Anda di halaman 1dari 111

Jaringan Komputer

Hilal H. Nuha MT.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 1. Arsitektur, Sejarah, Standarisasi dan Trend


Zaman sekarang, Internet dan World Wide Web (WWW) sangat populer di seluruh dunia. Banyak masyarakat yang membutuhkan aplikasi yang berbasis Internet, seperti E-Mail dan akses Web melalui internet. Sehingga makin banyak aplikasi bisnis yang berkembang berjalan di atas internet. Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan protokol yang melandasi internet dan jaringan dunia. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang protokol TCP/IP, bagaimana internet terbentuk, dan bagaimana perkembangannya kedepan.

1.1. Model Arsitektur TCP/IP


Protokol TCP/IP terbentuk dari 2 komponen yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP).

1.1.1. Internetworking
Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network), dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.

Gambar 1.1 Contoh Internet Dimana keduanya terlihat dalam sama sebagai 1 logikal jaringan Internet dapat digolongkan menjadi beberapa group jaringan, antara lain: Backbone: Jaringan besar yang menghubungkan antar jaringan lainnya. Contoh : NSFNET yang merupakan jaringan backbone dunia di Amerika, EBONE yang merupakan jaringan backbone di Eropa, dan lainnya. Jaringan regional, contoh: jaringan antar kampus. http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Jaringan yang bersifat komersial dimana menyediakan koneksi menuju backbone kepada pelanggannya. Jaringan lokal, contoh: jaringan dalam sebuah kampus. Aspek lain yang penting dari TCP/IP adalah membentuk suatu standarisasi dalam komunikasi. Tiap-tiap bentuk fisik suatu jaringan memiliki teknologi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pemrograman atau fungsi khusus untuk digunakan dalam komunikasi. TCP/IP memberikan fasilitas khusus yang bekerja diatas pemrograman atau fungsi khusus tersebut dari masing-masing fisik jaringan. Sehingga bentuk arsitektur dari fisik jaringan akan tersamarkan dari pengguna dan pembuat aplikasi jaringan. Dengan TCP/IP, pengguna tidak perlu lagi memikirkan bentuk fisik jaringan untuk melakukan sebuah komunikasi. Sebagai contoh pada Gambar 1.1, untuk dapat berkomunikasi antar 2 jaringan, diperlukan komputer yang terhubung dalam suatu perangkat yang dapat meneruskan suatu paket data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain. Perangkat tersebut disebut Router. Selain itu router juga digunakan sebagai pengarah jalur (routing). Untuk dapat mengidentifikasikan host diperlukan sebuah alamat, disebut alamat IP (IP address). Apabila sebuah host memiliki beberapa perangkat jaringan (interface), seperti router, maka setiap interface harus memiliki sebuah IP address yang unik. IP address terdiri dari 2 bagian, yaitu :

IP address = <nomer jaringan><nomer host>

1.1.2. Lapisan (layer) pada Protokol TCP/IP


Seperti pada perangkat lunak, TCP/IP dibentuk dalam beberapa lapisan (layer). Dengan dibentuk dalam layer, akan mempermudah untuk pengembangan dan pengimplementasian. Antar layer dapat berkomunikasi ke atas maupun ke bawah dengan suatu penghubung interface. Tiap-tiap layer memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda dan saling mendukung layer diatasnya. Pada protokol TCP/IP dibagi menjadi 4 layer, tampak pada Gambar 1.2.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 1.2. Protokol TCP/IP Layer Aplikasi (Aplications) Layer aplikasi digunakan pada program untuk berkomunikasi menggunakan TCP/IP. Contoh aplikasi antara lain Telnet dan File Transfer Protocol (FTP). Interface yang digunakan untuk saling berkomunikasi adalah nomer port dan socket. Layer transport memberikan fungsi pengiriman data secara end-to-end ke sisi remote. Aplikasi yang beragam dapat melakukan komunikasi secara serentak (simulaneously). Protokol pada layer transport yang paling sering digunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP), dimana memberikan fungsi pengiriman data secara connection oriented, pencegahan duplikasi data, congestion control dan flow control. Protokol lainnya adalah User Datagram Protocol (UDP), dimana memberikan fungsi pengiriman connectionless, jalur yang tidak reliabel. UDP banyak digunakan pada aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan dapat metoleransi terhadap kerusakan data. Layer Internetwork biasa disebut juga layer internet atau layer network, dimana memberikan vitual network pada internet. Internet Protocol (IP) adalah protokol yang paling penting. IP memberikan fungsi routing pada jaringan dalam pengiriman data. Protokol lainnya antara lain : IP, ICMP, IGMP, ARP, RARP Layer network interface disebut juga layer link atau layer datalink, yang merupakan perangkat keras pada jaringan. Contoh : IEEE802.2, X.25, ATM, FDDI, dan SNA.

Layer Transport

Layer Internetwork

Layer Network Interface

Secara detail dapat digambarkan pada Gambar 1.3.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 1.3. Detail dari Model Arsitektur

1.1.3. Aplikasi TCP/IP


Level tertinggi pada layer TCP/IP adalah aplikasi. Dimana layer ini melakukan komunikasi sehingga dapat berinteraksi dengan pengguna. Karakteristik dari protokol aplikasi antara lain: Merupakan program aplikasi yang dibuat oleh pengguna, atau aplikasi yang merupakan standar dari produk TCP/IP. Contoh aplikasi yang merupakan produk dari TCP/IP antara lain : o o o o TELNET, terminal interaktif untuk mengakses suatu remote pada internet. FTP (File Transfer Protocol), transfer file berkecepatan tinggi antar disk. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), sistem bersurat di internet dll

Menggunakan mekanisme TCP atau UDP. Menggunakan model interaksi client/server.

1.1.3.1. Model Client/Server


TCP adalah peer-to-peer, protokol yang bersifat connection-oriented. Tidak ada hubungan tuan dan budak (master/slave), tetapi banyak aplikasi yang bersifat client/server. SERVER adalah aplikasi yang memberikan pelayanan kepada user internet. CLIENT adalah yang meminta pelayanan. Aplikasi bisa memiliki bagian server dan bagian client, dimana dapat berjalan secara bersamaan dalam 1 sistem. Server merupakan progam yang dapat menerima permintaan (request), melakukan pelayanan yang diminta, kemudian mengembalikan sebagai reply. Server dapat melayani multi request bersamaan.

Gambar 1.4. Model Client-Server

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Server bekerja dengan cara menunggu request pada port yang sudah terdaftar, sehingga client dapat dengan mudah mengirimkan data ke port pada server.

1.1.4. Bridge, Router dan Gateway


Ada beberapa cara untuk memberikan koneksi ke jaringan. Pada internetworking dapat dilakukan dengan router. Pada bagian ini akan dibedakan antara bridge, router dan gateway dalam mengakses jaringan. Bridge: Menghubungkan jaringan pada layer network interface dan meneruskan frame. Bridge juga berfungsi sebagai MAC relay. Bridge juga transparant terhadap IP, artinya apabila suatu host mengirim IP datagram ke host yang lain, IP tidak akan di awasi oleh bridge dan langsung cross ke host yang dituju. Router: Menghubungkan jaringa pada layer internetwork dan mengarahkan jalur paket data. Router mampu memilih jalur yang terbaik untuk pengiriman data, karena memiliki routing. Dikarenakan router tidak transparant terhadap IP, maka router akan meneruskan paket berdasarkan alamat IP dari data. Gateway: Menghubungkan jaringan pada layer diatas router dan bridge. Gateway mendukung pemetaan alamat dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain. Gateway merupakan pintu keluar suatu host menuju ke jaringan diluar.

1.2. Sejarah Internet


Jaringan mulai dibangun pada kisaran tahun 60an dan 70an, dimana mulai banyak penelitian tentang paket-switching, collision-detection pada jaringan lokal, hirarki jaringan dan teknik komunikasi lainnya. Semakin banyak yang mengembangkan jaringan, tapi hal ini mengakibatkan semakin banyak perbedaan dan membuat jaringan harus berdiri sendiri tidak bisa dihubungkan antar tipe jaringan yang berbeda. Sehingga untuk menggabungkan jaringan dari group yang berbeda tidak bisa terjadi. Terjadi banyak perbedaan dari interface, aplikasi dan protokol. Situasi perbedaan ini mulai di teliti pada tahun 70an oleh group peneliti Amerika dari Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Mereka meneliti tentang internetworking, selain itu ada organisasi lain yang juga bergabung seperti ITU-T (dengan nama CCITT) dan ISO. Tujuan dari penelitian tersebut membuat suatu protokol, sehingga aplikasi yang berbeda dapat berjalan walaupun pada sistem yang berbeda. Group resmi yang meneliti disebut ARPANET network research group, dimana telah melakukan meeting pada oktober 1971. Kemudian DARPA melanjukan penelitiannya tentang host-to-host protocol dengan menggunakan TCP/IP, sekitar tahun 1978. Implementasi awal internet pada tahun 1980, dimana ARPANET menggunakan TCP/IP. Pada tahun 1983, DARPA memutuskan agar semua komputer terkoneksi ke ARPANET menggunakan TCP/IP. DARPA mengontak Bolt, Beranek, and Newman (BBN) untuk membangun TCP/IP untuk Berkeley UNIX di University of California di Berkeley, untuk mendistribusikan kode sumber bersama dengan sistem operasi Berkeley Software Development (BSD), pada tahun 1983 (4.2BSD). Mulai saat itu, TCP/IP menjadi terkenal di seluruh universitas dan badan penelitian dan menjadi protokol standar untuk komunikasi.

1.2.1. ARPANET
Suatu badan penelitian yang dibentuk oleh DARPA, dan merupakan grand-daddy of packet switching. ARPANET merupakan awal dari internet. ARPANET menggunakan komunikasi 56Kbps tetapi karena perkembangan akhirnya tidak mampu mengatasi trafik jaringan yang berkembang tersebut. 1.2.2. NFSNET NSFNET, National Science Foundation (NSF) Network. Terdiri dari 3 bagian internetworking di Amerika, yaitu :

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

o o o

Backbone, jaringan yang terbentuk dari jaringan tingkat menengah (mid-level) dan jaringan supercomputer. Jaringan tingkat menengah (mid-level) terdiri dari regional, berbasis disiplin dan jaringan konsorsium superkomputer. Jaringan kampus, akademik maupun komersial yang terhubung ke jaringan tingkat menengah.

1.2.3. Penggunaan Internet secara komersial


Penggunaan internet berawal dari Acceptable Use Policy (AUP) tahun 1992, dimana menyebutkan internet dapat digunakan untuk komersial. Internet Service Provider mulai membangun bisnis diantaranya PSINet dan UUNET, kemudian menyusul CERFNet dan membentuk Commercial Internet Exchange (CIX). Keberadaan internet makin berkembang dan semakin banyak public exchange point (IXP), dapat dilihat di : http://www.ep.net.

1.2.4. Internet2
Perkembangan internet disusul dengan project internet2 yang merupakan Next Generation Internet (NGI). Tujuan dari internet2 antara lain : Mendemostrasikan aplikasi baru yang dapat meningkatkan peneliti untuk melakukan kolaborasi dalam penelitian Membangun advanced communication infrastructures Menyediakan middleware dan perangkat development Mendukung QoS untuk penelitian dan komuniti pendidikan Mempromosikan next generation dari teknologi komunikasi Mengkoordinasi standarisasi Mengkapitalisasi sistem partner antara pemerintah dan sektor organisasi Melakukan perubahan jaringan dari internet ke internet2 Mempelajari efek samping dari infrastruktur yang baru pada pendidikan tinggi dan komunitas internet Informasi tentang internet2 dapat dilihat di http://www.internet2.edu

1.2.5. Model Referensi dari Open System Interconnection (OSI)


OSI (Open System Interconnection) model (ISO 7498) mendifinisikan 7 layer model dari komunikasi data.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 1.5. Model Referensi OSI Tiap layer memiliki fungsi yang saling terhubung dengan layer di atasnya.

1.3. Standarisasi TCP/IP


TCP/IP semakin popular diantara developer dan pengguna, karena itu perlu adanya standarisasi. Standarisasi di kelola oleh Internet Architecture Board (IAB) IAB mengacu pada Internet Engineering Task Force (IETF) untuk membuat standar baru. Dimana standarisasi menggunakan RFC. Untuk Internet Standar Process, menggunakan RFC 2026 The Internet Standard Process Revision 3, dimana didalamnya berisi tentang protokol, prosedur, dan konvensi yang digunakan dari oleh internet.

1.3.1. Request For Comment (RFC)


Internet Protocol suite masih dikembangkan dan perkembangannya menggunakan mekanisme Request For Comment (RFC). Protokol baru yang dikembangkan oleh peneliti akan diajukan dalam bentuk Internet Draft (ID). Kemudian akan di evaluasi oleh IAB. Apabila disetujui maka akan lahir RFC dengan seri baru untuk aplikasi atau protokol tersebut, sehingga developer dapat menggunakan standar tersebut.

1.3.2. Internet Standard


Proposal standar, draft standar, dan protokol standar merupakan bagian dari Internet Standard Track. Setelah proposal diakui maka proposal tersebut akan memiliki nomer, yang disebut standard number (STD). Contoh : Domain Name Systems (DNS) menggunakan STD 13 dan dijelaskan pada RFC 1034 dan 1035, sehingga dapat dituliskan STD-13/RFC1034/RFC1035. Untuk info lengkapnya dapat diakses di http://www.ietf.org

1.4. Internet Masa Depan


Mencoba untuk memperkirakan penggunaan internet dimasa mendatang adalah tidak mudah. Karena itu pada bagian ini akan diberikan contoh kecil penggunaan internet untuk masa depan.

1.4.1. Aplikasi Multimedia


Penggunaan bandwidth semakin lama akan semakin efisien, banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mengatur penggunaan bandwidth salah satunya Dense Wave Division Multiplexing (DWDM). Penggunaan bandwidth banyak digunakan pada aplikasi multimedia, antara lain Voice over Internet Protocol (VoIP) dan masih banyak lagi lainnya, bahkan untuk video conference.Sekarang untuk mendengarkan lagu dengan internet sudah dapat kita rasakan, dan dikedepannya akan dimungkinkan semua perangkat terkoneksi melalui internet dan masih banyak lagi lainnya. Atau mungkin anda sendiri akan diberi IP Address... ???

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

1.4.2. Penggunaan untuk komersial


Penggunaan teknologi Virtual Private Networking (VPN) semakin banyak digunakan oleh perusahaan. VPN digunakan untuk mengamankan komunikasi yang digunakan oleh sebuah perusahaan. Misal untuk Virtual meeting.

1.4.3. Wireless Internet


Penggunaan aplikasi tanpa kabel sangat meningkatkan mobilitas seseorang, sehingga kebutuhan internet wireless akan semakin populer. Dengan adanya teknologi bluetooth, Wifi IEEE802.11, Wi-MAX dan yang lainnya akan mendukung internet tanpa kabel.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 2. Model Referensi OSI


OSI adalah referensi komunikasi dari Open System Interconnection. OSI model digunakan sebagai titik referensi untuk membahas spesifikasi protokol.

2.1. Layer pada OSI


OSI model terdiri dari 7 layer. Dimana bagian atas dari layernya (layer 7,6,dan 5) difokuskan untuk bentuk pelayanan dari suatu aplikasi. Sedangkan untuk layer bagian bawahnya (layer 4, 3, 2 dan 1) berorientasikan tentang aliran data dari ujung satu ke ujung yang lainnya. Tabel 2.1. Model Referensi OSI Fungsi Contoh Aplikasi yang saling Telnet, HTTP, FTP, WWW berkomunikasi antar komputer. Browser, NFS, SMTP, SNMP Aplikasi layer mengacu pada pelayanan komunikasi pada suatu aplikasi. Pada layer bertujuan untuk JPEG, ASCII, mendefinisikan format data, MPEG, MIDI seperti ASCII text, binary dan JPEG. TIFF, GIF,

Nama layer Aplikasi


(layer 7)

Presentasi (Layer 6) Sesi (Layer 5)

Sesi layer mendefinisikan RPC, SQL, NFS, SCP bagaimana memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (biasa disebut session)

Transport (Layer 4)

Pada layer 4 ini bisa dipilih TCP, UDP, SPX apakah menggunakan protokol yang mendukung error recovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang, mengurutkan data yang datang apabila datangnya tidak berurutan. Layer ini mendefinisikan IP, IPX, Appletalk DDP pengiriman data dari ujung ke ujung. Untuk melakukan pengiriman pada layer ini juga melakukan pengalamatan. Mendifinisikan pengiriman jalur (routing).

Network (Layer 3)

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Data Link (layer 2)

Layer ini mengatur pengiriman IEEE 802.2/802.3, HDLC, Frame data dari interface yang berbeda. relay, PPP, FDDI, ATM Semisal pengiriman data dari ethernet 802.3 menuju ke Highlevel Data Link Control (HDLC), pengiriman data WAN. Layer ini mengatur tentang EIA/TIA-232, V35, EIA/TIAbentuk interface yang berbeda- 449, V.24, RJ45, Ethernet, NRZI, beda dari sebuah media NRZ, B8ZS transmisi. Spesifikasi yang berbeda misal konektor, pin, penggunaan pin, arus listrik yang lewat, encoding, sumber cahaya dll

Physical (Layer 1)

2.2. Konsep dan Kegunaan Layer


Banyak kegunaan yang didapat dari pembagian fungsi menjadi yang lebih kecil atau yang disebut layer. Kegunaan yang pasti adalah mengurangi kompleksitas, sehingga dapat didefinisikan lebih detil. Contoh kegunaannya antara lain: Manusia dapat membahas dan mempelajari tentang protokol secara detil Membuat perangkat menjadi bentuk modular, sehingga pengguna dapat menggunakan hanya modul yang dibutuhkan Membuat lingkungan yang dapat saling terkoneksi Mengurangi kompleksitas pada pemrograman sehingga memudahkan produksi Tiap layer dapat diberikan pembuka dan penutup sesuai dengan layernya Untuk berkomunikasi dapat dengan segera menggunakan layer dibawahnya.

2.2.1. Layer Aplikasi


Pada layer ini berurusan dengan program komputer yang digunakan oleh user. Program komputer yang berhubungan hanya program yang melakukan akses jaringan, tetapi bila yang tidak berarti tidak berhubungan dengan OSI. Contoh: Aplikasi word processing, aplikasi ini digunakan untuk pengolahan text sehingga program ini tidak berhubungan dengan OSI. Tetapi bila program tersebut ditambahkan fungsi jaringan misal pengiriman email, maka aplikasi layer baru berhubungan disini. Sehingga bila digambar dapat digambar seperti Gambar 2.1. http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 2.1 Layer Aplikasi

2.2.2. Layer Presentasi


Pada layer ini bertugan untuk mengurusi format data yang dapat dipahami oleh berbagai macam media. Selain itu layer ini juga dapat mengkonversi format data, sehingga layer berikutnya dapat memafami format yang diperlukan untuk komunikasi. Contoh format data yang didukung oleh layer presentasi antara lain : Text, Data, Graphic, Visual Image, Sound, Video. Bisa digambarkan seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Format data pada layer presentasi Selain itu pada layer presentasi ini juga berfungsi sebagai enkripsi data.

2.2.3. Layer Sesi (Session)


Sesi layer mendefinisikan bagaimana memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (biasa disebut session). Contoh layer session : NFS, SQL, RPC, ASP, SCP

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 2.3 Mengkoordinasi berbagai aplikasi pada saat berinteraksi antar computer

2.2.4. Layer Transport


Pada layer 4 ini bisa dipilih apakah menggunakan protokol yang mendukung error-recovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang, mengurutkan data yang datang apabila datangnya tidak berurutan. Pada layer ini juga komunikasi dari ujung ke ujung (end-to-end) diatur dengan beberapa cara, sehingga urusan data banyak dipengaruhi oleh layer 4 ini.

Gambar 2.4 Fungsi transport layer Fungsi yang diberikan oleh layer transport : Melakukan segmentasi pada layer atasnya Melakukan koneksi end-to-end Mengirimkan segmen dari 1 host ke host yang lainnya Memastikan reliabilitas data

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2.2.4.1. Melakukan segmentasi pada layer atasnya


Dengan menggunakan OSI model, berbagai macam jenis aplikasi yang berbeda dapat dikirimkan pada jenis transport yang sama. Transport yang terkirim berupa segmen per segmen. Sehingga data dikirim berdasarkan first-come first served.

Gambar 2.5 Segmentasi pada layer transport

2.2.4.2. Melakukan koneksi end-to-end


Konsepnya, sebuah perangkat untuk melakukan komunikasi dengan perangkat lainnya, perangkat yang dituju harus menerima koneksi terlebih dahulu sebelum mengirimkan atau menerima data. Proses yang dilakukan sebelum pengiriman data, seperti pada Gambar 2.6: - Pengirim (sender) mengirimkan sinyal Synchronize terlebih dulu ke tujuan - Penerima (receiver) mengirimkan balasan dengan sinyal Negotiate Connection - Penerima mengirimkan Synchronize ulang, apa benar pengirim akan mengirimkan data - Pengirim membalas dengan sinyal Acknowledge dimana artinya sudah siap untuk mengirimkan data - Connection establish - Kemudian segmen dikirim

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 2.6 Proses pembentukan koneksi

2.2.4.3. Mengirimkan segmen dari 1 host ke host yang lainnya


Proses pengiriman yang terjadi pada layer transport berupa segmen, sedangkan pada layer bawahnya berupa paket dan pada layer 2 berupa frame dan dirubah menjadi pengiriman bit pada layer 1. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Pengiriman segmen, paket, frame, dan bit

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2.2.4.4. Memastikan reliabilitas data


Pada waktu pengiriman data sedang berjalan, kepadatan jalur bisa terjadi (congestion). Alasan terjadinya congestion antara lain: komputer berkecepatan tinggi mengirimkan data lebih cepat dari pada jaringannya, apabila beberapa komputer mengirimkan data ke tujuan yang sama secara simultan. Untuk mengatasi hal tersebut setiap perangkat dilengkapi dengan yang namanya control aliran (flow control). Dimana apabila ada pengirim yang mengirimkan data terlalu banyak, maka dari pihak penerima akan mengirmkan pesan ke pengirim bahwa jangan mengirim data lagi, karena data yang sebelumnya sedang di proses. Dan apabila telah selesai diproses, si penerima akan mengirimkan pesan ke pengirim untuk melanjutkan pengiriman data. Ilustrasi flow control dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Flow Control

Dinamakan data yang reliabel artinya paket data datang sesuai dengan urutan pada saat dikirimkan. Protokol akan gagal apabila terjadi paket yang hilang, rusak, terjadi duplikasi, atau menerima paket data dengan urutan yang berbeda. Untuk memastikan data yang terkirim, si penerima harus mengirimkan acknowledge untuk setiap data yang diterima pada segmen. Contoh: Pengirim mengirimkan data dengan format window segmen sebesar 1, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 2. Apabila pengirm mengirimkan data dengan format window segmen sebesar 3, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 4 apabila penerimaan data benar. Ilustrasi dapat dilihar di Gambar 2.9.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 2.9 Sistem windowing Teknik konfirmasi data dengan acknowledge bekerja mengirimkan informasi data mana yang terjadi kesalahan. Contoh pada Gambar 2.10 apabila data nomer 5 yang rusak maka si penerima akan memberikan acknowledge ke pengirim no 5, dan si pengirim akan mengirmkan ulang data segmen no 5.

Gambar 2.10 Acknowledge 2.2.5. Layer Network Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing. Pengalamatan pada layer network merupakan pengalamatan secara logical, Contoh penggunaan alamat IP seperti pada Gambar 2.11.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 2.11 Pengalamat logic dan fisik Routing digunakan untuk pengarah jalur paket data yang akan dikirim. Dimana routing ada 2 macam yaitu Routed dan Routing Protocol.

Gambar 2.12 Untuk menuju ke tujuan lain menggunakan Routing

2.2.6. Layer Data Link


Fungsi yang diberikan pada layer data link antara lain : - Arbitration, pemilihan media fisik - Addressing, pengalamatan fisik - Error detection, menentukan apakah data telah berhasil terkirim - Identify Data Encapsulation, menentukan pola header pada suatu data

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2.2.6.1. Arbitrasi
Penentuan waktu pengiriman data yang tepat apabila suatu media sudah terpakai, hal ini perlu melakukan suatu deteksi sinyal pembawa. Pada Ethernet menggunakan metode Carrier Sense Multiple Access / Collision Detection (CSMA/CD ).

Gambar 2.13 CSMA/CD Pada jaringan yang dapat melakukan akses secara bersamaan simultan. Maka bila Host A mengirimkan data ke Host D, maka Host B dan C akan melakukan deteksi jalur, dan apabila jalur sedang dipakai maka Host B dan C akan menunggu terlebih dahulu. Hal ini dapat mencegah terjadinya collision. Ilustrasi seperti pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Collision

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2.2.6.2. Addressing
Pengalamatan yang dilakukan pada layer data link bersifat fisik, yaitu menggunakan Media Access Control (MAC). MAC ditanamkan pada interface suatu perangkat jaringan.MAC berukuran 48bit dengan format 12 heksadesimal.

Gambar 2.15 Media Access Control (MAC)

2.2.6.3. Error Detection


Teknik yang digunakan adalah Frame Check Sequence (FCS) dan Cyclic Redundancy Check (CRC).

2.2.6.4. Identify Data Encapsulation


Mengidentifikasikan format data yang lewat apakah termasuk ehternet, token ring, framerelay dan sebagainya.

Protokol Data Link 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring Ethernet (DIX) HDLC Frame Relay RFC 2427 Frame Relay RFC 2427 Frame Relay RFC 2427

Tabel 2.2 Tipe Protokol Encoding Bagian (Field) Header DSAP Header 802.2

Ukuran 1 byte 1 byte 2 byte 2 byte 2 byte 1 byte 2 byte / ID 2 byte

SSAP Protocol Type Ethertype Cisco proprietary NLPID L2 / L3 protocol SNAP Protocol Type

Header 802.2 Header SNAP Header Ethernet Extra Cisco Header RFC1490 ID Q.933 Header SNAP

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2.3. Interaksi antar Layer pada OSI


Proses bagaimana komputer berinteraksi dengan menggunakan layer pada OSI, mempunyai dua fungsi umum, antara lain : Tiap layer memberikan pelayanan pada layer di atasnya sesuai dengan spesifikasi protokolnya Tiap layer mengirimkan informasi komunikasi melalui software dan hardware yang sama antar komputer.

Komunikasi antar komputer pada OSI layer dapat digambarkan seperti Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Komunikasi antar Komputer pada OSI Layer Sebuah data dibuat oleh aplikasi pada host A, contoh seseorang menuliskan email. Pada tiap layer ditambahkan header dan dilanjutkan ke layer berikutnya (langkah 1 Gambar 2.16). Contoh : pada layer transport menyalurkan data dan header yang ditambahkannya ke layer network, sedangkan pada layer network ditambahkan header alamat tujuannya supaya data bisa sampai pada komputer tujuannya. Setelah aplikasi memuat data, software dan hardware pada komputer menambahkan header dan trailernya. Pada layer fisik dapat menggunakan medianya untuk mengirimkan sinyal untuk transmisi (langkah 2 Gambar 2.16). Disisi penerima (langkah 3 Gambar 2.16), Host B mulai mengatur interaksi antar layer pada host B. Panah keatas (langkah 4 Gambar 2.16) menunjukkan proses pemecahan header dan trailer sehingga pada akhirnya data dapat diterima oleh pengguna di host B. Apabila komunikasi yang terjadi antar 2 komputer masih harus melewati suatu media tertentu, semisal router. Maka bentuk dari interaksi OSI layer dapat dilihat seperti Gambar 2.17.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 2.17 Interaksi OSI Layer pada komunikasi melalui sebuah perantara, misal Router

2.4. Data Enkapsulasi


Konsep penempatan data dibalik suatu header dan trailer untuk tiap layer disebut enkapsulasi (encapsulation). Pada Gambar 2.16 terlihat pada tiap layer diberikan suatu header tambahan, kemudian ditambahkan lagi header pada layer berikutnya, sedangkan pada layer 2 selain ditambahkan header juga ditambahkan trailer. Pada layer 1 tidak menggunakan header dan trailer. Pada pemrosesan layer 5, 6 dan 7 terkadang tidak diperlukan adanya header. Ini dikarenakan tidak ada informasi baru yang perlu diproses. Sehingga untuk layer tersebut bisa dianggap 1 proses. Sehingga langkah-langkah untuk melakukan data enkapsulasi dapat dijabarkan sebagai berikut : Langkah 1 Membuat data artinya sebuah aplikasi memiliki data untuk dikirim Langkah 2 Paketkan data untuk di transportasikan artinya pada layer transport ditambahkan header dan masukkan data dibalik header. Pada proses ini terbentuk L4PDU. Langkah 3 Tambahkan alamat tujuan layer network pada data layer network membuat header network, dimana didalamnya terdapat juga alamat layer network, dan tempatkan L4PDU dibaliknya. Disini terbentuk L3PDU. Langkah 4 Tambahkan alamat tujuan layer data link pada data layer data link membuat header dan menempatkan L3PDU dibaliknya, kemudian menambahkan trailer setelahnya. Disini terbentu L2PDU. Langkah 5 Transmit dalam bentu bit pada layer fisikal, lakukan encoding pada sinyal kemudian lakukan pengiriman frame. Sehingga pemrosesannya akan mirip dengan model TCP/IP. Pada tiap layer terdapat LxPDU (Layer N Protocol Data Unit), dimana merupakan bentuk dari byte pada header-trailer pada data. Pada tiap-tiap layer juga terbentuk bentukan baru, pada layer 2 PDU termasuk header dan trailer disebut bentukan frame. Pada layer 3 disebut paket (packet) atau terkadang datagram. Sedangkan pada layer 4 disebut segmen (segment). Sehingga dapat digambarkan pada Gambar 2.18.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 2.19 Proses enkapsulasi pada pengiriman E-Mail

2.5. Model referensi OSI dan TCP/IP


Apabila dibandingkan antara model OSI dan model TCP/IP dapat digambarkan pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20 Perbandingan model OSI dan TCP/IP

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 3. Media Transmisi


3.1. Media Terarah (Guided Transmission Data)
Suatu media yang digunakan untuk mengirimkan data, dimana arah ujung yang satu dengan ujung yang lainnya sudah jelas, contoh : kabel. 3.1.1. Coaxial Kabel data yang menggunakan material tembaga dimana terdapat 2 bagian yaitu : - Kabel inti ditengah - Kabel serabut disisi samping dengan dipisahkan oleh suatu isolator

Gambar 3.1 Kabel Coaxial Kabel ini menggunakan konektor Bayonet Nut Connector (BNC) 3.1.2. Twisted Pair Kabel berpilin (Twisted Pair), menggunakan kabel berpasangan dimana tujuannya untuk menghilangkan efek crosstalk. Banyak digunakan untuk jaringan LAN, dikarenakan mampu mengirimkan bandwidth dengan jumlah yang besar.

Gambar 3.2 Twisted Pair Kabel ini menggunakan konektor seri Registered Jack (RJ), dan tergantung dari jenis kategorinya. Untuk kategori 2 menggunakan RJ11 sedangkan untuk kategori 5 keatas menggunakan RJ45.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Kategori (Category) CAT 1 CAT 2 CAT 3 CAT 4 CAT 5 CAT 5E CAT 6 CAT 6E CAT 7

Tabel 3.1 Daftar Kategori Kabel Berpilin Data rate maksimum Penggunaan 1 Mbps (1MHz) Analog voice, ISDN 4 Mbps Token Ring 16 Mbps Voice dan data 10BaseT 20 Mbps 16 Mbps Token Ring 100Mbps ATM 1000Mbps (4 pasang) 1000Mbps Ethernet Mencapai 400MHz Superfast broadband Mencapai 500MHz 10GBaseT Mencapai 1.2GHz Full Motion Video Teleradiology

Jenis kabel berpilin menurut pelindungnya dibagi menjadi : - Unshielded Twisted Pair (UTP)

Gambar 3.3 UTP - Shielded Twisted Pair (STP)

Gambar 3.4 STP - Screened Shielded Twisted Pair (S/STP)

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 3.5 S/STP - Screened Unshielded Twisted Pair (S/UTP) / Foiled Twisted Pair (FTP)

Gambar 3.6 S/UTP Untuk pemasangan kabelnya mengikuti aturan TIA/EIA-586-A/B

Gambar 3.7 TIA/EIA-586-B

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 3.8 TIA/EIA-586-A Apabila kedua ujung menggunakan aturan yang sama, kabel tersebut disebut Straight-Through, sedangkan bila berbeda disebut Cross-Over. 3.1.3. Fiber Optic Jenis kabel yang satu ini tidak menggunakan tembaga (cooper), melainkan serat optik. Dimana sinyal yang dialirkan berupa berkas cahaya. Mampu mengirimkan bandwidth lebih banyak. Banyak digunakan untuk komunikasi antar Backbone, LAN dengan kecepatan tinggi.

Gambar 3.29 (a) Tampak samping, (b) FO dengan 3 core Berdasarkan jumlah sumber cahaya yang masuk pada core FO, kabel FO dibagi menjadi 2 yaitu: - Multimode, jumlah sumber lebih dari 1. Menggunakan diameter core dengan ukuran 50 micron 100 micron - Singlemode, jumlah sumber 1. Menggunakan diameter core dengan ukuran 2 8 micron

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Tabel 3.1 Tipe Konektor FO


Connector Insertion Loss 0.50-1.00 dB Repeatability 0.20 dB Tipe Fiber SM, MM

Kegunaan Datacom, Telecommunications


Fiber Optic Network

FC
0.20-0.70 dB 0.20 dB SM, MM

FDDI
0.15 db (SM) 0.10 dB (MM) 0.2 dB SM, MM

High Density Interconnection

LC
0.30-1.00 dB 0.25 dB SM, MM

High Density Interconnection

MT Array
0.20-0.45 dB 0.10 dB SM, MM Datacom

SC
0.20-0.45 dB 0.10 dB SM, MM Datacom

SC Duplex
Typ. 0.40 dB (SM) Typ. 0.50 dB (MM) Typ. 0.40 dB (SM) Typ. 0.20 dB (MM)
SM, MM

Inter-/Intra-building, Security, Navy

ST

3.2. Media Tidak Terarah (Un-Guided Transmission Data)


Suatu media yang digunakan untuk mengirimkan data, dimana arah ujung yang satu dengan ujung yang lainnya tersebar, contoh : nirkabel (wireless). Komunikasi ini mengirimkan sinyal ke udara berdasarkan spektrum elektromagnetik

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 3.10 Spektrum Elektromagnetik 3.2.1. Transmisi Radio Perkembangan teknologi komunikasi radio sangat pesat, penggunaan wireless-LAN sudah semakin populer. Untuk mengirimkan data menggunakan komunikasi radio ada beberapa cara yaitu : a. Memancarkan langsung, sesuai dengan permukaan bumi b. Dipantulkan melalui lapisan atmosfir

Gambar 3.11 Komunikasi radio Komunikasi radio ini menggunakan frekuensi khusus supaya tidak mengakibatkan interference dengan penggunaan frekuensi lainnya, frekuensi yang boleh digunakan disebutn ISM band. ISM singkatan dari Industrial, Scientific and Medical. Frekuensi yang bisa digunakan antara lain : - 900 MHz - 2.4 GHz - 5.8 GHz

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 3.12 ISM Band Contoh penggunaan perangkat Wireless-LAN seperti pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Perangkat Wireless-LAN 3.2.2. Komunikasi Satelit Komunikasi ini digunakan untuk komunikasi jarak jauh atau antar benua. Dimana untuk menghubungkannya diperlukan teknologi satelit. Menurut jaraknya satelit bisa dikategorikan menjadi : - Geostationary

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

- Medium-Earth Orbit - Low-Earth Orbit

Gambar 3.14 Komunikasi Satelit Komunikasi satelit menggunakan frekuensi / band. Tabel 3.2 Frekuensi Kerja Satelit Band L S C Ku Ka Downlink 1.5 GHz 1.9 GHz 4.0 GHz 11 GHz 20 GHz Uplink 1.6GHz 2.2 GHz 6 GHz 14 GHz 30 GHz Bandwidth 15 MHz 70 MHz 500 MHz 500 MHz 3500 MHz Permasalahan Bandwidth rendah, saluran penuh Bandwidth rendah, saluran penuh Interferensi Teresterial Hujan Hujan, perangkat harga

Untuk menghubungi site yang lain, bisa dilakukan dengan Very Small Aperture Terminal (VSAT). VSAT adalah stasiun bumi 2 arah dengan antena parabola dengan diameter sekitar 3 10 meter.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 3.15 Komunikasi satelit dengan VSAT

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 4. Perangkat Jaringan


Bab ini berisikan tentang berbagai macam perangkat jaringan yang dapat dilalui oleh protocol TCP/IP, begitu juga dengan media transmisi yang digunakan hingga perangkat penyalurnya.

Gambar 4.1 Internetworking (WAN, MAN, LAN)

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 4.2 Perbandingan Jaringan Komputer

4.1. Network Interface


4.1.1. Local Area Network (LAN) LAN adalah jaringan komputer yang mencover area lokal, seperti rumah, kantor atau group dari bangunan. LAN sekarang lebih banyak menggunakan teknologi berdasar IEEE 802.3 Ethernet switch, atau dengan Wi-Fi. Kebanyakan berjalan pada kecepatan 10, 100, atau 1000 Mbps. Perbedaan yang menyolok antara Local Area Network (LAN) dengan Wide Area Network (WAN) adalah menggunakan data lebih banyak, hanya untuk daerah yang kecil, dan tidak memerlukan sewa jaringan. Walaupun sekarang ethernet switch yang paling banyak digunakan pada layer fisik dengan menggunakan TCP/IP sebagai protokol, setidaknya masih banyak perangkat lainnya yang dapat digunakan untuk membangun LAN. LAN dapat dihubungkan dengan LAN yang lain menggunakan router dan leased line untuk membentuk WAN. Selain itu dapat terkoneksi ke internet dan bisa terhubung dengan LAN yang lain dengan menggunakan tunnel dan teknologi VPN. Perangkat yang banyak digunakan LAN :

Gambar 4.3 Perangkat LAN Teknologi yang digunakan pada LAN :

Gambar 4.4 Teknologi LAN

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

4.1.1.1. Ethernet dan IEEE 802.x Local Area Network


Perangkat jaringan yang paling banyak digunakan dengan standarisasi IEEE 802.3, format data dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Format frame untuk Ethernet dan IEEE 802.3 Pada layer data link digunakan IEEE 802.2 yaitu Logical Link Controler (LLC) dimana digunakan pada Media Access Control (MAC). Beberapa teknologi Ethernet antara lain seperti pada Gambar 3.6.

Gambar 4.6 Ethernet IEEE 802.3 Untuk teknologi Ethernet digunakan format : [ x ][ y ][ z ] Contoh: 10BaseT, dimana artinya 10, adalah kecepatan dengan satuan Mbps. Selain 10 ada juga 100, 1000 Base, adalah teknologi yang digunakan berupa Baseband. Selain itu ada juga Broadband T, adalah Twisted Pair, dimana media yang digunakan adalah kabel berpilin (twisted pair)

A. Ethernet
Coax
http://kuliah-hhn.blogspot.com/

10Base-5
Disebut juga sebagai teknologi thick ethernet. Dimana perangkat yang digunakan seperti pada Gambar 3.7. Teknologi ini digunakan pada jaringan Token Ring (IEEE 802.5), dimana jaringan yang terbentuk seperti lingkaran.

Gambar 4.7 Ethernet 10Base5 Keterangan : - tap : tidak perlu memotong kabel - transceiver : digunakan sebagai pengirim / penerima, collision detection, dan isolasi electric - AUI : Attachment User Interface - Digunakan untuk jaringan backbone - Jarak maksimum untuk tiap segmen = 500m - Jumlah maksimum host per segmen = 100 - Jarak minimum antar 2 station = 2.5m - Jarak maksimum antar 2 station = 2.8km

10Base-2
Disebut juga sebagai teknologi thin ethernet. Dimana perangkat yang digunakan seperti pada Gambar 4.8.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 4.8 Ethernet 10Base2 Keterangan : - Menggunakan BNC konektor - Digunakan pada LAN perkantoran - Jarak maksimum segmen = 185m - Jumlah maksimum station per segmen = 30 - Jarak minimum antar 2 station = 0.5m - Jarak maksimum antar 2 station = 925m

Tembaga (cooper) 10Base-T


Teknologi jaringan untuk LAN dimana menggunakan hub sebagai repeater. Ilustrasi Ethernet 10BaseT seperti pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Ethernet 10BaseT Apabila menggunakan T berarti menggunakan media Twisted Pair, dan bila menggunakan F berarti menggunakan media Fiber Optic. Untuk perangkat disisi pengguna disebut juga Network Interface Card (NIC). Fiber 10Base-F Teknologi yang menggunakan fiber optic dan banyak digunakan untuk menghubungkan antar gedung. Jarak maksimum segmen yang diperbolehkan adalah 2000m.

B. Fast Ethernet
Copper 100Base-T2 Data dikirimkan melalui 2 pasang kabel tembaga 100Base-T4

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Jaringan ethernet dengan kecepatan hingga 100 (fast ethernet). Jarak maksimum per segmen adalah 100m dengan menggunakan kabel twisted pair kategori 3. 100Base-Tx Jaringan ehternet berkecepatan tinggi 100Mbps. Jarak maksimum persegmen adalah 100m full duplex. Jaringan ini menggunakan kabel twisted pair. Fiber 100Base-FX Jaringan ehternet berkecepatan tinggi 100Mbps. Jarak maksimum per segmen adalah 2000m full duplex dengan menggunakan media 2 kabel fiber optik. 100Base-SX Jaringan ethernet menggunakan 2 kabel fiber optik untuk transmit dan receive dengan jarak maksimum 300m 100Base-BX Jaringan ethernet menggunakan 1 kabel fiber optik dengan tipe singlemode.

C. Gigabit Ethernet
Fiber 1000Base-SX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media fiber optik dengan jarak maksimum per segmen 550m. Fiber optik yang digunakan adalah tipe multimode (50, 62.5 mikron) 1000Base-LX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media fiber optik dengan jarak maksimum per segmen hingga 5000m. Fiber optic yang digunakan adalah tipe singlemode (10 mikron) atau multimode (50, 62.5 mikron) 1000Base-CX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media kabel Twisted Pair yaitu 2 pasang STP. Jarak maksimum per segmen adalah 25m. Cooper 1000Base-TX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media kabel Twisted Pair yaitu 4 pasang UTP. Jarak maksimum per segmen adalah 100m.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

D. 10Gigabit Ethernet
Fiber LAN Phy 10GBase-SR Jaringan 10Gigabit untuk jarak pendek (short-range), digunakan untuk jarak 26m hingga 82m. Bisa mencapai 300m apabila menggunakan 50um 2000MHz-km multimode FO 10GBase-LRM Mencapai jarak 220m dengan menggunakan FDDI-grade 62.5 m multimode FO. 10GBase-LR Mencapai jarak 10km dengan menggunakan 1310 nm single-mode FO 10GBase-ER Mencapai jarak 40km dengan menggunakan 1550 nm single-mode FO 10GBase-LX4 Jaringan 10Gigabit dengan menggunakan teknologi wavelength division multiplexing hingga mencapai jarak 240m 300m. Bisa mencapai 10km dengan menggunakan FO single-mode dengan ukuran 1310nm. WAN Phy 10GBase-SW, 10GBase-LW, dan 10GBase-EW digunakan untuk jaringan WAN, digunakan bersama dengan OC-192/STM-64 SDH/SONET. Cooper 10GBase-CX4 Menggunakan 4 jalur kabel tembaga, hingga mencapai 15m. 10GBase-T Menggunakan kabel UTP / STP dengan category 6 dan 7.

E. Hub, Switch dan Router


Perangkat yang digunakan untuk teknologi ini antara lain: - Hub, Repeater: perangkat ini bekerja pada layer 1 - Switch, bridge: perangkat ini bekerja pada layer 2 - Router: perangkat ini bekerja pada layer 3 Sehingga menurut OSI layer perangkat yang dapat digunakan seperti pada Gambar 4.10.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 4.10 Perangkat Jaringan sesuai dengan Layer Perbedaan cara kerja Hub dan Switch dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.

Gambar 4.11 Cara kerja HUB

Gambar 4.12 Cara kerja Switch

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

4.1.2. Token Ring Token Ring dikembangkan oleh IBM pada tahun 1980 dan menjadi standar IEEE 802.5. Menjadi berkembang setelah melebihi kemampuan dari 10Base-T. Token ring merupakan jaringan bertopologi star, dengan Multistation Access Unit (MAU) sebagai pusat jaringan. MAU berfungsi seperti HUB hanya saja data bergerak dengan 1 arah. Data bergerak seperti lingkaran pada MAU.

Gambar 4.13 Token Ring Untuk mengakses jaringan diperlukan yang namanya token. Token dilempar ke jaringan dan akan menerima data dengan dikirimkan kembali ke token si pengirim. Dengan adanya teknologi switch pada Ethernet, token ring menjadi tidak banyak digunakan.

4.1.3. Fiber Distribution Data Interface (FDDI) FDDI merupakan standar untuk jaringan fiber optik dengan kecepatan 100Mbps. Pada OSI Model FDDI diilustrasikan seperti pada Gambar 3.14. RFC yang menerangkan FDDI adalah RFC 1188.

FDDI bekerja dengan menggunakan 2 jalur berbentuk RING, dimana apabila terjadi kerusakan pada suatu station maka pada station sebelumnya akan membuat loopback sehingga jaringan tidak terputus.

Gambar 4.14 Cara kerja FDDI

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

4.2. Wide Area Network (WAN)


WAN adalah jaringan komputer dimana memiliki cakupan daerah yang lebih luas. Contoh dari WAN adalah internet. Jenis koneksi WAN dapat dibedakan menjadi

Akronim WAN POTS ISDN

Nama WAN Plain Old Telephone Service Integrated Services Digital Network X.25 Frame Relay Asynchronous Transfer Mode Switched Multimegabit Data Service T1, T3, E1, E3 Digital Subcriber Line Modem

Bandwidth Maksimum 4 KHz analog 128 Kbps

Penggunaan Standar Data dan voice secara bersamaan Radio Paket, workshore Flexible workshore High Power network MAN, variant dari ATM Telecomunication Teknologi baru melalui line telepon Teknologi lama yang menggunakan jalur telepon TV Kabel Microwave & link dengan laser Microwave & link dengan laser Jaringan cepat menggunakan FO

Tipe Pelayanan (service) Circuit Switching

X.25 Frame Relay ATM SMDS T1, T3, E1, E3 xDSL Dial-up Modem

PacketSwithing

1.544Mbps 622Mbps 1.544 & 44.736Mbps 1.544 & 44.736 Mbps 384 kbps 56kbps

Cell-Swithing

Dedicated Digital

Lainnya

Cable Modem Terresterial Wireless Satellite Wireless SONET

Cable Modem Wireless Wireless Synchronous Optical Network

10Mbps <5Mbps <5Mbps 9.992Mbps

Perangkat yang digunakan untuk jaringan WAN

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 4.15 Perangkat WAN Cara menghubungkan perangkat WAN ada 2 macam yaitu, menghubungkan langsung secara point-topoint atau melalui perangkat swithing lainnya.

Gambar 4.16 Cara menghubungkan perangkat WAN Sedangkan pada bentuk fisiknya perangkat WAN akan disambungkan seperti berikut

Gambar 4.17 Bentuk sambungan fisik perangkat WAN Contoh perangkat WAN :

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

4.2.1. Serial Line IP (SLIP) SLIP merupakan standar yang digunakan pada jaringan point-to-point dengan koneksi serial dimana berjalan protokol TCP/IP, diterangkan pada RFC 1055. Protokol ini telah diganti oleh Point-to-Point Protocol (PPP). Contoh koneksi yang menggunakan SLIP adalah hubungan antar PC dengan menggunakan null-modem 4.2.2. Point-to-Point Protocol (PPP) PPP diterangkan di standard protocol nomer 51, dan RFC 1661 dan RFC 1662. PPP memiliki 3 komponen inti, yaitu : 1. Menggunakan enkapsulasi datagram melalui link serial 2. Link Control Protocol digunakan untuk menyambungkan, menkonfigurasi, dan testing koneksi data link 3. Network Control Protocol digunakan untuk menghubungkan protokol yang berbeda. Phase yang dilakukan untuk membuat koneksi dengan PPP yaitu: 1. Pembentukan link dan negosiasi konfigurasi 2. Mengukur kualiti dari link 3. Authentikasi 4. Negosiasi configurasi protokol layer Network 5. Pemutusan link Untuk media yang lainnya PPP menggunakan enkapsulasi melalui PPP. Perangkat yang biasa digunakan pada komunikasi PPP antara lain modem.

Gambar 4.18 Modem Komunikasi yang dilakukan dengan modem dapat dilakukan seperti Gambar 4.19.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 4.19 Koneksi menggunakan Modem 3.2.3. Integrated Services Digital Network (ISDN) Komunikasi ini menggunakan enkapsulasi PPP melalui ISDN, dimana dibahas pada RFC1618. ISDN Basic Rate Interface (BRI) mendukung 2 B-Channel dengan kapasitas 64kbps dan 16kbps D-Channel digunakan untuk kontrol informasi. B-Channel hanya bisa digunakan untuk voice saja atau data saja. ISDN Primary Rate Interface (PRI) mendukung beberapa B-Channel (biasanya 30) dan 64kbps DChannel. Perangkat ISDN menggunakan tipe perangkat DCE/DTE. 3.2.4. X.25 Enkapsulasi IP melalui X.25 didokumentasikan di RFC1356. X.25 merupakan interface penghubung antara host dengan packet switching, dan banyak digunakan pada ISDN. Layer pada X.25: - Physical o Merupakan interface antar station dengan node o DTE pada perangkat user o DCE pada node o Menggunakan X.21 o Merupakan sequence dari frame - Link o Link Access Protocol Balance (LAPB), merupakan bagian dari HDLC - Packet o Merupakan eksternal virtual circuit o Merupakan logical circuit antar subcriber Penggunaan X.25 dapat dilihat pada Gambar 4.20.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 4.20 Penggunaan X.25 4.2.5. Frame Relay Frame Relay merupakan pengembangan dari X.25. Karakteristik frame relay : - Call Control dilakukan pada koneksi logical. - Multiplexing dan switching dilakukan di layer 2 - Tidak ada flow control dan error control pada setiap hop - Flow control dan error control dilakukan di layer atasnya - Menggunakan single data frame. 4.2.6. PPP over SONET dan SDH Circuit Synchronous Optical Network disingkat SONET, Synchronous Digital Hierarchy disingkat SDH link, koneksi PPP over SONET atau SDH didokumentasikan di RFC1619. Kecepatan dasar dari PPP over SONET/SDH adalah STS-3c/STM-1 pada kecepatan 155.52 Mbps. 4.2.7. Asynchronous Transfer Mode (ATM) ATM mengirimkan data secara potongan diskrit. Memiliki koneksi multi logical melalui koneksi fisik tunggal. Paket ATM yang terkirim pada koneksi logic disebut cell. ATM mampu meminimalis error dan flow control. ATM memiliki data rate 25.6Mbps sampai 622.08Mbps.

4.3 Wimax dan Wi-Mesh?

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 5. Internet Protocol


IP adalah standard protokol dengan nomer STD 5. Standar ini juga termasuk untuk ICMP, dan IGMP. Spesifikasi untuk IP dapat dilihat di RFC 791, 950, 919, dan 992 dengan update pada RFC 2474. IP juga termasuk dalam protokol internetworking.

5.1. Pengalamatan IP
Alamat IP merupakan representasi dari 32 bit bilangan unsigned biner. Ditampilkan dalam bentuk desimal dengan titik. Contoh 10.252.102.23 merupakan contoh valid dari IP.

5.1.1. Alamat IP (IP Address)


Pengalamatan IP dapat di lihat di RFC 1166 Internet Number. Untuk mengidentifikasi suatu host pada internet, maka tiap host diberi IP address, atau internet address. Apabila host tersebut tersambung dengan lebih dari 1 jaringan maka disebut multi-homed dimana memiliki 1 IP address untuk masing-masing interface. IP Address terdiri dari : IP Address = <nomer network><nomer host> Nomer network diatur oleh suatu badan yaitu Regional Internet Registries (RIR), yaitu : American Registry for Internet Number (ARIN), bertanggung jawab untuk daerah Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, dan bagian sahara dari Afrika Reseaux IP Europeens (RIPE), bertanggung jawab untuk daerah Eropa, Timur Tengah dan bagian Afrika Asia Pasific Network Information Center (APNIC), bertanggung jawab untuk daerah Asia Pasific.

IP address merupakan 32 bit bilangan biner dimana bisa dituliskan dengan bilangan decimal dengan dibagi menjadi 4 kolom dan dipisahkan dengan titik. Bilangan biner dari IP address 128.2.7.9 adalah : 10000000 00000010 00000111 00001001 Penggunaan IP address adalah unik, artinya tidak diperbolehkan menggunakan IP address yang sama dalam satu jaringan.

5.1.2. Pembagian Kelas Alamat IP (Class-based IP address)


Bit pertama dari alamat IP memberikan spesifikasi terhadap sisa alamat dari IP. Selain itu juga dapat memisahkan suatu alamat IP dari jaringan. Network. Alamat Network (network address) biasa disebut juga sebagai netID, sedangkan untuk alamat host (host address) biasa disebut juga sebagai hostID. Ada 5 kelas pembagian IP address yaitu :

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 5.1 Pembagian Kelas pada IP Dimana : o Kelas A : Menggunakan 7 bit alamat network dan 24 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 27-2 (126) jaringan dengan 224-2 (16777214) host, atau lebih dari 2 juta alamat. Kelas B : Menggunakan 14 bit alamat network dan 16 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 214-2 (16382) jaringan dengan 216-2 (65534) host, atau sekitar 1 juga alamat. Kelas C : Menggunakan 21 bit alamat network dan 8 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkin adanya 221-2 (2097150) jaringan dengan 2 8-2 (254) host, atau sekitar setengah juta alamat. Kelas D : Alamat ini digunakan untuk multicast Kelas E : Digunakan untuk selanjutnya.

o o

Kelas A digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host yang sangat banyak. Sedangkan kelas C digunakan untuk jaringan kecil dengan jumlah host tidak sampai 254. sedangkan untuk jaringan dengan jumlah host lebih dari 254 harus menggunakan kelas B.

5.1.3. Alamat IP yang perlu diperhatikan


o o o Alamat dengan semua bit = 0, digunakan untuk alamat jaringan (network address). Contoh 192.168.1.0 Alamat dengan semua bit = 1, digunakan untuk alamat broadcast (broadcast address). Contoh 192.168.1.255 Alamat loopback, alamat dengan IP 127.0.0.0 digunakan sebagai alamat loopback dari sistem lokal.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

5.2. IP Subnet
Perkembangan internet yang semakin pesat, menyebabkan penggunaan IP semakin banyak, dan jumlah IP yang tersedia semakin lama semakin habis. Selain itu untuk pengaturan jaringan juga semakin besar karena jaringannya yang semakin besar. Untuk itu perlu dilakukan pengecilan jaringan yaitu dengan cara membuat subnet (subneting). Sehingga bentuk dasar dari IP berubah dengan pertambahan subnetwork atau nomer subnet, menjadi

<nomer jaringan><nomer subnet><nomer host>


Jaringan bisa dibagi menjadi beberapa jaringan kecil dengan membagi IP address dengan pembaginya yang disebut sebagai subnetmask atau biasa disebut netmask. Netmask memiliki format sama seperti IP address. Contoh penggunaan subnetmask : o o Dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.0, artinya jaringan kita mempunyai 2 8-2 (254) jumlah host. Dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.240, artinya pada kolom terakhir pada subnet tersebut 240 bila dirubah menjadi biner menjadi 11110000. Bit 0 menandakan jumlah host kita, yaitu 24-2 (14) host.

5.2.1. Tipe dari subneting


Ada 2 tipe subneting yaitu static subneting dan variable length subneting.

5.2.1.1. Static subneting


Subneting yang digunakan hanya memperhatikan dari kelas dari IP address. Contoh untuk jaringan kelas C yang hanya memiliki 4 host digunakan subneting 255.255.255.0. Dalam hal penggunaan ini akan memudahkan karena apabila ada penambahan host tidak perlu lagi merubah subnetmask, tetapi akan melakukan pemborosan sebanyak 250 alamat IP.

5.2.1.2. Variable Length Subneting Mask (VLSM)


Subneting yang digunakan berdasarkan jumlah host. Sehingga akan semakin banyak jaringan yang bisa dipisahkan.

5.2.1.3. Gabungan antara static subneting dan variable length subneting


Penggunaan subneting biasanya menggunakan static subneting. Tetapi karena suatu keperluan sebagian kecil jaringan tersebut menggunakan variable length subneting. Sehingga diperlukan router untuk menggabungkan kedua jaringan tersebut.

5.2.2. Cara perhitungan subnet

5.2.2.1. Menggunakan static subneting


Suatu jaringan menggunakan kelas A, menggunakan IP 10.252.102.23. 00001010 10 11111100 252 01100110 102 00010111 23 Alamat 32 bit Alamat desimal

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Artinya 10 sebagai alamat network dan 252.102.23 sebagai alamat host. Kemudian administrator menentukan bahwa bit 8 sampai dengan bit ke 24 merupakan alamat subnet. Artinya menggunakan subnetmask 255.255.255.0 (11111111 11111111 11111111 00000000 dalam notasi bit). Dengan aturan bit 0 dan 1 maka jaringan tersebut memiliki 2 8-2 (254).

5.2.2.2. Menggunakan variable length subneting


Suatu jaringan menggunakan kelas C, dengan IP address 165.214.32.0. Jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 subnet dengan rincian : o o o o o Subnet #1 : 50 host Subnet #2 : 50 host Subnet #3 : 50 host Subnet #4 : 30 host Subnet #5 : 30 host

Hal ini tidak bisa dicapai dengan menggunakan static subneting. Untuk contoh ini, apabila menggunakan subneting 255.255.255.192 maka hanya akan terdapat 4 subnet dengan masing-masing subnet memiliki 64 host, yang dibutuhkan 5 subnet. Apabila menggunakan subnet 255.255.255.224, memang bisa memiliki sampe 8 subnet tetapi tiap subnetnya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal yang diinginkan ada beberapa subnet dengan 50 host. Solusinya adalah dengan membagi subnet menjadi 4 subnet dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.192 dan subnet yang terakhir dibagi lagi dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.224. Sehingga akan didapatkan 5 subnet, dengan subnet pertama sampe ketiga bisa mendapatkan maksimal 64 host dan subnet ke empat dan kelima memiliki 32 host.

5.3. IP Routing
Fungsi utama dari sebuah IP adalah IP routing. Fungsi ini memberikan mekanisme pada router untuk menyambungkan beberapa jaringan fisik yang berbeda. Sebuah perangkat dapat difungsikan sebagai host maupun router. Ada 2 tipe IP routing yaitu : direct dan indirect.

5.3.1. Tipe Routing

5.3.1.1. Direct Routing


Apabila host kita dengan tujuan berada dalam 1 jaringan. Maka data kita bila dikirimkan ke tujuan akan langsung dikirimkan dengan mengenkapsulasi IP datagram pada layer phisical. Hal ini disebut dengan Direct Routing.

5.3.1.2. Indirect Routing


Apabila kita ingin mengirimkan suatu data ketujuan lain, dimana tujuan tersebut berada di jaringan yang berbeda dengan kita. Maka untuk itu dibutuhkan 1 IP address lagi yang digunakan sebagai IP gateway. Alamat pada gateway pertama (hop pertama) disebut indirect route dalam algoritma IP routing. Alamat

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

dari gateway pertama yang hanya diperlukan oleh pengirim untuk mengirimkan data ke tujuan yang berada di jaringan yang berbeda. Pada Gambar 5.2 akan diperlihatkan perbedaan direct dan indirect routing.

Gambar 5.2 Direct dan Indirect Route Host C memiliki direct route terhadap Host B dan D, dan memiliki indirect route terhadap host A melalui gateway B 5.3.2. Table Routing Menentukan arah dari berbagai direct route dapat dilihat dari list akan interface. Sedangkan untuk list jaringan dan gatewaynya dapat dikonfigurasi kemudian. List tersebut digunakan untuk fasilitas IP routing. Informasi tersebut disimpan dalam suatu tabel yang disebut table arah (Routing Table). Tipe informasi yang ada pada table routing antara lain : 1. Direct route yang didapat dari interface yang terpasang 2. Indirect route yang dapat dicapai melalui sebuah atau beberapa gateway 3. Default route, yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa terhubung melalui direct maupun indirect route.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 5.3 Skenario Table Routing Gambar 4.3 menyajikan contoh suatu jaringan. Table Routing dari host D akan berisikan : Destination 129.7.0.0 128.15.0.0 128.10.0.0 Default 127.0.0.1 Router E D B B Loopback Interface Lan0 Lan0 Lan0 Lan0 Lo

Host D terhubung pada jaringan 128.15.0.0 maka digunakan direct route untuk jaringan ini. Untuk menghubungi jaringan 129.7.0.0 dan 128.10.0.0, diperlukan indirect route melalui E dan B. Sedangkan table routing untuk host F, berisikan : Destination 129.7.0.0 Default 127.0.0.1 Router F E Loopback Interface Wan0 Wan0 Lo

Karena jaringan selain 129.7.0.0 harus dicapai melalui E, maka host F hanya menggunakan default route melalui E. 5.3.3. Algoritma IP routing Algoritma routing digambarkan pada Gambar 5.4.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 5.4 Algoritma Routing

5.4. Metode Pengiriman Unicast, Broadcast, Multicast dan Anycast


Pengiriman data pada IP address umumnya adalah 1 paket pengiriman, hal ini disebut Unicast. Koneksi unicast adalah koneksi dengan hubungan one-to-one antara 1 alamat pengirim dan 1 alamat penerima. Untuk penerima dengan jumlah lebih dari 1 ada beberapa cara pengiriman yaitu broadcast, multicast dan anycast. Dapat dilihat pada

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Gambar 4.5 Mode pengiriman data

5.4.1. Broadcast
Pengiriman data dengan tujuan semua alamat yang berada dalam 1 jaringan, mode pengiriman data seperti ini disebut Broadcast. Aplikasi yang menggunakan metode ini akan mengirimkan ke alamat broadcast. Contoh 192.168.0.255, apabila mengirimkan data ke alamat ini maka semua host yang berada dalam jaringan tersebut akan menerima data.

5.4.2. Multicast
Pengiriman data dengan tujuan alamat group dalam 1 jaringan, mode pengiriman data ini disebut Multicast. Alamat ini menggunakan kelas D, sehingga beberapa host akan didaftarkan dengan menggunakan alamat kelas D ini. Apabila ada pengirim yang mengirimkan data ke alamat kelas D ini akan diteruskan menuju ke host-host yang sudah terdaftar di IP kelas D ini.

5.4.3. Anycast
Apabila suatu pelayanan menggunakan beberapa IP address yang berbeda, kemudian apabila ada pengirim mengirimkan data menuju ke pelayanan tersebut maka akan diteruskan ke salah satu alamat IP tersebut, mode pengiriman ini disebut Anycast. Contoh: Apabila ada 5 server dengan aplikasi FTP yang sama, maka apabila ada user mengakses pelayanan FTP tersebut akan diarahkan ke salah satu dari 5 server tersebut.

5.5. IP Private - Intranet


Kebutuhan IP address beriringan dengan meningkatnya penggunaan internet. Karena jumlah IP address yang digunakan semakin lama semakin habis. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan penggunaan IP Private. IP Private ini diatur dalam RFC 1918 Address alocation for Private Internets. RFC ini menjelaskan penggunaan IP address yang harus unik secara global. Dan penggunaan beberapa bagian dari IP address tersebut yang digunakan untuk tidak terhubung langsung ke internet. Alamat IP ini digunakan untuk jalur intranet. Alamat-alamat IP address tersebut adalah : o o 10.0.0.0 172.16.0.0 172.31.0.0 : digunakan untuk jaringan kelas A : digunakan untuk jaringan kelas B

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

192.168.0.0 192.168.255.0

: digunakan untuk jaringan kelas C

Jaringan yang menggunakan alamat tersebut tidak akan diroutingkan dalam internet.

5.6. Classless Inter-Domain Routing (CIDR)


Apabila kita membutuhkan IP address dengan jumlah host 500 dengan kelas IP C, maka kita harus memiliki 2 subnet. Karena untuk kelas C maksimal host adalah 254. Untuk masingmasing subnet tersebut harus dimasukkan kedalam table routing pada perangkat router di jaringan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan jumlah entri dalam table routing akan semakin membengkak dan akan menguras sumber daya perangkat. Untuk mengatasi hal tersebut dapat digunakan Classless Inter-Domain Routing (CIDR). CIDR adalah routing yang tidak memperhatikan kelas dari alamat IP. CIDR dibahas pada RFC 1518 sampai 1520. Contoh : Untuk mengkoneksikan 500 host dengan alamat IP kelas C diperlukan 2 subnet. IP address yang digunakan adalah 192.168.0.0/255.255.255.0 dengan 192.168.1.0/255.255.255.0, sehingga table routing pada perangkat router juga ada 2 subnet. Dengan menggunakan CIDR table routing pada perangkat cukup dengan menggunakan alamat 192.168.0.0/255.255.252.0 dengan ini hanya diperlukan 1 entri table routing untuk terkoneksi dengan jaringan tersebut.

5.7. IP Datagram
Unit yang dikirim dalam jaringan IP adalah IP datagram. Dimana didalamnya terdapat header dan data yang berhubungan dengan layer diatasnya.

Gambar 4.6 Format IP Datagram Dimana : o o o o VERS : versi dari IP yang digunakan. Versi 4 artinya menggunakan IPv4, 6 artinya IPv6. HLEN : panjang dari IP header Service : no urut quality of service (QoS) Total Length : jumlah dari IP datagram

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

o o o o o o o o o o o

ID : nomer data dari pengirim apabila terjadi fragmentasi Flags : penanda fragmentasi Fragment offset : no urut data fragmen bisa data telah di fragmentasi Time to Live (TTL) : lama waktu data boleh berada di jaringan, satuan detik Protocol : nomer dari jenis protokol yang digunakan Header checksum : digunakan untuk pengecekan apabila data rusak Source IP address : 32 bit alamat pengirim Destination IP Address : 32 bit alamat tujuan IP options : digunakan apabila data diperlukan pengolahan tambahan Padding : digunakan untuk membulatkan jumlah kolom IP options menjadi 32 Data : data yang dikirimkan berikut header di layer atasnya.

5.7.1. Fragmentasi
Dalam perjalanannya menuju tujuan, data akan melewati berbagai macam interface yang berbeda. Dimana masing-masing interface memiliki kemampuan yang berbeda untuk mengirimkan frame data. Kemampuan ini disebut Maximum Transfer Unit (MTU). Batas maksimum data dapat ditempatkan dalam 1 frame. IP dapat memisahkan data yang terkirim menjadi sebesar MTU. Proses pemisahan ini disebut fragmentasi (fragmentation).

5.8 IPv6
5.8.1 Latar Belakang munculnya IPv6 Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4, yang masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. Protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada jaringan-jaringan di dunia. IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis. IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

utama untuk mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakanuntuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis. 5.8.2 Keunggulan IPv6 Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play) Address pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.

5.8.2.1. Setting Otomatis Statefull


Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4.

Setting Otomatis Statefull

5.8.2.2 Setting Otomatis Stateless


Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari jaringan interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang buruk.

Setting Otomatis Stateless 5.8.3 Perubahan Dari IPV4 ke IPV6 Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :

5.8.3.1 Kapasitas Perluasan Alamat


IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk mendukung peningkatan hirarki atau kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast dengan meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat multicast. IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan jenis atau tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.

5.8.3.2 Penyederhanaan Format Header


Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.

5.8.3.3 Option dan Extension Header


Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya pengkodean header Options (pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket (packet forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan datang.

5.8.3.4 Kemampuan Pelabelan Aliran Paket


Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah memungkinkan pelabelan paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu (QoS) atau real-time.

5.8.3.5 Autentifikasi dan Kemampuan Privasi


Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan "." dan di tuliskan dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan ":" dan dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi . Table Pembagian Ruang Address Pada IPv6 Allocation reserved Unassigned Reserved for NSAP Allocation Reserved for IPX Allocation Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Provider based Unicast Address Unassigned Reserved for Addresses Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Link Local Use Addresses Site Local Use Addresses Multicast Addresses Neutral-Interconnect-Based Unicast Prefix(Binary) 0000 0000 0000 0001 0000 001 0000 010 0000 011 0000 1 0001 001 010 011 100 101 110 1110 1111 0 1111 10 1111 1101 1111 1110 1111 1110 10 1111 1110 11 1111 1111 Fraction of Address Space 1/256 1/256 1/128 1/128 1/128 1/32 1/16 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/16 1/32 1/64 1/128 1/512 1/1024 1/1024 1/256

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Untuk memahami tentang struktur bertingkat address pada IPv6 ini, dengan melihat contoh pada address untuk provider. Pertama-tama address sepanjang 128 bit dibagi menjadi beberapa field yang dapat berubah panjang. Jika 3 bit pertama dari address adalah "010", maka ini adalah ruang bagi provider. Sedangkan n bit berikutnya adalah registry ID yaitu field yang menunjukkan tempat/lembaga yang memberikan IP address. Misalnya IP address yang diberikan oleh InterNIC maka field tersebut menjadi "11000". Selanjutnya m bit berikutnya adalah provider ID, sedangkan o bit berikutnya adalah Subscriber ID untuk membedakan organisasi yang terdaftar pada provider tersebut. Kemudian p bit berikutnya adalah Subnet ID, yang menandai kumpulan host yang tersambung secara topologi dalam jaringan dari organisasi tersebut. Dan yang q=125-(n+m+o+p) bit terakhir adalah Interface ID, yaitu IP address yang menandai host yang terdapat dalam grup-grup yang telah ditandai oleh Subnet ID. Subnet ID dan Interface ID ini bebas diberikan oleh organisasi tersebut. Organisasi bebas menggunakan sisa p+q bit dari IP address dalam memberikan IP address di dalam organisasinya setelah mendapat 128(p+q) bit awal dari IP address. Pada saat itu, administrator dari organisasi tersebut dapat membagi menjadi bagian sub-jaringan dan host dalam panjang bit yang sesuai, jika diperlukan dapat pula dibuat lebih terstruktur lagi. Karena panjang bit pada provider ID dan subscriber ID bisa berubah, maka address yang diberikan pada provider dan jumlah IP address yang dapat diberikan oleh provider kepada pengguna dapat diberikan secara bebas sesuai dengan kebutuhan. Pada IPv6 bagian kontrol routing pada address field disebut prefix, yang dapat dianggap setara dengan jaringan address pada IPv4. 5.8.4 Address IPV6

5.8.4.1. Unicast Address (one-to-one)


Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host. Pada Unicast address ini terdiri dari : 1. Global, address yang digunakan misalnya untuk address provider atau address geografis. 2. Link Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level. Address ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat address global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian IP address secara otomatis. 3. Site-local, address yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam site saja. address ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan packet dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut. 4. Compatible

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Struktur Unicast Address

Pengiriman Paket Pada Unicast Address

5.8.4.2. Multicast (One-to-Many)


Yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan menunjuk host dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF" disediakan untuk multicast Address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya. Kemudian Blockcast address pada IPv4 yang address bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast Address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address dipilah berdasarkan range tujuan.

Struktur Multicast Address

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Pengiriman Paket Pada Multicast Address

5.8.4.3 Anycast Address


Yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang dikirim hanya pada satu host saja. Pada address jenis ini, sebuah address diberikan pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke address ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router tujuan yang paling "cocok" bagi pengiriman packet tersebut. Pemakaian Anycast Address ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address yang sama pada server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim oleh client ke address ini, maka router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan packet tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata.Bagi Anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka address tersebut dianggap sebagai Anycast Address.

Pengiriman Paket Pada Anycast Address 5.8.5 Struktur Paket Pada IPv6 Dalam pendesignan header pakket ini, diupayakan agar cost/nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, address awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap packet. Sedangkan pada header IPv4 ketika packet dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan http://kuliah-hhn.blogspot.com/

urutan antar packet. Namun field tersebut tidak terpakai ketika packet tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap packet disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi sekuriti dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.

Struktur Header Dasar Pada IPv6 5.8.6 Label Alir dan Real Time Process Header dari packet pada IPv6 memiliki field label alir (flow-label) yang digunakan untuk meminta agar packet tersebut diberi perlakuan tertentu oleh router saat dalam pengiriman (pemberian flag). Misalnya pada aplikasi multimedia sedapat mungkin ditransfer secepatnya walaupun kualitasnya sedikit berkurang, sedangkan e-mail ataupun WWW lebih memerlukan sampai dengan akurat dari pada sifat real time. Label 0 1 2 3 4 5 6 7 8-15 Tabel Label Alir Pada IPv6 Kategori

Uncharacterized Traffic "Filler" traffic (e.g., netnews) Unattended data transfer (e.g., e-mail) Reserved Attended bulk transfer (e.g., FTP, HTTP, NFS) Reserved Interactive traffic (e.g., Telnet, X) Internet control traffic (e.g., routing protocols, SNMP) Realtime communications traffic, non-congestioncontrolled traffic

Router mengelola skala prioritas maupun resource seperti kapasitas komunikasi atau kemampuan memproses, dengan berdasar pada label alir ini. Jika pada IPv4 seluruh packet diperlakukan sama, maka p ada IPv6 ini dengan perlakuan yang berbeda terhadap tiap packet, tergantung dari isi packet tersebut, dapat diwujudkan komunikasi yang aplikatif.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

5.8.7 IPv6 Transition (IPv4-IPv6) Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts dual stack serta Networks Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server

Network - Tunneling (IPv6 Transition) Jadi setiap router menerima suatu packet, maka router akan memilah packet tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya. 5.8.8 Representasi Alamat pada IPv6 Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana x berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah x maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98: 7654:3210 Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu x, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ::. Contohnya adalah : FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210 dapat direpresentasikan sebagai FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat direpresentasikan sebagai ::1 Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana d.d.d.d adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6 0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7 Jadi jika sekarang anda mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6 pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bit

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

mask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya : 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat. Misalnya : 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa 3 didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai 3 hexa dalam biner). 5.8.9 Kelas IPv6 Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu : 1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 001. 2. Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 10. 3. Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 11. 4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1111. Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang mengacu ke localhost, alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1 dalam protokol IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified address yang tidak boleh diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast address adalah sebagai berikut :

Format Unicast Address Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet. Dalam penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut : Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57 1. Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah 00 (dalam hexadesimal) atau 00000000 (dalam biner) menjadi 00000010 atau 02 dalam hexadesimal. 3. Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757 Ipv4 Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4 Dukungan terhadap IPSec opsional Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router. Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte. Checksum termasuk pada header. Header mengandung option. Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat link-layer. Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP). Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte Cheksum tidak masuk dalam header Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header. ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast. IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD). Tabel Perbandingan IPv4 dan IPv6 Ipv6 Panjang alamat 128 bit (16 bytes) Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration. Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim

Network - tunneling (IPv6 transition)

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 6. Internetworking
Protokol routing ? Dynamic Routing ? IPv6 Routing Mobile IP? MPLS ? VPN ?

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 7. Protokol Layer Transport


TCP dan UDP Protokol multimedia QoS

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 8. Security
Network Security NAT dan Security

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 9. Struktur dan Pemrograman Layer Aplikasi


Socket dll

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 10. Protokol pada Layer Aplikasi


Penamaan: DNS Remote execution: telnet transfer file: ftp pengiriman surat: email www: http

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Bab 11. Manajemen Jaringan


SNMP Load Balancing dan Scalability

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Modul 12. Praktikum Pengkabelan


12.1 Tujuan
o o o o Mengerti perangkat-perangkat yang berada di layer 1 dan layer 2 beserta fungsinya Mengerti bagaimana mengkoneksikan perangkat di layer1 dan layer 2 Mampu membuat kabel jenis straight-through, crossover serta rollover Mempraktikkan pemasangan kabel UTP

12.2 Layer 1: The Physical Layer (Layer Physic)


Layer physic menentukan spesifikasi elektrik, mekanik, prosedural, dan fungsional untuk mengaktifkan, me-maintain, dan menutup link fisik antar end system. Beberapa karakteristik seperti level tegangan, jarak transmisi maksimum, konektor fisik dan sebagainya ditentukan oleh spesifikasi layer fisik. Kata kunci untuk layer 1 adalah sinyal and media. Dalam kerja lab kali ini, Anda akan belajar mengenai fungsi network pada layer 1 dan layer 2 dengan percobaan memasang kabel (media) dengan konektornya. Berikut ini adalah perangkat-perangkat yang dipergunakan di layer1. 12.2.1 STP

Shielded twisted-pair cable (STP) memadukan tehnik shielding (pembungkusan), cancellation, dan twisting of wires. STP memberikan ketahanan dari interferensi elektromagnetik dan interferensi frekuensi radio tanpa menunjukkan penambahan berat atau ukuran kabel yang signifikan. Kabel Shielded twisted-pair memiliki proteksi yang lebih dari semua interferensi eksternal tetapi memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan UTP. Tidak seperti kabel koaksial, bungkus dalam STP bukan merupakan bagian dari sirkuit data, oleh karena itu kabel harus di-ground pada kedua ujung. Jika tidak diground dengan baik, STP dapat menjadi sumber masalah, karena memungkinkan shield bekerja seperti antenna, menyerap sinyal elektrik dari wire yang lain dan dari noise elektrik yang berasal dari luar kabel. Panjang maksimal STP lebih kecil jika dibandingkan kabel koaksial. Tipe STP yang lain adalah yang dibuat untuk instalasi token ring, dikenal dengan 150 ohm STP. Selain keseluruhan kabel dibungkus, masing-masing twisted pair-nya juga dibungkus untuk mengurangi crosstalk. STP jenis ini juga harus di-ground pada 2 ujungnya. Kabel STP jenis ini membutuhkan insulasi (isolasi) yang lebih banyak, dan shilelding yang lebih banyak pula.

Karakteristik STP:
o Speed dan Throughput: 10 100 MBps

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

o o o

Harga: lebih mahal dibandingkan UTP Ukuran media dan konektor : medium to large Panjang kabel maksimum: 100 m

12.2.2 UTP

Unshielded twisted-pair cable (UTP) merupakan media yang tersusun atas 4 pasang wire dan digunakan untuk bermacam-macam network. Twisting pada setiap pasang kabel dilakukan untuk menghasilkan efek cancellation, sehingga dapat membatasi degradasi yang disebabkan oleh interferensi elektromagnetik dan interferensi frekuensi radio. Untuk lebih mengurangi crosstalk antara pair dalam UTP, jumlah lilitan (twisting) pada setiap pair berbeda. Kelebihan UTP: o o o Mudah diinstal Lebih murah dibandingkan tipe media yang lain Memiliki diameter kecil, sehingga mempermudah dalam membuat saluran kabel

Kekurangan UTP: o o o Lebih mudah terkena interferensi elektromagnetik dan noise Jarak maksimum kabel lebih kecil dibandingkan dengan kabel koaksial Lebih lambat dalam transmisi data

12.2.3 Coaxial

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Kabel coaxial terdiri atas sebuah konduktor silindris luar mengelilingi sebuah wire di dalamnya, yang terdiri atas 2 elemen utama. Elemen yang terletak di tengah, merupakan sebuah konduktor tembaga. Bagian ini dikelilingi oleh lapisan insulasi. Setelah material insulasi ini terdapat anyaman tembaga yang menjadi wire kedua dalam sirkuit, sekaligus sebagai bungkus dari konduktor yang terletak di dalam. Layer kedua ini berfungsi untuk mengurangi interferensi luar. Bagian ini kemudian ditutup dengan jacket. Keuntungan menggunakan kabel coaxial: o Jarak maksimum kabel lebih panjang dibandingkan UTP dan STP o Lebih murah dibandingkan dengan fiber optik o Memiliki kemampuan menolak noise yang cukup baik Kekurangan : o Tebal, sehingga susah dalam instalasi dibandingkan twisted pair o Jika kedua ujungnya tidak di-ground (dilakukan dengan memastikan adanya koneksi elektrik yang solid di kedua ujung) dengan baik, maka akan mengakibatkan masalah dalam koneksi.
12.2.4 Fiber Optik

Kabel fiber optik merupakan sebuah media jaringan yang mampu melakukan transmisi cahaya yang dimodulasi. Kabel Fiber optik tidak terpengaruh oleh interferensi elektromagnetik dan memiliki kecepatan transfer data yang paling tinggi dibandingkan media yang lain. Fiber optik tidak membawa impulse elektrik seperti kabel tembaga. Sinyal yang direpresentasikan dalam bit dikonversi ke dalam sinyal cahaya. Berikut ini karakteristik dari kabel fiber optik: o o o o o Speed dan throughput lebih dari 100MBps Harga paling mahal dibandingkan media yang lain Tidak mudah terkena interferensi elektromagnetik Single mode: 1 stream of laser generated light Multimode: multiple stream of laser generated light

Kabel fiber optik terdiri atas 2 fiber yang tersimpan dalam bungkus yang berbeda. Jika dilihat penampang atasnya akan terlihat bahwa setiap optical fiber dikelilingi oleh lapisan pelindung, biasanya terbuat dari plastik contohnya Kevlar, dan sebuah jacket luar. Jacket luar ini melindungi keseluruhan kabel. Tujuan dari penggunaan Kevlar adalah untuk pelindung tambahan untuk fiber glass yang tipis. Bagian pelindung dari sebuah fiber optik disebut dengan core dan cladding. Core biasanya terdiri atas kaca dengan index bias yang tinggi. Jika core dibungkus dengan lapisan cladding yang terbuat dari plastik

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

dengan index bias rendah, maka sinar dapat ditangkap di core fiber. Prises ini disebut dengan total internal reflection.

12.2.5 Repeater

Repeaters berfungsi untuk melakukan regenerate, dan retime signal,sehingga kabel dapat lebih panjang dari jarak maksimumnya. Repeater hanya melibatkan paket pada level bit, sehingga termasuk dalam perangkat layer1. Kekurangan dari repeater adalah mereka tidak dapat memfilter trafik jaringan. 12.2.6 Hub

Multiport repeater, disebut juga Hub mengkombinasikan konektivitas dengan memperkuat dan melakukan retime sinyal seperti pada repeater. Jumlah port dalam hub bermacam-macam, yaitu 4, 8, 12, sampai 24 port. Hal ini memudahkan banyak perangkat terkoneksi dengan hub. Hub hanya memerlukan power dan RJ 45 jack, sehingga cepat untuk melakukan setting network. Hub melibatkan bit-bit, sehingga termasuk dalam perangkat layer 1. Layer 1 meliputi media, sinyal, dan aliran bit ke media memiliki banyak batasan yang dapat diatasi oleh layer 2. sebagai contoh: layer 1 tidak dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya, layer2 memiliki Logical Link Control untuk melakukan fungsi tersebut.Layer 1 tidak dapat mengidentifikasi computers, sedangkan layer 2 menggunakan proses addressing. Layer 1 hanya menggambarkan aliran bit, sedangkan layer 2 menggunakan framing untuk mengatur atau mengelompokkan bit. Layer 1 tidak dapat memutuskan komputer yang mana yang dapat mentransmit data, sedangkan layer 2 menggunakan sebuah sistem yang disebut Media Acces Control (MAC).

12.3 Layer 2: The Data Link Layer (Layer Data Link)


Layer data link memberikan transit data yang handal melalui physical link. Data link berhubungan dengan physical addressing, topology network, akses network, error notification, ordered delivery of frames, dan flow control. Kata kunci untuk layer 2 ini adalah media access control. IEEE memberikan standar pada 2 layer terbawah, dan membagi layer data link menjadi 2 bagian: o Media Access Control (MAC) (transisi ke media)

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Logical Link Control (LLC) (transisi ke layer network)

Berikut ini adalah perangkat-perangkat yang terdapat di layer 2:

12.3.1 NIC

Sebuah network interface card (NIC) dipasang ke sebuah motherboard dan memberikan ports untuk koneksi jaringan. NIC dapat didesain sebagai Ethernet card, Token Ring card, atau FDDI card. Network card berkomunikasi dengan jaringan melalui koneksi serial, dan koneksi parallel dengan komputer. Ketika memilih sebuah network card, berikut ini adalah factor yang harus dipertimbangkan: 1. tipe network ( Ethernet, Token Ring, FDDI, atau yang lain) 2. tipe media (twisted-pair, coaxial, or fiber-optic cable) 3. tipe system bus (PCI and ISA) NIC menjalankan fungsi layer data link seperti: o o o o o logical link control berkomunikasi dengan layer yang di atasnya naming memberikan MAC address identifier yang unik framing bagian dari proses enkapsulasi, membungkus bit untuk transport Media Access Control (MAC) memberikan akses terstruktur kepada shared access media signaling memberikan sinyal dan interface dengan media dengan menggunakan built-in transceiver

12.3.2 Bridge

Sebuah bridge menghubungkan segmen-segmen network dan membuat keputusan apakah harus meneruskan sinyal ke segmen berikutnya. Bridge dapat memperbaiki performansi jaringan karena mengeliminasi trafik yang tidak perlu dan mengurangi kemungkinan terjadinya collision. Bridge membagi trafik ke dalam segmen dan memfilter trafik berdasarkan MAC address. Bridge menganalisa frame yang datang, dan memutuskan untuk meneruskan frame sesuai informasi dalam frame tersebut ke tujuan yang diinginkan. Bridges mengambil keputusan apakah akan meneruskan

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

paket atau tidak berdasarkan MAC Address tujuan. Bridges dapat melewatkan paket antar jaringan yang memiliki protocol layer 2 yang berbeda. Bridging terjadi pada layer data link, yang mengontrol data flow, mengatasi error transmisi, menggunakan pengalamatan fisik, dan mengatur akses ke media fisik. Bridge melakukan fungsinya dengan menggunakan berbagai protocol link layer yang memiliki algoritma flow control, error handling addressing, dan media akses. Contoh protocol data link layer yang popular adalah: Ethernet, Token Ring, dan FDDI. Untuk memfilter trafik network, bridge membuat tabel MAC Address yang terletak pada segmen network yang terhubung langsung dewngan bridge. Jika data datang ke media jaringan, bridge membandingkan MAC address tujuan yang dibawa oleh data dengan daftar MAC address yang terdapat dalam table. Jika ternyata MAC address tujuan dari data tersebut ternyata ada dalam segmen network yang sama dengan source-nya, maka bridge tidak meneruskan data tersebut ke segmen network yang lain. Tapi jika ternyata MAC address tujuan berada pada segmen network yang berbeda maka bridge akan meneruskan data ke segmen network yang dituju. Dengan demikian bridge mengurangi trafik jaringan yang tidak diperlukan. Bridge juga dapat menyebabkan masalah, misalnya ketika sebuah device jaringan ingin berhubungan dengan device yang lain, tetapi tidak mengetahui address yang dituju. Dalam keadaan ini source akan mengirim broadcast ke semua device jaringan. Karena setiap device dalam jaringan harus memperhatikan pada setiap broadcast, bridge akan meneruskan broadcast tersebut. Jika terdapat banyak broadcast dalam jaringan, maka akan mengakibatkan terjadinya broadcast storm (badai broadcast). Sebuah broadcast storm dapat mengakibatkan time-out jaringan, trafik yang lambat, serta menurunkan performansi jaringan. 12.3.3 Switch Sebuah network interface card (NIC) dipasang ke sebuah motherboard dan memberikan ports untuk koneksi jaringan. NIC dapat didesain sebagai Ethernet card, Token Ring card, atau FDDI card. Network card berkomunikasi dengan jaringanSwitching merupakan sebuah teknologi untuk mengurangi kongesti, dalam teknologi Ethernet dengan mengurangi trafik dan meningkatkan bandwith. Dalam komunikasi data, semua peralatan switching dan routing memberikan 2 operasi dasar: 1. switching data frames merupakan operasi store-and-forward di mana sebuah frame tiba di sebuah media input, dan ditransmisikan ke sebuah media output. 2. maintenance of switching operations Switch membangun dan mengatur table switching dan mencari jalur. Router membangun tabel routing dan servis. Seperti bridge, switch menghubungkan segmen LAN, menggunakan tabel MAC address untuk menentukan segmen mana yang perlu dilakukan transmisi datagram, dan mengurangi traffik. Switch beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi daripada bridge, dan dapat mendukung fungsionalitas baru seperti virtual LAN. Switch memiliki berbagai keuntungan: 1. mengurangi collision 2. memungkinkan banyak user untuk berkomunikasi secara paralel sehingga 3. mengoptimumkan bandwith yang ada. 4. cost effective, karena pengkabelan dan hardware yang sudah ada dapat digunakan kembali dengan penggunaan switch 5. memudahkan administrator dalam pengaturan jaringan.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Switch dikenal juga dengan multiport bridge, tanpa collision domain karena adanya mikrosegmentasi. Data diteruskan dngan kecepatan tinggi dengan switching paket ke alamat tujuan. Dengan membaca MAC address tujuan, switch dapat mencapai transfer data berkecepatan tinggi seperti bridge. Paket dikirimkan ke port tujuan lebih dulu untuk semua paket yang masuk ke switch. Sehingga menghasilkan level latency yang rendah dan pengiriman data dengan kecepatan tinggi.

12.4 CABLING
12.4.1 Straight-Through Jenis kabel ini digunakan untuk menghubungkan antara workstation dengan hub/switch. Kabel ini juga memiliki 4 pairs (8 wire) dimana setiap pin antara ujung satu dengan ujung lainnya harus sama. Maksudnya, bila salah satu ujung memakai standard T568-A maka ujung satunya harus memakai T568-A juga. Begitu pula sebaliknya, jika salah satu ujung menggunakan standard T568-B, ujung satunya juga harus memakai standard yang sama.

Pin#

Pair#

1 2 3 4 5 6 7 8

3 3 2 1 1 2 4 4

Standard Pengkabelan T568-A Used with Function Wire Color 10/100 Base-T Ethernet? Transmit White/Green Yes Receive Green Yes Transmit White/Orange Yes Not Used No Blue Not Used White/Blue No Yes Receive Orange Not Used No White/Brown Not Used No Brown Standard Pengkabelan T568-B

Used with 100 Base T4 and 1000 Base-T Ethernet? Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes

Pin#

Pair#

Function

Wire Color

1 2 3 4 5 6 7 8

2 2 3 1 1 3 4 4

Transmit Receive Transmit Not Used Not Used Receive Not Used Not Used

White/ Orange Orange White/green Blue White/Blue green White/Brown Brown

Used with 10/100 Base-T Ethernet? Yes Yes Yes No No Yes No No

Used with 100 Base T4 and 1000 Base-T Ethernet? Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

12.4.2 Rollover Digunakan untuk koneksi antara sebuah workstation ke port console pada sebuah router atau switch. Standard yang digunakan adalah T568-A pada salah satu ujung dan ujung lainnya urutan T568-A tinggal di roll (dibalik). Demikian juga jika yang dipakai adalah standard T568-B.

Tabel Rollover Console Cable


Router atau RJ45 to RJ45 RJ45 to switch Console Rollover Cable (left Rollover port (DTE) end) (right end) RJ45 RJ45 to Cable Adapter DB9 Console Device (PC workstation serial port)

Signal RTS DTR TxD GND GND


RXD

From RJ45 Pin No.


1 2 3 4 5 6 7 8

To RJ45 Pin No.


8 7 6 5 4 3 2 1

DB9 Pin No.


8 6 4 5 5 3 4 7

Signal
CTS DSR RXD GND GND TXD DTR RTS

DSR CTS

Signal Legend : RTS : Ready To Send, DTR : Data Terminal Ready, TxD : Transmit Data, GND : Ground (satu untuk TxD dan satunya untuk RxD), RxD : Receive Data, DSR : Data Set Ready, CTS : Clear To Send. 12.4.3 Crossover Merupakan jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan antar workstation atau antar hub/switch. Kabel jenis ini menggunakan standard T568-A pada salah satu ujung, dan T568-B pada ujung lainnya.

12.5 Langkah-langkah
1. Pembuatan kabel

3. Siapkan kabel UTP dan RJ 45 sebagai interfacenya 4. Potong jaket ujung kabel kira-kira 1.5 cm dengan cutter atau gunting, dan buanglah jaket tersebut. Hati-hati dalam mengupas jaket, jangan sampai kabel yang ada di dalamnya ikut terpotong. 5. Untwist atau buka lilitan masing-masing pasangan kabel 6. Untuk membuat kabel straight-trough, crossover maupun rollover, lihat standard T568-A atau T568-B 7. Sesuaikan masing-masing jenis kabel dengan standardnya, lalu luruskan hingga memungkinkan untuk bisa dimasukkan ke dalam RJ 45 8. Bila sudah dimasukkan ke RJ 45, crimpinglah dengan menggunakan peralatan yang ada agar kabel menjadi permanen dan tidak mudah goyah 9. Periksa terlebih dahulu urutan kabelnya sebelum dicrimping, karena kabel yang sudah dicrimping tidak dapat dicabut lagi. Artinya jika kita salah mengurutkan pasangan atau
http://kuliah-hhn.blogspot.com/

memasukkan ke RJ 45 nya kurang sempurna, besar kemungkinan kabel tidak dapat dipakai 10. Laporkan hasil kabel yang telah Anda buat!
2. Test kabel

1. Kabel yang sudah dicrimping dapat dideteksi kesalahannya dengan memakai cable tester (misal : Fluke 620 LSN CableMeter) 2. Bila cable tester tidak ada, pasangkan kabel tersebut dari NIC ke hub (bila jenisnya straight-through) dan antar workstation jika jenis kabelnya adalah crossover. 3. Pekailah perintah ping untuk uji coba kabel. Apabila koneksi dapat terbentuk, berarti pembuatan kabel Anda sudah benar. Sebaliknya, jika koneksi tak dapat terbentuk, berarti ada kesalahan dalam proses cabling. 4. Amati hasilnya dan catat!
3. Pemasangan jaringan menggunakan kabel UTP :

1. Pasang NIC yang tipe medianya kabel UTP ke slot di motherboard PC yang akan disambungkan 2. Persiapkan kabel UTP crossover dan straight-trough dan pasang ke NIC masing-masing. 3. Cobalah pasang UTP straight-trough untuk PC ke hub dan UTP crossover dari PC ke PC 4. Pastikan bahwa driver LAN card sudah terinstall 5. Beri IP address yang unik untuk tiap workstation. Address tersebut bisa diisi dengan cara mengklik kanan Network Neighborhood. Tanyakan kepada instruktur mengenai pengisian IP lebih lanjut 6. Bila jaringan telah terbentuk, coba jalankan aplikasi yang berhubungan dengan jaringan
7. Amati hasilnya dan catat!

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Modul 13. Praktikum Instalasi Jaringan dan Subnetting


13.1. Tujuan
1. Peserta Kerjalab memahami konsep jaringan pada workstation 2. Peserta Kerjalab dapat menentukan kebutuhan akan jaringan dengan subneting 3. Peserta Kerjalab dapat mengkonfigurasikan network dengan protocol TCP/IP

13.2 Dasar Teori

Topologi Jaringan
Secara umum topologi jaringan dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan jenis hubungannya. Yaitu : o Topologi Bus o Topologi Ring (Cincin) o Topologi Star (Bintang) Penjalasan dari tiga topologi diatas dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini.
Topologi Bus

Jaringan jenis ini biasanya menggunakan kabel coaxial sebagai kabel pusat yang merupakan media utama dari jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan tiap tiap terminal dalam jaringan dengan terminator pada setiap ujung kabelnya.

Topologi jaringan Bus Topologi ini merupakan topologi yang paling sederhana dan tidak memerlukan biaya besar, tidak bekerjanya salah satu terminal tidak akan mengganggu aktifitas dalam jaringan kecuali terputusnya kabel utama. Topologi ini mempunyai kapasitas bandwidth besar (2MB), sehingga dapat bekerja dengan baik apabila dihubungkan dengan banyak terminal. Topologi Ring Topologi ini sering disebut topologi cincin atau lingakaran. Adalah jaringan komputer dimana komputer satu dengan komputer lainnya terhubung yang membentuk lingkaran atau loop tertutup. Pada topologi ini data berjalan mengelilingi jaringan dengan satu arah pengiriman ke komputer selanjutnya sampai data tersebut diterima oleh komputer yang dituju.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Topologi jaringan Ring Tidak aktifnya salah satu komputer pada topologi ini tidak akan menggangu kerja dalam jaringan namun terputusnya salah satu jalur maka akan menyebabkan terputusnya aktifitas dalam jaringan tersebut. Kelebihan topologi ring adalah arah pengiriman data hanya satu arah sehingga dapat menghindari terjadinya tabrakan data (collision). Topologi Star Pada jaringan ini setiap komputer akan berkomunikasi melalui sebuah concentrator yang menjadi pusat jaringan. Concentrator ini berfungsi untuk mengarahkan setiap data yang dikirimkan ke komputer yang dituju.

Topologi jaringan star Jika terjadi gangguan atau masalah pada salah satu node atau komputer maka tidak akan empengaruhi node lainnya atau jaringan karena masalah tersebut hanya mempengaruhi komputer yang bersangkutan, hal ini memungkinkan pengaturan intalasi jaringan dapat lebih fleksible.

13.3 Instalasi Jaringan


Saat ini kita mengenal sejumlah Operating System yang umum digunakan, yaitu varian dari Windows, seperti Windows 9x, 2000, XP, Me, Longhorn, dan Linux, seperti Mandrake, RedHat, SuSe, dan sebagainya. Masing-masing OS tersebut sudah selayaknya mempunyai kemampuan menginterkoneksi antar unit komputer dimana OS tersebut dijalankan, karena seperti yang kita ketahui kapabilitas ini tergolong vital. Antara satu OS dengan yang lain mempunyai cara relatif berbeda dalam mengkonfigurasikan jaringan. Cara-cara tersebut ada kalanya menimbulkan kesulitan apabila pihak pengguna tidak mengetahui atau bahkan awam dalam setting jaringan.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Komponen yang diperlukan : a. Perangkat Keras Jaringan Komputer - Network Interface Card (NIC) Circuit board yang memberi kemampuan komunikasi jaringan antar komputer dalam suatu intranet. - Modem Singkatan dari modulator-demodulator, berfungsi sebagai converter tipe data digital ke analog dan sebaliknya pada transmisi data melalui internet. - Hub Berbentuk kotak persegi panjang, fungsinya untuk menghubungkan komputer dan peralatan jaringan lainnya, sehingga berbentuk segmen jaringan. - Switch Menghubungkan sejumlah komputer pada layer protocol jaringan level dasar. Identik dengan hub, namun performanya relatif lebih tinggi dibanding hub sebab dapat menghemat pemakaian bandwith jaringan.. - Router Perangkat jaringan yang dapat menggunakan informasi tiap paket untuk melakukan pencarian jalur penyampaian data yang terbaik. b. Media Transmisi - Twisted Pair Kabel dengan teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel. Terdapat dalam dua jenis, STP( Shielded Twisted-Pair) dan UTP (Unshielded Twisted-Pair). Kabel UTP, umumnya RG-45 digunakan untuk

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

network interconnection seperti yang akan diperlihatkan pada Kerja Lab. STP dipergunakan untuk sambungan yang bersifat vital sebab lebih tahan terhadap gangguan fisik dan interferensi gelombang. - Coaxial Populer dengan sebutan coax, terdiri atas konduktor silindris melingkar, mengelilingi kabel tembaga inti. Umumnya dipakai pada sambungan telepon konvensional. Dapat juga digunakan pada LAN selain tipe Twisted-Pair. - Kabel serial Kabel khusus yang menghubungkan dua PC pada hubungan DCC(Direct Cable Connection), dimana di setiap ujung kabel terdiri dari jenis konektor yang sama. Memanfaatkan serial port yang sering dipakai untuk koneksi pada printer. c. Operating System

-Windows
OS yang paling banyak digunakan oleh karena sifatnya yang User-Friendly, saat ini sudah cukup familiar di mata berbagai kalangan. Namun mempunyai sejumlah bug yang mengharuskan pemakai memperbaiki dengan patch tertentu dari Microsoft sebab pada dasarnya Windows tidak didesain untuk fullycustomized. Selain itu kendala lisensi dan gangguan virus juga patut mendapat perhatian dari pihak pengguna.

-Linux
OS freeware yang sudah cukup banyak dipakai, dan mempunyai kelompok pengguna tersendiri disebabkan kapabilitasnya yang relatif lebih baik dari Windows. Di sisi lain pihak user dituntut memahami dengan baik bagaimana mengatur OS ini karena kemampuan fully-customized nya sehingga pengaturan sepenuhnya dari pihak user. d. Komponen setting

a. Alamat IP
String bit biner sebanyak 32 karakter yang menyatakan alamat unik suatu komputer pada jaringan, bekerja seperti nomor telepon untuk menghubungi pesawat telepon tertentu. Metode ini adalah standar merujuk pada protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang disusun berdasarkan model OSI (Open System Interconnection). Untuk memudahkan, alamat IP ditulis dengan format dotted decimal, empat angka yang masing-masing berbentuk oktet dengan titik di antaranya. Tidak ada angka di antara dot yang lebih besar dari 255. Berikut pembagian kelas IP : Kelas A B C Format 0xxxxxxx.yyyyyyyy.yyyyyyyy.yyyyyyyy 10xxxxxx.yyyyyyyy.yyyyyyyy.yyyyyyyy 110xxxxx.yyyyyyyy.yyyyyyyy.yyyyyyyy Kisaran 0.0.0.0 - 127.255.255.255 128.0.0.0.0-191.255.255.255 192.0.0.0.0-223.255.255.254
Jumlah

16777214 65532 254

Beberapa grup alamat IP disediakan untuk pemakaian khusus private network dan tidak digunakan pada internet. Antara lain : Kelas A : 10.0.0.0 10.255.255.255

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Kelas B : 172.16.0.0 172.32.255.255 Kelas C : 192.168.0.0 192.168.255.255 Peralatan networking biasanya secara default sudah dikonfigurasi dengan alamat kelas C antara 192.168.1.1 sampai 192.168.1.255

b. Subnet Mask
Subnet mask menentukan seberapa panjang bagian dari IP address yang diartikan menjadi alamat network dan alamat host. Analoginya pada telepon seakan-akan subnet mask ini adalah kode wilayah dimana suatu nomor telepon berada. Umumnya network memakai subnet mask 255.255.255.0. Setiap oktet 255 menunjukkan kode area. Sehingga apabila server mempunyai IP address 192.168.1.25 dan subnet mask 255.255.255.0, maka bagian network adalah 192.168.1 dan server atau host adalah device nomor 25 pada network tersebut. Pada contoh ini host nomor 0 (192.168.1.0) disediakan untuk menyatakan jaringan, dan host nomor 255 (192.168.1.255) disediakan untuk melakukan broadcast lalu lintas. Kita dapat memakai alamat IP dari nomor 1 sampai 254 pada network tersebut. Perhitungan sederhana untuk menentukan alamat network base dan broadcast: 1. Kurangkan 256 dengan oktet terakhir mask. 2. Bagi oktet terakhir alamat IP dengan hasil pengurangan. 3. Hasil pembagian dikalikan hasil pengurangan nomor 1. Ini adalah alamat network base. 4. Hasil nomor 1 ditambahkan nomor 3 dikurangi 1. Ini adalah alamat broadcast. Contoh : Pada alamat IP 192.168.3.56 dengan subnet mask 255.255.255.224. 1. 256 224 = 32 2. 56 / 32 = 1 (selalu pembulatan ke bawah)

3. 32 X 1 = 32 ; Jadi 192.168.3.32 adalah alamat network base. 4. 32 + 32-1 = 63; Jadi 192.168.63 adalah alamat broadcast. c. Gateway Gateway adalah komputer yang berfungsi sebagai router menghubungkan jaringan intranet ke jaringan lain atau ke internet, pada pokoknya untuk berhubungan dengan segmen di luar jaringan intranet. d. DNS DNS adalah sistem server global untuk menterjemahkan nama domain, yang umumnya kita ketikkan pada halaman browsing, menjadi alamat IP untuk merujuk ke web yang bersangkutan. Hal ini disebabkan menuliskan alamat domain lebih mudah.daripada alamat IP

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

e. Workgroup Menyatakan nama network dimana PC dapat saling berkomunikasi melalui LAN. Penulisan workgroup ini penting pada OS Windows, namun umumnya tidak diperlukan pada sistem Linux, hal ini disebabkan dengan kemampuan Linux untuk auto detect.

13.4 Langkah langkah Kerja lab


I . Setting Jaringan pada Windows 1. Setting NIC Pastikan NIC sudah terpasang dan instalasi driver sudah berhasil. Jika sudah, maka NIC dapat dilihat di Control Panel>>System>>Hardware>>Device Manager. Masuk ke Properties dari My Network Places, sehingga akan keluar tampilan seperti berikut. Pilihan General untuk melakukan pengaturan pokok, Authentification untuk mengatur bagaimana mengenali komputer lain, sedangkan Advanced untuk setting filter dan firewall. Untuk saat ini kita akan mencoba setting pokok, maka pilih General>>Internet Protocol (TCP/IP).

Form yang muncul akan seperti yang terlihat di gambar berikut, isikan ke dalamnya: IP Address : alamat komputer Anda pada network Subnet Mask : kelas addressing yang dipakai pada network Default Gateway : komputer pada jaringan yang berfungsi menghubungkan jaringan intranet dengan segmen jaringan di luar Fungsi Advanced juga tersedia untuk pengaturan mendetil, silakan dicoba mempelajarinya sendiri.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2. Setting Workgroup LAN (Local Area Network) Masuk pilihan workgroup dan isikan nama workgroup dimana Anda akan menjadi anggota. Nama workgroup ini harus seragam dengan nama Workgroup dari gateway apabila ingin terkoneksi dengan jaringan lain. Atau bila tidak ada gateway, maka semua komputer dengan nama workgroup sama akan terhubung, tapi tidak ada koneksi dengan jaringan di luar intranet. Setelah setting workgroup pada komputer di network, maka LAN seharusnya sudah terbentuk. Setting Workgroup pada Windows 9x, Me, dan XP berbeda namun serupa. Perbedaan paling banyak hanya pada feature GUI (Graphic User- Interface), namun pada prinsipnya sama.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Modul 14. Praktikum Adressing dengan Mikrotik


14.1 Sekilas Mikrotik
Mikrotik sekarang ini banyak digunakan oleh ISP, provider hotspot, ataupun oleh pemilik warnet. Mikrotik OS menjadikan computer menjadi router network yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan tool, baik untuk jaringan kabel maupun wireless. Dalam tutorial kali ini penulis menyajikan pembahasan dan petunjuk sederhana dan simple dalam mengkonfigurasi mikrotik untuk keperluan-keperluan tertentu dan umum yang biasa dibutuhkan untuk server/router warnet maupun jaringan lainya, konfirugasi tersebut misalnya, untuk NAT server, Bridging, BW manajemen, dan MRTG. Versi mikrotik yang penulis gunakan untuk tutorial ini adalah MikroTik routeros 2.9.27

14.2 Akses mirotik:


1. via console Mikrotik router board ataupun PC dapat diakses langsung via console/ shell maupun remote akses menggunakan putty (www.putty.nl) 2. via winbox Mikrotik bisa juga diakses/remote menggunakan software tool winbox 3. via web Mikrotik juga dapat diakses via web/port 80 dengan menggunakan browser

14.3 Memberi nama Mirotik


[ropix@IATG-SOLO] > system identity print name: "Mikrotik" [ropix@IATG-SOLO] > system identity edit value-name: name masuk ke editor ketik misal saya ganti dengan nama IATG-SOLO: IATG-SOLO C-c quit C-o save&quit C-u undo C-k cut line C-y paste Edit kemudian tekan Cltr-o untuk menyimpan dan keluar dari editor Kalau menggunakan winbox, tampilannya seperti ini:

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

14.4 Mengganti nama interface


[ropix@IATG-SOLO] > /interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # 0 1 NAME R ether1 R ether2 TYPE ether ether RX-RATE 0 0 TX-RATE 0 0 MTU 1500 1500

[ropix@IATG-SOLO] > /interface edit 0 value-name: name

Nilai 0 adalah nilai ether1, jika ingin mengganti ethet2 nilai 0 diganti dengan 1. masuk ke editor ketik misal anda ganti dengan nama local:

local C-c quit C-o save&quit C-u undo C-k cut line C-y paste

Edit kemudian tekan Cltr-o untuk menyimpan dan keluar dari editor Lakukan hal yang sama untuk interface ether 2, sehingga jika dilihat lagi akan muncul seperti ini:
[ropix@IATG-SOLO] > /interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # 0 NAME R local TYPE ether RX-RATE 0 TX-RATE 0 MTU 1500

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

R public

ether

1500

Via winbox:

Pilih menu interface, klik nama interface yg ingin di edit, sehingga muncul jendela edit interface.

14.5 Setting IP Address


[ropix@IATG-SOLO] > /ip address add address: 192.168.1.1/24 interface: local [ropix@IATG-SOLO] > /ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # 0 ADDRESS 192.168.0.254/24 NETWORK 192.168.0.0 BROADCAST 192.168.0.255 INTERFACE local

Masukkan IP addres value pada kolom address beserta netmask, masukkan nama interface yg ingin diberikan ip addressnya.Untuk Interface ke-2 yaitu interface public, caranya sama dengan diatas, sehingga jika dilihat lagi akan menjadi 2 interface: [ropix@IATG-SOLO] > /ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # 0 1 ADDRESS 192.168.0.254/24 202.51.192.42/29 NETWORK 192.168.0.0 202.51.192.40 BROADCAST 192.168.0.255 202.51.192.47 INTERFACE local public

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Via winbox:

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Modul 15. Praktikum Bridging dan DHCP Server dengan Mikrotik


15.1 Bridging
Bridge adalah suatu cara untuk menghubungkan dua segmen network terpisah bersama-sama dalam suatu protokol sendiri. Paket yang diforward berdasarkan alamat ethernet, bukan IP address (seperti halnya router). Karena forwarding paket dilaksanakan pada Layer 2, maka semua protokol dapat melalui sebuah bridge. Jadi analoginya seperti ini, anda mempunyai sebuah jaringan local 192.168.0.0/24 gateway ke sebuah modem ADSL yg juga sebagai router dengan ip local 192.168.0.254 dan ip public 222.124.21.26. Anda ingin membuat proxy server dan mikrotik sebagai BW management untuk seluruh client. Nah mau ditaruh dimanakan PC mikrotik tersebut? Diantara hub/switch dan gateway/modem? Bukankah nanti jadinya dia sebagai NAT dan kita harus menambahkan 1 blok ip privat lagi yang berbeda dari gateway modem? Solusinya mikrotik di set sebagai bridging, jadi seolah2 dia hanya menjembatani antar kabel UTP saja. Topologinya sbb:

Internet------Moderm/router -----------Mikrotik------Switch/Hub---Client

Setting bridging menggunakan winbox 1. Menambahkan interface bridge Klik menu Interface kemudian klik tanda + warna merah untuk menambahkan interface, pilih Bridge

memberi nama interface bridge, missal kita beri nama bridge1

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2. menambahkan interface ether local dan public pada interface Klik menu IP>Bridge>Ports , kemudian klik tanda + untuk menambahkan rule baru: Buat 2 rules, untuk interface local dan public.

3. Memberi IP address untuk interface bridge Klik menu IP kemudian klik tanda + untuk menambahkan IP suatu interface, missal 192.168.0.100, pilih interface bridge1 (atau nama interface bridge yang kita buat tadi)

Dengan memberikan IP Address pada interface bridge, maka mikrotik dapat di remote baik dari jaringan yg terhubung ke interface local ataupun public. http://kuliah-hhn.blogspot.com/

15.2 Mikrotik DHCP Server


Untuk membuat DHCP Server diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuat address pool dan menentukan IP Range 2. Mengaktifkan DHCP server.

Sedangkan untuk membuat Internet Gateway Server, inti langkahnya adalah melakukan masquerading yang akan melewatkan paket-paket data ke user. Berikut ini adalah gambaran dari network dan servernya : 1. Mikrotik di install pada CPU dengan 2 ethernet card, 1 interface utk koneksi ke internet, 1 interface utk konek ke lokal. 2. IP address : - gateway (mis: ADSL modem) : 192.168.100.100 - DNS : 192.168.100.110 - interface utk internet : 192.168.100.1 - interface utk lokal : 192.168.0.1 Untuk memulainya, kita lihat interface yang ada pada Mikrotik Router [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X disabled, D dynamic, R running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R ether1 ether 0 0 1500 1 R ether2 ether 0 0 1500 [admin@Mikrotik] > kemudian set IP address pada interface Mikrotik. Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk koneksi ke Internet dengan IP 192.168.100.1 dan ether2 akan kita gunakan untuk network local kita dengan IP 192.168.0.1
[admin@mikrotik]> interface=ether1 [admin@mikrotik]> interface=ether2 ip ip address address add add address=192.168.100.1 address=192.168.0.1 netmask=255.255.255.0 netmask=255.255.255.0

[admin@mikrotik]>ip address print Flags: X disabled, I invalid, D dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

0 192.168.100.1/24 192.168.100.0 192.168.100.255 ether1 1 192.168.0.1/24 192.168.0.0 192.168.0.255 ether2 [admin@mikrotik] >

Setelah selesai Barulah kita bisa melakukan setup DHCP server pada Mikrotik. 1. Membuat address pool /ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.0.2-192.168.0.100 /ip dhcp-server network add address=192.168.0.0/24 gateway=192.168.0.1 2. Tentukan interface yang dipergunakan dan aktifkan DHCP Server. /ip dhcp-server add interface=ether2 address-pool=dhcp-pool enable 0 [admin@mikrotik] > ip dhcp-server print Flags: X disabled, I invalid # NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP 0 dhcp1 ether2 sampai tahap ini, DHCP server telah selesai untuk dipergunakan dan sudah bisa di test dari user. Langkah Selanjutnya adalah membuat internet gateway, Misalnya IP ADSL Modem sebagai gateway untuk koneksi internet adalah 192.168.100.100 dan DNS Servernya 192.168.100.110, maka lakukan setting default gateway dengan perintah berikut : [admin@mikrotik] > /ip route add gateway=192.168.100.100 3. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers [admin@mikrotik] > ip route print Flags: X disabled, A active, D dynamic, C connect, S static, r rip, b bgp, o ospf # DST-ADDRESS PREFSRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE 0 1 2 ADC 192.168.0.0/24 192.168.0.1 ether2

ADC 192.168.100.0/24 192.168.100.1 ether1 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.100.100 ether1

[admin@mikrotik] > Lanjutkan dengan Setup DNS


[admin@mikrotik]>ip dns set primary-dns=192.168.100.110 allow-remoterequests=no [admin@mikrotik] > ip dns print

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

primary-dns: 192.168.100.110 secondary-dns: 0.0.0.0 allow-remote-requests: no cache-size: 2048KiB cache-max-ttl: 1w cache-used: 16KiB [admin@mikrotik] >

4. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain [admin@mikrotik] > ping yahoo.com 216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms 10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss round-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms [admin@mikrotik] > Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar. 5. Setup Masquerading, ini adalah langkah utama untuk menjadikan Mikrotik sebagai gateway server [admin@mikrotik] > ip firewall nat add action=masquerade outinterface=ether1chain: srcnat [admin@mikrotik] > [admin@mikrotik] ip firewall nat print Flags: X disabled, I invalid, D dynamic 0 chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade [admin@mikrotik] > Selesai, tinggal test koneksi dari user. seharusnya dengan cara ini user sudah bisa terhubung ke internet. Cara ini memang cara yang paling mudah untuk membuat user dapat terhubung ke internet, namun tingkat keamanannya masih rendah dan diperlukan pengaturan firewall.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Modul 16. Praktikum NAT dan Web Proxy dengan Mikrotik


16.1 NAT dengan Mikrotik
Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. Saat ini, protokol IP yang banyak digunakan adalah IP version 4 (IPv4). Dengan panjang alamat 4 bytes berarti terdapat 2 pangkat 32 = 4.294.967.296 alamat IP yang tersedia. Jumlah ini secara teoretis adalah jumlah komputer yang dapat langsung koneksi ke internet. Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP (Internet Service Provider) hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu user dan alamat ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang diberikan akan berbeda setiap kali user melakukan koneksi ke internet. Hal ini akan menyulitkan untuk bisnis golongan menengah ke bawah. Di satu sisi mereka membutuhkan banyak komputer yang terkoneksi ke internet, akan tetapi di sisi lain hanya tersedia satu alamat IP yang berarti hanya ada satu komputer yang bisa terkoneksi ke internet. Hal ini bisa diatasi dengan metode NAT. Dengan NAT gateway yang dijalankan di salah satu komputer, satu alamat IP tersebut dapat dishare dengan beberapa komputer yang lain dan mereka bisa melakukan koneksi ke internet secara bersamaan. Misal kita ingin menyembunyikan jaringan local/LAN 192.168.0.0/24 dibelakang satu IP address 202.51.192.42 yang diberikan oleh ISP, yang kita gunakan adalah fitur Mikrotik source network address translation (masquerading) . Masquerading akan merubah paket-paket data IP address asal dan port dari network 192.168.0.0/24 ke 202.51.192.42 untuk selanjutnya diteruskan ke jaringan internet global. Untuk menggunakan masquerading, rule source NAT dengan action 'masquerade' harus ditambahkan pada konfigurasi firewall: [ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=public

Kalo menggunakan winbox, akan terlihat seperti ini:

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

16.2 Mikrotik sebagai Transparent web proxy


Salah satu fungsi proxy adalah untuk menyimpan cache. Apabila sebuah LAN menggunakan proxy untuk berhubungan dengan Internet, maka yang dilakukan oleh browser ketika user mengakses sebuah url web server adalah mengambil request tersebut di proxy server. Sedangkan jika data belum terdapat di proxy server maka proxy mengambilkan langsung dari web server. Kemudian request tersebut disimpan di cache proxy. Selanjutnya jika ada client yang melakukan request ke url yang sama, akan diambilkan dari cache tersebut. Ini akan membuat akses ke Internet lebih cepat. Bagaimana agar setiap pengguna dipastikan mengakses Internet melalu web proxy yang telah kita aktifkan? Untuk ini kita dapat menerapkan transparent proxy. Dengan transparent proxy, setiap Browser pada komputer yang menggunakan gateway ini secara otomatis melewati proxy. Mengaktifkan fiture web proxy di mikrotik:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip proxy set enabled=yes [ropix@IATG-SOLO] > /ip web-proxy set cache-administrator= ropix.fauzi@infoasia.net [ropix@IATG-SOLO] > /ip web-proxy print

enabled: yes src-address: 0.0.0.0 port: 3128 hostname: "IATG-SOLO"

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

transparent-proxy: yes parent-proxy: 0.0.0.0:0 cache-administrator: "ropix.fauzi@infoasia.net" max-object-size: 8192KiB cache-drive: system max-cache-size: unlimited max-ram-cache-size: unlimited status: running reserved-for-cache: 4733952KiB reserved-for-ram-cache: 2048KiB

Membuat rule untuk transparent proxy pada firewall NAT, tepatnya ada dibawah rule untuk NAT masquerading:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat add chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect toports=3128

[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic 0 chain=srcnat out-interface=public action=masquerade

1 chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=3128

Pada winbox: 1. Aktifkan web proxy pada menu IP>Proxy>Access>Setting ( check box enable)

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

2. Setting parameter pada menu IP>Web Proxy>Access Setting>General

3. Membuat rule untuk transparent proxy pada menu IP>Firewall>NAT

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

16.3 Transparent proxy dengan proxy server terpisah/independent


Web Proxy built in MikroTik menurut pengamatan saya kurang begitu bagus dibandingkan dengan proxy squid di linux, squid di linux lebih leluasa untuk dimodifikasi dan diconfigure, misalkan untuk feature delay-pool dan ACL list yang berupa file, belum ada di mikrotik seri 2.9.x. Biasanya kebanyakan orang lebih suka membuat proxy server sendiri, dengan PC Linux/FreeBSD dan tinggal mengarahkan semua client ke PC tersebut. Topologi PC proxy tersebut bisa dalam jaringan local ataupun menggunakan ip public. Konfigurasinya hampir mirip dengan transparent proxy, bedanya adalah pada rule NAT actionnya yaitu sebagai berikut:

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Dalam contoh diatas 192.168.0.100 adalah IP proxy server port 8080

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Modul 17. Praktikum Mikrotik sebagai bandwidth limiter dan Monitor Jaringan
17.1 Mikrotik sebagai bandwidth limiter
Mikrotik juga dapat digunakan untuk bandwidth limiter (queue) . Untuk mengontrol mekanisme alokasi data rate. Secara umum ada 2 jenis manajemen bandwidth pada mikrotik, yaitu simple queue dan queue tree. Silahkan gunakan salah satu saja. Tutorial berikutnya semua setting mikrotik menggunakan winbox, karena lebih user friendly dan efisien. Simple queue: Misal kita akan membatasi bandwidth client dengan ip 192.168.0.3 yaitu untuk upstream 64kbps dan downstream 128kbps Setting pada menu Queues>Simple Queues

Queue tree Klik menu ip>firewall>magle

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb: Pada tab General: Chain=forward, Src.address=192.168.0.3 (atau ip yg ingin di limit) Pada tab Action : Action = mark connection, New connection mark=client3-con (atau nama dari mark conection yg kita buat) Klik Apply dan OK

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Buat rule lagi dengan parameter sbb: Pada tab General: Chain=forward, Connection mark=client3-con (pilih dari dropdown menu) Pada tab Action: Action=mark packet, New pcket Mark=client3 (atau nama packet mark yg kita buat) Klik Apply dan OK

Klik menu Queues>Queues Tree

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb:

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Pada tab General: Name=client3-in (misal), Parent=public (adalah interface yg arah keluar), Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle), Queue Type=default, Priority=8, Max limit=64k (untuk seting bandwith max download) Klik aplly dan Ok

Buat rule lagi dengan parameter sbb: Pada tab General: Name=client3-up (misal), Parent=local (adalah interface yg arah kedalam), Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle), Queue Type=default, Priority=8, Max limit=64k (untuk seting bandwith max upload) Klik aplly dan Ok

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

17.2 Mikrotik sebagai MRTG / Graphing


Graphing adalah tool pada mikrotik yang difungsikan untuk memantau/monitoring perubahan parameterparameter pada setiap waktu. Perubahan perubahan itu berupa grafik up-to-date dan dapat diakses menggunakan browser. Graphing dapat menampilkan informasi berupa: * Resource usage (CPU, Memory and Disk usage) * Traffic yang melewati interfaces * Traffic yang melewati simple queues

Mengaktifkan fungsi graping Klik menu Tool >Graphing>Resource Rules Adalah mengaktifkan graphing untuk resource usage Mikrotik. Sedangkana allow address adalah IP mana saja yang boleh mengakses grafik tersebu,. 0.0.0.0/0 untuk semua ip address.

Klik menu Tool>Graphing>Interface Rules Adalah mengaktifkan graphing untuk monitoring traffic yang melewati interface, silahkan pilih interface yg mana yang ingin dipantau, atau pilih all untuk semua.

Graphing terdiri atas dua bagian, pertama mengumpulkan informasi/ data yang kedua menampilkanya dalam format web. Untuk mengakses graphics, ketik URL dengan format http:// [Router_IP_address]/graphs/ dan pilih dari menu-menu yang ada, grafik mana yang ingin ditampilkan. Contoh hasil grafik untuk traffic interface public:

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Referensi
Sukaridhoto, Sritrusta. Buku Jaringan Komputer Dhoto. PENS-ITS. Surabaya. Sukaridhoto, Sritrusta. Kuliah Jaringan Komputer. PENS-ITS. Surabaya. Riawan, Yoyok. Mikrotik DHCP server. http://yoyok.wordpress.com/2007/08/21/mikrotik-dhcp-server/. Diakses 31 Oktober 2011. Ropix. Mikrotik Step by Step. Bl4ck_4n6el@yahoo.com.

http://kuliah-hhn.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai