Anda di halaman 1dari 12

CINCIN NEWTON

A. Tujuan
1. Mempelajari pengukuran panjang gelombang
cahaya berdasarkan pola interferensi cincin Newton.
2. Menentukan panjang gelombang cahaya laser yang
digunakan.
B. Dasar Teori
Fenomena cincin Newton merupakan bagian dari interferensi pada
selaput tipis. Berdasarkan percobaan, selaput tipis yang mengakibatkan pola
interferensi ini terbentuk oleh permukaan cembung lensa plan konveks yang
ditempelkan di atas bidang datar lensa plan paralel.
Jika seberkas sinar jatuh tegak lurus pada permukaan lensa cembung
datar, mak sebagian dipantulkan dan sebagian diteruskan. Sinar yang
diteruskan mengenai permukaan lengkung lensa, sebagian dipantulkan
sebagian dibiaskan menembus lensa keluar melalui lapisan tipis udara dan
jatuh ke permukaan lensa plan parallel. Berkas ini sebagian akan
dipantulkan menembus lensa kembali dengan suatu pergeseran fase sesuai
dengan ketebalan lapisan udara yang bervariasi. Bagian sinar yang
dipantulkan oleh permukaan lengkung dan sinar yang dipantulkan oleh lensa
plan parallel setelah melalui lapisan tipis akan berinterferensi sehingga
membentuk pola lingkaran-lingkaran gelap terang yang sepusat. Lingkaran-
lingkaran ini yang dikenal dengan cincin Newton.
Pola interferensi yang terbentuk merupakan pola terang-gelap-terang.
Hal ini karena bergantung pada sifat interferensinya. Pada dua gelombang
yang sefase diperoleh pola gelap dan gelombang yang berbeda fase
diperoleh pola terang. Hal ini karena salah satu gelombang cahaya
mengalami loncatan fase sebesar ro(180
o
) yang kemungkinan terjadi pada
refleksi dipermukaan selaput dengan udara / pada transmisinya. Gelombang
cahaya yang mengalami loncatan fase adalah sinar yang direfleksikan oleh
permukaan selaput bagian atas sinar yang lain. Baik yang ditransmisikan
maupun yang direfleksikan oleh permukaan bagian bawah yang tidka
mengalami loncatan fase. Hal ini karena gelombang hanya akan mengalami
perubahan fase jika refleksi terjadi oleh medium yang lebih tinggi indeks
refleksinya. Atau dengan kata lain sinar yang mengalami loncatan fase
adalah sinar dari selaput udara (bagian atas) menuju lensa plan konveks.
Jika yang diukur jari-jari lingkaran gelap, maka panjang gelombang
sinar yang digunakan dapat dihitung dengan persamaan :
mR
rm n
med
2


Dengan m = 0, 1, 2, 3, ; n
med
= 1 ( udara ), dan rm adalah jari-jari cincin.
Jika rm merupakan jari-jari yang teramati maka jari-jari cincin yang
sebenarnya adalah
1
]
1



nR
n d
rm rm
) 1 (
1 '
dengan d adalah ketebalan lensa
C. Peralatan
1. lensa plan paralel
2. laser
d
Laser
Lensa datar-cembung
Lapisan udara dengan
ketebalan bervariasi
R

3. cermin
4. lensa datar
cembung
Gambar 1. Set percobaan cincin Newton
D. Prosedur Eksperimen
1. Mengeset peralatan seperti gambar diatas.
2. Menemukan pola lingkaran-lingkaran gelap dan
terang yang sepusat seperti gambar berikut.
3. Mengukur jari-jari lingkaran gelap pertama, kedua,
ketiga, dst.
4. Mengukur tebal lensa datar-cembung, jarak
focusnya, dan jari-jari kelengkungannya.
E. Data Pengamatan
No m rm
1 1 0
2 2 0,05
3 3 0,07
4 4 0,13
5 5 0,17
6 6 0,20
7 7 0,25
8 8 0,30
F. Analisis Data
1. menghitung jari-jari kelengkungan lensa :
d
r d
R
r d Rd
r d Rd R R
r d R R
2
2
2
) (
2 2
2 2
2 2 2 2
2 2 2
+

+
+ +
+
Diketahui d = 3.16mm
r = 36.7 mm, maka
Dari rumus diketahui
dimana n = indek bias lensa ( n = 1.5 )
d = ketebalan lensa
nst rm = 0.01 mm
nst tebal lensa = 0.01 mm
d
R
r
mm
d
r d
R
7 . 214
32 . 6
89 . 1346 986 . 9
16 . 3 2
) 7 . 36 ( ) 16 . 3 (
2
2 2
2 2

1
]
1



nR
n d
rm rm
) 1 (
1 '
Tebal lensa cembung-datar =
3.16 mm
R = 36.7 mm
R = jari-jari lensa
rm = jari-jari sebenarnya
rm= jari-jari yang teramati
Gelap pertama
mm
nR
n d
rm rm
030 . 0
095 . 0 03 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 03 . 0
) 1 (
1 '


1
]
1



1
]
1



Gelap kedua
mm
rm
070 . 0
095 . 0 07 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 07 . 0


1
]
1



Gelap ketiga
mm
rm
119 . 0
095 . 0 12 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 12 . 0


1
]
1



Gelap keempat
mm
rm
159 . 0
095 . 0 16 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 16 . 0


1
]
1



Nilai ketakpastian Srm
Gelap pertama
Gelap kelima
mm
rm
199 . 0
095 . 0 2 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 2 . 0


1
]
1



Gelap keenam
mm
rm
229 . 0
095 . 0 23 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 23 . 0


1
]
1



Gelap ketujuh
mm
rm
259 . 0
095 . 0 26 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 26 . 0


1
]
1



Gelap kedelapan
mm
rm
299 . 0
095 . 0 3 . 0
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1 3 . 0


1
]
1



( ) ( )
3
14 18 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
2 2
2
2
2 2
2
2
2 2 2
10 317 . 3
10 41 . 2 10 22 . 5 10 10 . 1
10 16 . 5 03 . 0 10 61 . 7 03 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3
005 . 0
3
2
7 . 214 5 . 1
1 5 . 1
' 005 . 0
3
2
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
' 005 . 0
3
2
7 . 214 5 . 1
) 1 5 . 1 ( 16 . 3
1
3
2 1
'
3
2 1
' '
3
2 1
1
3
2
3
2
'
3
2
'





+ +
+ +
+ +

,
_

+
,
_


+
,
_




,
_


+
,
_


+
,
_

rm rm
rm rm
d
nR
n
rm R
nR
n d
rm rm
nR
n d
d
d
rm
R
R
rm
rm
rm
rm
Srm
Gelap kedua
3
13 17 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
10 317 . 3
10 31 . 1 10 843 . 2 10 10 . 1
10 16 . 5 07 . 0 10 61 . 7 07 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3





+ +
+ +
+ + rm rm Srm
Gelap ketiga
3
13 17 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
10 317 . 3
10 857 . 3 10 355 . 8 10 10 . 1
10 16 . 5 12 . 0 10 61 . 7 12 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3





+ +
+ +
+ + rm rm Srm
Gelap keempat
3
13 16 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
10 317 . 3
10 856 . 6 10 485 . 1 10 10 . 1
10 16 . 5 16 . 0 10 61 . 7 16 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3





+ +
+ +
+ + rm rm Srm
Gelap kelima
3
12 16 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
10 317 . 3
10 071 . 1 10 321 . 2 10 10 . 1
10 16 . 5 2 . 0 10 61 . 7 2 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3





+ +
+ +
+ + rm rm Srm
Gelap keenam
3
12 16 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
10 317 . 3
10 417 . 1 10 069 . 3 10 10 . 1
10 16 . 5 23 . 0 10 61 . 7 23 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3





+ +
+ +
+ + rm rm Srm
Gelap ketujuh
3
12 16 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
10 317 . 3
10 810 . 1 10 922 . 3 10 10 . 1
10 16 . 5 26 . 0 10 61 . 7 26 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3





+ +
+ +
+ + rm rm Srm
Gelap kedelapan
3
12 16 5
2
6
2
8
2
3
2
6
2
8
2
3
10 317 . 3
10 41 . 2 10 222 . 5 10 10 . 1
10 16 . 5 3 . 0 10 61 . 7 3 . 0 10 317 . 3
10 16 . 5 ' 10 61 . 7 ' 10 317 . 3





+ +
+ +
+ + rm rm Srm
Mencari besarnya panjang gelombang sinar laser yang digunakan yaitu
dengan rumus dengan = panjang gelombang sinar laser
n
med
= indeks bias medium (n
udara
= 1)
rm = jari-jari cincin sebenarnya
m = gelap ke(1,2,3,)
R = jari-jari kelengkungan lensa
Dari rumus diatas maka :
Gelap pertama
mm
mR
rm n
med
6
2
2
10 19 . 4
7 . 214 1
) 03 . 0 ( 1


mR
rm n
med
2


mm
m
rm
m
rm
m
rm
m
rm
R
mR
rm n
Srm
mR
rm n
R
R
Srm
rm
S
med med
7
21 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2 2
10 15 . 6
10 15 . 4 10 78 . 3
10 23 . 7
1
03 . 0
10 06 . 2
1
03 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2
005 . 0
3
2
7 . 214
1
10 317 . 3
3
2
7 . 214
1 2
3
2
3
2 2
3
2
3
2


+
+
+

Gelap kedua
mm
mR
rm n
med
5
2
2
10 13 . 1
7 . 214 2
) 07 . 0 ( 1


Gelap ketiga
mm
mR
rm n
med
5
2
2
10 21 . 2
7 . 214 3
) 12 . 0 ( 1


Gelap keempat
mm
mR
rm n
med
5
2
2
10 95 . 2
7 . 214 4
) 16 . 0 ( 1


Gelap kelima
mm
m
rm
m
rm
S
7
20 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
10 17 . 7
10 08 . 3 10 15 . 5
10 23 . 7
2
07 . 0
10 06 . 2
2
07 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2





+
+
+

mm
m
rm
m
rm
S
7
19 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
10 20 . 8
10 18 . 1 10 72 . 6
10 23 . 7
3
12 . 0
10 06 . 2
3
12 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2





+
+
+

mm
m
rm
m
rm
S
7
19 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
10 20 . 8
10 10 . 2 10 72 . 6
10 23 . 7
4
16 . 0
10 06 . 2
4
16 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2





+
+
+

mm
mR
rm n
med
5
2
2
10 69 . 3
7 . 214 5
) 2 . 0 ( 1


Gelap keenam
mm
mR
rm n
med
5
2
2
10 07 . 4
7 . 214 5
) 23 . 0 ( 1


Gelap ketujuh
mm
mR
rm n
med
5
2
2
10 45 . 4
7 . 214 7
) 26 . 0 ( 1


Gelap kedelapan
mm
mR
rm n
med
5
2
2
10 19 . 5
7 . 214 8
) 3 . 0 ( 1


mm
5
5
10 01 . 3
8
10 ) 19 . 5 45 . 4 07 . 4 69 . 3 95 . 2 21 . 2 13 . 1 19 . 4 (


+ + + + + + +

mm
m
rm
m
rm
S
7
19 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
10 20 . 8
10 28 . 3 10 72 . 6
10 23 . 7
5
2 . 0
10 06 . 2
5
2 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2





+
+
+

mm
m
rm
m
rm
S
7
19 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
10 86 . 7
10 99 . 3 10 17 . 6
10 23 . 7
6
23 . 0
10 06 . 2
6
23 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2





+
+
+

mm
m
rm
m
rm
S
7
19 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
10 61 . 7
10 78 . 4 10 80 . 5
10 23 . 7
7
26 . 0
10 06 . 2
7
26 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2





+
+
+

mm
m
rm
m
rm
S
7
19 13
2
8
2
2
5
2
8
2
2
5
10 69 . 7
10 49 . 6 10 91 . 5
10 23 . 7
8
3 . 0
10 06 . 2
8
3 . 0
10 23 . 7 10 06 . 2





+
+
+

mm
S
7
7
10 63 . 7
8
10 ) 69 . 7 61 . 7 86 . 7 20 . 8 20 . 8 20 . 8 17 . 7 15 . 6 (


+ + + + + + +

Ralat relative
Maka panjang gelombang sinar laser yang digunakan adalah = ( 3.01
0.0763 )10
-5
mm dengan ralat 2.533 %
G. Pembahasan
1. Dari hasil perhitungan dalam anlisis data diatas, diperoleh besarnya
pajang gelombang sinar laser yang digunakan sebesar = ( 3.01
0.0763 )10
-5
mm dengan ralat 2.533 %. Terdapatnya nilai ralat tersebut
menandakan masih terdapatnya kesalahan dalam melakukan praktikum.
Kemungkinan kesalahan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
Sulitnya menentukan interferensi gelap-terang yang jelas.
Kesalahan paralaks dalam pembacaan jari-jari gelap-
terang ( rm )
Kekurangtepatan dalam menetukan letak posisi terang
pusat sebagai pusat koordinat
2. Gambar jalannya sinar pada peristiwa interferensi pada cincin
Newton
% 533 . 2
% 100
10 63 . 7
10 01 . 3
% 100
7
5

S
R
3. Menurunkan persamaan-persamaan yang digunakan pada
persamaan (1) dan (2)
jari-jari kelengkungan lensa :
Sebuah lensa dengan jari-jari kelengkungan R berada di atas bidang
lensa planparalel dan kemudian diberi sinar dari atas oleh sumber cahaya
yang mempunyai panjang gelombang tertentu. Sinar yang sampai pada
selaput tipis ( udara ) terjadi karena adanya refraksi pada bagian bawah
lensa oleh medium dengan indeks refraksi yang lebih besar maka terjadi
perbedaan fase sebesar 180
0
dan terjadi interferensi, sehingga persamaan
interferensi menjadi :
2 d n = m dengan m = 0, 1, 2, 3, 4, ..(1)
Indeks bias udara n = 1, sehingga dapat ditulis
d
R
r
d
r d
R
r d Rd
r d Rd R R
r d R R
2
2
2
) (
2 2
2 2
2 2 2 2
2 2 2
+

+
+ +
+
2
1
2
1
1
1
]
1

,
_

R
r
2
1
2
2 2
1
1
1
]
1

,
_



R
r
R R
r R R d
Nilai dapat diuraikan menurut teorema binomial
...
! 3
) 2 )( 1 (
! 2
) 1 (
1 ) 1 (
3 2
+

+

+ + + x
p p p
x
p p
px x
p
sehingga

'

1
1
]
1

,
_

,
_


1
1
]
1

,
_

....
! 2
1
1
2
1
2
1
2
1
1
4 2
R
r
R
r
R R d
, karena nilai
R
r
semakin kekanan semakin kecil atau 1 <<
R
r
maka diambil dua
baris saja, maka :
R
r
d
R
r R
R R d
R
r
R R d
2
2
2
1
1
2
2
2

,
_

,
_

1
1
]
1

,
_


Disubstitusikan ke persamaan (1) menjadi :
mR
n r
m
R
n r
m n
R
r
2
2
2
2
2


4. jika lapisan tipis diisi dengan zat cair maka masih terjadi
interferensi, tetapi karena perbedaan indeks bias antara zat cair dengan
udara maka nilai rm akan berbeda dengan nilai rm lapisan tipis berisi
udara. Dan panjang gelombang sinar akan tetap sama asalkan sumber
sinar yang digunakan sama karena panjang gelombang tidak
berpengaruh terhadap indeks bias medium.
5. jika sumber sinar menggunakan sinar polikromatik ( putih ) maka
akan tetap terjadi pola gelap-terang, tetapi pada pola terang tidak hanya
satu warna tatapi beragam warna ( pelangi ). Hal ini karena cahaya putih
setelah melewati lensa terdispersi menjadi beragam warna (pelangi)
karena setiap warna tersebut mempunyai panjang gelombang yang
berbeda dan kemudian warna-warna tersebut berinterfernsi.
mR
rm n
med
2

terbukti
H. Kesimpulan
1. Interferensi gelombang cahaya pada cincin Newton
membentuk seperti cincin, hal terjadi karena cahaya tersebut melalui
selaput tipis yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda dan semakin
ke tepi semakin tebal selaputnya. Dan pola gelap terang terjadi karena
beda fase dari geombang tersebut. Panjang gelombang di dapat dengan
menggunakan persamaan
dengan
2. Dari praktikum dan hasil analisis data didapatkan besarnya
panjang gelombang sinar laser yang duganakan yaitu = ( 3.01 0.0763
)10
-5
mm dengan ralat 2.533 %
I. Daftar Pustaka
Ramalis, Taufik Ramalis. 2003. GELOMBANG DAN OPTIK. Bandung :
IMSTEP.
Tim. 2008. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Malang : Fisika
FMIPA.
Zajac, Alfred. 1987. HECTH OPTICS. Freeport : Addision Wesley
Publishing Company.inc.
mR
rm n
med
2


1
]
1



nR
n d
rm rm
) 1 (
1 '

Anda mungkin juga menyukai