Anda di halaman 1dari 22

TUGAS UAS MANAJEMEN PROYEK TIKET ONLINE

disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah IT project and change management dosen : Yehu WangsaJaya, M.Kom

oleh : KETUA : TANDA SELAMAT (040122221017) SEKRETARIS : WAISEN (040122221019) ANGGOTA : AWAN (040122221002) BENNY (040122221003) JIMMY (040122221024) JOHAN (040122221025)

STMIK ERESHA MEDAN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan dengan diperkenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem informasi, yaitu bagaimana sebuah organisasi baik berorientasi profit maupun non profit berusaha untuk menggunakan perangkat komputer, aplikasi, dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi telah meliputi masyarakat dunia saat ini. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, kita tentunya tidak ingin ketinggalan teknologi dan informasi yang sedang berkembang. Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengetahui perkembangan teknologi yang sedang terjadi. Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan komputer sebagai sarana untuk pengolahan data dan informasi. Pekerjaan ini bukan tidak mungkin dilakukan secara manual (telepon, kunjungankunjungan, penyebaran brosur) yang hasilnya kurang efektif dan efisien. Untuk dapat mengefektifkan dan efesiensi kerja kegiatan pemasaran dibutuhkan sebuah sistem informasi berbasis web yang sangat dibutuhkan dunia usaha sekarang, untuk meminimalkan waktu dan biaya dalam operasionalnya. Oleh karena itu kami mencoba mengembangkan suatu sistem informasi penjualan tiket pesawat dengan menggunakan jaringan internet berbasis web yang diharapakan dapat mengatasi kesulitan bagian pemasaran dalam memasarkan produknya. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Adapun perumusan masalah dalam hal pembuatan proyek ini adalah : Kami membuat sebuah sistem penjualan tiket secara online untuk memudahkan pemasaran dan pelayanan secara cepat. Dengan sistem ini kami harapkan calon penumpang dapat dengan mudah mendapatkan info tiket serta transaski pemesanan tiket pesawat. 1.3 BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam pengerjaan proyek ini adalah : 1. Pembelian tiket pesawat terbang secara online melalui travel agent dengan

beberapa maskapai pesawat terbang 2. Pembelian tiket pesawat terbang pada client menggunakan koneksi http 3. Proses pembayaran tiket tidak termasuk dalam sistem ini 4. Harga tiket flat 5. Metode yang digunakan untuk sistem ini adalah online, sistem penjualan tiket online ini menggunakan XAMPP untuk pembuatan database dan Dreamweaver untuk desain HTML 1.4 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dari pengerjaan proyek ini adalah: 1. Membangun sebuah aplikasi pemesanan tiket pesawat secara online (e-ticketing). 2. Membangun sebuah aplikasi yang dapat menyediakan informasi jadwal penerbangan secara online. Dari berbagai permasalahan yang timbul diatas dapat dijelaskan, sasaran diterapkannya aplikasi e-ticketing antara lain : 1. Memberikan kemudahan kepada calon penumpang pesawat dalam pembelian tiket secara online. 2. Melakukan verifikasi dan otentifikasi tiket digital sehingga akan tercipta keamanan data. 3. Menghindari pemalsuan tiket atau penggandaan illegal. 4. Menghindari adanya kejadian tiket tertinggal ataupun rusak. 5. Mewujudkan bisnis penerbangan yang efisien dan berbiaya rendah. 6. Mewujudkan jadwal keberangkatan yang jelas dan pasti 7. Menghindari penjualan tiket melalui calo, sehingga adanya kepastian harga

1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang masalah, permasalahan dengan batasan- batasan masalah yang digunakan, tujuan pembuatan aplikasi serta sistematika pembahasan proyek akhir ini. BAB II : GAMBARAN UMUM PROYEK tentang perancangan umum maupun uraian lebih lanjut mengenai perancangan sistem dalam pembuatan proyek bisnis tiket secara online. Uraian perancangan sistem ini meliputi perancangan data mengenai data input dan output sistem, perancangan proses mengenai bagaimana sistem akan bekerja dengan proses-proses tertentu, maupun perancangan antar muka dalam desain dan implementasi yang akan digunakan dalam pembuatan proyek BAB III : ORGANISASI PROYEK Bab ini menjelaskan bagaimana proyek ini dikerjakan, menggunakan pemodelan apa, resiko dalam pengerjaan proyek, mekanisme pengawasan dan pengendalian, anggaran dan pengalokasian sumber dana. BAB IV : PENUTUP Bab ini berisi kelayakan yang telah didapatkan dari hasil observasi dan analisa kebutuhan sistem dan analisa mengenai keterkaitan dengan tujuan manfaat sistem bagi bisnis penerbangan.

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 PERUBAHAN RENCANA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK Update berkala perkembangan perangkat lunak yang kami lakukan disini dilakukan setiap ada kekurangan pada sistem, Jadi rencara pemutakhiran yang kami lakukan tergantung dari apakah ada sistem yang lebih modern ataupun perubahan pada sistem yang bertujuan untuk menyempurnakan aplikasi tersebut. 2.2. KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 2.2.1 ANALISIS SISTEM Aplikasi pemesanan tiket pesawat berbasis online ini merupakan salah satu aplikasi yang dibuat untuk membantu calon penumpang dalam melakukan pemesanan maupun pembelian tiket pesawat. Bagi sebagian maskapai aplikasi pemesanan tiket ini bukanlah hal yang baru. Beberapa maskapai memberikan fasilitas aplikasi pemesanan tiket berbasis online untuk memberikan solusi bagi calon penumpang dalam melakukan transaksi pembelian tiket secara online. Selain itu juga memberikan akses kepada calon penumpang dalam mengupdate infromasi jadwal penerbangan atau harga tiket. Namun bagi beberapa maskapai belum menerapkan sistem pemesanan tiket berbasis online, pemesanan tiket yang dilakukan masih dilakukan dalam beberapa cara, seperti mendatangi ke agen perjalanan, pembelian melalui telepon ataupun datang ke loket maskapai langsung. 2.2.2 SISTEM YANG DIUSULKAN Pada sistem yang diusulkan, sebagian alur kegiatan prosesnya sebagai berikut: 1. Calon penumpang melakukan registrasi member untuk membuat username dan password yang dimana berfungsi untuk mendata user sebagai member. 2. Calon penumpang yang telah menjadi member dapat melakukan login untuk melakukan reservasi tiket. 3. Sistem menyediakan pilihan nama maskapai penerbangan,kota keberangkatan dan kota tujuan.

4. Sistem menyediakan pilihan jadwal penerbangan yang telah disediakan. 5. Calon penumpang menentukan kota keberangkatan dan kota tujuan. 6. Calon penumpang memilih jadwal penerbangan yang telah ditentukan oleh sistem. 7. Calon penumpang memilih nomer kursi yang tersedia. 8. Calon penumpang memasukan identitas dari pemilik kursi tersebut. 9. Sistem akan melakukan pembatalan secara otomatis dalam 24 jam jika calon penumpang tidak melakukan pembayaran.
10. Sebelum 24 jam calon penumpang yang belum melakukan pembayaran dapat

melakukan pembatalan tiket. 11. Calon penumpang yang telah melakukan pembayaran diminta untuk 12. Melakukan konfirmasi pembayaran dengan memasukan nomer resi dari pembayaran untuk dilakukan validasi oleh admin secara manual. 13. Data reservasi penumpang telah divalidasi akan diberikan menu print tiket maupun 14. pembatalan tiket sehingga calon penumpang dapat melakukan pencetakan tiket sendiri maupun melakukan pembatalan tiket yang telah dibeli. 2.2.3 ANALISIS PENGGUNA Terdapat tiga pengguna yang berhubungan langsung dengan aplikasi pemesanan tiket berbasis online yaitu, administrator dan user (calon penumpang), dan bagian pembelian. 2.2.4 SPESIFIKASI PERANGKAT KERAS Processor : Intel(R) Core(TM)2 Duo CPU T5670 @1.80GHz (2 CPUs), ~1.8GHz Memory (RAM) : 1204MB RAM Hardisk : 80GB 2.2.5 SPESIFIKASI PERANGKAT LUNAK Sistem Operasi Server : Ubuntu Sistem Operasi Client : Windows 7
6

Web Server : XAMPP for Windows Version 1.6.6a Web Browser : Google chrom 10.0.642.2 Text Editor : Macromedia Dreamweaver 8 Desain Program : Microsoft Office Visio 2007

