Anda di halaman 1dari 5

Apa itu Networking Model dan Fungsinya

Sesuai namanya, networking model adalah sebuah model atau referensi dalam
pengembangan dan pemahaman komunikasi data di jaringan.

Terlalu kiri? Mari saya jelaskan dengan otak kanan.

Jaringan komputer itu kan kompleks banget, dari perangkat-perangkatnya, media


penghubungnya, sampai aplikasi yang berjalan didalamnya.

… dan itu semua di produksi oleh vendor yang berbeda-beda.

Disinilah fungsi networking model, perannya adalah untuk memisahkan fungsi-fungsi


jaringan komputer tadi.

Caranya?

Dengan membuat beberapa lapisan dari fisik, hingga non fisiknya. Nah, di setiap
lapisan ini terdapat kumpulan-kumpulan aturan yang harus diikuti oleh setiap
komponen, agar bisa berkomunikasi dengan komponen yang lain.

Dengan kata lain, tujuan dibuatnya networking model adalah sebagai acuan aturan
yang harus diikuti oleh produsen perangkat (vendor). Contoh Vendor : CISCO,
JUNIPER, MIKROTIK, ZTE, dan HUAWEI. Ini jadinya jaringan komputer setelah
memiliki model:
Tidak seperti jenis jaringan sebelah kiri yang acak-acakan, dengan
adanya networking model, maka setiap fungsi jaringan komputer sudah
berjalan sesuai aturan. Tidak hanya untuk vendor, kita pun sebagai
pengguna memahaminya gampang, penerapannya pun mudah dilakukan.

Manfaat Networking Model

Gambar diatas menunjukkan tujuan utama dibuatnya networking model. Disitu saya
menggunakan OSI model, alasannya dan perbedaannya dengan TCP/IP akan
dijelaskan dibawah.

Kita rangkum manfaat networking model bagi kita secara umum:

1. Supaya kita tau gambaran besar jaringan komputer itu seperti apa
2. Membantu memahami bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak bisa berfungsi
secara bersamaan
3. Troubleshooting lebih mudah karena jaringan sudah dipisah menjadi bagian-bagian yang
mudah dikelola
4. Istilah-istilahnya sudah didefinisikan, seperti application, transport, network. Ini membantu
kita untuk membandingkan fungsional dasar dari hubungan jaringan yang berbeda.
5. Agar pengguna lebih mudah paham terhadap teknologi yang baru dikembangkan
6. Kita jadi lebih mudah memahami fungsionalitas produk yang dikeluarkan oleh suatu vendor

OSI MODEL
Didirikan pada tahun 1947, International Standards Organization (ISO) adalah badan
multinasional yang didedikasikan untuk perjanjian internasional tentang standar internasional.
Ketika ISO (International Standart Organization) membuat standarisasi protokol, maka
terciptalah sebuah standar model referensi yang berisi cara kerja protokol. ISO standar yang
mencakup semua aspek jaringan komunikasi adalah Open Systems Interconnection (OSI). Ini
pertama kali diperkenalkan pada akhir 1970-an.

1. Application Layer.
Layer ini berfungsi sebagai perantara antara aplikasi (user interface) dan jaringan. Jadi saat
aplikasi melakukan request ke jaringan (misal web browser request sebuah halaman web),
layer ini lah yang menjadi perantaranya ke protokol terkait (dalam contoh kasus adalah web
protocol yaitu HTTP).
Data Unit)-nya berupa Data.
2. Presentation Layer.
Layer ini bertugas menentukan format dan melakukan enkripsi data. Contohnya saat teman-
teman melakukan request halaman web, datanya akan dibentuk dalam format http-request
dan dienkripsi misal supaya menjadi https menggunakan SSL/TLS.
3. Session Layer.
Session Layer mendefinisikan bagaimana komunikasi dimulai, dikontrol dan dihentikan.
Contohnya begini, temen-teman pasti pernah buka beberapa tab dalam browser (misal satu
ngakses google.com, satunya lagi mengakses webiptek.com). Nah session layer ini lah yang
bertugas menjaga masing-masing koneksi supaya tetap terhubung dan data yang masuk
tidak tertukar meskipun protokolnya sama dan masuknya juga bersamaan.
4. Transport Layer.
Layer ini bertugas untuk menyediakan koneksi reliable. Maksud reliable dan unreliable
bukanlah terpercaya dan tidak terpercaya seperti kata google translate. Reliable di sini
maksudnya koneksinya membutuhkan acknowledgement sedangkan Unreliable tidak
memerlukan acknowledgement.
Apa itu acknowledgement? Sederhananya, acknowledgement adalah indikasi yang
melaporkan data diterima dengan utuh. Di layer 4 ini juga terjadi yang namanya error-
recovery, jadi semisal teman-teman request web dan datanya ada yang tertinggal, layer ini
yang melakukan request lagi sampai datanya utuh kemudian diteruskan ke session layer. Di
situlah gunanya acknowledgement, dia akan melakukan request lagi sampai datanya
diterima dengan sempurna.
Perbedaan mendasar lainnya yaitu koneksi unreliable lebih cepat dibanding reliable karena si
acknowledgement tadi. Contoh koneksi reliable: upload dan download file, contoh koneksi
unreliable : DNS dan streaming.
Protokol : TCP dan UDP. Data Unit : Segment.
5. Network Layer.
Tugas layer ini yaitu melakukan pengalamatan dan melakukan routing. Bisa dianalogikan
bahwa layer ini menentukan kemana data yang dibawa akan dikirim dengan proses yang
namanya routing. Ada banyak routing protocol seperti RIP, OSPF, EIGRP, dll, yang masing-
masing punya cara tersendiri dalam menentukan jalur mana yang akan dilewati. Contoh
perangkat di layer 3 adalah router.
Protokol : IP. Data Unit : Packet.
6. Data-link Layer.
Data-link bertugas menentukan aturan ketika perangkat mengirim data melalui media,
aturan tersebut biasanya berupa enkapsulasi. Kita akan belajar lebih jauh tentang
enkapsulasi pada materi WAN. Perangkat Layer 2 adalah perangkat yang menghubungkan
perangkat dengan media transmisi, conotohnya: switch, bridge, NIC.
Protokol : HDLC, PPP, Frame Relay. Data Unit : Frame.
7. Physical Layer.
Tugasnya mengconversi frame menjadi bits menentukan karakteristik fisik media transmisi.
Di sini data ditransmisikan dalam bentuk bit.
Protokol : Ethernet, RJ-45, Fiber. Data Unit : Bit.

TCP/IP Layer
Sedangkan TCP/IP Layer dikembangkan oleh DoD (Departement of Defense)
U.S pada tahun 1970an, kenyataannya model teknologi TCP/IP ini
ternyata lebih populer digunakan dipasar ketimbang model yang
dikembangkan oleh OSI.

1. Physical Layer

Physical layer mendefinisikan karakteristik yang dibutuhkan hardware untuk


membawa sinyal   data transmisi. Hal hal seperti level tegangan, nomor dan lokasi pin
interface, didefinisikan     pada layer ini.

2. Network Access

Fungsi Layer Network Access :


Berfungsi mendefinisikan protokol-protokol dan hardware-hardware yang digunakan
dalam pengiriman data. Pada layer ini terdapat protokol-protok seperti ethernet pada
LAN, PPP pada WAN, dan juga Frame Relay.

3. Internet Layer

Fungsi Layer Internet :


Internet Layer memiliki fungsi sebagai penyedia fungsi IP Addressing, routing, dan
menentukan path terbaik. Internet Layer memiliki 1 protokol yaitu TCP/IP.

4. Transport Layer

Fungsi Layer Transport :


Transport Layer berfungsi menyediakan servis yang akan digunakan oleh Application
Layer. Mempunyai 2 protokol utama yaitu TCP dan UDP.

5. Application Layer

Fungsi Layer Apllication :


Berfungsi menyediakan servis-servis terhadap software-software yang berjalan pada
komputer. Protokol-protokol yang beroperasi pada Application Layer: HTTP, FTP,
POP3, SMTP, dll.

Persamaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer

1. Masing-masing model menggunakan Layer dalam menjelaskan proses komunikasi data.


2. Memiliki Application Layer, meskipun terdapat perbedaan fungsi untuk layer tersebut.
3. Masing-masing memiliki Transport dan Internet (network) Layer.
4. Masing-masing menggunakan asumsi pengiriman paket data secara packet-switched dalam
mencapai alamat tujuannya. Packet-Switched adalah metode pengiriman paket data, dimana
paket data dapat menempuh jalur (path) yang berbeda-beda dalam mencapai suata alamat
tujuan yang sama, bukan circuit-switching ( Teknologi Circuit-Switching digunakan pada
analog telephone).
5. Bagi Network Professional, kedua model tersebut di atas harus dipelajari untuk memahami
konsep dasar komunikasi data di jaringan

Perbedaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer

1. Didalam OSI Layer terdapat tiga layer yang berkaitan dengan Aplikasi (Application,
Presentation, dan Session) sedangkan dalam TCP/IP hanya satu Layer yaitu Application Layer
2. Dalam OSI Layer Proses komunikasi data di dalam jaringan secara physical, dimodelkan
dalam dua layer (Data Link dan Physical Layer) sedangkan pada TCP/IP dimodelkan dalam
satu layer yaitu Network Access.
3. Dalam OSI Layer memiliki 7(tujuh) Layer dalam menjelaskan proses komunikasi data di dalam
jaringan sedangkan pada TCP/IP hanya memiliki 5(empat) Layer .
4. TCP/IP lebih populer untuk digunakan karena lebih sederhana ketimbang model
OSI. Teknologi yang sebagian digunakan oleh kita sehari-hari untuk mengakses internet
adalah teknologi TCP/IP, bukan teknologi OSI.
5. OSI mengembangkan modelnya berdasarkan teori, sedangkan TCP mengembangkan
modelnya setelah sudah diimplementasikan. Untuk jangka panjang, kemungkinan TCP/IP
akan menjadi standart dunia jaringan komputer, tidak seperti OSI.

Faktanya, OSI yang sekarang cenderung lebih familiar untuk sebagian dari kita, 
sebenarnya tidak pernah menjadi standar networking model. Aneh ya?

Sebaliknya, yang digunakan adalah TCP/IP. Ini beberapa penyebabnya:

 OSI bersifat lebih formal, lambat pengembangannya, karena dilakukan oleh orang-orang
tertentu saja.
 TCP/IP dikembangkan oleh voluntir-voluntir seluruh dunia, tentu keadaannya berbalik
dibanding OSI

Anda mungkin juga menyukai