 1. Respirasi eksternal: meliputi pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di paru-paru antara alveole dan kapiler darah. 2. Respirasi internal: meliputi pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi di tenunan: semua proses pertukaran gas antara sel dengan cairan sel disekelilingnya. Pada manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di dalam paru-paru masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas dikeluarkan secara biasa, maka paru-paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan mengaluarkan napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik nafas dalam-dalam, selain udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut udara komplementer.

Pada serangga sistem trakea merupakan alat untuk mengambil oksigen dari luar, mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida. Udara masuk ke trakea dengan cara difusi melalui spirakel atau dibantu oleh ventilasi udara. Sistem trakea pada belalang cukup khas seperti yang terdapat pada serangga dan serangga pada umumnya. Trakea-trakea bermula pada lubang-lubang kecil pada eksoskeleton (kerangka luar) yang disebut spirakel. Pada serangga yang lebih kecil atau kurang aktif masuknya O2 melalui sistem trakea dengan fungsi yang sederhana. Sebaiknya serangga yang berukuran beras dan aktif seperti belalang dengan gait melakukan pertukaran udara dengan trakeanya. Kontraksi pada otot belalang memipihkan organ-organ kendur, pernapasan ini dikenal dengan pernapasan vital paru-paru dan pada titik ekspirasi maksimum kira-kira (udara residu) tetap ada di paru-paru. Untuk mengerti respirasi hewan maka kita tidak hanya memandang sifat dari alat pernapasanya saja tetapi mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan respirasi dan adaptasi terhadap lingkungan berbeda-beda. Bersama dengan fungsi homoiostatik yang lain, respirasi hewan harus diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan kegiatan pengendalian yang lain. Untuk perhitungan menggunakan rumus: Luas penampang lingkaran (A) = . r2 Volume O2 = luas penampang x jarak yang ditempuh. Volume O2 rata-rata = jumlah voume O2 yang diperlukan. Konsumsi O2 permenit = jumlah volume rata-rata (O2)/ berat serangga

8 9 10

8 9 10

1 1,5 2

Gambar hasil pengamatan.

IV. HASIL PENGAMATAN


Tabel pengamatan No Interval waktu (menit) 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 Kenaikan (permenit) 3,5 3 0,5 1 6 1 1,5

Keterangan: 1. Respirometer 2. Skala 3. Tabung 4. Belalang 5. Larutan eosin 6. Kapas. Perhitungan: V1 = r2 t1 = 3,14 x (0,38)2 x 3,5 = 1,6

V2 = r2 t2 = 3,14 x (0,38)2 x 3 = 1,4 V3 = r2 t3 = 3,14 x (0,38)2 x 0,5 = 0,23 V4 = r2 t4 = 3,14 x (0,38)2 x 1 = 0,45 V5 = r2 t5 = 3,14 x (0,38)2 x 6 = 2,72 V6 = r2 t6 = 3,14 x (0,38)2 x 1 = 0,45 V7 = r2 t7 = 3,14 x (0,38)2 x 1,5 = 0,68 V8 = r2 t8 = 3,14 x (0,38)2 x 1 = 0,45 V9 = r2 t9 = 3,14 x (0,38)2 x 1,5 = 0,68 V10 = r2 t10 = 3,14 x (0,38)2 x 2 = 0,9 Konsumsi O2 permenit =
1,71x10 0,0857

tabung respirometer kemudian dimasukkan eosin yang berfungsi untuk mengikat O2, namun eosin harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas sebelum dimasukkan ke dalam tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan belalang dengan zat kimia karena belalang akan mati bila bersentuhan dengan eosin. Kemudian pada ujung pipa kapiler diberi cairan untuk memisahkan udara yang ada di dalam tabung dan udara yang ada di luar tabung. Pernapasan pada belalang dengan menggunakan trakea dimana udara yang ada masuk secara difusi, penyebab terjadinya difusi pada belalang karena dalam proses respirasi khususnya pada belalang, O2 agar dapat dipindahkan dari lingkungan ke dalam tubuh melintasi membran respirasi yang permukaannya pada tiap serangga tidak sama dan juga membran ini mengandung kapiler, sehingga agar masuk ke dalam tubuh serangga harus melalui mekanisme difusi secara pasif. Sistem pernapasan trakea pada serangga yaitu udara masuk melalui stigma, dan masuk ke dalam trakea, terlebih dahulu udara ini disaring oleh rambut-rambut halus yang terdapat pada stigma sehingga udara dan debu dapat dipisahkan. Karena adanya kontraksi tubuh yang menjadikan tubuh serangga kembang kempis sehingga pembuluh trakea ikut kembang kempis. Akibatnya udara dapat beredar keseluruh bagian sel tubuh dan diedarkan oleh trakeolus yaitu cabang-cabang kecil trakea yang menembus jaringan kecil. Pada proses respirasi ditandai dengan bergeraknya air pada pipa kapiler. Persamaan reaksi antara eosin dan CO2 yaitu:

VI. KESIMPULAN
1. Respirasi adalah suatu proses pengambilan oksigen dan CO2 untuk proses pembakaran (oksidasi). 2. Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah O2 yang dikonsumsi permenit adalah 199,42 cm3/gr. 3. Untuk mempercepat proses respirasi ditambahkan eosin karena mempunyai kekampuan untuk mengikat CO2.

= 199,42

V. ANALISIS DATA
Pada praktikum repirasi kali ini menggunakan belalang yang dimasukkan ke dalam respirometer. Belalang ini dimasukkan ke dalam

VII. DAFTAR PUSTAKA Ibayati, dkk. 1995. Biologi SMU. Ganexa Exact Bandung. Bandung. Kimbal, J.W. 1992. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Priwirohartono, S dan Suharjono, H. 1996. Sains Biologi 3a. Bumi Aksara. Jakarta. Suntoro, S.S. 1994. Anatomi Hewan Materi Pokok Modul 1-6. Universitas Terbuka. Jakarta. Wulangi, K.S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. DepDikBud. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai