1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia menjadi tempat / sasaran yang strategis untuk penggunaan teknologi termasuk teknologi di bidang kesehatan. Banyaknya penawaran teknologi dengan berbagai promosi kecanggihan merupakan hal yang perlu dicermati agar user (pengguna) tidak terjebak oleh hal hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Mekanisme pengambilan keputusan yang baik yang berdasarkan fakta (evidence based) dan dapat dipertanggungjawabkan tentunya diharapkan dapat menjadi solusi terbaik bagi para penentu kebijakan bidang kesehatan sebagai regulator maupun sebagai user. Health Technology Assessment (HTA) merupakan suatu metode analisis mengenai teknologi maupun masalah yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi efektivitas, efisiensi, keamanan, kualitas teknologi, dampak ekonomi, sosial dan etika yang bertujuan untuk memberikan masukan bagi pembuat kebijakan di bidang kesehatan. Namun penggunaan teknologi biasanya juga diikuti oleh beban biaya. Bahkan penggunaan teknologi baru yang berlebihan dapat memicu inflasi biaya kesehatan di negara AS. Rumah sakit, tempat 40-60% pelayanan menggunakan teknologi kesehatan sangat terpengaruhi oleh penambahan biaya akibat penggunaan teknologi kedokteran mutakhir. Walaupun begitu, banyaknya teknologi kesehatan baru yang dikembangkan belum tentu semuanya dapat meningkatkan mutu pelayanan. Di beberapa negara, adopsi dan penggunaan teknologi distimulasi oleh pasien dan insentif dokter untuk mencari keuntungan potensial namun kurang memperhatikan biaya, pihak ketiga sebagai pembayar, malpraktik, kompetisi penyedia layanan dan marketing efektif teknologi. HTA juga dimaksudkan untuk memberikan masukan bagi pembuat kebijakan mengenai penggunaannya dalam pelayanan kesehatan agar dapat memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Kementerian Kesehatan sebagai institusi pemerintah sangat peduli terhadap keamanan dan keselamatan pasien serta pembiayaan kesehatan. Untuk itu adanya HTA merupakan sebuah kebutuhan dalam rangka membangun sistem pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien serta memperhatikan aspek legal, etik dan sosial di sarana kesehatan. Dengan menerapkan teknologi kesehatan sesuai rekomendasi HTA diharapkan tercapai pelayanan prima berbasis bukti yang dapat diterima masyarakat. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan telah membuat beberapa rekomendasi bagi pembuat kebijakan dalam menentukan kebijakan di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan. Namun pada kenyataannya belum semua para penentu kebijakan / user di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menerapkan prinsip prinsip HTA dalam setiap pengambilan keputusan. Oleh karena itu dipandang perlu dilakukan bimbingan teknis HTA di lingkup manajemen Kementerian Kesehatan. 1
2. Tujuan a. Agar setiap unit teknis mempunyai pemahaman yang sama mengenai penyelenggaraan HTA. b. Koordinasi dan sinergisitas program HTA antar unit teknis untuk menyusun suatu kesepakatan penyelenggaraan HTA 3. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan a. Pelaksana Kegiatan Subdit Bina Yankes Rujukan di RS Khusus dan Fasyankes Lainnya Narasumber : 4 orang Peserta : 36 orang b. Penanggungjawab Kegiatan Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
4. Jadwal Kegiatan a. Waktu Pelaksanaan kegiatan Terlampir. b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Terlampir. 5. Peserta (terlampir) 6. Biaya Dibebankan pada DIPA Ditjen Bina Upaya Kesehatan TA 2013. 7. Tujuan a. Agar setiap unit teknis mempunyai pemahaman yang sama mengenai penyelenggaraan HTA. b. Koordinasi dan sinergisitas program HTA antar unit teknis untuk menyusun suatu kesepakatan penyelenggaraan HTA 8. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan a. Pelaksana Kegiatan Subdit Bina Yankes Rujukan di RS Khusus dan Fasyankes Lainnya Narasumber : 6 orang Peserta : 30 orang b. Penanggungjawab Kegiatan Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Terlampir. 10. Peserta (terlampir) 11. Biaya Dibebankan pada DIPA Ditjen Bina Upaya Kesehatan TA 2013. April 2013 Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
dr.
1. SAM Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi 2. Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan 3. Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar 4. Direktur Bina Kesehatan Jiwa 5. Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan 6. Direktur Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik 7. Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alkes, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Ditjen Binfar 8. Direktur Bina Kesehatan Anak, Ditjen GKIA 9. Direktur Bina Kesehatan Ibu, Ditjen GKIA 10. Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Badan Libangkes 11. Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes 12. Kasubdit Bina Pelayanan Kesehatan Dasar, Dit. BUK Dasar 13. Kasubdit Bina Yankes Khusus, Usila dan Pelayanan Darah, Dit. BUK Dasar 14. Kasubdit Bina Yankes Gigi dan Mulut, Dit. BUK Dasar 15. Kasubdit Bina Yankes Rujukan di RS Khusus dan Fasyankes Lainnya, Dit. BUK Rujukan 16. Kasubdit Bina Yankes Rujukan di RS Pendidikan, Dit. BUK Rujukan 17. Kasubdit Bina Yankes Rujukan di RS Publik, Dit. BUK Rujukan 18. Kasubdit Bina Yankes Rujukan di RS Privat, Dit. BUK Rujukan 19. Kasubdit Bina Kesehatan Jiwa di Fasyankes, Dit. Bina Kesehatan Jiwa 20. Kasubdit Bina Peralatan Medis di Fasyankes, Dit. Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan 21. Kasubdit Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan, Kasubdit Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan, Dit Jangmed 22. Kasubdit TB, Kasubdit TB, Dit. P2M, P2PL 23. Kasubdit AIDS, Kasubdit AIDS, Dit. P2M, P2PL 24. Kasubdit Pengendalian ISPA, Dit. P2M, P2PL
25. Kasubdit Bina Kes.Ibu Bersalin dan Nifas, Ditjen Gikia 26. Kasubdit Bina Kelangsungan Hidup Bayi, Ditjen Gikia 27. Kepala Bagian Program dan Informasi, Setditjen BUK 28. Kepala Bagian Hukormas, Setditjen BUK 29. Kasi Bimev Subdit Bina Yankes Rujukan di RS Khusus dan Fasyankes Lainnya, Dit. BUK Rujukan 30. Ka Sub Bag Hukum, Ditjen. P2PL 31. dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA, RSUP Fatmawati 32. DR. dr. Ali Sungkar, SpOG 33. Staf RS Khusus, Dit. BUK Rujukan 7 orang
Pelaksanaan Penilaian Teknologi Kesehatan (HTA) dalam Rangka Kendali Mutu dan Biaya Bagi Pengambil Kebijakan #
Dody Firmanda Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta
Disampaikan pada Acara Bimbingan Teknis Penilaian Teknologi Kesehatan (Health Technology Assessment) diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI di Hotel Royal Kuningan Jakarta 25-27 April 2013.
PPK
DF2004
Efisiensi 1 Rp
Unit Cost
Sistem Jelas
Aktivitas Tepat
Inputs
Outputs
Episode of Care LOS
Outcomes
Risk Adjusted Mortality
1. SISTEM
Peraturan Presiden RI No. 12/2013 Jaminan Kesehatan
Peraturan Menkes RI No. 755/2011 Komite Medik Peraturan Menkes RI No. 1438/2010 Standar Pelayanan Kedokteran UU RI No. 44/2009 Psl 36
No. 1438/Menkes/Per/IX/2010
Panduan Praktik Klinis 1. Pengertian (Definisi) 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan Fisik 4. Kriteria Diagnosis 5. Diagnosis 6. Diagnosis Banding 7. Pemeriksaan Penunjang 8. Terapi 9. Edukasi 10.Prognosis 11. Kepustakaan Clinical Pathways Algoritme Protokol Prosedur Standing Order
PerMenKes No 1438/IX/2010 Standar Pelayanan Kedokteran (SPK) Berita Negara Tahun 2010 No 464 24 Sept 2010
DF2010
PMK 1438/2010
PMK 755/2011
2. AKTIVITAS
Peraturan Presiden RI Peraturan Pelaksanaan BPJS Kesehatan No. 12/2013 25-11-2012 (UU 24/2011 Psl 70a) Managed Care
SJSN KESEHATAN
P M D 6 1 / 2 0 0 7 B L U D
P P 2 3 / 2 0 0 5 B L U
P P 7 4 / 2 0 1 2 B L U
Pathways
Guidelines
SPK PNPK/PPK
Performance Measurement
Performance Measurement
KMK 1027/2004, KMK 1197/2004 KMK 830/2009, PP 51/2009 PMK 2406/211, PMK 02.02/2010
Hospital Malnourished KMK 374/2007, KMK 913/201 Near Missed PMK 1691/2011
1. 2. Hospital Health Promotion Discharged Planning PMK 4/2012
PMK 411/2010
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
76.9 87.8
71.0
IRNA
Rerata Hari Rawat (means + 1.96 SE) Pneumonia 6 5.5 5 4.5 4 3.5 3 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Rerata Hari Rawat (means + 1.96 SE) Pneumonia 6 5.5 5 4.5 4 3.5 3
n = 98 n = 115 n = 106 n = 110 n = 96 n = 102 n = 116
2006
2007
2008
2009 2010
2011
2012
N
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 9
25th Centiles
44 37
75th Centiles
50th Centiles
LOS
Rp
INA CBG
30% 30% 20% 30%
10% 30%
30%
Jasa Pelayanan
Rupiah
1 2 3
4
Volume Pelayanan
.. SARAN SELANJUTNYA:
Peraturan Menkes RI No. 755/2011 Komite Medik Peraturan Menkes RI No. 1438/2010 Standar Pelayanan Kedokteran UU RI No. 44/2009 Psl 36
Prosedur Tindakan
Panduan Praktik Klinis Tingkat Layanan Rujukan Panduan Praktik Klinis RS Tingkat Layanan Primer Panduan Praktik Klinis : Praktik Mandiri Panduan Praktik Klinis : Dokter Keluarga E Katalog Aktivitas Kementerian Kesehatan INA ABF E Katalog Kementerian Kesehatan INA CBG INA HRG
BUMN /D