BAB III ORGANISASI PROYEK

3.1 MODEL PROSES Model proses yang kami gunakan adalah model waterfall modified karena pengerjaannya lebih fleksibel dibandingkan dengan waterfall clasic dan dengan menggunakan waterfall modified hanya cukup melengkapi sistem yang telah ada. 3.2 Manajemen Proyek 3.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Menurut Hughes dan Cotterell (2002, pp8-9), Manajemen proyek adalah suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user,kebutuhan user harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan user bisa Diketahui. Menurut Schwalbe (2004, p8) Manajemen Proyek adalah aplikasi pengetahuan,keahlian, peralatan dan teknik untuk kegiatan proyek yang sesuai dengan kebutuhan proyek.Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwamanajemen proyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. (http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek) 3.1.2 Manajemen Integrasi Proyek ( Project Integration Management ) Menurut Schwalbe (2000, p49), Manajemen integritas proyek meliputi proses yang terlibat dalam pengkoordinasian seluruh area pengetahuan manajemen proyek lain di sepanjang daur hidup proyek. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua elemen dari proyek digunakan bersama waktu yang tepat untuk menyelesaikan suatu proyek dengan baik Proses utama yang terlibat di dalam manajemen integritas proyek adalah : 1.Pengembangan Rencana Proyek ( Project Plan Development ) Melibatkan pengambilan hasil dari proses perencanaan dan membuat konsisten, dokumen yang koheren tentang rencana proyek
8

2.Pengeksekusian Rencana Proyek ( Project Plan Exceution ) Melibatkan pelaksanaan rencana proyek dengan melakukan aktivitas yang termasuk di dalamnya 3.Pengkontrolan Perubahan Secara Keseluruhan ( Integrate Change Control ) Melibatkan koordinasi perubahan di dalam proyek secara keseluruhan untuk menyelesaikan keintegrasian manajemen proyek harus terlibat di dalam lingkup proyek, kualitas, waktu, biaya, sumber daya manusia, komunikasi, resiko, dan manajemen pengadaan ( procurement )

3.1.3 Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management) Menurut Schwalbe (2004, p138), Ruang lingkup mewakili semua kinerja yang terlibat dalam menciptakan produk dari proyek dan proses utnuk menciptakan proyek tersebut. Sedangkan ruang lingkup proyek mencakup semua proses yang terlibat dalam pendefinisian dan pengaturan mengenai apa yang termasuk atau tidak di dalam proyak. Hal ini untuk meyakinkan bahwa tim proyek danstakeholdermempunyai pengertian yang sama mengenai produk yang akan diproduksi sebagai hasil dari proyek dan proses yang akan digunakan dalam memproduksi proyek tersebut. 3.1.4 Manajemen Waktu ( Project Time Management) Menurut Schwalbe (2004,p183-184), manajemen waktu proyek yang didefinisikan dalam melibatkan proses yang dibutuhkan unutk meyakinkan pemenuhan waktu dari proyek Proses utama yang terlibat di dalam manajemen waktu proyek adalah : 1.Pendefinisian Aktivitas (Activity Definition ) Proses mendefinisikan aktivitas yang spesifik yang harus ditunjukkan oleh anggota proyek dan stakeholder untuk menghasilkan project deliverables.Suatu aktivitas adalah bagian dari pekerjaan yang biasanya ditampilkan dalam bentuk WBS yang menjelaskan waktu yang diharapkan, biaya dan sumber daya yang dibutuhkan.

2.Urutan Aktivitas ( Activity Sequencing ) Proses mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara aktivitas proyek. Hasil utama dari proyek ini meliputi dagram jaringan jadwal proyek ( Project Schedule Network Diagram), perubahan permintaan dan pembaharuan daftar aktifitas dan atribut. Hasil utama dari dari proyek ini adalahactivity resource requirement, resource breakdown structure, requested changes,dan memperbaharui atribut aktifitas serta kalender sumber daya. 3.Perkiraan Durasi Aktivitas (Activity Duration Estimating ) Proses mengestimasi banyaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas individual. Hasil dari proses ini adalah aktifitas perkiraan durasi dan pembaharuan atribut aktifitas. 4.Pengembangan Jadwal Melibatkan analisis urutan aktivitas, perkiraan durasi aktivitas dan kebutuhan sumber daya untuk menciptakan jadwal proyek. Gant Chart Menurut Schwalbe (2004,p192), penjadwalan proyek bisa digambarkan dengan menggunakan Gantt Chart. Gantt chart menampilkan format standard untuk menampilkan informasi jadwal proyek dengan membuat daftar aktivitas proyek dan bersesuaian dengan tanggal mulai dan selesai proyek dengan format kalender.Menurut http://dosen.amikom.ac.id/downloads/materi/, Gantt Chart memiliki beberapa karakteristik, antara lain : 1 . Gantt chartsecara luas dikenal sebagai alatfundamentaldan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek. 2.Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart .

10

3.Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan what if saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan. 3.1.5 Manajemen Biaya ( Project Cost Management) Menurut Schwalbe ( 2004, pp225-226 ),Project Cost Managementterdiri dari aktifitas persiapan dan pengaturan anggaran untuk proyek. Manajemen biaya proyek melibatkan proses yang dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa proyek terselesaikan dengan anggaran yang dianjurkan. Seorang manajer proyek harus dapat meyakinkan bahwa proyek sudah didefinisikan dengan baik, mempunyai perkiraan waktu dan harga yang akurat, dan mempunyai anggaran yang realistis dimana tim proyek terlibat dalam hal penganjuran tersebut. Merupakan tugas manajer proyek untuk memuaskan stakeholders proyek sekaligus memberikan tekanan yang berkelanjutan untuk mengurangi dan mengontrol biaya. Proses yang terlibat dalam manajemen biaya proyek adalah : 1.Perkiraan biaya (Cost Estimating) Melibatkan pengembangan sebuah pendekatan atau perkiraan dari biaya sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Hasil utama dari proses ini merupakan perkiraan biaya, dan mendukung rincian, dan sebuah perencanaan manajemen biaya. 2.Penganggaran biaya (Cost Budgeting) Melibatkan pengalokasian perkiraan biaya keseluruhan terhadap peralatan kerja individu untuk membangun sebuah dasar untuk pengukuran kinerja. Hasil utama dari proses ini dari proses ini adalah landasan biaya ( cost baseline). 3.Pengendalian biaya (Cost Control) Melibatkan pengendalian perubahan terhadap anggaran proyek. Hasil utamanya adalah revisi perkiraan biaya, pembaharuan anggaran, landasan biaya ( Cost baseline) dan pengukuran kinerja.

11

3.1.6 Manajemen Kualitas ( Project Quality Management) Menurut Schwalbe (2004, p264), Manajemen kualitas proyek adalah suatu area pengetahuan yang sulit ditentukan.The International Organization for Standardization (ISO) menyebutkan kualitas sebagai keseluruhan karakteristik dari suatuentityyang bisa membawa kepuasan yang dinyatakan dan kebutuhan yang tersirat. Ada pendapat lain menyebutkan kualitas itu berdasarkanconformance to requirementsdan fitness to use . Conformance to requirementsadalah proses proyek dan produk yang dihasilkan bertemu dengan spesifikasi kebutuhan yang tertulis.Fitness to useberarti suatu produk dapat digunakan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari manajemen kualitas proyek adalah untuk memastikan bahwa proyek dapat memenuhi kebutuhan seperti sesuai dengan yang dikerjakan. Banyak teknikal proyek yang gagal karena tim proyek hanya berfokus pada kebutuhan produk utama yang tertulis yang akan dihasilkan dan mengacuhkan kebutuhan stakeholder yang sebenarnya dan harapan atas proyek itu sendiri. Proses utama pada manajemen kualitas terdiri tiga proses yaitu : 1. Quality Planning Proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek dan bagaimana cara untuk memenuhi standar tersebut. Untuk proyek teknologi informasi, standar yang harus dipenuhi meliputi pertumbuhan sistem, merencanakan waktu respon yang reasonablepada suatu sistem atau memastikan sistem akan menghasilkan informasi yang akurat dan konsisten. 2. Quality Assurance Proses mengevaluasi (secara periodik) keseluruhan proyek untuk memastikan proyek akan memenuhi standar kulitas yang relevan. Pada proses ini meliputi pengambilan tanggung jawab selama proyek berlangsung sampai akhir proyek berjalan 3. Quality Control

12

Proses ini memonitor hasil spesifik proyek untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan standard kualitas ketika mengidentifikasi beberapa cara untuk meningkatkan kualitas secara keseluruhan.

3.1.7 Manajemen Sumber Daya ( Project Human Resource Management) Menurut Schwalbe ( 2004, pp311-312 ), Manajemen sumber daya manusia proyek melibatkan proses yang dibutuhkan untuk melakukan efektifitas dari penggunaan orang yang terlibat dengan proyek. Manajemen sumber daya manusia menyangkut semua stakeholders proyek seperti : sponsor, pelanggan, anggota tim proyek, staf pendukung, para penjual yang mendukung proyek, dan lain-lain. 3.1.8 Manajemen Komunikasi ( Project Communication Management) Menurut Schwalbe (2004,p353), tujuan dari manajemen komunikasi kebutuhan proyek adalah untuk meyakinkan waktu dan turunan yang benar, pengumpulan, penyebaran, penyimpanan dan peletakkan dari informasi proyek.

Proses utama dalam manajemen komunikasi proyek ada empat, yaitu : Perencanaan Komunikasi Meliputi penentuan informasi dan komunikasi kebutuhan stakeholders yaitu siapa saja yang membutuhkan informasi, kapan waktu membutuhkan infor masi, dan bagaimana cara informasi didapatkan olehstakeholders Pendistribusian Informasi Meliputi pengadaan informasi yang dibutuhkan bagistakeholdersdalam kesatuan waktu Pelaporan Kinerja

13

Meliputi pengumpulan dan penyebaran informasi kinerja, termasuk laporan status, perbandingan kemajuan dan peramalan terhadap kinerja ke depannya. Rencana proyek dan hasil-hasil kerja merupakan masukan terpenting dalam pelaporan kinerja Pengaturan Stakeholders Meliputi pengaturan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari stakeholdersdan untuk memecahkan masalah yang ada.

3.1.9 Manajemen Resiko ( Project Risk Management) Menurut Schwalbe ( 2004, pp392-393 ), Manajemen resiko proyek merupakan seni dan ilmu pengidentifikasian, penganalisisan, dan penanggapan terhadap resiko melalui siklus hidup dari proyek dan berpatokan pada tercapainya tujuan proyek. Tujuan dari manajemen resiko proyek dapat dipandang sebagai peminimalan resiko negatif potensial dan pemaksimalan resiko positif potensial. Menurut Pressman (2003, pp146-149), resiko selalu melibatkan dua karakteristik yaitu : Ketidak pastian ( Uncertainty ) Resiko yang mungkin atau tidak mungkin terjadi. Ada atau tidak ada resiko kemungkinan terjadinya adalah 100 persen Kerugian ( Lost ) Jika resiko menjadi kenyataan, konsekuensi atau kerugian yang tidak diinginkan akan terjadi. Saat resiko sedang dianalisis. Tingkat ketidakpastian dan tingkat kerugian untuk setiap resiko sangat penting untuk dihitung dan diketahui Beberapa kategori resiko yang dipertimbangkan untuk mengukur tingkat ketidakpastian tersebut yaitu : 1 Project riskmengancam perencanaan poyek Jika project risk menjadi kenyataan, hal ini akan mengacaukan jadwal proyek dan biaya juga akan meningkat.Project riskmengidentifikasikan anggaran potensial, jadwal, personal (staf

14

dan organisasi), sumber daya, pelanggan,requirement problem dan dampak terhadapsoftware project 2 Technical risk mengancam kualitas dan ketepatan waktu produksi software Jikatechnical riskmenjadi kenyataan, implementasi akan menjadi sulit bahkan tidak mungkin dilakukan.Technical risk mengidentifikasikan desain potensial,implementasi, interfaceverifikasi dan masalah-masalah dalam pemeliharaan (maintenance ). Selain itu, kerancuan spesifikasi, ketidakpastian teknis dan penggunaan teknologi yang berlebihan juga merpakan faktor-faktor resiko 3 Business risk mengancam kelangsungan pembuatan software. Business riskterkadang membahayakan proyek atau produk. Lima kriteria business riskyang umum dan sering muncul dalam pengembangan software adalah : Mengembangkan produk atau sistem yang tidak sungguh-sungguh diinginkan pasar (resiko pasar) Mengembangkan produk yang sudah tidak cocok lagi dengan strategi bisnis perusahaan yang senantiasa berubah (resiko strategi) Mengembangkan produk yang tidak dipahami oleh penjual sehingga tidak dapat dijual Hilangnya dukungan dari manajemen senior selama perubahan fokus atau SDM (resiko manajemen) Hilangnya komitmen personal atau anggaran (resiko anggaran) Hilangnya dukungan dari manajemen senior selama perubahan fokus atau SDM (resiko manajemen) Hilangnya komitmen personal atau anggaran (resiko anggaran)

15

4 Known risk merupakan resiko yang dapat muncul setelah dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan terperinci terhadap perencanaan proyek, lingkungan bisnis dan teknis pengembanngan proyek dan sumber informasi handal lainnya seperti tanggal pengiriman yang tidak realistis, kurangnya dokumentasi kebutuhan atau lingkup proyek 5 Predictable risk merupakan perhitungan kemungkinan dari pengalaman proyek yang lampau seperti pengalaman staff dan kurangnya komunikasi dengan pelanggan 6 Unpredictable risk merupakan resiko yang dapat muncul kapan saja dan sangat sulit diidentifikasi

3.1.10 Manajemen Pengadaaan ( Project ProcurementManagement) Menurut Shwalbe (2004, p427), Pengadaan ( procurement ) proyek mempunyai arti mendapatkan barang atau jasa dari sumber daya luar ( outsource ). Manajemen pengadaan proyek meliputi proses yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang atau jasa dari luar proyek. Proses manajemen pengadaan proyek terdiri dari enam proses, yaitu : Merencanakan pembelian dan perolehan Meliputi penentuan apa yang harus ada, kapan waktunya, dan bagaimana caranya. Dalam merencanakan pengadaan sumber daya yang perlu di outsource, menentukan tipe dari kontrak dan mendeskripsikan kerja untuk penjual yang potensial (kontraktor,supplier , penyedia produk dan layanan untuk organisai lain ) Merencanakan kontrak Meliputi penjabaran kebutuhan untuk produk atau layanan yang diinginkan dari pengadaan dan identifikasi sumber yang potensial atau penjual

16

Meminta tanggapan penjual Meliputi perolehan informasi, penawaran atau proposal dari penjual yang sesuai Memilih penjual Meliputi memilih beberapasupplieryang potensial yang sesuai dengan proses dari evaluasi penjual yang potensial dan negosiasi kontrak Mengatur kontrak Meliputi pengaturan hubungan dengan penjual yang dipilih Menutup kontrak Meliputi penyelesaian dan penetapan kontrak. Proses ini biasanya mencakup verifikasi produk dan penerimaan formal dan penutupan serta audit kontrak

3.2.1 MEKANISME PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN Mendefinisikan: Mekanisme Pelaporan arti tulisan tersebut apa adanya tanpa ada hal yang disembunyikan dan diserahkan langsung kepihak perusahaan penjual tiket pesawat Frekuensi laporan proyek: untuk kegiatan pelaporan tertulis dilakukan satu kali dalam satu bulan atau pada saat rapat yang waktunya telah disepakati bersama. Tetapi kegiatan pelaporan dalam bentuk lisan juga dibutuhkan.

Jenis laporan proyek: jenis laporannya dalam bentuk tulisan real, dalam

Alur informasi (penyebaran informasi): Alur penyerahan laporan dari

semua anggota yang ada menyerahkan laporannya kepada Manajer. Kemudian jika ada permasalahan akan dibicarakan dan diselesaikan secara bersama.

17

Kemudian dari Manajer pada saat rapat diserahkan kepada pihak

perusahaan penjual tiket selaku pemesan atau pemilik perusahaan. Alat bantu atau teknik lain yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan

proyek: teknik bantu yang digunakan yaitu dengan sumber daya manusia yang ada yang tentunya ada dari pihak penjual tiket serta pihak pengembang atau konsultannya agar tidak ada pihak yang dirugikan. Software configuration management: yang berhubungan dengan

manajemen operasional dan konfigurasi yang telah terkonfigurasi dengan software yang ada. Software quality assurance tasks:

Pengkajian ulang terhadap RPPL yang telah atau sedang berjalan. Aktivitas dan mekanisme kaji ulang serta audit, dilakukan oleh auditor Aktivitas dan mekanisme kaji ulang hasil kerja (work products),

internal yang sekaligus sebagai asisten langsung dari manajer umum. berhubungan dengan manajemen kontrol kualitas. Dilakukan untuk menetukan kualitas produk yang dihasilkan. Software verification & validation: berhubungan dengan manajemen kontrol

validasi, verifikasi dan uji coba untuk mengontrol kelegalan software yang digunakan serta validasi dan software yang terintegrasi pada produk serta melakukan penguji cobaan. 3.2.2

ANGGARAN DAN PENGALOKASIAN SUMBER DANA Anggaran proyek (kesimpulan) : - Pembelian Perangkat Keras : - Komputer Server - 1 Unit : Rp. 19.000.000 - Komputer Operator - 5 Unit (1 unit = Rp.4.000.000) : Rp.20.000.000 o Printer LQ2180 - 1 Unit : Rp.6.000.000 o Router - 1 Unit : Rp.700.000

18

o Kabel LAN - 60 Meter (1 Meter = Rp.2.000) : Rp.120.000 - Perangkat Lunak : - OS Ubuntu Server : Rp.50.000 - OS Windows 7 - 5 License (1 License = Rp.1.100.000) : Rp.5.500.000 - Pembelian Domain dan Hosting : Rp 1.800.000 / tahun - Pembuatan Website : Rp. 50.000.000 - Instalasi domain : Rp 700.000 - Bandwidth Internet Indosat 1Mbps : Rp.2.000.000 / bulan

19

3.2.4 WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS) 3.2.5 SCHEDULLE PROYEK

20

BAB IV PENUTUP Dari hasil pemantauan kelayakan yang diharapkan dapat : Efesiensi Efesiensi waktu dan tenaga merupakan alasan kuat, mengapa konsumen lebih menyukai pemesanan tiket via online. Sebagian konsumen tidak mau bersusah-susah antri di depan loket, cukup buka situs penjual tiket pesawat online dan melakukan transaksi sesuai petunjuk yang ada, kemudian melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit maupun kartu debit bank tertentu, tiket sudah didapatkan (dikirimkan via email) dan proses transaksi selesai. Kepastian Harga Harga yang ditawarkan dari situs online adalah harga resmi yang dikeluarkan dari maskapai penerbangan, jadi tidak perlu khawatir adanya harga lain selain harga yang tertera disana. Malah ada opereator penerbangan komersil yang menawarkan promosi tiket murah, dengan syarat memesan jauh-jauh hari. Jadwal Keberangkatan Jelas Dalam situs penjualan online terpampang data valid berupa jadwal penerbangan setiap maskapai penerbangan. Kalau ada perubahan penerbangan pasti ada notifikasi kepada penumpangnya baik itu via email maupun via telpon atau sms. Hebatnya lagi, ada maskapai penerbangan yang memberi garansi kepada konsumennya berupa ganti rugi jika ada delay lebih dari tiga jam. Ini merupakan komitmen dari industri penerbangan nasional maupun internasional demi kepuasan pelanggan. Tidak ada lagi Calo Dengan hadirnya bisnis tiket online, maka kesempatan calo mempermainkan harga tiket secara ilegal tidak ada lagi. Dulu ketika transaksi secara manual, banyak sekali calo berkeliaran menawarkan tiket dengan harga diluar kewajaran. Apalagi dengan adanya musim mudik, tiket

21

cepat habis karena diborong duluan oleh calo. Aksi ilegal ini menjadi hambatan bagi bisnis jasa transportasi Indonesia. Maka diharapkan dengan penguasaan pengoperasian dan dukungan infrastruktur tiket online ini, diharapkan pemilik bisnis dan dunia transportasi pada umumnya bisa lebih mendekatkan diri dengan pelanggannya, dengan harapan pelayanan harga dan kepuasan pelanggan terjamin.

22

Anda mungkin juga menyukai