http://kuliah-hhn.blogspot.com/
1.1.1. Internetworking
Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan (network), dimana biasa disebut internetwork, atau intenet, yang menyediakan pelayanan komunikasi antar jaringan yang memiliki bentuk fisik yang beragam. Tujuan yang jelas adalah menghubungkan empunya (hosts) pada jaringan yang berbeda, atau mungkin terpisahkan secara geografis pada area yang luas.
Gambar 1.1 Contoh Internet Dimana keduanya terlihat dalam sama sebagai 1 logikal jaringan Internet dapat digolongkan menjadi beberapa group jaringan, antara lain: Backbone: Jaringan besar yang menghubungkan antar jaringan lainnya. Contoh : NSFNET yang merupakan jaringan backbone dunia di Amerika, EBONE yang merupakan jaringan backbone di Eropa, dan lainnya. Jaringan regional, contoh: jaringan antar kampus. http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Jaringan yang bersifat komersial dimana menyediakan koneksi menuju backbone kepada pelanggannya. Jaringan lokal, contoh: jaringan dalam sebuah kampus. Aspek lain yang penting dari TCP/IP adalah membentuk suatu standarisasi dalam komunikasi. Tiap-tiap bentuk fisik suatu jaringan memiliki teknologi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pemrograman atau fungsi khusus untuk digunakan dalam komunikasi. TCP/IP memberikan fasilitas khusus yang bekerja diatas pemrograman atau fungsi khusus tersebut dari masing-masing fisik jaringan. Sehingga bentuk arsitektur dari fisik jaringan akan tersamarkan dari pengguna dan pembuat aplikasi jaringan. Dengan TCP/IP, pengguna tidak perlu lagi memikirkan bentuk fisik jaringan untuk melakukan sebuah komunikasi. Sebagai contoh pada Gambar 1.1, untuk dapat berkomunikasi antar 2 jaringan, diperlukan komputer yang terhubung dalam suatu perangkat yang dapat meneruskan suatu paket data dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain. Perangkat tersebut disebut Router. Selain itu router juga digunakan sebagai pengarah jalur (routing). Untuk dapat mengidentifikasikan host diperlukan sebuah alamat, disebut alamat IP (IP address). Apabila sebuah host memiliki beberapa perangkat jaringan (interface), seperti router, maka setiap interface harus memiliki sebuah IP address yang unik. IP address terdiri dari 2 bagian, yaitu :
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 1.2. Protokol TCP/IP Layer Aplikasi (Aplications) Layer aplikasi digunakan pada program untuk berkomunikasi menggunakan TCP/IP. Contoh aplikasi antara lain Telnet dan File Transfer Protocol (FTP). Interface yang digunakan untuk saling berkomunikasi adalah nomer port dan socket. Layer transport memberikan fungsi pengiriman data secara end-to-end ke sisi remote. Aplikasi yang beragam dapat melakukan komunikasi secara serentak (simulaneously). Protokol pada layer transport yang paling sering digunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP), dimana memberikan fungsi pengiriman data secara connection oriented, pencegahan duplikasi data, congestion control dan flow control. Protokol lainnya adalah User Datagram Protocol (UDP), dimana memberikan fungsi pengiriman connectionless, jalur yang tidak reliabel. UDP banyak digunakan pada aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan dapat metoleransi terhadap kerusakan data. Layer Internetwork biasa disebut juga layer internet atau layer network, dimana memberikan vitual network pada internet. Internet Protocol (IP) adalah protokol yang paling penting. IP memberikan fungsi routing pada jaringan dalam pengiriman data. Protokol lainnya antara lain : IP, ICMP, IGMP, ARP, RARP Layer network interface disebut juga layer link atau layer datalink, yang merupakan perangkat keras pada jaringan. Contoh : IEEE802.2, X.25, ATM, FDDI, dan SNA.
Layer Transport
Layer Internetwork
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Server bekerja dengan cara menunggu request pada port yang sudah terdaftar, sehingga client dapat dengan mudah mengirimkan data ke port pada server.
1.2.1. ARPANET
Suatu badan penelitian yang dibentuk oleh DARPA, dan merupakan grand-daddy of packet switching. ARPANET merupakan awal dari internet. ARPANET menggunakan komunikasi 56Kbps tetapi karena perkembangan akhirnya tidak mampu mengatasi trafik jaringan yang berkembang tersebut. 1.2.2. NFSNET NSFNET, National Science Foundation (NSF) Network. Terdiri dari 3 bagian internetworking di Amerika, yaitu :
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
o o o
Backbone, jaringan yang terbentuk dari jaringan tingkat menengah (mid-level) dan jaringan supercomputer. Jaringan tingkat menengah (mid-level) terdiri dari regional, berbasis disiplin dan jaringan konsorsium superkomputer. Jaringan kampus, akademik maupun komersial yang terhubung ke jaringan tingkat menengah.
1.2.4. Internet2
Perkembangan internet disusul dengan project internet2 yang merupakan Next Generation Internet (NGI). Tujuan dari internet2 antara lain : Mendemostrasikan aplikasi baru yang dapat meningkatkan peneliti untuk melakukan kolaborasi dalam penelitian Membangun advanced communication infrastructures Menyediakan middleware dan perangkat development Mendukung QoS untuk penelitian dan komuniti pendidikan Mempromosikan next generation dari teknologi komunikasi Mengkoordinasi standarisasi Mengkapitalisasi sistem partner antara pemerintah dan sektor organisasi Melakukan perubahan jaringan dari internet ke internet2 Mempelajari efek samping dari infrastruktur yang baru pada pendidikan tinggi dan komunitas internet Informasi tentang internet2 dapat dilihat di http://www.internet2.edu
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 1.5. Model Referensi OSI Tiap layer memiliki fungsi yang saling terhubung dengan layer di atasnya.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Sesi layer mendefinisikan RPC, SQL, NFS, SCP bagaimana memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (biasa disebut session)
Transport (Layer 4)
Pada layer 4 ini bisa dipilih TCP, UDP, SPX apakah menggunakan protokol yang mendukung error recovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang, mengurutkan data yang datang apabila datangnya tidak berurutan. Layer ini mendefinisikan IP, IPX, Appletalk DDP pengiriman data dari ujung ke ujung. Untuk melakukan pengiriman pada layer ini juga melakukan pengalamatan. Mendifinisikan pengiriman jalur (routing).
Network (Layer 3)
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Layer ini mengatur pengiriman IEEE 802.2/802.3, HDLC, Frame data dari interface yang berbeda. relay, PPP, FDDI, ATM Semisal pengiriman data dari ethernet 802.3 menuju ke Highlevel Data Link Control (HDLC), pengiriman data WAN. Layer ini mengatur tentang EIA/TIA-232, V35, EIA/TIAbentuk interface yang berbeda- 449, V.24, RJ45, Ethernet, NRZI, beda dari sebuah media NRZ, B8ZS transmisi. Spesifikasi yang berbeda misal konektor, pin, penggunaan pin, arus listrik yang lewat, encoding, sumber cahaya dll
Physical (Layer 1)
Gambar 2.2 Format data pada layer presentasi Selain itu pada layer presentasi ini juga berfungsi sebagai enkripsi data.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 2.3 Mengkoordinasi berbagai aplikasi pada saat berinteraksi antar computer
Gambar 2.4 Fungsi transport layer Fungsi yang diberikan oleh layer transport : Melakukan segmentasi pada layer atasnya Melakukan koneksi end-to-end Mengirimkan segmen dari 1 host ke host yang lainnya Memastikan reliabilitas data
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Dinamakan data yang reliabel artinya paket data datang sesuai dengan urutan pada saat dikirimkan. Protokol akan gagal apabila terjadi paket yang hilang, rusak, terjadi duplikasi, atau menerima paket data dengan urutan yang berbeda. Untuk memastikan data yang terkirim, si penerima harus mengirimkan acknowledge untuk setiap data yang diterima pada segmen. Contoh: Pengirim mengirimkan data dengan format window segmen sebesar 1, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 2. Apabila pengirm mengirimkan data dengan format window segmen sebesar 3, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 4 apabila penerimaan data benar. Ilustrasi dapat dilihar di Gambar 2.9.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 2.9 Sistem windowing Teknik konfirmasi data dengan acknowledge bekerja mengirimkan informasi data mana yang terjadi kesalahan. Contoh pada Gambar 2.10 apabila data nomer 5 yang rusak maka si penerima akan memberikan acknowledge ke pengirim no 5, dan si pengirim akan mengirmkan ulang data segmen no 5.
Gambar 2.10 Acknowledge 2.2.5. Layer Network Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing. Pengalamatan pada layer network merupakan pengalamatan secara logical, Contoh penggunaan alamat IP seperti pada Gambar 2.11.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 2.11 Pengalamat logic dan fisik Routing digunakan untuk pengarah jalur paket data yang akan dikirim. Dimana routing ada 2 macam yaitu Routed dan Routing Protocol.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
2.2.6.1. Arbitrasi
Penentuan waktu pengiriman data yang tepat apabila suatu media sudah terpakai, hal ini perlu melakukan suatu deteksi sinyal pembawa. Pada Ethernet menggunakan metode Carrier Sense Multiple Access / Collision Detection (CSMA/CD ).
Gambar 2.13 CSMA/CD Pada jaringan yang dapat melakukan akses secara bersamaan simultan. Maka bila Host A mengirimkan data ke Host D, maka Host B dan C akan melakukan deteksi jalur, dan apabila jalur sedang dipakai maka Host B dan C akan menunggu terlebih dahulu. Hal ini dapat mencegah terjadinya collision. Ilustrasi seperti pada Gambar 2.14.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
2.2.6.2. Addressing
Pengalamatan yang dilakukan pada layer data link bersifat fisik, yaitu menggunakan Media Access Control (MAC). MAC ditanamkan pada interface suatu perangkat jaringan.MAC berukuran 48bit dengan format 12 heksadesimal.
Protokol Data Link 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring Ethernet (DIX) HDLC Frame Relay RFC 2427 Frame Relay RFC 2427 Frame Relay RFC 2427
Tabel 2.2 Tipe Protokol Encoding Bagian (Field) Header DSAP Header 802.2
SSAP Protocol Type Ethertype Cisco proprietary NLPID L2 / L3 protocol SNAP Protocol Type
Header 802.2 Header SNAP Header Ethernet Extra Cisco Header RFC1490 ID Q.933 Header SNAP
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Komunikasi antar komputer pada OSI layer dapat digambarkan seperti Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Komunikasi antar Komputer pada OSI Layer Sebuah data dibuat oleh aplikasi pada host A, contoh seseorang menuliskan email. Pada tiap layer ditambahkan header dan dilanjutkan ke layer berikutnya (langkah 1 Gambar 2.16). Contoh : pada layer transport menyalurkan data dan header yang ditambahkannya ke layer network, sedangkan pada layer network ditambahkan header alamat tujuannya supaya data bisa sampai pada komputer tujuannya. Setelah aplikasi memuat data, software dan hardware pada komputer menambahkan header dan trailernya. Pada layer fisik dapat menggunakan medianya untuk mengirimkan sinyal untuk transmisi (langkah 2 Gambar 2.16). Disisi penerima (langkah 3 Gambar 2.16), Host B mulai mengatur interaksi antar layer pada host B. Panah keatas (langkah 4 Gambar 2.16) menunjukkan proses pemecahan header dan trailer sehingga pada akhirnya data dapat diterima oleh pengguna di host B. Apabila komunikasi yang terjadi antar 2 komputer masih harus melewati suatu media tertentu, semisal router. Maka bentuk dari interaksi OSI layer dapat dilihat seperti Gambar 2.17.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 2.17 Interaksi OSI Layer pada komunikasi melalui sebuah perantara, misal Router
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 3.1 Kabel Coaxial Kabel ini menggunakan konektor Bayonet Nut Connector (BNC) 3.1.2. Twisted Pair Kabel berpilin (Twisted Pair), menggunakan kabel berpasangan dimana tujuannya untuk menghilangkan efek crosstalk. Banyak digunakan untuk jaringan LAN, dikarenakan mampu mengirimkan bandwidth dengan jumlah yang besar.
Gambar 3.2 Twisted Pair Kabel ini menggunakan konektor seri Registered Jack (RJ), dan tergantung dari jenis kategorinya. Untuk kategori 2 menggunakan RJ11 sedangkan untuk kategori 5 keatas menggunakan RJ45.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Kategori (Category) CAT 1 CAT 2 CAT 3 CAT 4 CAT 5 CAT 5E CAT 6 CAT 6E CAT 7
Tabel 3.1 Daftar Kategori Kabel Berpilin Data rate maksimum Penggunaan 1 Mbps (1MHz) Analog voice, ISDN 4 Mbps Token Ring 16 Mbps Voice dan data 10BaseT 20 Mbps 16 Mbps Token Ring 100Mbps ATM 1000Mbps (4 pasang) 1000Mbps Ethernet Mencapai 400MHz Superfast broadband Mencapai 500MHz 10GBaseT Mencapai 1.2GHz Full Motion Video Teleradiology
Jenis kabel berpilin menurut pelindungnya dibagi menjadi : - Unshielded Twisted Pair (UTP)
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 3.5 S/STP - Screened Unshielded Twisted Pair (S/UTP) / Foiled Twisted Pair (FTP)
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 3.8 TIA/EIA-586-A Apabila kedua ujung menggunakan aturan yang sama, kabel tersebut disebut Straight-Through, sedangkan bila berbeda disebut Cross-Over. 3.1.3. Fiber Optic Jenis kabel yang satu ini tidak menggunakan tembaga (cooper), melainkan serat optik. Dimana sinyal yang dialirkan berupa berkas cahaya. Mampu mengirimkan bandwidth lebih banyak. Banyak digunakan untuk komunikasi antar Backbone, LAN dengan kecepatan tinggi.
Gambar 3.29 (a) Tampak samping, (b) FO dengan 3 core Berdasarkan jumlah sumber cahaya yang masuk pada core FO, kabel FO dibagi menjadi 2 yaitu: - Multimode, jumlah sumber lebih dari 1. Menggunakan diameter core dengan ukuran 50 micron 100 micron - Singlemode, jumlah sumber 1. Menggunakan diameter core dengan ukuran 2 8 micron
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
FC
0.20-0.70 dB 0.20 dB SM, MM
FDDI
0.15 db (SM) 0.10 dB (MM) 0.2 dB SM, MM
LC
0.30-1.00 dB 0.25 dB SM, MM
MT Array
0.20-0.45 dB 0.10 dB SM, MM Datacom
SC
0.20-0.45 dB 0.10 dB SM, MM Datacom
SC Duplex
Typ. 0.40 dB (SM) Typ. 0.50 dB (MM) Typ. 0.40 dB (SM) Typ. 0.20 dB (MM)
SM, MM
ST
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 3.10 Spektrum Elektromagnetik 3.2.1. Transmisi Radio Perkembangan teknologi komunikasi radio sangat pesat, penggunaan wireless-LAN sudah semakin populer. Untuk mengirimkan data menggunakan komunikasi radio ada beberapa cara yaitu : a. Memancarkan langsung, sesuai dengan permukaan bumi b. Dipantulkan melalui lapisan atmosfir
Gambar 3.11 Komunikasi radio Komunikasi radio ini menggunakan frekuensi khusus supaya tidak mengakibatkan interference dengan penggunaan frekuensi lainnya, frekuensi yang boleh digunakan disebutn ISM band. ISM singkatan dari Industrial, Scientific and Medical. Frekuensi yang bisa digunakan antara lain : - 900 MHz - 2.4 GHz - 5.8 GHz
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 3.12 ISM Band Contoh penggunaan perangkat Wireless-LAN seperti pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Perangkat Wireless-LAN 3.2.2. Komunikasi Satelit Komunikasi ini digunakan untuk komunikasi jarak jauh atau antar benua. Dimana untuk menghubungkannya diperlukan teknologi satelit. Menurut jaraknya satelit bisa dikategorikan menjadi : - Geostationary
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 3.14 Komunikasi Satelit Komunikasi satelit menggunakan frekuensi / band. Tabel 3.2 Frekuensi Kerja Satelit Band L S C Ku Ka Downlink 1.5 GHz 1.9 GHz 4.0 GHz 11 GHz 20 GHz Uplink 1.6GHz 2.2 GHz 6 GHz 14 GHz 30 GHz Bandwidth 15 MHz 70 MHz 500 MHz 500 MHz 3500 MHz Permasalahan Bandwidth rendah, saluran penuh Bandwidth rendah, saluran penuh Interferensi Teresterial Hujan Hujan, perangkat harga
Untuk menghubungi site yang lain, bisa dilakukan dengan Very Small Aperture Terminal (VSAT). VSAT adalah stasiun bumi 2 arah dengan antena parabola dengan diameter sekitar 3 10 meter.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 4.5 Format frame untuk Ethernet dan IEEE 802.3 Pada layer data link digunakan IEEE 802.2 yaitu Logical Link Controler (LLC) dimana digunakan pada Media Access Control (MAC). Beberapa teknologi Ethernet antara lain seperti pada Gambar 3.6.
Gambar 4.6 Ethernet IEEE 802.3 Untuk teknologi Ethernet digunakan format : [ x ][ y ][ z ] Contoh: 10BaseT, dimana artinya 10, adalah kecepatan dengan satuan Mbps. Selain 10 ada juga 100, 1000 Base, adalah teknologi yang digunakan berupa Baseband. Selain itu ada juga Broadband T, adalah Twisted Pair, dimana media yang digunakan adalah kabel berpilin (twisted pair)
A. Ethernet
Coax
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
10Base-5
Disebut juga sebagai teknologi thick ethernet. Dimana perangkat yang digunakan seperti pada Gambar 3.7. Teknologi ini digunakan pada jaringan Token Ring (IEEE 802.5), dimana jaringan yang terbentuk seperti lingkaran.
Gambar 4.7 Ethernet 10Base5 Keterangan : - tap : tidak perlu memotong kabel - transceiver : digunakan sebagai pengirim / penerima, collision detection, dan isolasi electric - AUI : Attachment User Interface - Digunakan untuk jaringan backbone - Jarak maksimum untuk tiap segmen = 500m - Jumlah maksimum host per segmen = 100 - Jarak minimum antar 2 station = 2.5m - Jarak maksimum antar 2 station = 2.8km
10Base-2
Disebut juga sebagai teknologi thin ethernet. Dimana perangkat yang digunakan seperti pada Gambar 4.8.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 4.8 Ethernet 10Base2 Keterangan : - Menggunakan BNC konektor - Digunakan pada LAN perkantoran - Jarak maksimum segmen = 185m - Jumlah maksimum station per segmen = 30 - Jarak minimum antar 2 station = 0.5m - Jarak maksimum antar 2 station = 925m
Gambar 4.9 Ethernet 10BaseT Apabila menggunakan T berarti menggunakan media Twisted Pair, dan bila menggunakan F berarti menggunakan media Fiber Optic. Untuk perangkat disisi pengguna disebut juga Network Interface Card (NIC). Fiber 10Base-F Teknologi yang menggunakan fiber optic dan banyak digunakan untuk menghubungkan antar gedung. Jarak maksimum segmen yang diperbolehkan adalah 2000m.
B. Fast Ethernet
Copper 100Base-T2 Data dikirimkan melalui 2 pasang kabel tembaga 100Base-T4
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Jaringan ethernet dengan kecepatan hingga 100 (fast ethernet). Jarak maksimum per segmen adalah 100m dengan menggunakan kabel twisted pair kategori 3. 100Base-Tx Jaringan ehternet berkecepatan tinggi 100Mbps. Jarak maksimum persegmen adalah 100m full duplex. Jaringan ini menggunakan kabel twisted pair. Fiber 100Base-FX Jaringan ehternet berkecepatan tinggi 100Mbps. Jarak maksimum per segmen adalah 2000m full duplex dengan menggunakan media 2 kabel fiber optik. 100Base-SX Jaringan ethernet menggunakan 2 kabel fiber optik untuk transmit dan receive dengan jarak maksimum 300m 100Base-BX Jaringan ethernet menggunakan 1 kabel fiber optik dengan tipe singlemode.
C. Gigabit Ethernet
Fiber 1000Base-SX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media fiber optik dengan jarak maksimum per segmen 550m. Fiber optik yang digunakan adalah tipe multimode (50, 62.5 mikron) 1000Base-LX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media fiber optik dengan jarak maksimum per segmen hingga 5000m. Fiber optic yang digunakan adalah tipe singlemode (10 mikron) atau multimode (50, 62.5 mikron) 1000Base-CX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media kabel Twisted Pair yaitu 2 pasang STP. Jarak maksimum per segmen adalah 25m. Cooper 1000Base-TX Jaringan ethernet dengan kecepatan 1000Mbps. Dengan menggunakan media kabel Twisted Pair yaitu 4 pasang UTP. Jarak maksimum per segmen adalah 100m.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
D. 10Gigabit Ethernet
Fiber LAN Phy 10GBase-SR Jaringan 10Gigabit untuk jarak pendek (short-range), digunakan untuk jarak 26m hingga 82m. Bisa mencapai 300m apabila menggunakan 50um 2000MHz-km multimode FO 10GBase-LRM Mencapai jarak 220m dengan menggunakan FDDI-grade 62.5 m multimode FO. 10GBase-LR Mencapai jarak 10km dengan menggunakan 1310 nm single-mode FO 10GBase-ER Mencapai jarak 40km dengan menggunakan 1550 nm single-mode FO 10GBase-LX4 Jaringan 10Gigabit dengan menggunakan teknologi wavelength division multiplexing hingga mencapai jarak 240m 300m. Bisa mencapai 10km dengan menggunakan FO single-mode dengan ukuran 1310nm. WAN Phy 10GBase-SW, 10GBase-LW, dan 10GBase-EW digunakan untuk jaringan WAN, digunakan bersama dengan OC-192/STM-64 SDH/SONET. Cooper 10GBase-CX4 Menggunakan 4 jalur kabel tembaga, hingga mencapai 15m. 10GBase-T Menggunakan kabel UTP / STP dengan category 6 dan 7.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 4.10 Perangkat Jaringan sesuai dengan Layer Perbedaan cara kerja Hub dan Switch dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
4.1.2. Token Ring Token Ring dikembangkan oleh IBM pada tahun 1980 dan menjadi standar IEEE 802.5. Menjadi berkembang setelah melebihi kemampuan dari 10Base-T. Token ring merupakan jaringan bertopologi star, dengan Multistation Access Unit (MAU) sebagai pusat jaringan. MAU berfungsi seperti HUB hanya saja data bergerak dengan 1 arah. Data bergerak seperti lingkaran pada MAU.
Gambar 4.13 Token Ring Untuk mengakses jaringan diperlukan yang namanya token. Token dilempar ke jaringan dan akan menerima data dengan dikirimkan kembali ke token si pengirim. Dengan adanya teknologi switch pada Ethernet, token ring menjadi tidak banyak digunakan.
4.1.3. Fiber Distribution Data Interface (FDDI) FDDI merupakan standar untuk jaringan fiber optik dengan kecepatan 100Mbps. Pada OSI Model FDDI diilustrasikan seperti pada Gambar 3.14. RFC yang menerangkan FDDI adalah RFC 1188.
FDDI bekerja dengan menggunakan 2 jalur berbentuk RING, dimana apabila terjadi kerusakan pada suatu station maka pada station sebelumnya akan membuat loopback sehingga jaringan tidak terputus.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Nama WAN Plain Old Telephone Service Integrated Services Digital Network X.25 Frame Relay Asynchronous Transfer Mode Switched Multimegabit Data Service T1, T3, E1, E3 Digital Subcriber Line Modem
Penggunaan Standar Data dan voice secara bersamaan Radio Paket, workshore Flexible workshore High Power network MAN, variant dari ATM Telecomunication Teknologi baru melalui line telepon Teknologi lama yang menggunakan jalur telepon TV Kabel Microwave & link dengan laser Microwave & link dengan laser Jaringan cepat menggunakan FO
X.25 Frame Relay ATM SMDS T1, T3, E1, E3 xDSL Dial-up Modem
PacketSwithing
1.544Mbps 622Mbps 1.544 & 44.736Mbps 1.544 & 44.736 Mbps 384 kbps 56kbps
Cell-Swithing
Dedicated Digital
Lainnya
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 4.15 Perangkat WAN Cara menghubungkan perangkat WAN ada 2 macam yaitu, menghubungkan langsung secara point-topoint atau melalui perangkat swithing lainnya.
Gambar 4.16 Cara menghubungkan perangkat WAN Sedangkan pada bentuk fisiknya perangkat WAN akan disambungkan seperti berikut
Gambar 4.17 Bentuk sambungan fisik perangkat WAN Contoh perangkat WAN :
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
4.2.1. Serial Line IP (SLIP) SLIP merupakan standar yang digunakan pada jaringan point-to-point dengan koneksi serial dimana berjalan protokol TCP/IP, diterangkan pada RFC 1055. Protokol ini telah diganti oleh Point-to-Point Protocol (PPP). Contoh koneksi yang menggunakan SLIP adalah hubungan antar PC dengan menggunakan null-modem 4.2.2. Point-to-Point Protocol (PPP) PPP diterangkan di standard protocol nomer 51, dan RFC 1661 dan RFC 1662. PPP memiliki 3 komponen inti, yaitu : 1. Menggunakan enkapsulasi datagram melalui link serial 2. Link Control Protocol digunakan untuk menyambungkan, menkonfigurasi, dan testing koneksi data link 3. Network Control Protocol digunakan untuk menghubungkan protokol yang berbeda. Phase yang dilakukan untuk membuat koneksi dengan PPP yaitu: 1. Pembentukan link dan negosiasi konfigurasi 2. Mengukur kualiti dari link 3. Authentikasi 4. Negosiasi configurasi protokol layer Network 5. Pemutusan link Untuk media yang lainnya PPP menggunakan enkapsulasi melalui PPP. Perangkat yang biasa digunakan pada komunikasi PPP antara lain modem.
Gambar 4.18 Modem Komunikasi yang dilakukan dengan modem dapat dilakukan seperti Gambar 4.19.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 4.19 Koneksi menggunakan Modem 3.2.3. Integrated Services Digital Network (ISDN) Komunikasi ini menggunakan enkapsulasi PPP melalui ISDN, dimana dibahas pada RFC1618. ISDN Basic Rate Interface (BRI) mendukung 2 B-Channel dengan kapasitas 64kbps dan 16kbps D-Channel digunakan untuk kontrol informasi. B-Channel hanya bisa digunakan untuk voice saja atau data saja. ISDN Primary Rate Interface (PRI) mendukung beberapa B-Channel (biasanya 30) dan 64kbps DChannel. Perangkat ISDN menggunakan tipe perangkat DCE/DTE. 3.2.4. X.25 Enkapsulasi IP melalui X.25 didokumentasikan di RFC1356. X.25 merupakan interface penghubung antara host dengan packet switching, dan banyak digunakan pada ISDN. Layer pada X.25: - Physical o Merupakan interface antar station dengan node o DTE pada perangkat user o DCE pada node o Menggunakan X.21 o Merupakan sequence dari frame - Link o Link Access Protocol Balance (LAPB), merupakan bagian dari HDLC - Packet o Merupakan eksternal virtual circuit o Merupakan logical circuit antar subcriber Penggunaan X.25 dapat dilihat pada Gambar 4.20.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 4.20 Penggunaan X.25 4.2.5. Frame Relay Frame Relay merupakan pengembangan dari X.25. Karakteristik frame relay : - Call Control dilakukan pada koneksi logical. - Multiplexing dan switching dilakukan di layer 2 - Tidak ada flow control dan error control pada setiap hop - Flow control dan error control dilakukan di layer atasnya - Menggunakan single data frame. 4.2.6. PPP over SONET dan SDH Circuit Synchronous Optical Network disingkat SONET, Synchronous Digital Hierarchy disingkat SDH link, koneksi PPP over SONET atau SDH didokumentasikan di RFC1619. Kecepatan dasar dari PPP over SONET/SDH adalah STS-3c/STM-1 pada kecepatan 155.52 Mbps. 4.2.7. Asynchronous Transfer Mode (ATM) ATM mengirimkan data secara potongan diskrit. Memiliki koneksi multi logical melalui koneksi fisik tunggal. Paket ATM yang terkirim pada koneksi logic disebut cell. ATM mampu meminimalis error dan flow control. ATM memiliki data rate 25.6Mbps sampai 622.08Mbps.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
5.1. Pengalamatan IP
Alamat IP merupakan representasi dari 32 bit bilangan unsigned biner. Ditampilkan dalam bentuk desimal dengan titik. Contoh 10.252.102.23 merupakan contoh valid dari IP.
IP address merupakan 32 bit bilangan biner dimana bisa dituliskan dengan bilangan decimal dengan dibagi menjadi 4 kolom dan dipisahkan dengan titik. Bilangan biner dari IP address 128.2.7.9 adalah : 10000000 00000010 00000111 00001001 Penggunaan IP address adalah unik, artinya tidak diperbolehkan menggunakan IP address yang sama dalam satu jaringan.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 5.1 Pembagian Kelas pada IP Dimana : o Kelas A : Menggunakan 7 bit alamat network dan 24 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 27-2 (126) jaringan dengan 224-2 (16777214) host, atau lebih dari 2 juta alamat. Kelas B : Menggunakan 14 bit alamat network dan 16 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 214-2 (16382) jaringan dengan 216-2 (65534) host, atau sekitar 1 juga alamat. Kelas C : Menggunakan 21 bit alamat network dan 8 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkin adanya 221-2 (2097150) jaringan dengan 2 8-2 (254) host, atau sekitar setengah juta alamat. Kelas D : Alamat ini digunakan untuk multicast Kelas E : Digunakan untuk selanjutnya.
o o
Kelas A digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host yang sangat banyak. Sedangkan kelas C digunakan untuk jaringan kecil dengan jumlah host tidak sampai 254. sedangkan untuk jaringan dengan jumlah host lebih dari 254 harus menggunakan kelas B.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
5.2. IP Subnet
Perkembangan internet yang semakin pesat, menyebabkan penggunaan IP semakin banyak, dan jumlah IP yang tersedia semakin lama semakin habis. Selain itu untuk pengaturan jaringan juga semakin besar karena jaringannya yang semakin besar. Untuk itu perlu dilakukan pengecilan jaringan yaitu dengan cara membuat subnet (subneting). Sehingga bentuk dasar dari IP berubah dengan pertambahan subnetwork atau nomer subnet, menjadi
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Artinya 10 sebagai alamat network dan 252.102.23 sebagai alamat host. Kemudian administrator menentukan bahwa bit 8 sampai dengan bit ke 24 merupakan alamat subnet. Artinya menggunakan subnetmask 255.255.255.0 (11111111 11111111 11111111 00000000 dalam notasi bit). Dengan aturan bit 0 dan 1 maka jaringan tersebut memiliki 2 8-2 (254).
Hal ini tidak bisa dicapai dengan menggunakan static subneting. Untuk contoh ini, apabila menggunakan subneting 255.255.255.192 maka hanya akan terdapat 4 subnet dengan masing-masing subnet memiliki 64 host, yang dibutuhkan 5 subnet. Apabila menggunakan subnet 255.255.255.224, memang bisa memiliki sampe 8 subnet tetapi tiap subnetnya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal yang diinginkan ada beberapa subnet dengan 50 host. Solusinya adalah dengan membagi subnet menjadi 4 subnet dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.192 dan subnet yang terakhir dibagi lagi dengan menggunakan subnetmask 255.255.255.224. Sehingga akan didapatkan 5 subnet, dengan subnet pertama sampe ketiga bisa mendapatkan maksimal 64 host dan subnet ke empat dan kelima memiliki 32 host.
5.3. IP Routing
Fungsi utama dari sebuah IP adalah IP routing. Fungsi ini memberikan mekanisme pada router untuk menyambungkan beberapa jaringan fisik yang berbeda. Sebuah perangkat dapat difungsikan sebagai host maupun router. Ada 2 tipe IP routing yaitu : direct dan indirect.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
dari gateway pertama yang hanya diperlukan oleh pengirim untuk mengirimkan data ke tujuan yang berada di jaringan yang berbeda. Pada Gambar 5.2 akan diperlihatkan perbedaan direct dan indirect routing.
Gambar 5.2 Direct dan Indirect Route Host C memiliki direct route terhadap Host B dan D, dan memiliki indirect route terhadap host A melalui gateway B 5.3.2. Table Routing Menentukan arah dari berbagai direct route dapat dilihat dari list akan interface. Sedangkan untuk list jaringan dan gatewaynya dapat dikonfigurasi kemudian. List tersebut digunakan untuk fasilitas IP routing. Informasi tersebut disimpan dalam suatu tabel yang disebut table arah (Routing Table). Tipe informasi yang ada pada table routing antara lain : 1. Direct route yang didapat dari interface yang terpasang 2. Indirect route yang dapat dicapai melalui sebuah atau beberapa gateway 3. Default route, yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa terhubung melalui direct maupun indirect route.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Gambar 5.3 Skenario Table Routing Gambar 4.3 menyajikan contoh suatu jaringan. Table Routing dari host D akan berisikan : Destination 129.7.0.0 128.15.0.0 128.10.0.0 Default 127.0.0.1 Router E D B B Loopback Interface Lan0 Lan0 Lan0 Lan0 Lo
Host D terhubung pada jaringan 128.15.0.0 maka digunakan direct route untuk jaringan ini. Untuk menghubungi jaringan 129.7.0.0 dan 128.10.0.0, diperlukan indirect route melalui E dan B. Sedangkan table routing untuk host F, berisikan : Destination 129.7.0.0 Default 127.0.0.1 Router F E Loopback Interface Wan0 Wan0 Lo
Karena jaringan selain 129.7.0.0 harus dicapai melalui E, maka host F hanya menggunakan default route melalui E. 5.3.3. Algoritma IP routing Algoritma routing digambarkan pada Gambar 5.4.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
5.4.1. Broadcast
Pengiriman data dengan tujuan semua alamat yang berada dalam 1 jaringan, mode pengiriman data seperti ini disebut Broadcast. Aplikasi yang menggunakan metode ini akan mengirimkan ke alamat broadcast. Contoh 192.168.0.255, apabila mengirimkan data ke alamat ini maka semua host yang berada dalam jaringan tersebut akan menerima data.
5.4.2. Multicast
Pengiriman data dengan tujuan alamat group dalam 1 jaringan, mode pengiriman data ini disebut Multicast. Alamat ini menggunakan kelas D, sehingga beberapa host akan didaftarkan dengan menggunakan alamat kelas D ini. Apabila ada pengirim yang mengirimkan data ke alamat kelas D ini akan diteruskan menuju ke host-host yang sudah terdaftar di IP kelas D ini.
5.4.3. Anycast
Apabila suatu pelayanan menggunakan beberapa IP address yang berbeda, kemudian apabila ada pengirim mengirimkan data menuju ke pelayanan tersebut maka akan diteruskan ke salah satu alamat IP tersebut, mode pengiriman ini disebut Anycast. Contoh: Apabila ada 5 server dengan aplikasi FTP yang sama, maka apabila ada user mengakses pelayanan FTP tersebut akan diarahkan ke salah satu dari 5 server tersebut.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
192.168.0.0 192.168.255.0
Jaringan yang menggunakan alamat tersebut tidak akan diroutingkan dalam internet.
5.7. IP Datagram
Unit yang dikirim dalam jaringan IP adalah IP datagram. Dimana didalamnya terdapat header dan data yang berhubungan dengan layer diatasnya.
Gambar 4.6 Format IP Datagram Dimana : o o o o VERS : versi dari IP yang digunakan. Versi 4 artinya menggunakan IPv4, 6 artinya IPv6. HLEN : panjang dari IP header Service : no urut quality of service (QoS) Total Length : jumlah dari IP datagram
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
o o o o o o o o o o o
ID : nomer data dari pengirim apabila terjadi fragmentasi Flags : penanda fragmentasi Fragment offset : no urut data fragmen bisa data telah di fragmentasi Time to Live (TTL) : lama waktu data boleh berada di jaringan, satuan detik Protocol : nomer dari jenis protokol yang digunakan Header checksum : digunakan untuk pengecekan apabila data rusak Source IP address : 32 bit alamat pengirim Destination IP Address : 32 bit alamat tujuan IP options : digunakan apabila data diperlukan pengolahan tambahan Padding : digunakan untuk membulatkan jumlah kolom IP options menjadi 32 Data : data yang dikirimkan berikut header di layer atasnya.
5.7.1. Fragmentasi
Dalam perjalanannya menuju tujuan, data akan melewati berbagai macam interface yang berbeda. Dimana masing-masing interface memiliki kemampuan yang berbeda untuk mengirimkan frame data. Kemampuan ini disebut Maximum Transfer Unit (MTU). Batas maksimum data dapat ditempatkan dalam 1 frame. IP dapat memisahkan data yang terkirim menjadi sebesar MTU. Proses pemisahan ini disebut fragmentasi (fragmentation).
5.8 IPv6
5.8.1 Latar Belakang munculnya IPv6 Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4, yang masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. Protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada jaringan-jaringan di dunia. IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis. IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru telah dirancang untuk dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
utama untuk mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakanuntuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis. 5.8.2 Keunggulan IPv6 Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play) Address pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang buruk.
Setting Otomatis Stateless 5.8.3 Perubahan Dari IPV4 ke IPV6 Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan "." dan di tuliskan dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan ":" dan dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi . Table Pembagian Ruang Address Pada IPv6 Allocation reserved Unassigned Reserved for NSAP Allocation Reserved for IPX Allocation Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Provider based Unicast Address Unassigned Reserved for Addresses Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Unassigned Link Local Use Addresses Site Local Use Addresses Multicast Addresses Neutral-Interconnect-Based Unicast Prefix(Binary) 0000 0000 0000 0001 0000 001 0000 010 0000 011 0000 1 0001 001 010 011 100 101 110 1110 1111 0 1111 10 1111 1101 1111 1110 1111 1110 10 1111 1110 11 1111 1111 Fraction of Address Space 1/256 1/256 1/128 1/128 1/128 1/32 1/16 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/16 1/32 1/64 1/128 1/512 1/1024 1/1024 1/256
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Untuk memahami tentang struktur bertingkat address pada IPv6 ini, dengan melihat contoh pada address untuk provider. Pertama-tama address sepanjang 128 bit dibagi menjadi beberapa field yang dapat berubah panjang. Jika 3 bit pertama dari address adalah "010", maka ini adalah ruang bagi provider. Sedangkan n bit berikutnya adalah registry ID yaitu field yang menunjukkan tempat/lembaga yang memberikan IP address. Misalnya IP address yang diberikan oleh InterNIC maka field tersebut menjadi "11000". Selanjutnya m bit berikutnya adalah provider ID, sedangkan o bit berikutnya adalah Subscriber ID untuk membedakan organisasi yang terdaftar pada provider tersebut. Kemudian p bit berikutnya adalah Subnet ID, yang menandai kumpulan host yang tersambung secara topologi dalam jaringan dari organisasi tersebut. Dan yang q=125-(n+m+o+p) bit terakhir adalah Interface ID, yaitu IP address yang menandai host yang terdapat dalam grup-grup yang telah ditandai oleh Subnet ID. Subnet ID dan Interface ID ini bebas diberikan oleh organisasi tersebut. Organisasi bebas menggunakan sisa p+q bit dari IP address dalam memberikan IP address di dalam organisasinya setelah mendapat 128(p+q) bit awal dari IP address. Pada saat itu, administrator dari organisasi tersebut dapat membagi menjadi bagian sub-jaringan dan host dalam panjang bit yang sesuai, jika diperlukan dapat pula dibuat lebih terstruktur lagi. Karena panjang bit pada provider ID dan subscriber ID bisa berubah, maka address yang diberikan pada provider dan jumlah IP address yang dapat diberikan oleh provider kepada pengguna dapat diberikan secara bebas sesuai dengan kebutuhan. Pada IPv6 bagian kontrol routing pada address field disebut prefix, yang dapat dianggap setara dengan jaringan address pada IPv4. 5.8.4 Address IPV6
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Pengiriman Paket Pada Anycast Address 5.8.5 Struktur Paket Pada IPv6 Dalam pendesignan header pakket ini, diupayakan agar cost/nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya, address awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap packet. Sedangkan pada header IPv4 ketika packet dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan http://kuliah-hhn.blogspot.com/
urutan antar packet. Namun field tersebut tidak terpakai ketika packet tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap packet disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan bagi fungsi sekuriti dan lain-lain. Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil yang diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.
Struktur Header Dasar Pada IPv6 5.8.6 Label Alir dan Real Time Process Header dari packet pada IPv6 memiliki field label alir (flow-label) yang digunakan untuk meminta agar packet tersebut diberi perlakuan tertentu oleh router saat dalam pengiriman (pemberian flag). Misalnya pada aplikasi multimedia sedapat mungkin ditransfer secepatnya walaupun kualitasnya sedikit berkurang, sedangkan e-mail ataupun WWW lebih memerlukan sampai dengan akurat dari pada sifat real time. Label 0 1 2 3 4 5 6 7 8-15 Tabel Label Alir Pada IPv6 Kategori
Uncharacterized Traffic "Filler" traffic (e.g., netnews) Unattended data transfer (e.g., e-mail) Reserved Attended bulk transfer (e.g., FTP, HTTP, NFS) Reserved Interactive traffic (e.g., Telnet, X) Internet control traffic (e.g., routing protocols, SNMP) Realtime communications traffic, non-congestioncontrolled traffic
Router mengelola skala prioritas maupun resource seperti kapasitas komunikasi atau kemampuan memproses, dengan berdasar pada label alir ini. Jika pada IPv4 seluruh packet diperlakukan sama, maka p ada IPv6 ini dengan perlakuan yang berbeda terhadap tiap packet, tergantung dari isi packet tersebut, dapat diwujudkan komunikasi yang aplikatif.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
5.8.7 IPv6 Transition (IPv4-IPv6) Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts dual stack serta Networks Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server
Network - Tunneling (IPv6 Transition) Jadi setiap router menerima suatu packet, maka router akan memilah packet tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya. 5.8.8 Representasi Alamat pada IPv6 Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana x berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah x maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98: 7654:3210 Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu x, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ::. Contohnya adalah : FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210 dapat direpresentasikan sebagai FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat direpresentasikan sebagai ::1 Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana d.d.d.d adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6 0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7 Jadi jika sekarang anda mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6 pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bit
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
mask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya : 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat. Misalnya : 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa 3 didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai 3 hexa dalam biner). 5.8.9 Kelas IPv6 Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu : 1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 001. 2. Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 10. 3. Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 11. 4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1111. Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang mengacu ke localhost, alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1 dalam protokol IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified address yang tidak boleh diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast address adalah sebagai berikut :
Format Unicast Address Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet. Dalam penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut : Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57 1. Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah 00 (dalam hexadesimal) atau 00000000 (dalam biner) menjadi 00000010 atau 02 dalam hexadesimal. 3. Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757 Ipv4 Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4 Dukungan terhadap IPSec opsional Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router. Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte. Checksum termasuk pada header. Header mengandung option. Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat link-layer. Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP). Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte Cheksum tidak masuk dalam header Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header. ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast. IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD). Tabel Perbandingan IPv4 dan IPv6 Ipv6 Panjang alamat 128 bit (16 bytes) Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration. Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Bab 6. Internetworking
Protokol routing ? Dynamic Routing ? IPv6 Routing Mobile IP? MPLS ? VPN ?
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Bab 8. Security
Network Security NAT dan Security
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Shielded twisted-pair cable (STP) memadukan tehnik shielding (pembungkusan), cancellation, dan twisting of wires. STP memberikan ketahanan dari interferensi elektromagnetik dan interferensi frekuensi radio tanpa menunjukkan penambahan berat atau ukuran kabel yang signifikan. Kabel Shielded twisted-pair memiliki proteksi yang lebih dari semua interferensi eksternal tetapi memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan UTP. Tidak seperti kabel koaksial, bungkus dalam STP bukan merupakan bagian dari sirkuit data, oleh karena itu kabel harus di-ground pada kedua ujung. Jika tidak diground dengan baik, STP dapat menjadi sumber masalah, karena memungkinkan shield bekerja seperti antenna, menyerap sinyal elektrik dari wire yang lain dan dari noise elektrik yang berasal dari luar kabel. Panjang maksimal STP lebih kecil jika dibandingkan kabel koaksial. Tipe STP yang lain adalah yang dibuat untuk instalasi token ring, dikenal dengan 150 ohm STP. Selain keseluruhan kabel dibungkus, masing-masing twisted pair-nya juga dibungkus untuk mengurangi crosstalk. STP jenis ini juga harus di-ground pada 2 ujungnya. Kabel STP jenis ini membutuhkan insulasi (isolasi) yang lebih banyak, dan shilelding yang lebih banyak pula.
Karakteristik STP:
o Speed dan Throughput: 10 100 MBps
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
o o o
Harga: lebih mahal dibandingkan UTP Ukuran media dan konektor : medium to large Panjang kabel maksimum: 100 m
12.2.2 UTP
Unshielded twisted-pair cable (UTP) merupakan media yang tersusun atas 4 pasang wire dan digunakan untuk bermacam-macam network. Twisting pada setiap pasang kabel dilakukan untuk menghasilkan efek cancellation, sehingga dapat membatasi degradasi yang disebabkan oleh interferensi elektromagnetik dan interferensi frekuensi radio. Untuk lebih mengurangi crosstalk antara pair dalam UTP, jumlah lilitan (twisting) pada setiap pair berbeda. Kelebihan UTP: o o o Mudah diinstal Lebih murah dibandingkan tipe media yang lain Memiliki diameter kecil, sehingga mempermudah dalam membuat saluran kabel
Kekurangan UTP: o o o Lebih mudah terkena interferensi elektromagnetik dan noise Jarak maksimum kabel lebih kecil dibandingkan dengan kabel koaksial Lebih lambat dalam transmisi data
12.2.3 Coaxial
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Kabel coaxial terdiri atas sebuah konduktor silindris luar mengelilingi sebuah wire di dalamnya, yang terdiri atas 2 elemen utama. Elemen yang terletak di tengah, merupakan sebuah konduktor tembaga. Bagian ini dikelilingi oleh lapisan insulasi. Setelah material insulasi ini terdapat anyaman tembaga yang menjadi wire kedua dalam sirkuit, sekaligus sebagai bungkus dari konduktor yang terletak di dalam. Layer kedua ini berfungsi untuk mengurangi interferensi luar. Bagian ini kemudian ditutup dengan jacket. Keuntungan menggunakan kabel coaxial: o Jarak maksimum kabel lebih panjang dibandingkan UTP dan STP o Lebih murah dibandingkan dengan fiber optik o Memiliki kemampuan menolak noise yang cukup baik Kekurangan : o Tebal, sehingga susah dalam instalasi dibandingkan twisted pair o Jika kedua ujungnya tidak di-ground (dilakukan dengan memastikan adanya koneksi elektrik yang solid di kedua ujung) dengan baik, maka akan mengakibatkan masalah dalam koneksi.
12.2.4 Fiber Optik
Kabel fiber optik merupakan sebuah media jaringan yang mampu melakukan transmisi cahaya yang dimodulasi. Kabel Fiber optik tidak terpengaruh oleh interferensi elektromagnetik dan memiliki kecepatan transfer data yang paling tinggi dibandingkan media yang lain. Fiber optik tidak membawa impulse elektrik seperti kabel tembaga. Sinyal yang direpresentasikan dalam bit dikonversi ke dalam sinyal cahaya. Berikut ini karakteristik dari kabel fiber optik: o o o o o Speed dan throughput lebih dari 100MBps Harga paling mahal dibandingkan media yang lain Tidak mudah terkena interferensi elektromagnetik Single mode: 1 stream of laser generated light Multimode: multiple stream of laser generated light
Kabel fiber optik terdiri atas 2 fiber yang tersimpan dalam bungkus yang berbeda. Jika dilihat penampang atasnya akan terlihat bahwa setiap optical fiber dikelilingi oleh lapisan pelindung, biasanya terbuat dari plastik contohnya Kevlar, dan sebuah jacket luar. Jacket luar ini melindungi keseluruhan kabel. Tujuan dari penggunaan Kevlar adalah untuk pelindung tambahan untuk fiber glass yang tipis. Bagian pelindung dari sebuah fiber optik disebut dengan core dan cladding. Core biasanya terdiri atas kaca dengan index bias yang tinggi. Jika core dibungkus dengan lapisan cladding yang terbuat dari plastik
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
dengan index bias rendah, maka sinar dapat ditangkap di core fiber. Prises ini disebut dengan total internal reflection.
12.2.5 Repeater
Repeaters berfungsi untuk melakukan regenerate, dan retime signal,sehingga kabel dapat lebih panjang dari jarak maksimumnya. Repeater hanya melibatkan paket pada level bit, sehingga termasuk dalam perangkat layer1. Kekurangan dari repeater adalah mereka tidak dapat memfilter trafik jaringan. 12.2.6 Hub
Multiport repeater, disebut juga Hub mengkombinasikan konektivitas dengan memperkuat dan melakukan retime sinyal seperti pada repeater. Jumlah port dalam hub bermacam-macam, yaitu 4, 8, 12, sampai 24 port. Hal ini memudahkan banyak perangkat terkoneksi dengan hub. Hub hanya memerlukan power dan RJ 45 jack, sehingga cepat untuk melakukan setting network. Hub melibatkan bit-bit, sehingga termasuk dalam perangkat layer 1. Layer 1 meliputi media, sinyal, dan aliran bit ke media memiliki banyak batasan yang dapat diatasi oleh layer 2. sebagai contoh: layer 1 tidak dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya, layer2 memiliki Logical Link Control untuk melakukan fungsi tersebut.Layer 1 tidak dapat mengidentifikasi computers, sedangkan layer 2 menggunakan proses addressing. Layer 1 hanya menggambarkan aliran bit, sedangkan layer 2 menggunakan framing untuk mengatur atau mengelompokkan bit. Layer 1 tidak dapat memutuskan komputer yang mana yang dapat mentransmit data, sedangkan layer 2 menggunakan sebuah sistem yang disebut Media Acces Control (MAC).
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
12.3.1 NIC
Sebuah network interface card (NIC) dipasang ke sebuah motherboard dan memberikan ports untuk koneksi jaringan. NIC dapat didesain sebagai Ethernet card, Token Ring card, atau FDDI card. Network card berkomunikasi dengan jaringan melalui koneksi serial, dan koneksi parallel dengan komputer. Ketika memilih sebuah network card, berikut ini adalah factor yang harus dipertimbangkan: 1. tipe network ( Ethernet, Token Ring, FDDI, atau yang lain) 2. tipe media (twisted-pair, coaxial, or fiber-optic cable) 3. tipe system bus (PCI and ISA) NIC menjalankan fungsi layer data link seperti: o o o o o logical link control berkomunikasi dengan layer yang di atasnya naming memberikan MAC address identifier yang unik framing bagian dari proses enkapsulasi, membungkus bit untuk transport Media Access Control (MAC) memberikan akses terstruktur kepada shared access media signaling memberikan sinyal dan interface dengan media dengan menggunakan built-in transceiver
12.3.2 Bridge
Sebuah bridge menghubungkan segmen-segmen network dan membuat keputusan apakah harus meneruskan sinyal ke segmen berikutnya. Bridge dapat memperbaiki performansi jaringan karena mengeliminasi trafik yang tidak perlu dan mengurangi kemungkinan terjadinya collision. Bridge membagi trafik ke dalam segmen dan memfilter trafik berdasarkan MAC address. Bridge menganalisa frame yang datang, dan memutuskan untuk meneruskan frame sesuai informasi dalam frame tersebut ke tujuan yang diinginkan. Bridges mengambil keputusan apakah akan meneruskan
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
paket atau tidak berdasarkan MAC Address tujuan. Bridges dapat melewatkan paket antar jaringan yang memiliki protocol layer 2 yang berbeda. Bridging terjadi pada layer data link, yang mengontrol data flow, mengatasi error transmisi, menggunakan pengalamatan fisik, dan mengatur akses ke media fisik. Bridge melakukan fungsinya dengan menggunakan berbagai protocol link layer yang memiliki algoritma flow control, error handling addressing, dan media akses. Contoh protocol data link layer yang popular adalah: Ethernet, Token Ring, dan FDDI. Untuk memfilter trafik network, bridge membuat tabel MAC Address yang terletak pada segmen network yang terhubung langsung dewngan bridge. Jika data datang ke media jaringan, bridge membandingkan MAC address tujuan yang dibawa oleh data dengan daftar MAC address yang terdapat dalam table. Jika ternyata MAC address tujuan dari data tersebut ternyata ada dalam segmen network yang sama dengan source-nya, maka bridge tidak meneruskan data tersebut ke segmen network yang lain. Tapi jika ternyata MAC address tujuan berada pada segmen network yang berbeda maka bridge akan meneruskan data ke segmen network yang dituju. Dengan demikian bridge mengurangi trafik jaringan yang tidak diperlukan. Bridge juga dapat menyebabkan masalah, misalnya ketika sebuah device jaringan ingin berhubungan dengan device yang lain, tetapi tidak mengetahui address yang dituju. Dalam keadaan ini source akan mengirim broadcast ke semua device jaringan. Karena setiap device dalam jaringan harus memperhatikan pada setiap broadcast, bridge akan meneruskan broadcast tersebut. Jika terdapat banyak broadcast dalam jaringan, maka akan mengakibatkan terjadinya broadcast storm (badai broadcast). Sebuah broadcast storm dapat mengakibatkan time-out jaringan, trafik yang lambat, serta menurunkan performansi jaringan. 12.3.3 Switch Sebuah network interface card (NIC) dipasang ke sebuah motherboard dan memberikan ports untuk koneksi jaringan. NIC dapat didesain sebagai Ethernet card, Token Ring card, atau FDDI card. Network card berkomunikasi dengan jaringanSwitching merupakan sebuah teknologi untuk mengurangi kongesti, dalam teknologi Ethernet dengan mengurangi trafik dan meningkatkan bandwith. Dalam komunikasi data, semua peralatan switching dan routing memberikan 2 operasi dasar: 1. switching data frames merupakan operasi store-and-forward di mana sebuah frame tiba di sebuah media input, dan ditransmisikan ke sebuah media output. 2. maintenance of switching operations Switch membangun dan mengatur table switching dan mencari jalur. Router membangun tabel routing dan servis. Seperti bridge, switch menghubungkan segmen LAN, menggunakan tabel MAC address untuk menentukan segmen mana yang perlu dilakukan transmisi datagram, dan mengurangi traffik. Switch beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi daripada bridge, dan dapat mendukung fungsionalitas baru seperti virtual LAN. Switch memiliki berbagai keuntungan: 1. mengurangi collision 2. memungkinkan banyak user untuk berkomunikasi secara paralel sehingga 3. mengoptimumkan bandwith yang ada. 4. cost effective, karena pengkabelan dan hardware yang sudah ada dapat digunakan kembali dengan penggunaan switch 5. memudahkan administrator dalam pengaturan jaringan.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Switch dikenal juga dengan multiport bridge, tanpa collision domain karena adanya mikrosegmentasi. Data diteruskan dngan kecepatan tinggi dengan switching paket ke alamat tujuan. Dengan membaca MAC address tujuan, switch dapat mencapai transfer data berkecepatan tinggi seperti bridge. Paket dikirimkan ke port tujuan lebih dulu untuk semua paket yang masuk ke switch. Sehingga menghasilkan level latency yang rendah dan pengiriman data dengan kecepatan tinggi.
12.4 CABLING
12.4.1 Straight-Through Jenis kabel ini digunakan untuk menghubungkan antara workstation dengan hub/switch. Kabel ini juga memiliki 4 pairs (8 wire) dimana setiap pin antara ujung satu dengan ujung lainnya harus sama. Maksudnya, bila salah satu ujung memakai standard T568-A maka ujung satunya harus memakai T568-A juga. Begitu pula sebaliknya, jika salah satu ujung menggunakan standard T568-B, ujung satunya juga harus memakai standard yang sama.
Pin#
Pair#
1 2 3 4 5 6 7 8
3 3 2 1 1 2 4 4
Standard Pengkabelan T568-A Used with Function Wire Color 10/100 Base-T Ethernet? Transmit White/Green Yes Receive Green Yes Transmit White/Orange Yes Not Used No Blue Not Used White/Blue No Yes Receive Orange Not Used No White/Brown Not Used No Brown Standard Pengkabelan T568-B
Used with 100 Base T4 and 1000 Base-T Ethernet? Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
Pin#
Pair#
Function
Wire Color
1 2 3 4 5 6 7 8
2 2 3 1 1 3 4 4
Transmit Receive Transmit Not Used Not Used Receive Not Used Not Used
Used with 100 Base T4 and 1000 Base-T Ethernet? Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
12.4.2 Rollover Digunakan untuk koneksi antara sebuah workstation ke port console pada sebuah router atau switch. Standard yang digunakan adalah T568-A pada salah satu ujung dan ujung lainnya urutan T568-A tinggal di roll (dibalik). Demikian juga jika yang dipakai adalah standard T568-B.
Signal
CTS DSR RXD GND GND TXD DTR RTS
DSR CTS
Signal Legend : RTS : Ready To Send, DTR : Data Terminal Ready, TxD : Transmit Data, GND : Ground (satu untuk TxD dan satunya untuk RxD), RxD : Receive Data, DSR : Data Set Ready, CTS : Clear To Send. 12.4.3 Crossover Merupakan jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan antar workstation atau antar hub/switch. Kabel jenis ini menggunakan standard T568-A pada salah satu ujung, dan T568-B pada ujung lainnya.
12.5 Langkah-langkah
1. Pembuatan kabel
3. Siapkan kabel UTP dan RJ 45 sebagai interfacenya 4. Potong jaket ujung kabel kira-kira 1.5 cm dengan cutter atau gunting, dan buanglah jaket tersebut. Hati-hati dalam mengupas jaket, jangan sampai kabel yang ada di dalamnya ikut terpotong. 5. Untwist atau buka lilitan masing-masing pasangan kabel 6. Untuk membuat kabel straight-trough, crossover maupun rollover, lihat standard T568-A atau T568-B 7. Sesuaikan masing-masing jenis kabel dengan standardnya, lalu luruskan hingga memungkinkan untuk bisa dimasukkan ke dalam RJ 45 8. Bila sudah dimasukkan ke RJ 45, crimpinglah dengan menggunakan peralatan yang ada agar kabel menjadi permanen dan tidak mudah goyah 9. Periksa terlebih dahulu urutan kabelnya sebelum dicrimping, karena kabel yang sudah dicrimping tidak dapat dicabut lagi. Artinya jika kita salah mengurutkan pasangan atau
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
memasukkan ke RJ 45 nya kurang sempurna, besar kemungkinan kabel tidak dapat dipakai 10. Laporkan hasil kabel yang telah Anda buat!
2. Test kabel
1. Kabel yang sudah dicrimping dapat dideteksi kesalahannya dengan memakai cable tester (misal : Fluke 620 LSN CableMeter) 2. Bila cable tester tidak ada, pasangkan kabel tersebut dari NIC ke hub (bila jenisnya straight-through) dan antar workstation jika jenis kabelnya adalah crossover. 3. Pekailah perintah ping untuk uji coba kabel. Apabila koneksi dapat terbentuk, berarti pembuatan kabel Anda sudah benar. Sebaliknya, jika koneksi tak dapat terbentuk, berarti ada kesalahan dalam proses cabling. 4. Amati hasilnya dan catat!
3. Pemasangan jaringan menggunakan kabel UTP :
1. Pasang NIC yang tipe medianya kabel UTP ke slot di motherboard PC yang akan disambungkan 2. Persiapkan kabel UTP crossover dan straight-trough dan pasang ke NIC masing-masing. 3. Cobalah pasang UTP straight-trough untuk PC ke hub dan UTP crossover dari PC ke PC 4. Pastikan bahwa driver LAN card sudah terinstall 5. Beri IP address yang unik untuk tiap workstation. Address tersebut bisa diisi dengan cara mengklik kanan Network Neighborhood. Tanyakan kepada instruktur mengenai pengisian IP lebih lanjut 6. Bila jaringan telah terbentuk, coba jalankan aplikasi yang berhubungan dengan jaringan
7. Amati hasilnya dan catat!
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Topologi Jaringan
Secara umum topologi jaringan dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan jenis hubungannya. Yaitu : o Topologi Bus o Topologi Ring (Cincin) o Topologi Star (Bintang) Penjalasan dari tiga topologi diatas dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini.
Topologi Bus
Jaringan jenis ini biasanya menggunakan kabel coaxial sebagai kabel pusat yang merupakan media utama dari jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan tiap tiap terminal dalam jaringan dengan terminator pada setiap ujung kabelnya.
Topologi jaringan Bus Topologi ini merupakan topologi yang paling sederhana dan tidak memerlukan biaya besar, tidak bekerjanya salah satu terminal tidak akan mengganggu aktifitas dalam jaringan kecuali terputusnya kabel utama. Topologi ini mempunyai kapasitas bandwidth besar (2MB), sehingga dapat bekerja dengan baik apabila dihubungkan dengan banyak terminal. Topologi Ring Topologi ini sering disebut topologi cincin atau lingakaran. Adalah jaringan komputer dimana komputer satu dengan komputer lainnya terhubung yang membentuk lingkaran atau loop tertutup. Pada topologi ini data berjalan mengelilingi jaringan dengan satu arah pengiriman ke komputer selanjutnya sampai data tersebut diterima oleh komputer yang dituju.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Topologi jaringan Ring Tidak aktifnya salah satu komputer pada topologi ini tidak akan menggangu kerja dalam jaringan namun terputusnya salah satu jalur maka akan menyebabkan terputusnya aktifitas dalam jaringan tersebut. Kelebihan topologi ring adalah arah pengiriman data hanya satu arah sehingga dapat menghindari terjadinya tabrakan data (collision). Topologi Star Pada jaringan ini setiap komputer akan berkomunikasi melalui sebuah concentrator yang menjadi pusat jaringan. Concentrator ini berfungsi untuk mengarahkan setiap data yang dikirimkan ke komputer yang dituju.
Topologi jaringan star Jika terjadi gangguan atau masalah pada salah satu node atau komputer maka tidak akan empengaruhi node lainnya atau jaringan karena masalah tersebut hanya mempengaruhi komputer yang bersangkutan, hal ini memungkinkan pengaturan intalasi jaringan dapat lebih fleksible.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Komponen yang diperlukan : a. Perangkat Keras Jaringan Komputer - Network Interface Card (NIC) Circuit board yang memberi kemampuan komunikasi jaringan antar komputer dalam suatu intranet. - Modem Singkatan dari modulator-demodulator, berfungsi sebagai converter tipe data digital ke analog dan sebaliknya pada transmisi data melalui internet. - Hub Berbentuk kotak persegi panjang, fungsinya untuk menghubungkan komputer dan peralatan jaringan lainnya, sehingga berbentuk segmen jaringan. - Switch Menghubungkan sejumlah komputer pada layer protocol jaringan level dasar. Identik dengan hub, namun performanya relatif lebih tinggi dibanding hub sebab dapat menghemat pemakaian bandwith jaringan.. - Router Perangkat jaringan yang dapat menggunakan informasi tiap paket untuk melakukan pencarian jalur penyampaian data yang terbaik. b. Media Transmisi - Twisted Pair Kabel dengan teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel. Terdapat dalam dua jenis, STP( Shielded Twisted-Pair) dan UTP (Unshielded Twisted-Pair). Kabel UTP, umumnya RG-45 digunakan untuk
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
network interconnection seperti yang akan diperlihatkan pada Kerja Lab. STP dipergunakan untuk sambungan yang bersifat vital sebab lebih tahan terhadap gangguan fisik dan interferensi gelombang. - Coaxial Populer dengan sebutan coax, terdiri atas konduktor silindris melingkar, mengelilingi kabel tembaga inti. Umumnya dipakai pada sambungan telepon konvensional. Dapat juga digunakan pada LAN selain tipe Twisted-Pair. - Kabel serial Kabel khusus yang menghubungkan dua PC pada hubungan DCC(Direct Cable Connection), dimana di setiap ujung kabel terdiri dari jenis konektor yang sama. Memanfaatkan serial port yang sering dipakai untuk koneksi pada printer. c. Operating System
-Windows
OS yang paling banyak digunakan oleh karena sifatnya yang User-Friendly, saat ini sudah cukup familiar di mata berbagai kalangan. Namun mempunyai sejumlah bug yang mengharuskan pemakai memperbaiki dengan patch tertentu dari Microsoft sebab pada dasarnya Windows tidak didesain untuk fullycustomized. Selain itu kendala lisensi dan gangguan virus juga patut mendapat perhatian dari pihak pengguna.
-Linux
OS freeware yang sudah cukup banyak dipakai, dan mempunyai kelompok pengguna tersendiri disebabkan kapabilitasnya yang relatif lebih baik dari Windows. Di sisi lain pihak user dituntut memahami dengan baik bagaimana mengatur OS ini karena kemampuan fully-customized nya sehingga pengaturan sepenuhnya dari pihak user. d. Komponen setting
a. Alamat IP
String bit biner sebanyak 32 karakter yang menyatakan alamat unik suatu komputer pada jaringan, bekerja seperti nomor telepon untuk menghubungi pesawat telepon tertentu. Metode ini adalah standar merujuk pada protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang disusun berdasarkan model OSI (Open System Interconnection). Untuk memudahkan, alamat IP ditulis dengan format dotted decimal, empat angka yang masing-masing berbentuk oktet dengan titik di antaranya. Tidak ada angka di antara dot yang lebih besar dari 255. Berikut pembagian kelas IP : Kelas A B C Format 0xxxxxxx.yyyyyyyy.yyyyyyyy.yyyyyyyy 10xxxxxx.yyyyyyyy.yyyyyyyy.yyyyyyyy 110xxxxx.yyyyyyyy.yyyyyyyy.yyyyyyyy Kisaran 0.0.0.0 - 127.255.255.255 128.0.0.0.0-191.255.255.255 192.0.0.0.0-223.255.255.254
Jumlah
Beberapa grup alamat IP disediakan untuk pemakaian khusus private network dan tidak digunakan pada internet. Antara lain : Kelas A : 10.0.0.0 10.255.255.255
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Kelas B : 172.16.0.0 172.32.255.255 Kelas C : 192.168.0.0 192.168.255.255 Peralatan networking biasanya secara default sudah dikonfigurasi dengan alamat kelas C antara 192.168.1.1 sampai 192.168.1.255
b. Subnet Mask
Subnet mask menentukan seberapa panjang bagian dari IP address yang diartikan menjadi alamat network dan alamat host. Analoginya pada telepon seakan-akan subnet mask ini adalah kode wilayah dimana suatu nomor telepon berada. Umumnya network memakai subnet mask 255.255.255.0. Setiap oktet 255 menunjukkan kode area. Sehingga apabila server mempunyai IP address 192.168.1.25 dan subnet mask 255.255.255.0, maka bagian network adalah 192.168.1 dan server atau host adalah device nomor 25 pada network tersebut. Pada contoh ini host nomor 0 (192.168.1.0) disediakan untuk menyatakan jaringan, dan host nomor 255 (192.168.1.255) disediakan untuk melakukan broadcast lalu lintas. Kita dapat memakai alamat IP dari nomor 1 sampai 254 pada network tersebut. Perhitungan sederhana untuk menentukan alamat network base dan broadcast: 1. Kurangkan 256 dengan oktet terakhir mask. 2. Bagi oktet terakhir alamat IP dengan hasil pengurangan. 3. Hasil pembagian dikalikan hasil pengurangan nomor 1. Ini adalah alamat network base. 4. Hasil nomor 1 ditambahkan nomor 3 dikurangi 1. Ini adalah alamat broadcast. Contoh : Pada alamat IP 192.168.3.56 dengan subnet mask 255.255.255.224. 1. 256 224 = 32 2. 56 / 32 = 1 (selalu pembulatan ke bawah)
3. 32 X 1 = 32 ; Jadi 192.168.3.32 adalah alamat network base. 4. 32 + 32-1 = 63; Jadi 192.168.63 adalah alamat broadcast. c. Gateway Gateway adalah komputer yang berfungsi sebagai router menghubungkan jaringan intranet ke jaringan lain atau ke internet, pada pokoknya untuk berhubungan dengan segmen di luar jaringan intranet. d. DNS DNS adalah sistem server global untuk menterjemahkan nama domain, yang umumnya kita ketikkan pada halaman browsing, menjadi alamat IP untuk merujuk ke web yang bersangkutan. Hal ini disebabkan menuliskan alamat domain lebih mudah.daripada alamat IP
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
e. Workgroup Menyatakan nama network dimana PC dapat saling berkomunikasi melalui LAN. Penulisan workgroup ini penting pada OS Windows, namun umumnya tidak diperlukan pada sistem Linux, hal ini disebabkan dengan kemampuan Linux untuk auto detect.
Form yang muncul akan seperti yang terlihat di gambar berikut, isikan ke dalamnya: IP Address : alamat komputer Anda pada network Subnet Mask : kelas addressing yang dipakai pada network Default Gateway : komputer pada jaringan yang berfungsi menghubungkan jaringan intranet dengan segmen jaringan di luar Fungsi Advanced juga tersedia untuk pengaturan mendetil, silakan dicoba mempelajarinya sendiri.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
2. Setting Workgroup LAN (Local Area Network) Masuk pilihan workgroup dan isikan nama workgroup dimana Anda akan menjadi anggota. Nama workgroup ini harus seragam dengan nama Workgroup dari gateway apabila ingin terkoneksi dengan jaringan lain. Atau bila tidak ada gateway, maka semua komputer dengan nama workgroup sama akan terhubung, tapi tidak ada koneksi dengan jaringan di luar intranet. Setelah setting workgroup pada komputer di network, maka LAN seharusnya sudah terbentuk. Setting Workgroup pada Windows 9x, Me, dan XP berbeda namun serupa. Perbedaan paling banyak hanya pada feature GUI (Graphic User- Interface), namun pada prinsipnya sama.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Nilai 0 adalah nilai ether1, jika ingin mengganti ethet2 nilai 0 diganti dengan 1. masuk ke editor ketik misal anda ganti dengan nama local:
local C-c quit C-o save&quit C-u undo C-k cut line C-y paste
Edit kemudian tekan Cltr-o untuk menyimpan dan keluar dari editor Lakukan hal yang sama untuk interface ether 2, sehingga jika dilihat lagi akan muncul seperti ini:
[ropix@IATG-SOLO] > /interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # 0 NAME R local TYPE ether RX-RATE 0 TX-RATE 0 MTU 1500
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
R public
ether
1500
Via winbox:
Pilih menu interface, klik nama interface yg ingin di edit, sehingga muncul jendela edit interface.
Masukkan IP addres value pada kolom address beserta netmask, masukkan nama interface yg ingin diberikan ip addressnya.Untuk Interface ke-2 yaitu interface public, caranya sama dengan diatas, sehingga jika dilihat lagi akan menjadi 2 interface: [ropix@IATG-SOLO] > /ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # 0 1 ADDRESS 192.168.0.254/24 202.51.192.42/29 NETWORK 192.168.0.0 202.51.192.40 BROADCAST 192.168.0.255 202.51.192.47 INTERFACE local public
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Via winbox:
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Internet------Moderm/router -----------Mikrotik------Switch/Hub---Client
Setting bridging menggunakan winbox 1. Menambahkan interface bridge Klik menu Interface kemudian klik tanda + warna merah untuk menambahkan interface, pilih Bridge
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
2. menambahkan interface ether local dan public pada interface Klik menu IP>Bridge>Ports , kemudian klik tanda + untuk menambahkan rule baru: Buat 2 rules, untuk interface local dan public.
3. Memberi IP address untuk interface bridge Klik menu IP kemudian klik tanda + untuk menambahkan IP suatu interface, missal 192.168.0.100, pilih interface bridge1 (atau nama interface bridge yang kita buat tadi)
Dengan memberikan IP Address pada interface bridge, maka mikrotik dapat di remote baik dari jaringan yg terhubung ke interface local ataupun public. http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Sedangkan untuk membuat Internet Gateway Server, inti langkahnya adalah melakukan masquerading yang akan melewatkan paket-paket data ke user. Berikut ini adalah gambaran dari network dan servernya : 1. Mikrotik di install pada CPU dengan 2 ethernet card, 1 interface utk koneksi ke internet, 1 interface utk konek ke lokal. 2. IP address : - gateway (mis: ADSL modem) : 192.168.100.100 - DNS : 192.168.100.110 - interface utk internet : 192.168.100.1 - interface utk lokal : 192.168.0.1 Untuk memulainya, kita lihat interface yang ada pada Mikrotik Router [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X disabled, D dynamic, R running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R ether1 ether 0 0 1500 1 R ether2 ether 0 0 1500 [admin@Mikrotik] > kemudian set IP address pada interface Mikrotik. Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk koneksi ke Internet dengan IP 192.168.100.1 dan ether2 akan kita gunakan untuk network local kita dengan IP 192.168.0.1
[admin@mikrotik]> interface=ether1 [admin@mikrotik]> interface=ether2 ip ip address address add add address=192.168.100.1 address=192.168.0.1 netmask=255.255.255.0 netmask=255.255.255.0
[admin@mikrotik]>ip address print Flags: X disabled, I invalid, D dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
0 192.168.100.1/24 192.168.100.0 192.168.100.255 ether1 1 192.168.0.1/24 192.168.0.0 192.168.0.255 ether2 [admin@mikrotik] >
Setelah selesai Barulah kita bisa melakukan setup DHCP server pada Mikrotik. 1. Membuat address pool /ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.0.2-192.168.0.100 /ip dhcp-server network add address=192.168.0.0/24 gateway=192.168.0.1 2. Tentukan interface yang dipergunakan dan aktifkan DHCP Server. /ip dhcp-server add interface=ether2 address-pool=dhcp-pool enable 0 [admin@mikrotik] > ip dhcp-server print Flags: X disabled, I invalid # NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP 0 dhcp1 ether2 sampai tahap ini, DHCP server telah selesai untuk dipergunakan dan sudah bisa di test dari user. Langkah Selanjutnya adalah membuat internet gateway, Misalnya IP ADSL Modem sebagai gateway untuk koneksi internet adalah 192.168.100.100 dan DNS Servernya 192.168.100.110, maka lakukan setting default gateway dengan perintah berikut : [admin@mikrotik] > /ip route add gateway=192.168.100.100 3. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers [admin@mikrotik] > ip route print Flags: X disabled, A active, D dynamic, C connect, S static, r rip, b bgp, o ospf # DST-ADDRESS PREFSRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE 0 1 2 ADC 192.168.0.0/24 192.168.0.1 ether2
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
primary-dns: 192.168.100.110 secondary-dns: 0.0.0.0 allow-remote-requests: no cache-size: 2048KiB cache-max-ttl: 1w cache-used: 16KiB [admin@mikrotik] >
4. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain [admin@mikrotik] > ping yahoo.com 216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms 10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss round-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms [admin@mikrotik] > Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar. 5. Setup Masquerading, ini adalah langkah utama untuk menjadikan Mikrotik sebagai gateway server [admin@mikrotik] > ip firewall nat add action=masquerade outinterface=ether1chain: srcnat [admin@mikrotik] > [admin@mikrotik] ip firewall nat print Flags: X disabled, I invalid, D dynamic 0 chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade [admin@mikrotik] > Selesai, tinggal test koneksi dari user. seharusnya dengan cara ini user sudah bisa terhubung ke internet. Cara ini memang cara yang paling mudah untuk membuat user dapat terhubung ke internet, namun tingkat keamanannya masih rendah dan diperlukan pengaturan firewall.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
transparent-proxy: yes parent-proxy: 0.0.0.0:0 cache-administrator: "ropix.fauzi@infoasia.net" max-object-size: 8192KiB cache-drive: system max-cache-size: unlimited max-ram-cache-size: unlimited status: running reserved-for-cache: 4733952KiB reserved-for-ram-cache: 2048KiB
Membuat rule untuk transparent proxy pada firewall NAT, tepatnya ada dibawah rule untuk NAT masquerading:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat add chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect toports=3128
[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic 0 chain=srcnat out-interface=public action=masquerade
Pada winbox: 1. Aktifkan web proxy pada menu IP>Proxy>Access>Setting ( check box enable)
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Modul 17. Praktikum Mikrotik sebagai bandwidth limiter dan Monitor Jaringan
17.1 Mikrotik sebagai bandwidth limiter
Mikrotik juga dapat digunakan untuk bandwidth limiter (queue) . Untuk mengontrol mekanisme alokasi data rate. Secara umum ada 2 jenis manajemen bandwidth pada mikrotik, yaitu simple queue dan queue tree. Silahkan gunakan salah satu saja. Tutorial berikutnya semua setting mikrotik menggunakan winbox, karena lebih user friendly dan efisien. Simple queue: Misal kita akan membatasi bandwidth client dengan ip 192.168.0.3 yaitu untuk upstream 64kbps dan downstream 128kbps Setting pada menu Queues>Simple Queues
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb: Pada tab General: Chain=forward, Src.address=192.168.0.3 (atau ip yg ingin di limit) Pada tab Action : Action = mark connection, New connection mark=client3-con (atau nama dari mark conection yg kita buat) Klik Apply dan OK
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Buat rule lagi dengan parameter sbb: Pada tab General: Chain=forward, Connection mark=client3-con (pilih dari dropdown menu) Pada tab Action: Action=mark packet, New pcket Mark=client3 (atau nama packet mark yg kita buat) Klik Apply dan OK
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Pada tab General: Name=client3-in (misal), Parent=public (adalah interface yg arah keluar), Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle), Queue Type=default, Priority=8, Max limit=64k (untuk seting bandwith max download) Klik aplly dan Ok
Buat rule lagi dengan parameter sbb: Pada tab General: Name=client3-up (misal), Parent=local (adalah interface yg arah kedalam), Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle), Queue Type=default, Priority=8, Max limit=64k (untuk seting bandwith max upload) Klik aplly dan Ok
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Mengaktifkan fungsi graping Klik menu Tool >Graphing>Resource Rules Adalah mengaktifkan graphing untuk resource usage Mikrotik. Sedangkana allow address adalah IP mana saja yang boleh mengakses grafik tersebu,. 0.0.0.0/0 untuk semua ip address.
Klik menu Tool>Graphing>Interface Rules Adalah mengaktifkan graphing untuk monitoring traffic yang melewati interface, silahkan pilih interface yg mana yang ingin dipantau, atau pilih all untuk semua.
Graphing terdiri atas dua bagian, pertama mengumpulkan informasi/ data yang kedua menampilkanya dalam format web. Untuk mengakses graphics, ketik URL dengan format http:// [Router_IP_address]/graphs/ dan pilih dari menu-menu yang ada, grafik mana yang ingin ditampilkan. Contoh hasil grafik untuk traffic interface public:
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
http://kuliah-hhn.blogspot.com/
Referensi
Sukaridhoto, Sritrusta. Buku Jaringan Komputer Dhoto. PENS-ITS. Surabaya. Sukaridhoto, Sritrusta. Kuliah Jaringan Komputer. PENS-ITS. Surabaya. Riawan, Yoyok. Mikrotik DHCP server. http://yoyok.wordpress.com/2007/08/21/mikrotik-dhcp-server/. Diakses 31 Oktober 2011. Ropix. Mikrotik Step by Step. Bl4ck_4n6el@yahoo.com.
http://kuliah-hhn.blogspot.com/